Disusun Oleh:
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN PERIKANAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
dan rahmatnya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Adapun
makalah ini membahas tentang “Non point source pollution (Diffuse Pollution)”.
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk pemenuhan tugas mata kuliah
Pencemaran Perairan..
Saya menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Oleh Karena itu sangat
diharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
2.6 Penanggulangan Pencemaran Teknologi Inovatif untuk Polusi NPS Kontrol ............ 15
3.2 Saran......................................................................................................................... 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Secara alami siklus air merupaka hal yang dapat diprediksi kejadiannya
dengan menggunakan teknologi, namun belakang ini siklus tersebut telalah banyak
mengalami pergeseran bahkan tidak menentu. Hal ini bisa disebabkan oleh ketidak
setabilan suhu dipermukaan bumi. Banyak hal yang mempengaruhi perubahan suhu
sehingga pasokan air dipermukaan bumi mengalami siklus yang tidak menentu.
Hampir sebagian besar makhluk hidup dipermukaan bumi memerlukan air terutama
pasokan air bersih, namum untuk menjaga kemurnian air tidaklah mudah. Banyaknya
pencemaran yang terjadi yang dapat memicu terganggunya kebutuhan air bersih.
Air yang tersebar di alam tidak pernah terdapat dalam bentuk murni, tetapi
bukan berarti semua air sudah terpolusi. Sebagai contoh, meskipun di daerah
pegunungan atau hutan yang terpencil dengan udara yang bersih dan bebas dari
polusi, air hujan selalu mengandung bahan-bahan terlarut seperti CO2, O2 dan N2,
serta bahan-bahan tersuspensi seperti debu dan partikel-partikel lainnya yang terbawa
dari atmosfer. Pencemaran air menurut Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001
adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau
komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun
1
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan
peruntukannya.
Sumber pencemar (polutan) dapat berupa suatu lokasi tertentu (point source)
atau tak tentu/ tersebar (non-point/diffuse source). Sumber pencemar point source
misalnya kenalpot mobil, cerobong asap pabrik dan saluran limbah industri.
Pencemar yang berasal dari point source bersifat lokal. Efek yang ditimbulkan dapat
ditentukan berdasarkan karakteristik spesial kualitas air. Volume pencemar dari point
source biasanya relatif tetap. Sumber pencemar non-point source dapat berupa point
source dalam jumlah yang banyak. Misalnya: limpasan dari daerah pertanian yang
mengandung pestisida dan pupuk, limpasan dari daerah permukiman (domestik), dan
limpasan dari daerah perkotaan.
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Polusi nonpoint source merupakan kebalikan dari polusi point source. Bila
polusi point source berasal dari satu titik, jenis polusi ini sumbernya berasal dari area
yang luas. Sehingga, polusi nonpoint lebih sulit untuk diidentifikasi dan juga lebih
sulit untuk diatasi.
Limpasan ( run off ) dari daerah perkotaan dan pinggiran kota merupakan
sumber utama polusi sumber nonpoint. Sampah-sampah domestik yang dibuang dapat
menjadi komponen dari limpasan sumber polusi nonpoint. Polusi nonpoint terjadi
ketika air bergerak melintasi tanah dan membawa polutan alami maupun buatan
manusia, yang kemudian dapat terkumpul di danau, sungai, lahan basah, perairan
pantai, dan bahkan air tanah. Air yang membawa polusi nonpoint dapat berasal dari
proses alami seperti hujan dan salju yang mencair, atau dari aktivitas manusia seperti
irigasi lahan pertanian.
Sebagai contoh, bayangkan kondisi jalanan kota saat terjadi badai. Saat air
hujan mengalir di atas aspal jalanan, air hujan membasahi tetesan minyak yang bocor
dari mesin mobil, partikel karet ban, kotoran, dan sampah yang berserakan. Limpasan
lalu masuk ke saluran pembuangan dan berakhir di sungai terdekat.
Air limpasan merupkan penyebab utama dari pencemaran nonpoint. Hal ini
menjadi masalah besar di perkotaan akibat banyaknya wilayah terbangun seperti
jalanan dan rumah-rumah. Jumlah polutan yang terbawa dari satu blok kota mungkin
sedikit, namun bila diakumulasikan jumlahnya dari sebuah kota, jumlahnya menjadi
sangat besar. Di daerah pedesaan, limpasan air hujan dapat membawa pestisida dan
pupuk dari lahan-lahan pertanian dan kemungkinan besar akan berakhir di sungai-
sungai dan danau.
3
Polutan di udara merupakan kontributor utama dari hujan asam. Hujan asam
terbentuk di atmosfer ketika sulfur dioksida dan nitrogen oksida bergabung dengan
air. Karena hujan asam dihasilkan dari akumulasi polutan-polutan dari banyak pabrik
dan pembangkit listrik, polutan pembentuk hujan asam dianggap sebagai polusi
nonpoint.
4
dalam kondisi sudah sangat tercemar karena kandungan nitrogen dan fosfor yang
tinggi pada air sungainya. Diperkirakan hal ini disebabkan oleh kegiatan pertanian
dan peternakan yang banyak membuang kelebihan pupuk dan kotoran hewan ke
sungai tersebut.
Polusi point source adalah polusi yang sumbernya berasal dari 1 titik
pembuangan, seperti pabrik, selokan, dan cerobong asap. Polusi point mudah
diidentifikasi karena seperti pada sebutannya, sumber pencemaran berasal dari satu
tempat.
Pabrik dan instalasi pembangkit listrik dapat menjadi sumber polusi point
source dalam skala besar yang memengaruhi atmosfer dan perairan di sekitarnya.
Cerobong asap pada pembangkit listrik dan pabrik-pabrik sering kali mengeluarkan
karbon monoksida, logam berat, sulfur dioksida, nitrogen dioksida, atau partikel-
partikel aerosol ke udara. Selain itu, kilang minyak, pabrik kertas, dan pabrik
otomotif banyak menggunakan air sebagai bagian dari proses produksinya yang pada
akhirnya sering kali membuang air limbah yang mengandung polutan kimia
berbahaya ke sungai, danau, ataupun laut di sekitarnya.
Instalasi pengolahan air limbah kota juga merupakan sumber polusi point
source lainnya yang umum ditemukan. Air limbah dari pabrik pengolahan dapat
membuang nutrisi dan mikroba berbahaya ke saluran air. Nutrisi yang berlebihan
dapat menyebabkan pertumbuhan alga yang merajalela di air dan menyebabkan
eutrofikasi.
5
KASUS POLUSI POINT SOURCE
Terdapat beberapa contoh kasus polusi point yang memiliki dampak signifikan bagi
lingkungan sekitar. Beberapa kasus ini ditelusuri oleh Office of Respose and
Restoration, NOAA.
Tragedi yang terjadi di anjungan lepas pantai di Teluk Meksiko ini menjadi
bencana tumpahan minyak terbesar di dunia hingga saat ini. Tragedi yang terjadi pada
20 April 2010 tersebut diprediksi menumpahkan lebih dari 4.9 juta barel minyak
bumi ke lautan.
Pada 5 September 2004, air asam keluar dari sistem penyimpanan milik
Mosaic Fertilizer, LLC selama Badai Frances di Florida. Tumpahan tersebut
mencemari hampir 10 hektar padang lamun dan lebih dari 135 hektar habitat lahan
basah, termasuk hampir 80 hektar hutan bakau.
6
2.3 Sumber Utama Pencemaran
Berdasarkan bentuk sebarannya, sumber pencemaran air dibagi menjadi dua, yaitu :
7
pengukuran kadar polusi yang terjadi pada polusi tersebar, yaitu pendekatan
yang dilakukan dalam menghitung jumlah polusi yang terjadi karena sumber
polusi tersebar bisa berasal dari berbagai sumber. Oleh sebab itu telah
ditemukan formula dalam menentukan kandungan polusi tersebar yaitu
onedimensional Streeter-Phelps (S-P) model (Yang, 2010 : 32).
b. Sumber pencemaran titik (point source pollution) Sumber pencemaran titik
merupakan sumber pencemaran yang berasal dari titik-titik tertentu di
sepanjang badan air penerima (sungai). Sumber pencemaran ini dapat
diketahui dengan jelas lokasi sumbernya. Sumber pencemaran ini terutama
berasal dari pipa-pipa pembuangan limbah cair dari industri yang tidak
mengolah limbahnya. Selain itu pencemaran ini juga berasal dari buangan
hasil pengolahan limbah di IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) yang
tidak memenuhi syarat baku mutu air limbah yang ditetapkan.
a) Daerah perkotaan dan pinggiran kota
8
b) Operasi pertanian
c) Input atmosfer
Limpasan jalan raya merupakan persentase kecil tetapi tersebar luas dari
semua polusi sumber non-titik. Harned (1988) memperkirakan bahwa beban limpasan
terdiri dari kejatuhan atmosfer (9%), pengendapan kendaraan (25%) dan bahan
9
pemeliharaan jalan raya (67%) dia juga memperkirakan bahwa sekitar 9 persen dari
beban ini dihidupkan kembali di atmosfer.
Kehutanan
Pertambangan
10
2.4 Indikator Pencemaran Air
Pencemaran air dapat diketahui dari aspek fisik-kimia dan/atau aspek biologi.
Beberapa indikator pencemar air aspek fisika-kimia adalah sebagai berikut :
A. Ph (derajat keasaman)
B. Suhu
Suhu air berkisar pada 25oC Suhu air pada tiap badan air berbeda-beda
tergantung pada ketinggian dan kondisi geografis. Suhu air di daerah tropis berbeda
dengan suhu, air di daerah subtropis. Air dikatakan tercemar apabila suhu air pada
wilayah tersebut berubah secara drastis.
C. Warna
Air yang memenuhi syarat kesehatan secara umum adalah tidak berasa, tidak
berbau dan tidak berwarna (jernih). Ketiga syarat tersebut bukan sekedar merupakan
syarat estetika, tapi juga merupakan indikasi apakah air tersebut tercemar atau tidak.
Perubahan warna air bisa diakibatkan karena partikel terlarut seperti lumpur,
11
fitoplankton dan mikroorganisme yang bersifat mikroskopis. Sumber pencemaran
warna terutama berasal dari limbah cair industri cat, industri tekstil dan pencelupan
kain, serta industi pewarna pakaian dan makanan.
DO atau oksigen terlarut, adalah banyaknya oksigen yang terlarut dalam satu
liter air (mg/l). Oksigen merupakan gas yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup
untuk proses metabolisme. Kehidupan tumbuhan dan organisme perairan tergantung
dari kemampuan badan air mempertahankan jumlah oksigen terlarut dalam air.
Semakin rendah jumlah oksigen terlarut dalam air menunjukkan makin tingginya
tingkat pencemaran suatu perairan.
BOD atau permintaan oksigen biologis, adalahh jumlah oksigen (dalam mg)
yang diperlukan oleh mikroorganisme (terutama bakteri) untuk proses
penguraian/oksidasi dan stabilisasi bahan organik secara biologis pada kondisi
aerobik (kondisi dimana mikroba tidak dapat hidup tanpa oksigen) dalam satu liter air
limbah. BOD yang tinggi mengindikasikan adanya bahan organik yang tinggi pula,
dan itu berarti tingkat pencemaran di suatu badan air juga tinggi. hal ini dikarenakan
mikroorganisme memerlukan oksigen dalam jumlah besar untuk menguraikan bahan
organik dalam jumlah besar pula.
12
G. Logam Berat
Logam tertentu sejatinya dibutuhkan oleh tubuh, namun dalam jumlah yang
cukup dan tidak berlebih, seperti zat besi untuk pembentukan sel darah merah. Air
dikatakan tercemar apabila kandungan logam di dalam air tersebut melebih batas dan
jumlah yang ditentukan sehingga bersifat racun dan berdampak negatif terhadap
sistem tubuh, jenis logam berat paling berbahaya adalah raksa, perak, tembaga, seng,
nikel, timah hitam, kadmium, arsen dan kromium (Suharto, 2011 :64).
Polutan air merupakan zat yang mencemari air. Polutan memiliki bentuk dan
jenis yang beragam. Menurut bentuknya, polutan air dibagi menjadi tiga, (Arif.Z,
2014 : 15-23) yaitu :
b. Cair, misalnya limbah cair dari industri dan rumah tangga, hujan asam.
c. Gas, misalnya gas karbon dioksida hasil pembakaran dari kendaraan atau asap
pabrik, yang masuk ke dalam air melalui pertukaran udara.
Ciri-ciri air yang mengalami polusi sangat bervariasi tergantung dari jenis air
dan polutannya atau komponen yang mengakibatkan polusi. Contohnya air minum
yang terpolusi mungkin rasanya akan berubah meskipun perubahan baunya sukar
dideteksi, kehidupan hewan air akan berkurang pada sungai yang terpolusi berat, atau
minyak yang terlihat terapung pada permukaan air laut menunjukkan adanya polusi.
Menurut Fardiaz (1992) polutan air dikelompokkan menjadi sembilan kelompok
berdasarkan perbedaan-perbedaan sifatnya :
a. Padatan
b. bahan buangan yang membutuhkan oksigen (oxygen-demanding waste)
c. Mikroorganisme
13
e. Nutrien tanaman
f. Minyak
g. Senyawa anorganik dan mineral
h. Bahan radioaktif
i. Panas
Ada hal penting lainnya yang perlu diperhatikan dalam pengendalian polusi titik dan
tersebar, yaitu kebijakan ekonomi dan kebijakan non ekonomi (Larissa.P, 2014 :47)
14
2.6 Penanggulangan Pencemaran Teknologi Inovatif untuk Polusi NPS
Kontrol
Park dkk. (2016) melakukan studi tiga tahun padaSawah di Korea. Sebuah
praktik konvensional danpengobatan System of Rice Intensification
(SRI)dibandingkan selama studi itu. Studi tersebut melaporkan bahwapengurangan
rata-rata TN, BOD, dan SS dengan pengobatan SRImetode masing-masing adalah
23,8%, 44,4%, 38,6%. SRIpengobatan disarankan sebagai sistem yang bermanfaat
untukpengurangan polusi NPS pertanian dari sawah.Shin dkk. (2016) dilakukan
selama 24 bulanpenelitian plot eksperimental di Korea untuk mengukurpengaruh
perawatan permukaan variabel pada pertanianNPS dan limpasan. Metode perawatan
yang digunakan adalah PlastikSheet Mulches (PM), Straw Mat konjungtif dengan
Polyacrylamide and Gypsum (SPG), dan Straw Mat (SM).Empat petak pada lempung
yang agak miring (2 sampai 8,4%), lempung berpasir,lahan kedelai dievaluasi
sehubungan dengan limpasan dan kualitas air.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sumber polusi terdiri dari sumber polusi titik (Poin Source Pollution)
dan sumber polusi tersebar (Nonpoint Source Pollution). Dimana dalam
perhitungannya sumber polusi tersebar sedikit sulit karean sumbernya bisa
berasal dari berbagai sumber yang sangat sulit terdeteksi.Pengukuran dengan
menggunakan persamaan diatas dapat digunakan untuk menentukan
limpahan polusi dalam kapasitas besar dan dapat menjaga kualitas lingkungan
terutama air menjadi lebih aman bagi kelangsugnan hidup. Hal lain yang perlu
di perhatikan adalah dengn menggunakan sistem PES dan PPP.
Polusi point source adalah polusi yang sumbernya berasal dari 1 titik
pembuangan, seperti pabrik, selokan, dan cerobong asap. Polusi point mudah
diidentifikasi karena seperti pada sebutannya, sumber pencemaran berasal dari satu
tempat.
Polusi nonpoint source merupakan kebalikan dari polusi point source. Bila
polusi point source berasal dari satu titik, jenis polusi ini sumbernya berasal dari area
yang luas. Sehingga, polusi nonpoint lebih sulit untuk diidentifikasi dan juga lebih
sulit untuk diatasi.
3.2 Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
"319 Grant Program for States and Territories". Polluted Runoff: Nonpoint
Source Pollution. EPA. 2019-12-04.
Suharto, 2011, Limbah Kimia Dalam Pencemaran Udara dan Air, CV. Andi,
Yogyakarta. Wisnu.A.W, 2004, Dampak Pencemaran Lingkungan, Edisi Revisi, CV.
Andi, Yogyakarta
17