Anda di halaman 1dari 9

Presentasi Kelompok 10

Mata Kuliah Pengelolaan Pesisir Terpadu

Anggota :
1. Debie Septaria CDA 118 072
2. Elsa Natalina CDA 118 070
3. Suharta CDA 118 076
Outline

01. Isu-isu tentang pengelolaan atau


pemanfaatan wilayah pesisir
berdasarkan ebook pengelolaan
pesisir terpadu

02. Perbedaan dan 03. Apakah isu tersebut


Kesamaan Isu terjadi di wilayah pesisir
Kalimantan Tengah?
1. Isu-isu tentang pengelolaan atau
pemanfaatan wilayah pesisir

Masalah yang terjadi dalam pemanfaatan dan


pengelolaan laut wilayah pesisir yaitu dengan
terabaikannya potensi laut yang lemah akan
pengamanan, lemahnya pengawasan, dan lemahnya
koordinasi dari negara itu sendiri juga kurangnya
perhatian dan pengawasan pada pulau pulau terpencil
yang ada di daerah perbatasan negara kita, akan lebih
baik jika pulau yang ada diperbatasan lebih
diperhatikan agar mencegah timbul nya masalah
dikemudian hari
1. Isu-isu tentang pengelolaan atau
pemanfaatan wilayah pesisir
Salah satu permasalahan di perbatasan yang paling
fenomenal adalah sengketa Sipadan-Ligitan antara
Indonesia dan Malaysia pada 17 Desember 2002, Bangsa
Indonesia dikejutkan dengan keputusan Mahkamah
Internasional mengenai hak kepemilikan Malaysia yang
sah atas Pulau Sipadan-Ligitan. Ada dua faktor yang
menjadi penyebab gagalnya Indonesia mempertahankan
Pulau Sipadan-Ligitan karena
1). Indonesia tidak mencantumkan nama kedua pulau
tersebut dalam Perpu No.4 Tahun 1960 tentang Perairan
Indonesia sebagai bagian dari wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia,
2). Indonesia kalah jauh dari Malaysia yang sudah
terlebih dahulu melakukan tindakan administrative
secara terus menerus terhadap Pulau Sipadan- Ligitan
antara lain, pengoperasian mercusuar sejak awal tahun
1960-an dan kegiatan pariwisata sejak tahun 1980-an.
1. Isu-isu tentang pengelolaan atau
pemanfaatan wilayah pesisir
Dalam ebook ini menjelaskan ketidakjelasan
dan ambiguitas dinyatakan pada pengertian batas zona
pesisir. Beberapa penulis memberi pandangan bahwa
garis batas harus ditentukan oleh isu-isu yang
menyebabkan penciptaan program (pengelolaan zona
pesisir). Batas-batas zona pesisir sering didefinisikan
secara sewenang-wenang atau berbeda secara luas
diantara negara-negara.
Sering kali dikatakan bahwa zona pesisir harus
mencakup luas daratan dari daerah aliran sungai ke laut,
yang secara teoritis akan masuk akal karena ini adalah
zona dimana interaksi biofisik terkuat. Namun untuk tujuan
perencanaan definisi ini sering kali tidak cukup praktis,
karena definisi tersebut akan digunakan untuk area besar
yang berada di seluruh negara. Maka dari itu perlu
pengembangan definisi yang dapat diterima secara
umum untuk istilah zona pesisir untuk mencakup semua
karakteristik dan situasi
1. Isu-isu tentang pengelolaan atau
pemanfaatan wilayah pesisir
 Wilayah pesisir yang menarik dapat dijadikan
sebagai tempat pariwisata dan rekreasi, sehingga
mampu meningkatkan perekonomian daerah atau
Negara, namun dengan adanya tempat rekreasi,
menimbulkan pencemaran dari nitrogen dan
kontaminasi dari limbah.

 Penggunaan garis pantai di prioritaskan untuk


pelabuhan, industri yang berhubungan dengan air,
bandara, suaka margastwa, dan rekreasi b.

 Masalah polusi dengan difusi atau sumber titik


sehingga mmbuat garis pantai mengalami erosi.
Contohnya seperti; beberapa bagian dari pantai
Spanyol mengalami erosi dan daerah dataran rendah
yang berdekatan dengan delta sungai juga berada di
resiko banjir.
2. Perbedaan dan Kesamaan Isu
Dari kedua ebook tersebut terdapat kesamaan, yaitu masalah
yang disebabkan oleh pemanfaatan wilayah pesisir yaitu dengan
terabaikannya potensi laut yang lemah akan pengamanan,
lemahnya pengawasan, dan lemahnya koordinasi dari negara itu
sendiri dan ketidakjelasan zona wilayah pesisir.

Dalam ebook yang pertama lebih focus kepada masalah di


wilayah pesisir Indonesia, sedangkan pada ebook yang kedua
membahas masalah wilayah pesisir yang mencakup seluruh
negara.
3. Apakah isu tersebut terjadi di wilayah pesisir Kalimantan
Tengah?

Dari isu yang telah dibahas, wilayah pesisir juga pernah terjadi di wilayah Kalimantan Tengah,
yaitu kurangnya pengawasan dan keamanan dalam pemanfaatan dan pengelolaan laut wilayah
pesisir tentu terjadi juga di kawasan perairan Kalimantan tengah seperti contohnya kapal
penangkap ikan yang tertangkap di daerah perairan Kumai , pangkalan Bun, Kotawaringin barat
yang kapal ikan nya berasal dari Makassar namun tertangkap di perairan Kalimantan tengah
dengan menggunakan alat troll atau pukat untuk alat tangkapnya yang mana alat ini sangat
dilarang untuk digunakan dalam penangkapan. Kapal tersebut masih berada di PPI Kumai masih
menunggu persidangan yang sampai sekarang belum ada kejelasan masalah ini tentu ini bukan
hanya masalah kecil namun masalah besar jika tidak ditindaklanjuti oleh pemerintah Indonesia
sehingga mereka tidak berbuat lagi agar memberi efek jera kepada nelayan nya. Untuk sekarang
ikan hasil tangkapan tersebut masih berada di kapal dengan keadaan membusuk dikarenakan
sudah lebih sebulan dari awal ditangkapnya hal ini sangat merugikan negara dengan
terbuangnya puluhan ton ikan yang mati membusuk tanpa adanya pengolahan lebih lanjut. Dan
untuk pulau2 terpencil seperti yang kita tahu di Kalteng untuk pulau kecil hampir tidak ada
sehingga pengawasan nya cukup baik karena tidak banyak yang diawasi oleh pemerintah
daerah KalTeng sehingga isu ini belum ada untuk wilayah Kalimantan Tengah.
Terima Kasih !

Anda mungkin juga menyukai