Anda di halaman 1dari 20

1

TUGAS SURVEY
Manajemen Air Payau
Pemantauan Kualitas Air Tambak
Tambak Ikan Bandeng di Daerah Api-api
Wonokerto



Disusun oleh :
1. LAELATUN NADIFAH ( 0310057912 )
2. AYU WULANDARI ( 0310060512 )

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN
UNIVERSITAS PEKALONGAN
2014
ii

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat allah SWT karena berkat Rahmat dan
Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan survey Manajemen Air Payau
yang berjudul Pemantauan Kualitas Air Tambak Tambak Ikan Bandeng di Daerah
Api-api Wonokerto tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulian laporan ini terdapat kekurangan
baik dari segi penyusunan , bahasa serta materi yang terdapat di dalamnya. Oleh
karena itu, penulis menerima kritikan yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
laporan praktikum di masa yang akan datang.




Pekalongan, 11 April 2014


Penulis

iii

DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1. 2 Tujuan ........................................................................................................... 2
1. 3 Tempat dan Waktu ....................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Manajemen Kualitas Air .............................................................................. 3
2. 2 Parameter Fisika .......................................................................................... 2
2.2.1 Suhu ................................................................................................. 3
2.2.2 Kecerahan ........................................................................................ 4
2.2.3 Kedalaman ....................................................................................... 4
2. 3 Parameter Kimia ........................................................................................... 5
2.3.1 pH (Derajat Keasaman) .................................................................. 5
2.3.2 DO .................................................................................................. 5
2. 4 Parameter Biologi ......................................................................................... 5
2.4.1 Jenis-jenis Plankton ......................................................................... 5
2.4.2 Ikan .................................................................................................. 6
BAB III METODOLOGI
3. 1 Metode .......................................................................................................... 7
3. 2 Alat dan Bahan ............................................................................................ 7
3. 3 Metode Praktikum ....................................................................................... 7
3. 4 Prosedur Penelitian ...................................................................................... 7
3. 5 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 8
3. 6 Penentuan Lokasi Sampling ......................................................................... 8
3. 7 Pengambilan dan Analisis Sampel ............................................................... 8
3. 8 Analisis Data ................................................................................................ 8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Tambak Pengamatan .................................................................... 9
4.2 Data Hasil Pengamatan Kualitas Air ............................................................ 9
4.2.1 Parameter Fisika .............................................................................. 9
4.2.2 Parameter Kimia .............................................................................. 11
4.2.3 Parameter Biologi ............................................................................ 13
SIMPULAN DAN SARAN
5. 1 Simpulan ....................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 16
LAMPIRAN
1

BAB I
PENDAHULAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan sumberdaya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang
banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumberdaya air harus
dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk
hidup yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara
bijaksana, dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang maupun
generasi mendatang. Aspek penghematan dan pelestarian sumberdaya air harus di
tanamkan pada segenap pengguna air (Effendi, 2003).
Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan
dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu dengan demikian, kualitas air akan
berbeda dari suatu kegiatan ke kegiatan lain, sebagai contoh : kualitas air untuk
keperluan irigasi berbeda dengan kualitas air untuk keperluan air minum. Air yang
jernih bukan berarti air yang baik bagi ikan, karena jernih bukan satu-satunya sarat
air berkualitas bagi ikan. Sering dijumpai ikan hidup dan berkembang dengan
subur justru pada air yang bagi manusia menimbulkan kesan jorok. Ikan hidup
dalam lingkungan air dan melakukan interaksi aktif antara keduanya.
Ikan-air boleh dikatakan sebagai suatu sistem terbuka dimana terjadi
pertukaran materi (dan energi), seperti oksigen (O2), karbon dioksida (CO2), garam-
garaman, dan bahan buangan. pertukaran materi ini terjadi pada antar muka
(Interface). Ikan-air pada bahan berupa membran semipermeabel yang terdapat pada
ikan. Kehadiran bahan-bahan tertentu dalam jumlah tertentu akan mengganggu
mekanisme kerja dari membran tersebut, sehingga ikan pada akhirnya akan
terganggu dan bisa megakibatkan kematian.
Kualitas air adalah istilah yang menggambarkan kesesuaian atau kecocokan
air untuk penggunaan tertentu, misalnya: air minum, perikanan, pengairan/irigasi,
industri, rekreasi dan sebagainya. Peduli kualitas air adalah mengetahui kondisi air
untuk menjamin keamanan dan kelestarian dalam penggunaannya. Kualitas air dapat
2

diketahui dengan melakukan pengujian tertentu terhadap air tersebut. Pengujian yang
biasa dilakukan adalah uji kimia, fisik, biologi, atau uji kenampakan (bau dan warna)
(ICRF,2010).
Ekosistem air yang terdapat di darat (inland water) secara umum di bagi atas
2 yaitu perairan lentik (lentik water), atau juga disebut sebagai perairan tenang,
misalnya danau, rawa, waduk, situ, telaga dan sebagainya dan perairan lontik (lontic
water), disebut juga sebagai perairan berarus deras, misalnya sungai, kali, kanal, parit
dan sebagainya. Perbedaaan utama antara perairan lontik dan lentik adalah dalam
kecepatan arus air (Barus, 2003).
1.2 Tujuan
Tujuan dilaksanakannya Pemantauan Kualitas Air Tambak ini adalah untuk
mengetahui parameter kualitas air baik secara fisika, kimia dan biologi berdasarkan
pola diurnal jenis organisme didalamya dan juga menentukan kesuburan perairan.
1.3 Tempat dan Waktu
Pemantauan Kualitas Air Tambak Bandeng ini dilaksanakan pada hari Kamis,
tanggal 10 April 2014 ditambak milik Saudara Miskul desa Api-api Kecamatan
Wonokerto pada pukul 14.58 WIB. Luas tambak yang dimiliki Saudara Miskul
adalah 1 Hektar.


3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Kualitas Air
Manajemen kualitas air merupakan suatu upaya memanipulasi kondisi
lingkungan sehingga mereka berada dalam kisaran yang sesuai untuk kehidupan dan
pertumbuhan ikan. Di dalam usaha perikanan, diperlukan untuk mencegah aktivitas
manusia yang mempunyai pengaruh merugikan terhadap kualitas air dan produksi
ikan (Widjanarko, 2005).
Kualitas air yaitu sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat energi atau
komponen lain di dalam air. Kualitas air dinyatakan dengan beberapa parameter
yaitu parameter fisika (suhu, kekeruhan, padatan terlarut dan sebagainya), parameter
kimia (pH, oksigen terlarut, BOD, kadar logam dan sebagainya), dan parameter
biologi (keberadaan plankton, bakteri, dan sebagainya) (Effendi, 2003).
Lima syarat utama kualitas air bagi kehidupan ikan adalah (O-fish, 2009):
1. Rendah kadar amonia dan nitrit
2. Bersih secara kimiawi
3. Memiliki pH, kesadahan, dan temperatur yang sesuai
4. Rendah kadar cemaran organik, dan
5. Stabil
2.2 Parameter Fisika
2..1 Suhu
Pola temperatur ekosistem air dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti
intensitas cahaya matahari, pertukaran panas antara air dengan udara
sekelilingnya, ketinggihan geografis dan juga oleh faktor kanopi (penutupan
oleh vegetasi) dari pepohonan yang tumbuh di tepi. Di samping itu pola
temperatur perairan dapat di pengaruhi oleh faktor-faktor anthropogen (faktor
4

yang di akibatkan oleh aktivitas manusia) seperti limbah panas yang berasal dari
air pendingin pabrik, penggundulan DAS yang menyebabkan hilangnya
perlindungan, sehingga badan air terkena cahaya matahari secara langsung
(Barus, 2003).
Suhu tinggi tidak selalu berakibat mematikan tetapi dapat menyebabkan
gangguan kesehatan untuk jangka panjang, misalnya stres yang ditandai dengan
tubuh lemah, kurus, dan tingkah laku abnormal. Pada suhu rendah, akibat yang
ditimbulkan antara lain ikan menjadi lebih rentan terhadap infeksi fungi dan
bakteri patogen akibat melemahnya sistem imun. Pada dasarnya suhu rendah
memungkinkan air mengandung oksigen lebih tinggi, tetapi suhu rendah
menyebabkan menurunnya laju pernafasan dan denyut jantung sehingga dapat
berlanjut dengan pingsannya ikan-ikan akibat kekurangan oksigen (Irianto,
2005).
2.2.2 Kecerahan
Kecerahan merupakan ciri penentu untuk pencerahan, penglihatan yang
mana suatu sumber dilihat memancarkan sejumlah kandungan cahaya.dalam
kata lain kecerahan adalah pencerahan yang terhasil dari pada kekilauan sasaran
penglihatan, kecerahan merupakan suatu ukuran dimana cahaya didalam air
yang disebabkan oleh adanya partikel-partikel kaloid dan suspensi dari suatu
bahan pencemaran, antara lain bahan organik dari buangan-buangan industri,
rumah tangga, pertanian yang terkandung di perairan ( Chakroff dalam Syukur,
2002).
2.2.3 Kedalaman
Kedalaman disuatu perairan sangat penting untuk diperahatikan, hal ini
diakarenakan kedalaman suatu perairan dapat mempengaruhi jumlah cahaya
yang akan masuk ke perairan dan ketersediaan oksigen diperairan tersebut, jika
disuatu perairan kekurangan cahaya masuk kedalamnya maka ikan tersebut akan
stress. Begitu juga halnya dengan kandungan oksigen, biasanya diperairan dalam
ketersediaan oksigen lebih sedikit dibandingkan dengan perairan dangkal.
5

2.3 Parameter Kimia
2.3.1 pH (Derajat Keasaman)
pH adalah suatu ukuran keasaman dan kadar alkali dari sebuah contoh
cairan. Kadar pH dinilai dengan ukuran antara 0-14. Sebagian besar persediaan
air memiliki pH antara 7,0-8,2 namun beberapa air memiliki pH di bawah 6,5
atau diatas 9,5. Air dengan kadar pH yang tinggi pada umumnya mempunyai
konsentrasi alkali karbonat yang lebih tinggi. Alkali karbonat menimbulkan
noda alkali dan meningkatkan farmasi pengapuran pada permukaan yang keras
(ICLEAN, 2007).
2.3.2 DO (Disolved Oxigent)
Oksigen adalah unsur vital yang di perlukan oleh semua organisme untuk
respirasi dan sebagai zat pembakar dalm proses metabolisme. Sumber utama
oksigen terlarut dalam air adalah penyerapan oksigen dari udara melalui kontak
antara permukaan air dengan udara, dan dari proses fotosintesis. Selanjutnya
daur kehilangan oksigen melalui pelepasan dari permukaan ke atmosfer dan
melalui kegiatan respirasi dari semua organisme (Barus, 2003).
Kadar oksigen terlarut juga berfluktuasi secara harian (diurnal) dan
musiman, tergantung pada pencampuran (mixing) dan pergerakan (turbulence)
massa air, aktivitas fotosintesis, respirasi, dan limbah (effluent) yang masuk ke
dalam air (Effendi, 2003).
2.4. Parameter Biologi
2.4.1. Jenis-Jenis Plankton
Plankton adalah organisme yang berkuran kecil yang hidupnya
terombang-ambing oleh arus. Mereka terdiri dari makhluk yang hidupnya
sebagai hewan (zooplankton) dan sebagai tumbuhan (fitoplankton).
Zooplankton ialah hewan-hewan laut yang planktonik sedangkan fitoplankton
terdiri dari tumbuhan laut yang bebas melayang dan hanyut dalam laut serta
mampu berfotosintesis (Dianthani, 2003).
6

Karena organisme planktonik biasanya ditangkap dengan menggunakan
jaring-jaring yang mempunyai ukuran mata jarring yang berbeda, maka
penggolongoan plankton dapat pula dilakukan berdasarkan ukuran plankton.
Penggolongan ini tidak membedakan fitoplankton dari zooplankton, dan dengan
cara ini dikenal lima golongan plankton, yaitu : megaplankton ialah organisme
plaktonik yang besarnya lebih dari 2.0 mm; yang berukuran antara 0.2 mm-2.0
mm termasuk golongan makroplankton; sedangkan mikroplankton berukuran
antara 20 m-0.2 mm. Ketiga golongan inilah yang biasanya tertangkap oleh
jaring-jaring plankton baku. Dua golongan yang lainnya: nanoplankton adalah
organisme planktonik yang sangat kecil, yang berukuran 2 m-0.2 mm;
organisme planktonik yang berukuran kurang dari 2 m termasuk golongan
ultraplankton. Nanoplankton dan ultraplankton tidak dapat ditangkap oleh
jaring-jaring plankton baku.Untuk dapat menjaringnya diperlukan mata jaring
yang sangat kecil (Nybakken, 1982).
2.4.2 Ikan
Ikan adalah makhluk hidup yang hidupnya diperairan dan juga ikan
merupakan parameter biologi yang dapat digunakan untuk meneliti parameter
kualitas air disuatu perairan. Jika disuatu perairan memiliki jenis ikan tertentu
dalam jumlah yang sedikit ini menunjukkan bahwa perairan itu tercemar atau
kurang baik untuk dilakukannya budidaya ikan, begitu pula sebaliknya, jika
suatu perairan jumlahnya yang terdapat didalamnya jumlah yang banyak dan
beragam jenisnya, maka hal ini menunjukkan bahwa perairan tersebut tidak
mengalami pencemaran dan cocok untuk pembudidayaan.

7

BAB III
METODOLOGI
3.1. Metode
Metode praktikum yang digunakan adalah pengamatan langsung kualitas air
seperti salinitas, suhu, pH, kedalaman dan kecerahan sebagai parameter fisika, kimia
dan sebagai parameter biologi berupa pengamatan pada organisme.
3.2. Alat dan Bahan
o DO meter
o PH meter dan atau kertas lakmus
o Botol Sample
o Thermometer
o Salino meter atau refractometer
o Saringan fito dan zooplankton
o Mikroskop
o Buku identifikasi plankton
o Bahan pengawet plankton
3.3. Metode Praktikum
Metode praktikum yang dilakukan pada praktikum ini adalah metode survey,
yakni pengamatan yang dilakukan secara langsung dilapangan dan pengamatan
terhadap sample objek yang akan dilihat
3.4 Prosedur Penelitian
Adapun prosedur pengukuran kualitas air pada praktikum Manajemen
Kualitas Air yaitu data diperoleh pada pengukuran salinitas, suhu, dan pH air
dilakukan pada pagi hari pukul 07.00WIB dan siang hari pukul 12.00WIB, pada 3
stasiun yang berbeda. Pengambilan sampel dicatat dalam tabel pada lembaran yang
telah dipersiapkan untuk dibuat sebuah laporan praktikum mata kuliah Manajemen
Kualitas Air.

8

3.5 Teknik Pengumpulan Data
Pada prosedur praktikum, penelitian pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan data primer yaitu data kita yang diperoleh langsung dari lapangan itu
sendiri dimana tempat kita melakukan praktikum tersebut dan penelitian di
Laboratorium Unikal.
3.6 Penentuan Lokasi Sampling
Lokasi sampling yang telah ditentukan tersebut disebuah tambak yang
terletak di desa Api-api Kecamatan Wonokerto milik Saudara Miskul. Lokasi
memiliki luas 1 hektar dengan ditanami tanaman mangrove di sekitar tepi tambak
cukup banyak. Padat tebar benih di Tambak seluas 1 hektar adalah 1000 ekor, benih
diperoleh dari Hatchery daerah Mojo Pesantren Pecakalan dengan harga Rp.
150/ekor ukuran 3-4 cm. Pakan yang digunakan berupa pakan alami dan buatan. Jadi,
tambak milik saudara Miskul dapat disimpulkan menggunakan sistem budidaya semi
intensif.
3.7 Pengambilan Dan Analisis Sampel
Sample air yang diambil untuk melakukan penelitian ini adalah dilakukan
dengan 3 stasiun atau 3 sampel air yang akan diambil yang dapat mewakili
keseluruhan luas kolam tersebut dan jenis plankton yang ada.
3.8 Analisa Data
Data-data yang diperoleh dari hasil pengamatan lapang yaitu parameter
kualitas air secara fisika, kimia, dan biologi, dapat kita simpulkan dalam bentuk tabel
dan kemudian disajikan dalam bentuk laporan praktikum.

9

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Tambak Pengamatan
Jenis kolam pengamatan adalah kolam tanah, yaitu kolam yang bagian
pinggir dan dasarnya dari tanah. Kolam ini berbentuk persegi panjang. Di bagian
pematang sebelah selatan terdapat pohon sebagai naungan dan pohom mangrove. Air
yang masuk ke tambak dengan input sebelah sebelah timur dan sekaligus berfungsi
sebagai output. Sumber air pada kolam tersebut berasal dari anakan muara sungai
yang ada dipinggir tambak dengan warna air yang jernih sedikit keruh, jenis tanah
adalah liat berpasir. Jenis komoditi yang dibudidayakan yakni ikan Bandeng
(Chanos chanos).
4.2 Data Hasil Pengamatan Kualitas Air
4.2.1 Parameter Fisika
a. Salinitas
Salinitas merupakan berat garam dalam per kilogram air laut serta ukuran
keasinan air laut dalam satuan promil (mg/liter). Salinitas merupakan
parameter penunjuk jumlah bahan terlarut dalam air. Alat yang digunakan
adalah Refraktometer.
Adapun langkah-langkah dalam pengukuran kualitas air adalah sebagai
berikut;
1. Membersihkan refraktometer dengan air steril (aquadest)
2. Air sampel diteteskan di bagian depan refraktometer
3. Lihat angka yang ada pada refraktometer, angka yang merupakan kadar
salinitas yaitu angka yang ditunjukkan dengan batasan warna biru dan
putih.

10

Angka yang diperoleh pada pengukuran salinitas dapat dilihat pada table
dibawah ini;

No
Tempat Pengambilan
Sampel
Kadar Salinitas
(mg/liter)/Waktupengukuran
Pukul 14.58
1 Stasiun I 20(mg/liter)
2 Stasiun II 20(mg/liter)
3 Stasiun III 20(mg/liter)
Tabel 1.1 Pengukuran salinitas dengan refraktometer
b. Suhu
Suhu pada perairan tambak ini tergolong optimum dikarenakan suhu yang
baik bagi suatu perairan untuk pertumbuhan fitoplankton dan organisme
lainnya yaitu antara 27C sampai 33C, dan suhu yang berubah-ubah dapat
mempengaruhi pertumbuhan fitoplankton dan organisme yang ada diperairan
tersebut (Irianto, 2005)
Hasil yang didapatkan pada pengukuran suhu dapat dilihat pada tabel
dibawah ini;
No Tempat Pengambilan
Sampel
Nilai Suhu (C)/Waktu
pengukuran
Pukul 15.00
1 Stasiun I 30C
2 Stasiun II 32C
3 Stasiun III 33C
Table 1.2 Pengecekan suhu air dengan thermometer
Dari data di atas sangat jelas terlihat bahwa nilai suhu di kolam ini didapatkan
diperairan tersebut yaitu berkisar antara 30C sampai 33C. Suhu diukur pada
pukul 14.58 wib dan pukul 15.30 wib. Perubahan suhu disuatu perairan
11

dikarenakan adanya pengaruh penyerapan dan pelepasan panas dari teriknya
matahari.
c. Kecerahan
Tingkat kecerahan menyatakan tingkat cahaya yang diteruskan ke
dalam kolom air dan dinyatakan dalam persentase (%), dari beberapa panjang
gelombang yang ada yang jatuh agak lurus pada permukaan air.
Kemampuan penetrasi cahaya matahari dipengaruhi kekeruhan air:
Suspensi dalam air (lumpur)
Planktonik ; jasad renik
Warna air.
Hasil : kecerahan 100%
4.2.2 Parameter Kimia
a. pH
Pengukuran pH pada praktikum menggunakan Ph-meter. Pengukuran
dilakukan pada 3 stasiun yang berbeda. Skala yang digunakan untuk
pengukuran pH yaitu dari 0 sampai 14, jika pH diperairan tersebut 0-14 maka
perairan disebut asam dan jika pH diperairan tersebut menunjukkan 7-14
maka perairan itu basa.
Adapun langkah-langkah pengukuran pH air dalam praktikum ini
adalah sebagai berikut;
1. pH-meter terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan aqudest (air
steril)
2. Masukkan/celupkan pH-meter kedalam media atau air sampel yang akan
diukur
3. Angka yang tertera kemudian dicatat kedalam tabel. yang telah
disediakan dalam lembaran petunjuk praktikum.
Hasil yang diperoleh dalam mengukur pH dapat dilihat pada tabel dibawah ini
12

No Tempat Pengambilan
Sampel
Nilai pH/Waktu Pengukuran
Pukul 14.58
1 Stasiun I 7,4
2 Stasiun II 7,2
3 Stasiun III 7,6
Tabel 1.3. Hasil pengukuran pH
Hasil yang didapatkan diperairan itu berkisar antara 7,2 ppm sampai
7,6 ppm dan ini menunjukkan bahwa pearairan yang telah kita pantau adalah
netral dan sedikit basa. Berarti ini menunjukkan pH tersebut masih dapat
ditolerir oleh organisme didalamnya. pH yang optimum berkisar antara 6-8
ppm ( Wardoyo, 1981 ).
b. DO
Kelarutan suatu gas pada cairan merupakan karakteristik dari gas
tersebut sendiri dan dipengaruhi oleh tekanan, ketinggian suatu tempat, suhu
dan salinitas. Setiap kenaikan 100 m dpl, tekanan atmosfer menurun 8-9
mmHg, dan kelarutan gas menurun 1,4 %. Kelarutan oksigen di medium cair
menurun seiring dengan naiknya suhu dan banyaknya mineral yang terlihat di
medium tersebut.
Hasil yang diperoleh dalam mengukur DO dapat dilihat pada tabel dibawah
ini :
No Tempat Pengambilan
Sampel
Nilai pH/Waktu Pengukuran
Pukul 14.58
1 Stasiun I 11,1
2 Stasiun II 11,4
3 Stasiun III 12
Tabel 1.4. Hasil pengukuran DO

13

4.2.3 Parameter Biologi
a) Plankton
Pada pengamatan plankton dalam perairan lokasi praktikum menemukan
jenis fitoplankton, diantaranya yaitu Bacyllariophycea (Nitschia, dan
Rhizosolenia), Chlorophycea (Coelastrum, Ooscystis. Oedegenium,
Ulothrix) Cyanophycea (Calothrix, Oscillatoria, Trichodesmium,
Spirulina), Dyanophycea (Ceratium dan Noctiluca), dan Euglenophycea
(Euglena).
Nitschia

Rhizosolenia

Coelastrum

Ooscystis

Oedegenium

Ulothrix

Calothrix

Oscillatoria

Trichodesmium

Spirulina

Ceratium

Noctiluca

Euglena

Tabel 1.5. Hasil plankton yang didapat
14

b) Ikan
Dalam lingkungan alamiahnya ikan tidak perlu beradaptasi dengan
berbagai perubahan drastis yang terjadi. Bahkan kondisi lingkungan
mereka memiliki mekanisme tertentu untuk menjaga terjadinya
perubahan mendadak. Perubahan yang mandadak dan drastis terhadap
parameter kualitas air pada perairan budidaya seperti suhu, pH,
kandungan amonia dll, akan menyebabkan ikan stres dan tidak jarang
menyebabkan kematian (O-fish, 2010).
Ikan yang didapat sebagai komoditi utama dan unggulan dalam
pengamatan dilokasi praktikum yaitu ikan bandeng.

15

SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa karakter kualitas air diperairan seperti kadar oksigen terlarut, salinitas, pH,
suhu, kecerahan, kedalaman, sangat mempengaruhi kelangsungan hidup organisme
yang ada diperairan itu. Untuk kadar kualitas air diperairan harus baik dan memenuhi
syarat untuk dapat melakukan kegiatan budidaya.
Berdasarkan hasil yang didapatkan maka tersebut tergolong dalam keadaan
baik artinya kolam tersebut masih dapat mendukung kehidupan organisme
didalamnya.
5.2 Saran
Agar didapatkan hasil yang maksimal dari budidaya ikan maka diperlukan
manajemen yang baik pada kolam budidaya ikan terutama dalam hal manajemen
kualitas air yang merupakan faktor penting karena air merupakan media hidup bagi
organisme yang dibudidayakan.




16

DAFTAR PUSTAKA
Arfiati, D. 2001. Diktat Kuliah Limnologi. Kimia Air. Fakultas Perikanan.
Universitas Brawijaya. Malang
Dianthani, D. 2003. Identifikasi Jenis Plankton Di Perairan Muara Badak,
Kalimantan Timur. Program Pasca Sarjana /S3. Institut Pertanian Bogor.
2003
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Kanisius. Yogyakarta
Ferianita, M., Fachrul, Herman H., Listari C., S. 2005. Komunitas Fitoplankton
Sebagai Bio-Indikator Kualitas Perairan Teluk Jakarta. Seminar Nasional
MIPA, FMIPA-Universitas Indonesia. Depok
iCLEAN, 2007. pH.http://www.mysaltz.net. Diakses tanggal 11 April 2014.
Irianto, A. 2003. Probiotik Akuakultur. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
Kordi K., M.G.H. dan A.B. Tancung. 2007. Pengelolaan Kualitas Air dalam
Budidaya Perairan. Rineka Cipta. Jakarta
Mahmudi, M. 2005. Produktivitas Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Brawijaya. Malang
Subarijanti, H. U. 2005. Pemupukan dan Kesuburan Perairan. Fakultas Perikanan.
Universitas Brawijaya. Malang

17

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai