SEMESTER : I (SATU)
A. MATERI PRAKTIKUM
B. DASAR TEORI
1. Pengukuran Debit Air
Menurut Sachlan (1980) perairan umum merupakan sumber daya yang
mempunyai potensi besar baik bagi perikanan maupun untuk kehidupan manusia.
Air merupakan bagian yang esensial dari protoplasma dan dapat dikatakan bahwa
semua jenis makhluk hidup bersifat aquatic.
Arus merupakan gerakan yang mengalir dari suatu massa air yang
disebabkan oleh desitas air lau, tiupan angin atau dapat pula disebabkan gerakan
bergelombang panjang. Selanjutnya Sidjabat (1976), arus adalah pergerakan
massa air secara horizontal yang disebabkan oleh angin yang bertiup terus
menerus dipermukaan dan desitas air laut.Apabila diperhatikan arus ini pada
bagian permukaan akan sulit untuk diramal kemana arah arus tersebut.
Odum (1971) mengemukakan bahwa air yang mengandung kadar garam
kurang dari 0,5 permil, termasuk pada air tawar (freshwater).
Nybakken (1988) menyatakan bahwa air adalah media tempat semua
organisme air, yang juga merupakan elemen dasar penyusun dari tumbuhan dan
binatang. air juga merupakan medium tempat terjadinya sebagai reaksi kimia
baik di dalam maupun di luar organisme hidup.
Selanjutnya Sihotang (1989) mengemukakan, waduk adalah bentuk
perairan yang terletak diantara perairan sungai dan danau. Setiap waduk
mempunyai morfologi yang unik, oleh karena itu tidak dapat digeneralisasikan
antara satu waduk dengan waduk yang lain karena di waduk terdapat perbedaan
yang menyolok antara lotik dan lentik.
Menurut Sihotang (1989), ciri khas waduk adalah mempunyai aliran yang
searah dari sungai utama. Waktu pergantian air relatif singkat. Perkembangan
trofiknya memperlihatkan eutrofik yang akan berubah menjadi oligotrofik.
Nutrien yang kaya akan memperlihatkan produktivitas dan setelah pengaliran air
yang searah akan membuang nutrien ke sungai di bagian bawah. Menurut Carlo
(2001), waduk merupakan tempat yang digunakan untuk menyimpan air sebelum
diolah baik untuk air minum ataupun keperluan lain, lazimnya waduk dan danau
sebagai tempat penyimpan air dengan kualitas yang baik.
Penentuan debit air sungai diperlukan untuk mengetahui besarnya air yang
mengalir dari sungai ke laut. Dalam penentuan debit air sungai perlu di ketahui
luas penampang stasiun, yaitu dengan mengukur kedalaman, masing-masing titik
pengukuran (Ongkosongo, 1980).
Uktoselya (1991) menyatakan bahwa Arus merupakan suatu
gerakan air yang mengakibatkan perpindahan horizontal dan vertikal masa air.
Arus dapat menyebabkan terjadinya kerusakan fisik pada sungai dan muara
sungai, seperti pengikisan darat, pemindahan sedimen dan sebagainya.
Disamping itu besarnya volume air yang mengalir dan kuatnya pasang surut,
akan mem pengaruhhi sistema arus pada muara sungai.
D. CARA KERJA
1. Pengukuran debit air
a. Rumus Kontinuitas
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
Mengukur luas penampang basah
Mengukur kecepatan air pada saluran yang datar dan lurus ( menggunakan
bola pingpong yang dialirkan pada permukaan air sesuai jarak dan waktu
yang telah ditentukan, karena v = s/t atau menggunakan alat pengukur
kecepatan air, yaitu current meter
Menulis hasil data berdasarkan praktik yang telah dilakukan
Memasukkan data pada rumus Q
b. Cara penakaran
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
Mengalirkan/ membuka air kran, dan air kran tersebut ditampung dalam
ember takaran sebanyak 2 L. Dan pada saat yang bersamaan, hitung pula
waktu yang diperlukan oleh air hingga tertampung sebanyak 2 L dengan
menggunakan stopwatch.
Menulis hasil data berdasarkan praktik yang telah dilakukan
Memasukkan rumus Q
c. Menggunakan Ambang
Menyiapakan alat dan bahan yang akan digunakan
Mengukur lebar weir untuk weir persegi dan trapesium
Mengukur tan θ untuk weir segitiga dan trapesium
Meletakkan/ memampatkan air yang mengalir dengan menggunakan weir
secara bergantian antara weir persegi, segitiga, dan trapesium.
Mengukur kedalaman air yang telah dimampatkan dari bibir weir sampai ke
permukaan air
Menulis data hasil praktik yang telah dilakukan
Memasukkan rumus Q
2. Pengukuran Debit Udara ( Ventilasi Buatan )
Pengunaan kipas angin, electrical blower, dan portable propeller ventilator
a. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
b. Mengukur diameter alat/ saluran keluar udara.
c. Mengukur kecepatan udara pada jarak tertentu dengan menggunakan anemometer.
d. Menulis data hasil praktikum.
e. Memasukkan data pada rumus.
3. Pengukuran Debit Ventilasi Alam
a. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
b. Mengetahui fungsi ruangan
c. Menghitung volume ruangan ( Panjang x Lebar x Tinggi ruangan )
d. Menentukan berapa kali per jam sikulasi udara
e. Menentukan kapasitas fan yang sesuai dan berapakah ukuran bukaan (opening)
yang dibutuhkan.
4. Pengukuran Debit Curah Hujan
a. Mengamati data curah hujan yang telah diberikan.
b. Memilih salah satu bulan dari 4 bulan basah yang telah diberikan.
c. Mendata curah hujan yang telah dipilih tersebut dibuat grafik.
d. Mencatat perbedaan curah hujan setiap harinya.
e. Menentukan koefisien bidang kasar dari lokasi tersebut.
f. Mengukur luas lokasi yang akan diukur debit curah hujannya.
E. HASIL PRAKTIKUM
1. Pengukuran kedalaman air untuk menghitung luas penampang basah
2. Penggunaan weir (ambang) untuk mengukur debit air
F. PEMBAHASAN
1. Pengukuran Debit Air ( Rumus Kontinuitas )
Kedalaman air : 4,5 cm
Lebar penampang : 36 cm
Luas : 4,5 cm x 36 cm = 162 cm2
Jarak : 400 cm
Waktu tempuh : 4, 97 sekon
Kecepatan : 400 : 4,97
: 80, 48 cm/s
Rumus : Q = v. A
Q = Debit air
v = Kecepatan
A = Luas penampang
Q = v. A
= 80, 48 cm/s . 162 cm2
= 13038, 2 cm3/s
= 13, 03 liter/sekon.
Rumus : Q=V/t
Q = Debit air
V= Volume air
t = Waktu
Q=V/t
= 2 / 6,96
= 0, 287 liter/sekon.
= 2/3.20
= 13, 3
Rumus weir trapesium : Gabungan antara weir persegi dan weir segitiga
= 8/15 tg (60/2).
= 8/ 15. 0,16
= 0, 085.
= 0, 085. 32 .
Rumus : Q = v. A
Q = Debit udara
v = Kecepatan : v = s/t
A = Luas penampang
Q = v. A
= 14, 7 . 33, 166
= 487, 54 cm3/sekon.
Rumus : Q = v. A
Q = Debit udara
v = Kecepatan : v = s/t
A = Luas penampang
Q = v. A
= 29, 8 . 754, 385
= 22480, 673 cm3/sekon.
Rumus : Q = v. A
Q = Debit udara
v = Kecepatan : v = s/t
A = Luas penampang
Q = v. A
= 2, 133. 24, 192
= 51, 601 cm3/sekon
Rumus : Q = C. I. A
Q = Debit curah hujan
C = Koefisien kekasaran bidang
I = Intensitas curah hujan
A = Luas bidang
Q = C. I. A
= 0,8 . 287,5 . 541
= 124, 430 m3/sekon.
F. KESIMPULAN
Pelaksanaan praktikum debit air, debit udara, debit ventilasi, dan debit curah
hujan ini memberikan banyak manfaat, keterampilan, dan pengalaman mahasiswa dalam
melakukan observasi lapangan serta laboratorium mengenai debit air, debit udara, debit
ventilasi, dan debit curah hujan sehingga materi yang ada pada bab tersebut dapat
terimplementasi secara nyata dan mahasiswa mendapatkan ilmu yang lebih mendalam dari
kegiatan praktikum yang dilakukan. Selain itu dengan penggunaan alat-alat serta metode
pengukuran debit tersebut memberikan mahasiswa pemahaman baru yang diharapkan
dapat digunakan pengembangan selanjutnya dalam kehidupan sehari-hari baik di
lingkungan pendidikan maupun masyarakat serta dapat mendorong mahasiswa untuk
melakukan kegiatan-kegiatan penelitian yang berkaitan dengan debit tersebut sehingga
materi yang telah didapatkan dari praktikum ini dapat tersalurkan secara positif dan
berkembang lebih baik.