Anda di halaman 1dari 6

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM

NAMA MAHASISWA : 1. THAHARAH OCTY WINAHYU


2. BIMA SAKTI PAMUNGKAS
3. JORDAN NANDA PRADANA
4. AFRIDA NUR TIFANI
5. ULFAH FAOZIAH

SEMESTER : I (SATU) – REGULER B

MATA KULIAH : TEKNIK PENGAMBILAN SEMPEL

WAKTU DAN LOKASI : 28 NOVEMBER 2017 – LABORATORIUM KIMIA


KAMPUS 7 POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

A. MATERI PRAKTIKUM

1 JEIS PRAKTIKUM : Pengambilan Sampel Rodent

2 TUJUAN : Mahasiswa mampu memahami dan mepraktikkan


pengambilan sampel rodent sesuai dengan prosedur
yang telah diajarkan.
3 METODE : -

B. DASAR TEORI
Vektor adalah anthropoda yang dapat menimbulkan dan menularkan
suatuInfectious agent dari sumber Infeksi kepada induk semang yang rentan. Bagi
duniakesehatn masyarakat, binatang yang termasuk kelompok vektor yang dapat
merugikan kehidupan manusia karena disamping mengganggu secara langsung juga
sebagai perantara penularan penyakit, seperti yang sudah diartikan diatas. Adapun
dari penggolongan binatang ada dikenal dengan 10 golongan yang dinamakan phylum
diantaranya ada 2 phylum sangat berpengaruh terhadap kesehatn manusia yaitu
phylum anthropoda seperti nyamuk yang dapat bertindak sebagai perantara penularan
penyakit malaria, demam berdarah, dan phylumchodata yaitu tikus sebagai
pengganggu manusia, serta sekaligus sebagai tuan rumah (hospes), pinjal Xenopsylla
cheopis yang menyebabkan penyakit pes.
Sebenarnya disamping nyamuk sebagai vektor dan tikus binatang pengganggu
masih banyak binatang lain yang berfungsi sebagai vektor dan binatang pengganggu.
Tikus adalah mamalia yang termasuk dalam suku Muridae. Spesies tikus yang paling
dikenal adalah mencit (Mus spp.), serta tikus got (Rattus norvegicus) yang ditemukan
hampir di semua negara dan merupakan suatu organisme model yang penting dalam
biologi, dan juga merupakan hewan peliharaan yang populer. Vektor-vektor tersebut
sangat berpengaruh sebagai penyebab kesehatan pada manusia, untuk itu keberadaan
vektor dan binatang penggangu tersebut harusdi tanggulangi, karena kita tidak
mungkin membasmi sampai ke akar-akarnya melainkan kita hanya mampu berusaha
mengurangi atau menurunkan populasinya ke satu tingkat tertentu yang tidak
mengganggu ataupun membahayakan kehidupan manusia. Oleh karena itu untuk
mencapai harapan tersebut perlu adanya suatu managemen pengendalian dengan arti
kegiatan-kegiatan atau proses pelaksanaan yang bertujuan untuk menurunkan densitas
populasi vektor pada tingkat yang tidak membahayakan.
Baik disadari ataupun tidak, pada kenyataanya Insect dan Rodent telah menjadi
saingan bagi manusia. Selain itu, insect dan rodent pada dasarnya dapat
mempengaruhi bahkan mengganggu kehidupan manusia dengan berbagai cara. Dalam
hal jumlah kehidupan yang terlibat dalam gangguan tersebut, erat kaitannya dengan
kejadian atau penularan penyakit. Hal tersebut dapat dilihat dari pola penularan
penyakit pest yang melibatkan empat faktor kehidupan, yakni Manusia, pinjal, kuman
dan tikus.
Tikus mempunyai kebiasaan menghuni di sekitar tempat hunian manusia. Tikus
dapat menimbulkan gangguan di bidang pertanian, bidang ekonomi, bidang kesehatan
dan rumah tangga. Pada lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan, tikus
hadir, berkembang biak dan menyebar. Pengendalian tikus dengan cara mekanik
diantaranya dengan memasang perangkap tikus (Trapping).
Upaya untuk mempelajari kehidupan tikus menjadi sangat relefan. Salah satunya
adalah mengetahui jenis atau spesies tikus yang ada, melalui identifikasi maupun
deskripsi. Untuk keperluan ini dibutuhkan kunci identifikasi tikus atau tabel deskripsi
tikus, yang memuat ciri–ciri morfologi masing–masing jenis tikus. Ciri–ciri morfologi
tikus yang lazim dipakai untuk keperluan tersebut di antaranya adalah: berat badan
(BB), panjang kepala ditambah badan (H&B), ekor (T), cakar (HF), telinga (E),
tengkorak (SK) dan susunan susu (M). Disamping itu, lazim pula untuk diketahui
bentuk moncong, warna bulu, macam bulu ekor, kulit ekor, gigi dan lain-lain. Insect
atau ektoparasit yang menginfestasi tikus penting untuk diketahui, berkaitan dengan
penentuan jenis vektor yang berperan dalam penularan penyakit yang tergolong rat
borne deseases.
Keberadaan tikus dapat dideteksi dengan beberapa cara, yang paling umum
adalah adanya kerusakan barang atau alat. Tanda-tanda berikut merupakan penilaian
adanya kehidupan tikus, yaitu:
1. Gnawing (bekas gigitan)
2. Burrows (galian /lubang tanah)
3. Dropping (kotoran tikus)
4. Runways (jalan tikus)
5. Foot print (bekas telapak kaki)
6. Tanda lain: Adanya bau tikus, bekas urine dan kotoran tikus, suara, bangkai tikus.

C. ALAT DAN BAHAN


Alat :
1. Kunci Identifikasi tikus (genera rattus)
2. Tabel deskripsi tikus (famili muridae)
3. Spuit (suntikan)
4. Rat Trap / Cage Trap (perangkap tikus hidup)
5. Mistar 50 cm dan 30 cm
6. Timbangan
7. Kantong plastik volume 50 kg
8. Sisir tikus/sikat sepatu
Bahan :
1. Insectisida aerosol
2. Chloroform
3. Umpan tikus
4. Tikus hidup

D. CARA KERJA
 Pre Biting
1. Pasanglah berbagai makanan ditempat-tempat yang akan dipasang perangkap tikus
(sesuai dengan kaidah sampling). Hindarkan kemungkinan termakan oleh binatang.
2. Biarkan selama sehari semalam, kemudian amati jenis makanan yang paling
banyak dimakan oleh tikus.
3. Ulangi cara diatas, hingga diperoleh data yang cuckup meyakinkan.
4. Interpretasi data diatas ialah : makanan yang paling banyak dimakan oleh tikus,
berarti paling disukai.
 Trapping
1. Semua perangkap yang akan dipakai, dicuci terlebih dahulu, dengan memasukanya
pada air panas, untuk menghilangkan lemak/bau khas tikus. Gunakan perangkap
tikus hidup (Cage Trap)
2. Pasanglah perangkap dibeberapa tempat (sesuai dengan kaidah sampling), dengan
menggunakan umpan berdasarkan data dari Pre Biting. Waktu pemasangan
dilakukan sore hari.
3. Pada pagi hari berikutnya, semua perangkap diambil. Pisahkan antara perangkap
yang kosong dan perangkap yang ada tikusnya.
4. Catatan : Dalam upaya penangkapan, rupanya perlu diingat bahwa tikus tergolong
hewan yang berperilaku cerdik, sehingga perangkap dibiarkan di tempat minimal
2–3 hari, tetapi setiap hari perangkap harus diperiksa. Seandainya yang tertangkap
binatang lain seperti cecurut, garangan, tupai dan lain-lain, perangkap harus segera
dicuci bersih dan disikat. Kadangkala binantang non target tersebut juga
diperlukan, sebab ada kemungkinan binatang ini juga berperan sebagai inang
ektoparasit tertentu. Perangkap yang ada tikusnya dibawa ke laboratorium untuk
diidentifikasi tikusnya dan ektoparasitnya.
 Identificating
1. Perangkap yang ada tikusnya dimasukan pada kantong plastik, kemudian kantong
diikat rapat.
2. Ambil chloroform dengan spuit, kemudian disuntikan kedalam kantong tersebut.
3. Diamkan beberapa saat hingga tikus mati, kemudian kantong dibuka, dengan mulut
kantong tidak berhadapan dengan kita.
4. Bila perlu, semprotkan insectisida aerosol kedalam kantong untuk membunuh
ektoparasit yang tidak mati oleh chloroform.
5. Perangkap dikeluarkan dari kantong, dan tikus yang mati dikeluarkan dari
perangkap.
6. Lakukan penyisiran (dengan sikat sepatu) terhadap tikus tersebut untuk
mendapatkan ektoparasit.
7. Ektoparasit yang diperoleh, dimasukan pada botol yang diberi bahan pengawet
(misal : alkohol), unutk identifikasi pada waktu yang lain
8. Selanjutnya, dilakukan pemeriksaan dan pengukuran terhadap tikus tersebut
dengan kunci identifikasi.dapat pula dilakukan pengukuran terutama terhadap berat
badan (BB), Panjang kepala ditambah badan (H&B), ekor (T), Cakar (HF), telinga
(E), tengkorak (SK), dan susunan susu (M).
9. Interpretasi data diatas, sesuai dengan kunci identifikasi, atau mencocokan pada
tabel deskripsi tikus.

E. HASIL PRAKTIKUM
1. Tikus dikeluarkan dari perangkap, dan kemudian dimasukkan ke dalam plastik.
2. Memasukkan chloroform ke dalam plastik untuk mematikan tikus.

F. KESIMPULAN
Kami telah melakukan praktik pengambilan sampel rodent mengenai cara penangkapan
tikus menggunakan perangkap dan cara mematikan tikus menggunakan chloroform.
Pemasangan perangkap tikus hidup diperlukan waktu selama sehari semalam.
Pemasangan perangkap menggunakan umpan tempe mentah yang diletakkan pada jalan
yang dilewati tikus (runways). Sebelum melakukan pemasangan perangkap tikus hidup,
hendaknya alat perangkap (cage trap) dicuci terlebih dahulu agar tikus yang menjadi
sasaran mau memasuki perangkap yang berisi umpan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai