Anda di halaman 1dari 42

PETUNJUK PRAKTIKUM PARASITOLOGI

BLOK 2.4 (BRIDGING TO MEDICAL SCIENCES)

DISUSUN OLEH:
dr. Lieza Dwianasari S., M.Kes
dr. Tutik Ida Rosanti, M.Kes
dr. Octavia Permata Sari, M.Si.
Citrawati, S. Si

NAMA :

NIM :

KEMENTERIAN RISET TEKNONOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
JURUSAN KEDOKTERAN
PURWOKERTO
2017

1
Tata Tertib Praktikum Parasitologi

1. Mahasiswa diwajibkan hadir 15 menit sebelum praktikum


dilaksanakan.
2. Mahasiswa diwajibkan menggunakan jas laboratorium
selama praktikum berlangsung.
3. Modul Parasitologi diambil maksimal 4 hari sebelum
praktikum dilaksanakan.
4. Mahasiswa diwajibkan membuat gambar preparat yang akan
diparktikumkan sesuai dengan modul yang telah dibagikan,
materi kuliah, dan atlas parasitologi.
5. Gambar akan digunakan sebagai tiket masuk saat praktikum
parasitologi. Praktikan yang tidak membawa gambar tidak
diperbolehkan mengikuti praktikum.
6. Ketentuan gambar:
a. Gambar dibuat pada buku gambar ukuran A4
b. Pada sampul depan dicantumkan nama, NIM dan tanda
tangan
c. Gambar dibuat berwarna menggunakan pensil warna
atau spidol berwarna

2
7. Pretest dan posttest akan dilaksanakan saat praktikum.
(Bahan pretest: modul, posttest: materi yang sudah diberikan
saat praktikum)
8. Jika ingin memotret preparat, diperbolehkan 5 menit sebelum
posttest. Tidak diperkenankan memotret preparat diluar
waktu yang ditentukan karena berpotensi mengganggu
jalannya praktikum. Pelanggaran pada point ini mengandung
konsekuensi dikeluarkannya mahasiswa dari praktikum yang
terkait.
9. Nilai akhir Laboratorium Parasitologi diperoleh dari 30%
nilai proses (gambar, pretest dan posttest) dan 70% nilai ujian
identifikasi.
10. Praktikan wajib mengikuti praktikum sesuai gelombangnya
11. Bila ada praktikan yg tidak dapat mengikuti praktikum sesuai
gelombangnya, SEGERA menghubungi asisten dengan
alasan yang jelas disertai surat keterangan.
12. Berganti gelombang praktikum harus melakukan
pemberitahuan selambat-lambatnya H-1 sebelum pelaksanaan
praktikum dengan mengajukan pengganti
13. Terlambat kurang dari 30 menit dapat mengikuti praktikum
tetapi nilai pretest: 0

3
14. Terlambat lebih dari 30 menit dianggap tidak mengikuti
praktikum dan tidak diperbolehkan mengikuti praktikum
susulan
15. Pengumuman dapat dilihat di papan pengumuman
Laboratorium Parasitologi
16. Kehadiran praktikum harus 100%, jika tidak 100% tidak
dapat mengikuti ujian identifikasi
17. Open lab harus diajukan H-7 sebelum pelaksanaan ujian
identifikasi

4
ENTOMOLOGI MEDIK

I. PRAKTIKUM ARTHROPODA
A. ENTOMOLOGI KEDOKTERAN
TUJUAN UMUM
Memahami arthropoda yang penting dalam bidang
kedokteran baik sebagai penyebab langung maupun tidak langsung
penyakit atau gangguan kesehatan manusia. Pada akhir praktikum,
mahasiswa diharapkan:
1. dapat mengidentifikasi arthropoda (nyamuk) yang menjadi
vektor atau inang perantara berbagai parasit dan patogen
lainnya.
2. dapat menjelaskan peran arthropoda tersebut sebagai
komponen epidemiologis penyakit oleh parasit atau lainnya.
PETUNJUK UMUM
1. Pahami tujuan setiap praktikum
2. Pahami pengantar setiap praktikum
3. Kerjakan dengan baik setiap tugas praktikum, dengan :
Mempelajari dan menggambar beberapa sedian yang ada,
sesuai dengan panduan.
4. untuk mengidentifikasi gunakanlah kunci identifikasi yang ada
atau tanda khas dari setiap takson (sediaan).

5
CARA-CARA KOLEKSI SERANGGA
Koleksi serangga merupakan langkah awal memasuki bidang
studi Entomologi. Tujuan koleksi serangga antara lain:
1. Penelitian fauna.
Serangga dikoleksi untuk ditemukenali dan diklasifikasi secara
sistemik, langsung di lokasi survei atau dibawa dengan cara
alat, bahan dan cara khusus ke laboratorium, selanjutnya
diproses, dibuat sediaan mikroskopis dan atau makroskopis,
atau dengan cara lain yang direncanakan.
2. Penelitian populasi.
Misalnya populasi nyamuk vektor, penangkapan nyamuk
dilakukan dengan alat dan metode khusus: aspirator, collecting
net, perangkap sinar dengan dry fee, dan sebagainya.
Tujuannya dapat khusus, misalnya: angka menggigit (bitting
rate), irama waktu menggigit sepanjang hari/malam, Breteu
index, dan sebagainya. Penelitian lalat dengan menggunakan
perangkap lalat (fly trap), penelitian populasi kecoa dengan
perangkap kecoa dan sebagainya.
3. Penelitian kapasitas vektorial.
Kemampuan nyamuk sebagai vektor diteliti, misalnya dengan
menangkap nyamuk yang kemudian di laboratorium degan
cara khusus dibedah untuk mendapatkan parasit atau patogen,

6
misalnya: oosista atau sporozoit dari suatu parasit malaria,
larva cacing filaria atau diproses khusus untuk isolasi virus dan
sebagainya.
4. Penelitian biologi.
Serangga yang dikoleksi dalam sebuah insektarium yang
dipersiapkan khusus, untuk penelitian daur hidup, segi-segi
fisiologis, genetik, status kerentanan terhadap parasit atau
patogen, untuk uji hayati suatu insektisida dan sebagainya.
5. Pengajaran entomologi.
Serangga dalam stadium paling muda (telur/larva) sampai
dewasa, dalam keadaan hidup atau dibuat sediaan awetan
kering basah (dengan alkohol 70% atau formalin 10 %)
makroskopis atau mikroskopis. Semuanya untuk demo atau
dipelajari secara bebas oleh mahasiswa atau dengan bibingan
staf pengajar. Alat-alat, bahan dan cara koleksi serangga sangat
beraneka ragam bergantung kepada tujuan koleksi, jenis,
stadium dan perilaku serangga sasaran, dengan pertimbangan
pada dayaguna dan hasil gunanya yang maksimal.

7
B. Mempelajari dan mengidentifikasi semua kelas dari filum
Arthropoda.
Hewan yang termasuk Filum Arthropoda memiliki tanda-
tanda morfologi umum: multiselular, invertebrata, tubuh
berseragam, kaki dan umbai-umbai (apendages) lain (antene, palpi)
bersendi-sendi, tubuh simetris bilateral, mempunyai eksoskeleton
dari bahan khitin yang keras dengan kutikula yang impermiabel
terhadap air, mempunyai ruang tubuh (coelum) yang berisi
hemolimfe, sirkulasi terbuka, bernafas dengan trakhea, paru buku,
kutikula atau insang.
Arthropoda terdiri dari 5 kelas yang penting dalam bidang
kedokteran yaitu: Insecta, Arachnida, Crustacea, Chilopoda,
Diplopoda dan Pentastomida.
Menurut aslinya Arthropoda hidup dalam air (akuatik),
misalnya anggota-anggota dari Crustacea, tetapi kebanyakan
spesies arthropoda mengalami evolusi dan adaptasi, ada yang hidup
di darat (terestrial), di udara (aerial) atau di darat dan di air (amfibi)
secara bergantian.
Untuk mengidentifikasi kelima kelas tersebut dapat
digunakan kunci mengidentifikasi (untuk stadium dewasa) sebagai
berikut:
1. Makroskopis: dengan kaki...............................................2

8
Makroskopis: dengan kaki atau tanpa kaki......................6
2. Tiga atau 4 pasang kaki.....................................................3
Lima pasang kaki atau lebih..............................................4
3. Tiga pasang kaki, mempunyai antena...........Kelas Insecta
Empat pasang kaki, tanpa antena..............Kelas Arachnida
4. Beberapa spesies berkaki 5 sampai 9 pasang atau kaki renang
Antena 12 pasang, bersifat akuatik..........Kelas Crustacea
Kaki 10 pasang atau lebih, tidak ada kaki renang, 1 pasang
antena
Bersifat terestrial................................................................5
5. Ruas badan masing-masing dengan sepasang kaki.....Kelas
Chilopoda
Ruas badan dengan masing-masing 2 pasang kaki.....Kelas
Diplopoda
6. Mikroskopik: dengan kaki 4 pasang, ektoparasit........Kelas
Arachnida
Mikroskopis: tanpa kaki, endoparasit........................Kelas
Pentastomida

9
C. MEMPELAJARI ORDO YANG TERMASUK KELAS
INSECTA
Tubuh insecta (heksapoda) terbagi menjadi 3 bagian nyata :
kaput, toraks dan abdomen. Pada kaput ada mata majemuk, bagian-
bagian mulut dan sepasang antena. Toraks terdiri dari 3 segmen
(protoraks, meotoraks dan metatoraks) dengan 3 pasang kaki, sayap
kalau ada, 1 atau 2 pasang berpangkal pada mesotoraks dan
metatoraks. Abdomen terdiri dari 11 segmen, tetapi 2 segmen
terakhir mengalami modifikasi menjadi alat kelamin luar yaitu
hipohigium (jantan) atau ovipositor (betina): lubang kelamin ada di
ujung kaudal badan.
Beberapa golongan insecta berkembang dengan keragaman
sebagai berikut:
1. Ametabola (tanpa metamorfosis): telur dewasa.
2. Paurometabola (metamorfosis bertingkat): telur nimfa1
nimfa2 (dst) dewasa (terestrial).
3. Hemimetabola (metamorfosis sebagian, tidak lengkap): telur
larva dewasa (akuatik).
4. Holometabola (metamorfosis lengkap): telur larva pupa
dewasa.

10
Untuk mengidentifikasi ordo-ordo dari kelas Insecta yang
penting dalam bidang kedokteran dapat digunakan kunci
identifikasi sebagai berikut:
1. Mempunyai sayap, terbentuk sempura........................2
Tidak bersayap atau mereduksi.......................................10
2. Sepasang sayap..........................................Ordo Diptera
Dua pasang sayap..............................................................3
3. Bagian mulut terdiri dari probosis panjang untuk
menghisap..........................................................................4
Bagian mulut diaaptasikan untuk mengigit dan
mengunyah.........................................................................5
4. Sayap tertutup oleh sisik,probosis terlipat ke ventral
kepala.....Ordo Lepidoptera - kupu malam, kupu siang.
Sayap tidak tertutup sisik,probosis terlipat ke ventral di antara
kedua kaki depan bila istirahat..............Ordo Hemiptera
5. Kedua pasang sayap seperti membran dengan struktur sama,
meskipun ukuran berbeda........................................6
Pasangan sayap anterior seperti belulang, sebagai pelindung
sayap belakang yang seperti
belulang..............................................................................7
6. Sayap belakang jauh lebih kecil daripada sayap
depan.............Ordo Hymenoptera

11
Kedua sayap berukuran sama.........................Ordo Isoptera
7. Sayap depan seperti tanduk tanpa gambaran venasi yang jelas,
bagian ujung bertemu di tengah-tengah....................8
Sayap depan seperti kertas atau belulang dengan venasi
biasanya tumpang tindih di tengah............Ordo Orthoptera
8. Abdomen dengan penjepit (forcep) yang jelas, sayap lebih
pendek daripada abdomen........................Ordo Darmaptera
Abdomen tanpa forcep, sayap menutupi
abdomen....................................................Ordo Coleoptera
9. Badan pipih laterolateral, antena kecil, terletak pada suati
sulkus di kaput......................................Ordo Siphonaptera
Badan tidak pipih laterolateral,antena menonjol dari
kaput,tidak terdapat dalam sulkus....................................10
10. Antena terdiri dari 9 ruas atau lebih.................................11
Antena terdiri dari 3 sampai 5 ruas..................................12
11. Pronotum menutupi kaput.........................Ordo Orthoptera
Pronotum tidak menutupi kaput.....................Ordo Isoptera
12. Bagian mulut terdiri dari paruh berbentuk seperti pipa,tarsi
terdiri dari 3-5 ruas.....................................Ordo Hemiptera
Bagian mulut retraksi ke arah kepala atau tipe pengunyah
tarsi 1-2 ruas.....................................................................13

12
13. Bagian mulut retraksi ke kaput,disesuaikan untuk menghisap
darah.
Ektoparasit pada mamalia............................Ordo Anoplura
Alat mulut mengunyah.Ektoparasit pada burung &
mamalia....................................................Ordo Mallophaga
Sifat-sifat khusus insecta dapat beragam. Dalam hal kesukaan
makanan (feeding preference): hemo-tafagosa (menghisap darah),
fitofagosa (menghisap cairan tumbuhan), memangsa jenis yang lain
(predator), memangsa jenis yang sama (kanibal) dll. Ada serangga
dengan kebiasaan aktif malam hari (noktural), tetapi ada yang aktif
hanya waktu siang hari (diurnal). Ada suka menjauhi sinar
(fototropisme negatif). Masih bantak lagi sifat-sifat khusus yang
dapat berbeda-beda tidak hanya antar genera tetapi juga dapat antar
spesies dan intraspesies. Perbedaan biologis ini sangat besar artinya
dalam memahami serangga vektor sebagai dasar untuk
pengendalian.

D. SIKLUS HIDUP
Dalam proses pertumbuhan dan siklus hidup sejak stadium
telur, Arthropoda mengalami beberapa fase perubahan bentuk
tubuh yang disebut metamorfosis, ada dua macam, yaitu:

13
1. Metamorfosis lengkap (sempurna) terjadi dari perubahan telur,
larva, pupa dan akhirnya dewasa.
2. Metamorfosis tidak lengkap (tidak sempurna) terjadi
perubahan dari telur, nympha dan akhirnya dewasa.
Stadium-stadium pertumbuhan tersebut lazim dikenal dengan
istilah instar seperti misalnya pada larva atau jentik nyamuk
dikenal pertumbuhan dari larva 1 yang baru keluar dari stadium
telur, hingga larva instar 4 yang akan masuk ke dalam stadium
pembentukan kepompong atau pupa. Perlu doketahui pula bahwa
dalam siklus perjalanan hidupnya, serangga selain mengalami
perubahan bentuk juga sering mengalami perubahan ukuran
(membesar) yang ditandai dengan proses pelepasan dan pergantian
kulit luar yang disebut proses ekdisis (Latin : ecdysis: Inggris :
moulting)

14
GAMBAR 1. METAMORFOSIS SEMPURNA (NYAMUK)

15
GAMBAR 2. METAMORFOSIS TIDAK SEMPURNA (SOFT
TICK)

16
PRAKTIKUM ARTHROPODA

A. NYAMUK (MOSQUITOES)
I. PENDAHULUAN
Nyamuk merupakan sekelompok hewan serangga yang
berukuran kecil, antara 5-10 mm dan mempunyai sepasang sayap
yang transparan, dengan sisik halus. Warnanya cokelat, hitam dan
ada yang belang-belang pada kaki dan tubuhnya. Karena hewan-
hewan ini termasuk Invertebrata maka tubuhnya mempunyai
rangka luar (eksoskelet) yang dibangun dari zat kitin, untuk
melindungi organ-organ dalamnya. Tubunya terdiri atas segmen-
segmen, dan terdiri dari bagian kepala, bagian thoraks dan bagian
abdomen yang dapat dibedakan dengan jelas.
Nyamuk ada yang jantan dan betina. Nyamuk jantan hanya
mencari makan di alam yaitu nektar, sari buah-buahan dan air.
Seangkan nyamuk betina di samping madu dan air, untuk bertelur
memerlukan darah (darah hewan maupun manusia). Jika mencari
makanan pada malam hari disebut hewan noktural, seangkan pada
siang hari disebut hewan yang diurnal.

17
II. PERILAKU NYAMUK
Umur nyamuk tidak sama. Pada umumnya nyamuk betina
hidup lebih lama daripada nyamuk jantan.biasanya umur nyamuk
kira-kira 2 minggu, tetapi ada nyamuk yang dapat hidup sampai 2-3
bulan, misalnya Anopheles punctipennis di Amerika. Hospes yang
disukai nyamuk juga berbeda-beda, ada yang mempunyai
kebiasaan hanya menghisap darah manusia (antropofilik), ada pula
yang hanya suka menghisap darah binatang (zoofilik) dan ada
nyamuk yang lebih suka menghisap darah binatang jika
dibandingkan dengan darah manusia dan disebut nyamuk
anthropozoofilik. Setelah menghisap darah, nyamuk tersebut
mencari tempat untuk istirahat, baik untuk istirahat selama waktu
menunggu proses perkembangan telur, maupun istirahat sementara,
yaitu pada waktu nyamuk masih aktif mencari darah. Untuk tenpat
iatirahat ada nyamuk yang memilih di dalam rumah (endofilik)
yaitu dinding rumah, ada pula yang memilih di luar rumah
(eksofilik) yaitu tanaman, kandang binatang, tempat-tempat dekat
tanah atau di tempat-tempat yang agak tinggi.
Aktivitas menggigit nyamuk juga berlainan. Ada yang
menghisap darah pada waktu malam hari (night-bitters), ada pula
yang menghisap darah pada waktu siang hari (day-bitters). Ada

18
yang menggigit di dalam rumah (endofagik) dan ada juga yang
menggigit di luar rumah (eksofagik).
Nyamuk betina mempunyai jarak terbang lebih jauh daripada
nyamuk jantan. Daya terbang ini berbeda-beda menurut spesies.
Aedes aegypti jarak terbangnya pendek. Kebanyakan nyamuk
Anopheles dapat terbang sampai 1,6 km sedangkan jarak terbang
nyamuk dapat mencapai 30 km.
III. MORFOLOGI
Nyamuk mempunyai beberapa stadia, yaitu dimulai dari telur,
larva, pupa dan dewasa jantan dan betina. Morfologi dari setiap
stadium berbeda-beda.
1. Morfologi Nyamuk Dewasa
Tubuhnya terdiri atas bagian kepala, thoraks dan abdomen
yang jelas pembagiannya.
A. Bagian Kepala
Sepasang mata majemuk yang terlihat jelas.
Sepasang antena yang berbuku-buku dan bertipe
moniliform dan padanya terdapat rambut. Pada nyamuk
jantan lebat, pada nyamuk betina pendek dan tidak
lebat.
Sepasang palpa yang bersegmen dan berambut.
Ukurannya dapat merupakan petunjuk bagi tiap spesies.

19
Probosis (alat mulut) gunanya untuk menghisap dan
menusuk.
GAMBAR 3: DIAGRAM NYAMUK DILIHAT DARI
DORSAL

20
GAMBAR 4. DIAGRAM NYAMUK TAMPAK SAMPING

21
GAMBAR 5. SKEMA KEPALA NYAMUK

22
B. Bagian Thoraks
Sepasang sayap yang transparan, bersisik dan bervena,
dimana bentuk vena dan warna sisik dapat
menunjukkan spesies.
Halter sepasang jumlahnya.
Tiga pasang kaki yang bersegmen ; yaitu femur, tibia,
tarsus (5 buah) pada tarsus ke-5 terdapat kuku.
Sculetum yang berlobus maupun tidak.
Segmen-segmen thoraks
GAMBAR 6. SKEMA THORAKS NYAMUK

23
GAMBAR 7: SKEMA KAKI NYAMUK

24
C. Bagian Abdomen
Terdiri atas 10 segmen dimana segmen terakhir
merupakan alat kelamin luar. Pada nyamuk betina
disebut cerci sedangkan pada nyamuk jantan disebut
hypopigium. Pada nyamuk betina pada preparat
permanen bagian akhir dari abdomen terlihat adanya
resptakel; jumlahnya berbeda-beda, ada yang tiga buah
(Culicinae) dan ada yang 1 buah (Anophelinea).
GAMBAR 8: SKEMA ABDOMEN NYAMUK

25
Membedakan Anopheles-Aedes-Culex Dewasa
Anopheles Aedes Culex
Palpa (jantan) Ujungnya Ujungnya tidak Ujungnya
melebar seperti melebar & tidak
sendok & sama sama panjang melebar &
panjang dengan dengan lebih
proboscis proboscis panjang dari
proboscis
Antena Jantan berbulu Jantan berbulu Jantan
lebat lebat berbulu lebat
Betina tidak Betina tidak Betina tidak
berbulu lebat berbulu lebat berbulu lebat
Hinggap Membentuk Sejajar Sejajar
sudut
Palpa Sama panjang Lebih pendek Lebih
dgn proboscis pendek
Cerci Pendek Panjang Pendek
Spermatheca 1 buah 3 buah (2-1) 3 buah (1-2)

26
GAMBAR 9: SKEMA ANTENA, CERCI, SPERMATHECA &
POSISI HINGGAP NYAMUK DEWASA.

Plumos
e
Pilose

Spermateka
Cerci

27
28
2. Morfologi Larva
Larva dapat juga menentukan ada tidaknya vektor penyakit
malaria, filariasis maupun penyakit lainnya.
Tubuhnya terdiri dari:
A. Kepala:
Sepasang antenna dengan rambut antenna.
Sepasang mata
Rambut-rambut mulut (mouth brush)
Rambut-rambut kepala.
B. Thorak
Terdiri atas segmen-segmen dengan rambut-rambut atau
bulu-bulu rusuk.
C. Abdoment:
Terdiri atas segmen dimana segmen ke-8 s/d 10 bersatu
membentuk alat-alat abdominal.
Stigmal plate dari subfamili Anophelinae terdapat pada
segmen abdominal ke-8.
Comb scale terdapat pada segmen ke-8 dari subfamili
Culicinae. Barisnya ada yang satu dan ada yang lebih.
Ini merupakan ciri dari genus.

29
GAMBAR 10: SKEMA LARVA NYAM

30
GAMBAR 11: SKEMA LARVA NYAMUK

31
Membedakan larva Anopheles-Aedes-Culex.
No Anopheles Aedes Culex
1 Rambut Lebat Tidak ada Tidak ada
mulut
2 Rambut Banyak Sedikit Banyak
antenna
3 Rambut Tiap segmen Tidak ada Tidak ada
palma abdomen
4 Bernafas Stigmal plate Siphon Siphon
dengan
5 Rambut Tidak ada 1 kelompok 1 kelompok
siphon
6 Comb Tidak ada 1 baris Beberapa
scale baris
7 Pecten Tidak ada Ada Ada
8 Posisis Sejajar Membentuk Membentuk
istirahat permukaan sudut sudut
9 Tergal Ada Tidak ada Tidak ada
plate
10 Siphon Tidak ada Ada Ada

32
Anopheles Rambut mulut Aedes
Antena s
Rambut KEPALA
kepala
THORAX
Mata

ABDOMEN
Rambut Stigmal
palma Comb
plate
scale
Dorsal Pecten
Tergal
plate
plate Siphon
Anal
gill Rambut
Sumber : Clinical Parasitology. Faust EC., Russel PF., Jung RC. siphon
GAMBAR 12: SKEMA LARVA AMOPHELES DAN AEDES

33
3. Morfologi Pupa
Stadium pupa terdiri atas kepala dan abdomen, dimana
segmen-segmen telihat jelas pada abdomen.
A. Bagian kepala
Breathing tube (tabung pernafasan) yang bentuk
lubangnya bagi tiap genus berbeda.
Bakal antena
Bakal mata
Bakal sayap
Bakal kaki
Bagian kepala ini disebut juga cephalothorax
B. Bagian abdomen
Terdiri atas segmen-segmen dan pada segmen terakhir
terdapat paddle.
Pada abdominal segmen terakhir pada Anopheles terdapat
duri, sedangkan pada Culicini terdapat rambut yang halus.
Gunanya untuk alat gerak, sehingga dapat bernafas. Dari
pupa ini masing-masing akan menjadi nyamuk jantan dan
betina. Jika pupa sudah cukup tua dapat terlihat pada
segmen terakhir pada paddle.

34
Cephalothorax
Abdomen

AIR TUBE

Bentuk corong Bentuk tabung

Anophelinae Culicinae

Tanpa duri
duri PADDLE

GAMBAR 13: SKEMA PUPA NYAMUK

35
4. Morfologi Telur
Anopheles Aedes Culex
Berkumpul tapi Sendiri-sendiri dan Berbentuk rakit,
sendiri-sendiri dan tidak berpelampung berkumpul dan
berpelampung beroperkulum
Lonjong seperti Lonjong seperti telur Lonjong seperti
perahu peluru
Kedua ujung lancip Ujungnya tumpul
Tidak tahan kering Tahan kering Tidak tahan kering

36
IV. SIKLUS HIDUP
Untuk melangsungkan jenisnya nyamuk ini mengalami siklus
hidup yang bertahap (stadium), dimana masing-masing stadium itu
berbeda bentuknya. Siklus hidup serupa ini disebut metamorfosis
sempurna. Seluruh stadium memakan waktu 7 10 hari dalam
keadaan baik.
Siklus nyamuk adalah sebagai berikut:
1. Telur
ditaruh di atas air, tempat bunga, lubang-lubang pada pohon,
retakan-retakan tanah, bekas potongan bambu dsb. Bagi
masing-masing spesies bentuknya khusus.
2. Larva
hidupnya juga di air, mempunyai beberapa instar yaitu stadium
I, II dan III sebelum berubah menjadi pupa.
3. Pupa
hidup di air dalam waktu 24 48 jam akan keluar nyamuk
melalui celah dibagian dorsal.
4. Dewasa
hidupnya dekat manusia atau hewan. Banyak di rumah-rumah
atau kandang, di kebun, di hutan. Senang pada tempat yang
rimbun dan tidak terang.

37
V. HABITAT
Di samping sifat kesukaan akan darah (makanan) juga tempat
sangat penting bagi penyebaran penyakit. Kita kenal nyamuk yang
suk di luar rumah saja hanya pada waktu menghisap masuk ke
dalam rumah maka hewan nyamuk tipe ini disebut nyamuk yang
exophil; nyamuk yang senang di dalam rumah disebut endophil.
Habitat nyamuk ada bermacam-macam
1. di danau tawar
2. batang pohon
3. di rawa/ di lagoon yang emmpunyai salinitas disebut salt
marsh mosquitoes.

VI. KLASIFIKASI
Nyamuk (mosquitoes) termasuk:
Phyillum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Diptera
Familie : Culicidae
Subfamilie Tribus Genus
1. Anophelinae Anophelini Anopheles
Chagasia

38
2. Culicinae Culicini Culex Aedes
Mansonia
3. Toxorhynchitinae (tidak dibicarakan)
Spesies : dari masing-masing genera banyak sekali di
Indonesia.

Membedakan Anopheles, Aedes aegypti dan Culex pada


berbagai stadium
S GENUS/SPESIES
T ANOPHELES AEDES SP CULEX
A
D
T Berkumpul tapi Sendiri-sendiri Berbentuk rakit
E sendiri-sendiri dan tidak berkumpul dan
L & berpelampung beroperkulum
U berpelampung Lonjong Lonjong seperti
R Lonjong seperti seperti telur peluru
perahu Tahan kering Ujungnya
Kedua ujung tumpul
lancip Tidak tahan
Tidak tahan kering
kering

39
L Berambut palma Tidak Tidak berambut
A pada segmen berambut palma
R abdomen (2-7) palma
V Bernafas Bernafas
A dengan stigmal Bernafas dengan siphon
plate (segmen dengan siphon
8) Comb scale ada
Tidak ada comb Comb scale beberapa baris
scale satu baris Antennal hair
Rambut antenna Sedikit banyak
banyak antenna hair > 1
Tidak ada 1 kelompok/mau
siphon hair kelompok/siph pun siphon hair
Tergal plate on hair
Dorsal plate Ada
Pecten: tidak Ada Tidak
ada Tidak ada/sedikit
Mouth brush ada/sedikit Istirahat
lebat Istirahat membentuk
Istirahat sejajar membentuk sudut
permukaan air sudut
P Air tube Berbentuk Berbentuk

40
U berbentuk tabung dgn tabung
P corong lubang
A memanjang
Pada padle ada Tidak berduri Tidak berduri
duri
D Palpa Palpa tanpa Tanpa
E mempunyai pelebaran pada pelebaran pada
W pelebaran ujungnya, ujungnya, lebih
A seperti sendok sama panjang panjang dari
S pada ujungnya, dgn proboscis proboscis
A sama panjang
dgn proboscis Antenna
J Antenna berbulu lebat Antenna
A berbulu lebat yang berbulu lebat
N yang membedakan yg
T membedakan dgn nyamuk membedakan
A dgn nyamuk betina dgn nyamuk
N betina Scutellum betina
Scutellum berlobus Scutellum
berlobus tiga(dari berlobus tiga
satu(dari dorsal) dorsal)
Hinggap Hinggap Hinggap sejajar

41
membentuk sejajar dgn dgn dinding
sudut dgn dinding
dinding
D Palpa sama Palpa lebih Palpa lebih
E panjang dgn pendek dari pendek dari
W proboscis proboscis proboscis
A Spermatica 3 buah yaitu 2- 3 buah : 1-2
S sebuah 1
A Cerci pendek Cerci pendek
Scutellum Cerci panjang Scutellum
B berlobus Scutellum berlobus 3
E satu9dari berlobus tiga (dari odrsal)
T dorsal) (dari dorsal) Bengkok tak
I Kuku lurus Kuku bertaju, bertaju
N bengkok Hinggap
A Hinggap Hinggap sejajar dinding
membentuk sejajar dgn
sudut dgn dinding
dinding

42

Anda mungkin juga menyukai