Petunjuk Praktikum Entomologi
Petunjuk Praktikum Entomologi
Entomologi
Tata tertib praktikum
1. Praktikum Entomologi adalah wajib untuk semua mahasiswa yang mengambil mata
2. Praktikum dimulai pada waktu yang sudah ditentukan pada hari yang sudah ditentukan.
Praktikan diwajibkan untuk tidak terlambat. Keterlambatan lebih dari 10 menit pada setiap
praktikum akan mengakibatkan praktikan ditolak untuk ikut serta dalam praktikum hari
tersebut.
3. Praktikan diwajibkan berpakaian rapi, tidak memakai kaos tidak berkrah, mengenakan
4. Praktikum adalah sebuah proses belajar, sehingga pada waktu praktikum, praktikan tidak
dibenarkan untuk melakukan kegiatan lain yang tidak berhubungan dengan proses belajar.
Gunakan waktu praktikum seefisien mungkin, lakukan diskusi mendalam dengan teman atau
asisten/ dosen.
5. Sebelum dan sesudah praktikum, pada acara tertentu, pengampu akan memberikan tes atau
6. Praktikum adalah wajib, dan praktikan tidak dibenarkan untuk tidak mengikuti tanpa
alasan jelas dan dapat dipertanggungjawabkan. Jika sakit, praktikan harus menyerahkan bukti
yang menerangkan hal tersebut paling lambat 1 hari setelah hari pelaksanaan praktikum.
Praktikan yang tidak mengikuti praktikum tanpa alasan yang dapat diterima, dinyatakan
gagal, dan harus mengambil ulang semua komponen mata kuliah Entomologi pada tahun
berikutnya.
Membahas tentang pengertian artropoda, heksapoda, dan serangga, serta persamaan dan
perbedaan morfologi-anatomi
Membahas tentang pengertian ciri anatomi serangga, alat tubuh, dan prosesproses fisiologi di
Acara 4. Metamorfosis
Membahas tentang perubahan bentuk tubuh serangga, tipe larva, dan pupa Serangga
serangga
A. Tujuan
Memahami keragaman artropoda dan perbedaan prinsip antara serangga dan artropoda lain.
B. Pengantar
Artropoda berarti binatang yang bertubuh beruas (kata Yunani: arthro- berarti ruas,dan -
podos berarti kaki), yang merupakan ciri utama, selain ciri lain, yaitu (1) tubuh terbagi dua
belahan yang sama bentuk dan ukuran (bilateral simetris), dan (2) anggota tubuhnya hampir
sesungguhnya serangga mempunyai ciri morfologi yang khas, yang berbeda dengan individu
artropoda yang lain, misalnya labalaba,lipan, dan lain-lain. Sayap adalah salah satu ciri khas
serangga yang tidak ditemukan pada artropoda lain. Dalam kaitannya dengan fungsi serangga
di alam, yang juga ditempati oleh artropoda yang lain, maka pengenalan ciri-ciri bioekologi,
terutama morfologi serangga dan kerabatnya menjadi sangat penting. Perlu diketahui, bahwa
mereka mempunyai hubungan yang sangat erat di alam, misalnya hubungan mangsa dan
pemangsa. Lipan misalnya, merupakan predator beberapa jenis serangga tanah. Secara
umum, anggota filum Artropoda dapat dibedakan satu dengan lainnya dengan memperhatikan
ciri (1)jumlah bagian tubuh, (2) jumlah pasang kaki, (3) keberadaan antena dan jumlahnya,
(4)keberadaan sayap, dan (5) keberadaan alat tambahan yang terkadang berfungsi sangat
C. Metode
Tuliskan ciri-ciri masing-masing jenis artropoda yang Anda amati secara detil.
Memahami morfologi umum dan khusus pada serangga yang dapat digunakan sebagai
pembeda ordo.
B. Pengantar
Morfologi diartikan sebagai “Ilmu tentang bentuk”, dan pada organisme, pengenalan
morfologi merujuk pada pemahaman ciri khas bentuk yang terdapat pada satu kelompok
bentuk tubuh yang membulat, dengan dua sayap depan (disebut elitra) yang tertangkup
membentuk perisai. Dengan demikian, pemahaman terhadap ciri morfologi atau bentuk satu
tersebut, selain untuk memahami perikehidupan khasnya. Pada praktikum ini, pengamatan
morfologi difokuskan pada (1) morfologi umum yang meliputi rongga kepala (kaput), rongga
dada (toraks), dan rongga perut (abdomen), serta(2) morfologi khusus, misalnya meliputi
bentuk dan tipe kepala, antena, dan alat mulut, bentuk dan tekstur sayap, dan bentuk khas
kaki.
C. Metode
Pada masing-masing bahan yang sudah disediakan (belalang kayu, belalang sembah,
tonggeret, kumbang ampal, kumbang air, kepik predator reduviid, kepik hijau, kupu-kupu
atau ngengat, rayap, dan lalat), amatilah dengan cermat dan tuliskan hasil pengamatan Anda.
Mengetahui dan memahami bentuk dan susunan alat tubuh serangga, serta fungsinya secara
umum.
B. Pengantar
Seperti halnya morfologi serangga yang khas pada setiap kelompok serangga sesuai dengan
kebutuhan hidup serangga, anatomi tubuh seranggapun khas pada setiap kelompok serangga.
Misalnya, pada kelompok serangga pencucuk pengisap, terutama dari ordo Hemiptera, pada
bagian tertentu pada sistem pencernaannya berkembang sistem khusus yang disebut Filter
Chamber. Atau pada serangga peterbang kuat, sistem perototan pada bagian toraks
berkembang lebih besar dibandingkan sistem serupa pada serangga bukan peterbang kuat.
C. Metode
Pada belalang kayu yang sudah disediakan, silakan membedahnya baik pada bagian ventral
(untuk mempelajari sistem pernapasan, otot, dan pencernaan), maupun dorsal (untuk
mempelajari sistem saraf) dengan cara sebagai berikut. Pingsankan belalang dengan
kloroform (hati-hati, zat ini beracun!), kemudian bentangkan di atas papan lilin, dan pasak
kaki-kaki belalang tersebut dengan jarum pentul. Bedahlah eksoskeleton belalang dengan
hati-hati menggunakan gunting atau pisau bedah kecil. Berilah catatan nama bagian pada
Acara 4. Metamorfosis
A. Tujuan
Memahami arti, jenis, dan peranan metamorfosis pada kelangsungan hidup serangga.
B. Pengantar
yang lain, dan merupakan salah satu mekanisme pembagian pekerjaan dalam satu siklus
hidup. Seekor imago (serangga dewasa) akan menjalankan tugasnya untuk kawin dan
nimfa) akan melakukan tugasnya untuk menimbun energi yang dibutuhkan pada tahap
dewasanya. Metamorfosis pada beberapa jenis serangga dapat dijalani di dua dunia yang
berbeda, misalnya capung yang menjalani tahap kehidupan pradewasanya di dalam air,
sementara dewasanya adalah penerbang yang memangsa serangga lain. Sementara pada jenis
serangga yang lain, baik serangga pradewasa maupun dewasa hidup pada habitat yang sama,
misalnya wereng coklat yang nimfa dan serangga dewasanya hidup pada habitat yang sama,
C. Metode
Siapkan mikroskop dan kaca pembesar untuk mengamati spesimen larva dan pupa, serta
dewasa yang ada dan juga sebutkan stadium hidupnya dengan mengisi Lembar Kerja yang
tersedia. Kemudian amati spesimen larva dan pupa yang disediakan, kemudian tentukan jenis
larva dan pupanya. Jelaskan ciri-ciri masing-masing larva dan pupa dengan
detil.
Memahami arti identifikasi serangga serta mengetahui cara-cara identifikasi secara morfologi
B. Pengantar
Identifikasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui ciri khas satu kelompok
organisme, dalam hal ini serangga, menggunakan alat bantu yang tersedia. Identifikasi
umumnya dilakukan secara morfologis, meskipun pada perkembangannya, teknik sidik DNA
dan enzim juga sudah lazim digunakan. Hal yang penting pada identifikasi serangga secara
morfologis adalah pemahaman terhadap arti istilah-istilah morfologi yang umum digunakan
menggunakan bantuan buku kunci identifikasi, mencocokkan dengan spesimen voucher, atau
menanyakan kepada ahlinya. Pada perkembangannya, internet juga menjadi wahana yang
cukup baik dalam membantu upaya identifikasi, atau juga menggunakan program komputer,
C. Metode
Amati spesimen serangga yang sudah Anda koleksi, kemudian cocokkan dengan karakter
morfologis yang ditunjukkan pada buku identifikasi manual, minimal sampai tingkat famili.
Memahami arti penting koleksi serangga dan mengetahui tata cara koleksi serangga secara
standar.
B. Pengantar
membuat spesimen awetan. Spesimen tersebut dapat digunakan sebagai voucher atau contoh
spesimen, dan setelah diidentifikasi menjadi sangat berguna sebagai patokan identifikasi
untuk melakukan pengamatan di lapangan. Oleh karena itu, tata cara koleksi yang benar
C. Metode
Silakan Anda memperhatikan alat-alat koleksi yang sudah disediakan, kemudian gambarlah.
Berilah keterangan mekanisme kerja dari masing-masing alat koleksi tersebut, berikut cara
memasangnya di lapangan.
A. Tujuan
Memahami hubungan serangga dan lingkungannya, termasuk mekanisme yang berlangsung
dalam hubungan tersebut. Aspek-aspek entomologi yang akan dipelajari adalah (a)bioekologi
B. Pengantar
ketersediaan pakan (tumbuhan) dan pengendali alami (musuh alami), di samping faktor
abiotik (suhu, kelembaban, kelengasan tanah, dan sebagainya). Oleh karena itu, pengenalan
habitat dan bioekologi serangga dapat digunakan sebagai sebuah titik tolak untuk mengenal
C. Metode
Praktikum akan dilaksanakan di salah satu lokasi terpilih, yaitu Komplek Kesling. Kegiatan
(sungai dan sawah), dan darat (kering, misalnya di tegalan). Pengamatan dititikberatkan pada
jenis serangga yang ditemukan, perilaku khas (misalnya, jenis pakan, cara kawin, meletakkan
telur, dan sebagainya), dan faktor-faktor abiotik dan biotik yang ada di sekitar serangga-
serangga tersebut (jenis tanah, ada tidaknya bahan organik, dan sebagainya).
Pengamatan langsung dilakukan pada habitat terpilih, yaitu sungai, sawah, dan tegalan
Catatlah jenis dan jumlah individu serangga yang ditemukan pada habitat yang Anda amati
tersebut.
2. Pengenalan pola hidup serangga (diurnal, krepuskuler, dan nokturnal)
Kegiatan dilakukan dengan mengamati kemunculan dan waktu aktif serangga dengan bantuan
alat-alat perangkap, yaitu light trap untuk serangga-serangga krepuskuler dan nokturnal, dan
pit-fall trap untuk serangga-serangga tanah yang aktif pada siang, sore, maupun malam hari.
3. Koleksi serangga
Pada kegiatan ini, Anda akan dikenalkan pada teknik-teknik koleksi serangga lanjut, mulai
dari (1) mencari habitat berdasarkan serangga yang akan dikoleksi, (2) pemilihan alat koleksi
yang tepat, (3) pengambilan serangga, (4) pengawetan, dan (5) identifikasi.