PENDAHULUAN
Hama sebagai Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang berasal dari golongan
binatang , merupakan salah satu factor yang dapat menurunkan kuantitas dan kualitas
hasil pertanian sehingga menimbulkan kerugian secara ekonomis. Hama yang menyerang
tanaman berupa babi, tikus, burung, kelelawar, dan yang paling banyak berasal dari
serangga.
Pengenalan terhadap binatang yang berperilaku sebagai hama dan gejala serangan yang
ditimbulkannya diperlukan agar tidak salah dalam menentukan tindakan
pengendaliannya, karena tiap hama memiliki perilaku berbeda-beda ketika menyerang
tanaman, misalnya ada jenis yang memakan daun, mengisap cairan makanan dari organ
tanaman, menggerek, melobangi, mematahkan,dsb. Gejala serangan akibat dari perilaku
menyerang tanaman yang berbeda menunjukkan kekhasan pula, sehingga sering
digunakan sebagai dasar untuk menentukan jenis hama perusak.
TUJUAN
1. Mengenal dan mengidetifikasi hama tanaman yang menyerang organ vegetatif
dan reproduktif.
2. Mengidentifikasi hama tanaman pada berbagai stadia : telur, larva, pupa,imago.
3. Mengidentifikasi gejala serangan hama pada organ vegetatif dan reproduktif dari
beberapa tanaman budidaya.
ALAT
1. Kaca pembesar
2. Alat tulis : ball point, pensil, penggaris, jangka sorong (caliper)
3. Buku gambar
4. Tabung film/ botol
5. Cawan petri
BAHAN
Hama-hama pada tanaman kubis, tomat, cabai, pisang, dan lain-lain.
CARA KERJA
1. Siapkan tanaman yang terserang hama tanaman
1|Page
Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman
2. Cari hama yang terdapat pada organ tanaman terserang tersebut, kemudian
masukkan ke dalam cawan petri/botol
3. Tempatkan masing-masing stadia hama yang berbeda pada cawan petri/botol
tersendiri dan hitung jumlahnya
4. Amati, gambar pada kertas gambar dan deskripsikan tampilan fisik hama tersebut.
5. Amati, gambar pada kertas gambar dan deskripsikan gejala serangan yang
diakibatkan hama tersebut.
6. Lengkapi deskripsi yang telah dibuat dengan informasi dari pustaka tentang hama
dan gejala yang diamati.
2|Page
Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman
3|Page
Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman
4|Page
Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman
A. Aphid sp
Kutu daun merupakan serangga yang seluruh hidupnya bebas. Pada masa imago
bersayap atau tidak bersayap, tetapi kebanyakan kutu daun bersayap pada masa imago.
Dengan sayapnya maka kutu daun dapat terbang dari satu daun ke daun lainnya.
Kutu daun ini biasa hidup pada daun -daun yang masih muda atau pada pucuk-pucuk
daun sebagai makanannya atau menghisapnya bagian -bagian daun atau tangkai daun
sehingga daun menjadi keriting dan pertumbuhan pucuknya terhambat.
Ciri-ciri tubuhnya berbeda dengan ordo hemiptera sayap depan berstuktur sama yaitu
selaput sayap depan setengahnya menebal, sedang ordo homoptera sayapnya merata
antara sayap depan dan belakang tersusun seperti genting.
Kutu daun berkembang biak secara partogenesis dan embrio telah berkembang di dalam
badan induknya dan kemudian larva itu lahir (vivipar). Tipe alat mulutnya adalah
menusuk dan mengisap yang banyak merugikan dan merusak berbagai macam tanaman
pertanian.
B. Tetranychus bimaculatus
Tungau adalah binatang yang beruas dan bentuknya menyerupai laba-laba yang
berukuran kecil . Tungau mempunyai alat mulut yang sesuai untuk menggigit , menusuk
dan mengisap . Bagian kepalanya (gnathosoma) terlihat jelas dan kerap kali tidak bermata.
Palpusnya berkembang amat baik , dan batas antara thorax dan abdomen tidak jelas .
Morfologi tubuh tungau dapat dibagi menjadi 4 bagian :
1) Gnatosoma : Bagian kepala yang di batasi oleh sepasang tungkai yang pertama ,
memiliki embelan seperti pedipalpus dan chelicerae .
2) Propodosoma : Bagian tubuh yang mendukung kedua pasang tungkai pertama .
3) Metapodosoma : Bagian tubuh yang mendukung kedua tungkai belakang .
4) Opisthosoma : Bagian tubuh di mana terdapat lubang pelepas telur yang dibatasi
oleh tungkai terakhir .
Tetranychus bimaculatus adalah tungau yang sering dijumpai pada daun ubi kayu
(Manihot sp). Dengan timbulnya bintik-bintik kuning pada pangkal daun dan
5|Page
Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman
sepanjang tulang daun , pada permukaan daun dan tungau ini sering terlihat
menenun benang - benang halus .
Perkembangan tungau melalui beberapa tahapan yaitu :
- Telur
- Nimfa yang mempunyai tungkai empat pasang
- Imago bentuk dewasa yang sempurna ukurannya berbeda dengan nymfa
TUJUAN
Mempelajari morfologi luar serangga hama (Aphid sp) dengan Tungau (Tetranychus
bimaculatus).
ALAT
- objek glas - jara / jarum penusuk
- loupe - gunting
- pipet - baki plastik
- mikroskop
BAHAN
- Kutu daun
- Tungau
- Larutan KOH atau Alkohol
CARA KERJA
1) Ambil kutu daun dan tungau merah , kemudian simpan diatas objek gelas .
2) Teteskan larutan KOH atau Alkohol di atas objek gelas .
3) Amati dengan menggunakan loupe pada tungau sampai bentuk morfologinya
dapat di gambarkan .
4) Amati dengan mikroskop dengan pembesaran 100 kali untuk kutu daun yang
bentuknya lebih kecil sehingga dapat dilihat bentuk morfologinya dan
digambar .
HASIL PENGAMATAN
a. Morfologi luar Serangga hama Aphid sp
b. Gejala serangan Serangga hama Aphid sp
c. Morfologi Luar Tetranychus bimaculatus
d. Gejala serangan Tetranychus bimaculatus
6|Page
Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman
a: rostrum; b: antenna (sectionned); c: compound eye; d: fore leg and mid leg.
7|Page
Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman
8|Page
Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman
Arthropoda (dalam bahasa latin, Arthra = ruas , buku, segmen ; podos = kaki) merupakan
hewan yang memiliki ciri kaki beruas, berbuku, atau bersegmen.Segmen tersebut juga
terdapat pada tubuhnya. Tubuh Arthropoda merupakan simeri bilateral dan tergolong
tripoblastik selomata. Arthropoda adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan dan
mencakup serangga, laba-laba, udang, lipan dan hewan mirip lainnya. Arthropoda adalah
mencapai lebih dari 21 ruas, yang tiap ruasnya mempunyai sepasang anggota badan
(appendages) namun sepasang anggota badan ini ada yang mereduksi atau berubah
bentuk dan fungsi sesuai dengan kebutuhan masing-masing kelompok. Ciri penting lain
Arthropoda mempunyai struktur dinding badan keras yang menutupi tubuh bagian luar
untuk melindungi bagian dalam tubuh yang biasanya disebut eksosekeleton. Bagian
paling luar mempunyai struktur yang paling keras dan diperkuat oleh khitin. Meskipun
serangga pada tiap-tiap ordo biasanya memiliki sifat morfologi yang khas yang secara
tersebut. Sifat morfologi tersebut juga menyangkut morfologi serangga stadia muda,
karena bentuk-bentuk serangga muda tersebut juga memiliki ciri yang khas yang juga
9|Page
Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman
Serangga(Insecta)dibagimenjadi2subkelas:
1.Apterygota(Tidakbersayap)
2. Pterygota (Bersayap)
Tujuan
2. Untuk mempelajari tipe-tipe alat mulut serangga dan mengenal gejala kerusakan
BahandanAlat
Bahan: Belalang kayu (valanga nigricornis), Kepik hijau (Nezara viridula), Thrips,
Kupu-kupu
Alat : Alcohol, Kloroform, gliserin, dan kapas, Mikroskop stereo, Loup, pinset, Cawan
CaraKerja :
1. Semua serangga dilarutkan dalam campuran alkohol, kloroform dan gliserin, lalu
amati satu per satu bagian morfologi luarnya termasuk type mulutnya (tentukan
10 | P a g e
Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman
PENDAHULUAN
Hama merupakan semua binatang yang aktifitasnya menimbulkan kerusakan pada
tanaman dan menimbulkan kerugian secara ekonomis. Jenis hama serangga tidak hanya
dijumpai di ladang ataupun di sawah, akan tetapi hama serangga dapat pula di jumpai
pada bahan-bahan simpanan di gudang (Nyoman I, 2005).
Hama gudang hidup dalam ruang lingkup yang terbatas, yakni hidup dalam
bahan-bahan simpanan di gudang. Umumnya hama gudang yang sering dijumpai adalah
dari ordo Coleoptera (bangsa kumbang), seperti Tribolium sp., Sitophilus oryzae,
Callocobruchus chinensis, Sitophilus zaemays, Necrobia rufipes dan lain-lain
TUJUAN
1. Untuk mengetahui jenis-jenis hama yang menyerang pada bahan-bahan simpanan
di gudang.
2. Mengetahui ciri-ciri morfologi serta gejala serangan yang ditimbulkannya.
3. Mempelajari dinamika populasi hama gudang.
11 | P a g e
Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman
CARA KERJA
1. Pengamatan morfologi
Amati morfologi kumbang beras.
Gambar morfologi kumbang beras dan sebutkan pula ciri serta
bagian-bagiannya!
Gambar
12 | P a g e
Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman
Hasil Pengamatan
Jumlah serangga :……
Ulangan Tanggal Jumlah yang mati Jumlah yang hidup Berat beras Kerusakan
pengamatan
1
13 | P a g e
Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman
14 | P a g e
Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman
Penyakit tumbuhan didefinisikan sebagai proses fisiologi tumbuhan yang abnormal dan
merugikan, disebabkan oleh faktor biotik dan abiotik dan gangguannya bersifat terus
menerus serta akibatnya dinyatakan oleh aktivitas sel/jaringan abnormal yang disebut
dengan gejala.
Gejala terbagi atas 1) gejala luar seperti : benjolan,layu, lendir, busuk keras dan lunajk,
bercak kecil, luka, perubahan warna, dan tumbuh kerdil, dan 2) gejala dalam seperti :
degenerasi jaringan, pembusukan jaringan, kerusakan jaringan, matinya sel atau jaringan,
dan pertumbuhan patogen(spora, miselia). Pengenalan gejala luar dan dalam ini
meruipakan langkah awal dalam menentukan penyebab penyakit tumbuhan. Langkah
selanjutnya adalah melihat tanda-tanda penyakit, melakukan postulat Koch, dan
melakukan penelitian-penelitian selanjutnya.
TUJUAN
Mengenal dan mengidentifikasi gejala serangan penyakit pada organ vegetatif dan
reproduktif tanaman.
ALAT
1. Kaca pembesar
2. Alat tulis : ball point, pensil, penggaris, jangka sorong (caliper)
3. Buku gambar
BAHAN
Tanaman kubis, cabai, daun mangga, buah jeruk dan tomat yang terserang penyakit dari
golongan bakteri, cendawan, virus.
CARA KERJA
1. Siapkan tanaman yang terserang penyakit
2. Amati, gambar pada kertas gambar dan deskripsikan gejala serangan yang
diakibatkan penyakit tersebut.
3. Lengkapi deskripsi yang telah dibuat dengan informasi dari pustaka tentang
gejala yang diamati.
4. Diskusikan dampak dari gejala serangan tersebut terhadap proses fisiologis
tanaman
15 | P a g e
Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman
Buah Jeruk
Daun mangga
Tomat
Cabe
16 | P a g e
Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman
TUJUAN
CARA KERJA
17 | P a g e
Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman
2. Pembuatan PDA
Siapkan bahan bahan seperti kentang, dextrose dan agar agar
Potong kecil kentang dan timbang sesuai dengan yang di butuhkan (200
gr) kemudian rebus dengan menambahkan aquadestilata, setelah air
rebusan berubah menjadi kekuning – kuningan, angkat kemudian
saring agar ampas dari kentang tidak terbawa setelah itu tambahkan
dengan agar – agar (20gr) dan dextrose (20gr) rebus kembali
Masukkan larutan agar agar tersebut ke dalam tabung erlenmeyer dan
botol scott yang telah disterilisasi
Tanpa ditutup dg erat masukkan kembali media agar2 tersebut ke dalam
autoklaf untuk sterilisasi
Setelah proses sterilisasi dalam autoklaf selesai, keluarkan dan
kencangkan tutupnya dan dinginkan beberapa saat
Pekerjaan berikutnya dilakukan di dalam laminer flow: pertama
sterilkan kedua tangan dengan alkohol, nyalakan laminer flow,
nyalakan bunsen, siapkan pula plastik wrap
Setelah agak dingin, tuangkan larutan agar2 tadi ke dalam petridish
yang dilakukan di dalam laminer flow dan tutup petridish tersebut
kemudian sterilkan pinggiran petridish di atas bunsen lalu eratkan
menggunakan plastik wrap
Untuk tabung erlenmeyer tutup dengan kapas dan alumunium poil
Simpan media agar2 tersebut di dalam inkubator
18 | P a g e
Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman
POSTULAT KOCH I
(ISOLASI)
Postulat Koch (PK) pertama kali dikembangkan oleh Robert Koch pada abad 19
untuk menguji penyebab penyakit pada manusia (Tuber Colosis), cara ini kemudian di
kembangkan untuk pengujian penyebab penyakit termasuk penyakit pada tanaman.
Koch pada tahun 1882 telah mengadakan postulat – postulat (ketentuan –
ketentuan) yang harus di penuhi terlebih dahulu untuk menetapkan penyebab seuatu
penyakit infeksi (infecsius disease).
Postulat Koch hanya dapat dilakukan pada pathogen yang bersifat fakulatif atau
dapat hidup pada media buatan (dapat hidup pada inagnya atau pada media buatan).
Berikut langkah – langkah yang harus di lakukan untuk pelaksanaan PK :
1. Isolasi penyebab penyakit dari bagian tanaman yang sakit dan mengadakan
pembiakkan murni.
2. Mempelajari sifat – sifat penyebab penyakit pada biakkan murni.
3. Mengadakan inokulasi penyebab penyakit pada bagian tanaman sehat
TUJUAN
Mengetahui bagaimana cara mengisolasi patogen dari jaringan/bagian tanaman yang
sakit dan cara membiakannya pada media agar-agar
CARA KERJA
1. Siapkan tanaman yang telah terkena penyakit, ambil jaringan/bagian yang terkenai
gejala kemudian cuci permukaannya dengan mengusapkan kapas yang telah
dibasahi dengan alcohol terutama pada penyakit busuk basah.
2. Pada penyakit dengan hifa yang terlihat dengan jelas, dapat secara langsung
diambil dengan menggnakan jarum ose yang telah disterilkaan dengan alkohol dan
dibakar di atas api bunsen kemudian letakkan di atas PDA. Cara kerja ini di lakukan
dalam laminer flow.
3. Atau dengan cara mengambil bagian jaringan yang sakit dan diencerkan dengan
19 | P a g e
Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman
20 | P a g e
Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman
POSTULAT KOCH II
(Inokulasi)
Postulat Koch (PK) pertama kali di kembangkan oleh Robert Koch pada abad 19
untuk menguji penyebab penyakit pada manusia (Tuber Colosis), cara ini kemudian di
kembangkan untuk pengujian penyebab penyakit termasuk penyakit pada tanaman.
Koch pada tahun 1882 telah mengadakan postulat – postulat (ketentuan –
ketentuan) yang harus di penuhi terlebih dahulu untuk menetapkan penyebab seuatu
penyakit infeksi (infecsius disease).
Postulat Koch hanya dapat dilakukan pada pathogen yang bersifat fakulatif atau
dapat hidup pada media buatan (dapat hidup pada inagnya atau pada media buatan).
Berikut langkah – langkah yang harus di lakukan untuk pelaksanaan PK :
1. Isolasi penyebab penyakit dari bagian tanaman yang sakit dan mengadakan
pembiakkan murni.
2. Mempelajari sifat – sifat penyebab penyakit pada biakkan murni.
3. Mengadakan inokulasi penyebab penyakit pada bagian tanaman sehat
TUJUAN
Mengetahui bagaimana cara menginokulasikan patogen pada tanaman yang sehat
CARA KERJA
Setelah satu minggu dan media PDA (Potato Dekstrosa Agar) telah ditumbuhi jamur
maka tahapan selanjutnya adalah menginokulasikan biakan patogen, sbb:
a. mengambil jamur yang ada pada media dengan menggunakan jarum ose yang telah
disterlikan
b. masukkan ke dalam tabung reaksi yang telah diisi dengan aquadestilata tahapan ini
dikerjakan dalam laminer flow
c. Inokulasi yang akan di lakukan meliputi :
Penyemprotan :
Mikroorganisme pathogen di larutkan dalam aquades lalu di semprotkan pada
bagian bawah daun (bagian yang banyak menganandung stomata)
21 | P a g e
Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman
Penanaman
Bagian tanaman sehat dilukai/disayat (permukaan daun) lalu mikroorganisme di
sisipkan.
Sisakan satu tanaman untuk disiram hanya dengan aquadestilata biasa sebagai
kontrol.
d. Lakukan pengamatan selama seminggu terhadap gejala yang terjadi, meliputi:
* Kondisi tanaman secara visual
* Mikroskofik patogen
* Bandingkan dengan control
22 | P a g e
Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman
Salah satu tahapan yang penting dalam mendiagnosa gejala serangan penyakit
tanaman adalah identifikasi terhadap patogen tanaman. Patogen yang diidentifikasi
berasal dari pengambilan sampel tanaman yang terserang penyakit. Sampel tanaman yang
terserang penyakit kemudian diisolasi dan ditumbuhkan pada media aseptik buatan.
Identifikasi menjadi sangat penting karena pada tahapan tersebut ditekankan beberapa hal
pokok seperti untuk pengendalian khususnya untuk uji antagonis ataupun hanya sekedar
untuk mengetahui jenis patogen yang menyerang tanaman. Dari hasil identifikasi, dapat
diperoleh suatu kesimpulan mengenai jenis patogen yang menyerang tanaman kemudian
lebih lanjut upaya tersebut juga dapat diarahkan untuk mempelajari upaya – upaya
pengendalian yang tepat untuk mencegah serangan patogen tersebut.
TUJUAN
Alat : Mikroskop, objek glass dan cover glass, jarum ose, kamera, alat tulis
Bahan : Aquadest, alkohol, biakan murni patogen (specimen yang diamati) : fungi,
bakteri, virus
CARA KERJA
1. Siapkan berbagai macam isolat biakan murni, amati masing-masing isolat dan catat
hasilnya
Biakan patogen dipurifikasi, kemudian diambil dengan jarum ose, dan setelah itu
diletakkan di preparat yang sudah ditetesi air kemudian ditutup dengan cover glass.
Langkah berikutnya, preparat yang telah berisi sampel patogen kemudian diamati
23 | P a g e
Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman
Trichoderma sp
Virus Meliola sp
24 | P a g e
Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman
TUJUAN
Mampu secara langsung mengetahui dan menganalisis berbagai macam penyakit
tanaman yang terjadi di lapang (perkebunan teh) dan mengetahui perhitungan derajat keparahan
suatu penyakit,
CARA KERJA
1.Menentukan wilayah yang akan diamati
25 | P a g e
Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman
Pada komoditas pertanian yang sedang diusahakan, seringkali didapati hama atau
organisme pengganggu tanaman, yang mempengaruhi terhadap hasil. Usaha
pengendalian hama dan OPT tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara, secara kimia
maupun dengan pendekatan secara organik.
Lalat buah banyak menyerang tanaman buah maupun sayur yang menghasilkan
buah. Lalat buah tersebut dapat ditangkap dengan memasang alat perangkap.alat tersebut
berupa botol minuman mineral yang mulutnya dibalik. Didalamnya diberi cairan yang
meransgang lalat buah masuk kedalam botol. Cairan tersebut dapat digunakan dari
berbagai macam bahan antara lain dari kulit jeruk atau kulit/daging mentimun dengan
campuran urin, atau dapat dignakan bahan antraktan lain.
TUJUAN
Mengetahui teknik aplikasi perangkap lalat buah sebagai salah satu cara
pengendalian secara terpadu
CARA KERJA
1. Potong bagian atas botol mineral dan masukkan ke dalam kembali namun dengan
posisi terbalik.
2. Basahi kapas dengan menggunakan cairan perangsang lalat buah, dan gantungkan
dalam botol yang telah disiapkan tadi.
3. Olesi kertas karton dengan menggunakan minyak kelapa terlebih dahulu, kemudian
lumurkan dengan terasi.
4. Gantungkan semua perangkap lalat buah di lahan yang telah ditentukan.
26 | P a g e
Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman
27 | P a g e