Anda di halaman 1dari 39

AGENDA KEGIATAN

SIDANG UMUM SANTRI AL-IHSAN (SUSAN)


PONDOK PESANTREN AL-IHSAN
KAMIS-SABTU, 7-9 DESEMBER 2018

NO WAKTU ACARA PENGISI ACARA


Pembukaan
Pembacaan Ayat Suci Al- Quran Krisbiliyadi Budiharjo
Menyanyikan Lagu Kebangsaan
Indonesia Raya dan Hymne Al-
Ihsan
Laporan Kegiatan (Ketua OC) Apip Ali Nurdin
Sambutan-sambutan
 Presiden Santri Dede Dendi, S.Sos.
7 Desember Doa Adi Permadi
1
2018 Daftar ulang peserta Pemilihan
presidium Pengesahan PJ
presidium
Sidang Pleno I
1. Pembahasan agenda acara
2. Pembahasan tata tertib Presidium Sidang I
3. Pengesahan poin 1 dan 2
(2x45)
Sidang Pleno II
2 8 Desember (Pembahasan LPJ) (2x60)
Presidium Sidang II
2018 Mulai jam 20.00
Sidang Pleno III
1. Pembagian komisi
2. Sidang komisi
a. Komisi A : AD/ART
b. Komisi B : GBHO
c. Komisi C : UU PRS dan
d. Komisi D : Rekomendasi Presidium Pidang III
Program Kerja Ketua komisi
9 Desember 3. Pembahasan sidang komisi
3
2018 4. Pengesahan hasil sidang
(4x45 menit)

Penutupan Sie. Acara


TATA TERTIB
SIDANG UMUM SANTRI AL-IHSAN (SUSAN) 2018
PONDOK PESANTREN AL-IHSAN

BAB I
Status
Pasal 1
Nama
Sidang ini bernama Sidang Umum Santri Al-Ihsan (SUSAN) 2018 yang
diselenggarakan satu kali dalam satu tahun

Pasal 2
Waktu
Sidang Umum Santri Al-Ihsan (SUSAN) 2018 dimulai pada hari kamis
06 Desember 2018 / Rabiul Akhir 1439 H s.d Selesai.

Pasal 3
Tempat
Sidang Umum Santri Al-Ihsan (SUSAN) 2018 bertempat di Aula
Serbaguna Ponpes Al Ihsan Cibiru Hilir Bandung

BAB II
Landasan
Pasal 4
1. Al-Quran, As-sunah, dan Pancasila
2. Anggaran Dasar OSPAI BAB VII Pasal 12 ayat 1
3. Anggaran Rumah Tangga OSPAI BAB VI Pasal 15

BAB III
Tugas dan Kewenangan
Pasal 5
1. Mengevaluasi Laporan Pertanggungjawaban Pengurus
OSPAI Pusat Masa Khidmat 2017-2018.
2. Mengubah dan menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga OSPAI.
3. Mengubah dan menetapkan Garis-Garis Besar Haluan
Organisasi, Undang-undang Pemilu Raya Santri, dan
rekomendasi Program Kerja.

BAB IV
Peserta
Pasal 6
Peserta Sidang Umum Santri Al-Ihsan (SUSAN) 2018 terdiri dari:
1. Santri Pondok Pesantren Al-Ihsan.
2. Peninjau, dimana peninjau adalah bagian dari keluarga,
dewan guru atau panitia (sementara).

Pasal 7
Hak dan Kewajiban Peserta
1. Santri Pondok Pesantren Al-Ihsan mendapatkan hak suara
dan hak bicara.
2. Peninjau Pondok Pesantren Al-Ihsan memiliki hak suara dan
hak bicara.
3. Peserta wajib menaati etika persidangan, menjaga ketertiban
serta kelancaran sidang

BAB V
Persidangan
Pasal 8
Sidang terdiri atas:
1. Sidang Pleno, yang terdiri dari:
a. Pleno I : Membahas dan mengesahkan
Agenda Acara dan Tata Tertib Sidang
b. Pleno II : Membahas dan mengesahkan
Laporan Pertanggungjawaban Pengurus OSPAI Pusat
Masa Khidmat 2017-2018
c. Pleno III : Pembagian komisi, membahas dan
mengesahkan hasil sidang komisi
2. Sidang Komisi:
a. Komisi A : Membahas Anggaran Dasar
b. Komisi B : Membahas Anggaran Rumah
Tangga
c. Komisi C : Membahas GBHO
d. Komisi D : Membahas Undang-undang Pemilu
Raya Santri (PRS) OSPAI Pusat
e. Komisi E : Membahas Rekomendasi Program Kerja

BAB VI
Presidium Sidang
Pasal 9
1. Pimpinan sidang dinamakan Presidium Sidang
2. Presidium sidang terdiri atas tiga orang yang diambil dari
peserta sidang dengan cara musyawarah mufakat.
3. Pemilihan Presidium Sidang dipimpin oleh SC Panitia
SUSAN dan PRS 2018.
4. Tugas Presidium Sidang dinyatakan selesai setelah SUSAN
dan PRS berakhir.

Pasal 10
Tugas dan Wewenang
1. Memimpin dan mengatur mekanisme kelancaran, ketertiban
dan keamanan persidangan
2. Mengatur urutan pembicaraan
3. Meluruskan pembicaraan yang menyimpang dari pokok
permasalahan
4. Menetapkan waktu pembicaraan
5. Mengeluarkan peserta sidang yang melangggar peraturan,
mengganggu kelancaran sidang setelah terlebih dahulu
diberikan peringatan.
6. Bertanggung jawab atas kekosongan kepengurusan.

BAB VII
Quorum
Pasal 11
1. SUSAN dianggap sah apabila sekurang-kurangnya dihadiri
½ lebih satu dari jumlah peserta sidang yang tertera di daftar
hadir peserta persidangan.
2. Apabila poin 1 tidak tercapai, maka sidang dilanjutkan
berdasarkan musyawarah mufakat peserta sidang

BAB VII
Pengambilan Keputusan
Pasal 12
1. Keputusan diambil berdasarkan musyawarah mufakat.
2. Apabila poin satu tidak dapat tercapai maka keputusan
diambil berdasarkan lobbying.
3. Apabila poin dua tidak dapat tercapai, maka keputusan
diambil berdasarkan suara terbanyak.

BAB IX
Etika Persidangan
Pasal 13
1. Setiap peserta sidang berkewajiban mengisi daftar hadir
peserta persidangan
2. Setiap peserta sidang berkewajiban menjaga ketertiban
siding
3. Peserta sidang yang keluar/masuk tempat persidangan harus
seizin presidium sidang
4. Peserta sidang yang tidak hadir pada saat keputusan diambil,
dianggap menyetujui keputusan yang diambil
5. Setiap pembicaraan harus melalui Presidium Sidang

BAB X
Ketentuan Tambahan
Pasal 14
1. Hal-hal yang belum diatur dalam tata tertib ini akan diatur
kemudian berdasarkan SUSAN.
2. Tata tertib ini berlaku sejak ditetapkan.
3. Tata tertib ini dibuat dan ditetapkan bersama untuk diataati
dan dihormati dalam SUSAN
AGGARAN DASAR (AD)
ORGANISASI SANTRI PESANTREN AL-IHSAN (OSPAI)

MUQODDIMAH
Bismillahirrahmanirrahim
Bahwa pada dasarnya generasi muda memiliki peran yang
sangat penting dalam menentukan perjuangan agama, bangsa dan negara
yang mencita-citakan kebenaran, keadilan dan kesejahteraan yang
diridhoi Allah SWT.
Keberadaan pesantren adalah berupaya untuk meningkatkan
pemahaman santri terhadap ajaran-ajaran Islam. Yang tentunya akan
menciptakan generasi Islam yang intelek, kreatif, inovatif dalam
melahirkan karya-karya intelektualitas religius, sosial bagi masa depan
Islam, bangsa dan pada umumnya.
Pesantren yang dinamis, telah lama dan telah berbuat banyak
dalam meningkatkan mutu keagamaan dan mengembangkan ilmu-ilmu
keIslaman kepada masyarakat setempat serta generasi Islam pada
umumnya. Semua dilakukan semata-mata hanya unutuk mencari ridho
Allah SWT sebagai tanggung jawab seorang muslim terhadap kemajuan
dan pengamalan Islam. Menyadari peran dan fungsi serta kewajiban
seorang santri Al-Ihsan bertekad untuk belajar, berkarya dan
mengajarkan pengetahuan keIslaman yang dilandasi dengan rasa
tanggung jawab dan amanah.
Dilandasi oleh keyakinan dan kemurnian hati bahwa tekad
tersebut dapat terlaksana dengan usaha-usaha terencana, dan penuh
kebijaksanaan, maka perlu di bentuk sebuah lembaga santri yang Islami,
dinamis, dan independent serta mempunyai aturan organisasi yang luwes
dan mantap untuk menetapkan mewujudkan cita-cita tersebut.
Oleh karena itu, kami memandang perlu untuk membuat
suatu Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART)
organisasi sebagai penanggung jawab tekad serta cita- cita murni
masyarakat dalam mengembangkan pengetahuan Islam dan merubah
masyarakat kearah hidup yang diridhoi Allah SWT.

BAB I
Nama, Waktu, Tempat,dan Kedudukan
Pasal 1
Nama
Organisasi ini bernama Organisasi Santri Pesantren Al-Ihsan disingkat
OSPAI
Pasal 2
Waktu
OSPAI didirikan dan disahkan di Bandung pada tanggal 2 November
1995 untuk waktu yang tidak ditentukan

Pasal 3
Tempat
OSPAI bertempat di Pondok Pesantren Al-Ihsan Jln. Cibiruhilir No 23
RT/01.RW/02, Desa Cibiru Hilir, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten
Bandung 40626

Pasal 4
Kedudukan
OSPAI sebagai Organisasi Santri Intra Pesantren yang merupakan
lembaga struktural pesantren

BAB II
Asas dan Sifat
Pasal 5
Asas
OSPAI berazaskan Al-Quran, As-Sunnah dan Pancasila

Pasal 6
Sifat
OSPAI bersifat Islami, Demokratis dan Independen

BAB III
Tujuan, Fungsi dan Peranan
Pasal 7
Tujuan
1. Mewujudkan dan meningkatkan program Pesantren
2. Meningkatkan kualitas iman, ilmu dan amal soleh santri
3. Mengembangkan pikiran dan karya dalam penataan
kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara
4. Membina rasa persaudaraan di lingkungan pesantren dan
masyarakat
5. Mengakomodasi dan memperjuangkan kepentingan serta
kesejahteraan santri
Pasal 8
Fungsi
1. Menampung serta menyalurkan aspirasi Santri Pondok
Pesantren Al-Ihsan Cibiru Hilir
2. Mengembangkan potensi sumber daya Santri Pondok
Pesantren Al-Ihsan Cibiru Hilir
3. Menampung, menyalurkan serta mengembangkan minat dan
bakat Santri Pondok Pesantren Al-Ihsan Cibiru Hilir

Pasal 9
Peranan
Sebagai sarana komunikasi dan media pembelajaran organisasi,
manajemen, dan kepemimpinan

BAB IV
Keanggotan
Pasal 10
Anggota OSPAI adalah seluruh Santri Pondok Pesantren Al-Ihsan
Cibiru Hilir yang terdaftar secara administrasi

BAB V
Kedaulatan
Pasal 11
Kedaulatan tertinggi berada ditangan santri yang diwujudkan melalui
Sidang Umum Santri Al-Ihsan (SUSAN) 2018 dan Pemilu Raya Santri
(PRS)

BAB VI
Struktur Organisasi
Pasal 12
Struktur OSPAI terdiri dari Kabinet OSPAI Pusat, OSPAI Wilayah, dan
Unit Kegiatan Santri (UKS)

BAB VII
Musyawarah dan Rapat
Pasal 13
Musyawarah
Musyawarah OSPAI terdiri dari :
1. Sidang Umum Santri Al-Ihsan (SUSAN) 2018
2. Musyawarah luar biasa
Pasal 14
Rapat
Rapat OSPAI terdiri atas Rapat Kerja, Rapat Pleno/Evaluasi, Rapat
Kementerian/Divisi dan Rapat Koordinasi

BAB VIII
Lambang dan Semboyan
Pasal 15
Lambang
OSPAI mempunyai lambang Khat Arab Bertuliskan Al-Ihsan
Berwarna Hijau Tua

Pasal 16
Semboyan
Semboyan OSPAI adalah Al hayaatu kulluhaa ‘ibaadah

BAB IX
Keuangan
Pasal 17
Keuangan OSPAI berasal dari:
1. Iuran santri dikelola secara mandiri, transparan, bertanggung
jawab dan berkesinambungan
2. Sumbangan halal dan tidak mengikat
3. Usaha-usaha lain yang tidak bertentangan dengan asas dan
tujuan OSPAI

BAB X
Pembubaran Kepengurusan
Pasal 18
1. Kepengurusan dibubarkan oleh Sidang Umum Santri Al-
Ihsan yang sah dan khusus
2. Apabila terjadi pembubaran, maka hak kepengurusan
dipindahkan kepada pesantren untuk disalurkan bagi
kepentingan Santri Ponpes Al-Ihsan

BAB XI
Penambahan dan Perubahan Anggaran Dasar
Pasal 19
Penambahan dan Perubahan Anggaran Dasar OSPAI dilakukan dalam
Sidang Umum Santri Al-Ihsan (SUSAN) 2018

BAB XII
Reshuffle
Pasal 20
Presiden berhak mereshuffle pengurus apabila:
1. Pengurus tidak menjalankan tugas dengan baik selama tiga
bulan berturut-turut
2. Mengundurkan diri
3. Melanggar kode etik pengurus OSPAI dalam ART pasal 13
4. Meninggal dunia

BAB XIII
Aturan Peralihan
Pasal 21
1. Apabila Presiden OSPAI selama tiga bulan berturut-turut
tidak melaksanakan tugasnya atau mengundurkan diri dari
kepengurusan, maka secara langsung Wakil Presiden
mengambil alih kewenangan presiden melalui rapat
pengurus yang dihadiri oleh Menteri atau yang mewakili
Menteri OSPAI
2. Apabila pejabat presiden dan Wakil Presiden melakukan hal
yang sama atau tidak dapat menjalankan kewajibannya
sebagai pimpinan maka di wakilkan kepada sekertris OSPAI
3. Apabila sekertaris OSPAI tidak dapat menjalankan
kewajibannya sebagai pimpinan maka diadakan
musyawarah luar biasa

BAB XIV
Penutup
Pasal 22
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga OSPAI

Pasal 23
Anggaran Dasar ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) ORGANISASI SANTRI
PESANTREN AL-IHSAN (OSPAI)

BAB I
Keanggotaan
Pasal 1
Keanggotaan
Anggota adalah seluruh Santri Ponpes Al-Ihsan yang terdaftar secara
administratis

Pasal 2
Hak dan Kewajiban
1. Hak anggotaa.
a. Menyampaikan aspirasi dan pendapatnya menurut
prosedur yang berlaku
b. Memanfaatkan fasilitas organisasi menurut aturan dan
etika yang berlakuMempunyai hak memilih dan dipilih
2. Kewajiban anggota
a. Mematuhi dan melaksanakan Anggaran Dasar,
Anggaran Rumah Tangga, dan GBHO serta seluruh
kebijaksanaan, peraturan organisasi dan peraturan
pimpinan organisaspimpinani, pimpinan, dan tata
tertib pesantren
b. Berpartisifasi aktif dalam kegiatan-kegiatan yang
diselenggarakan organisasi
c. menjaga nama baik pondok pesantren Al-Ihsan
d. membayar iuran
e. Menjaga fasilitas organisasi menurut aturan dan etika
yang berlaku

Pasal 3
Hilangnya Keanggotaan
Status keanggotan akan hilang apabila:
1. Meningggal dunia
2. Keluar dari pesantren atas permintaan sendiri atau
dikeluarkan
3. Mencemarkan nama baik pesantren.

Pasal 4
Sanksi
1. Sanksi diberikan apabila:
a. Melanggar AD/ART
b. Melanggar aturan dan hukum yang telah ditetapkan
oleh pengurus dan pimpinan pondok pesantren Al-
Ihsan
2. Sanksi berupa:
a. Peringatan
b. Sanksi materi atau non materi
c. Dikeluarkan

BAB II
Pelindung, Pengawas, Pengurus dan Struktur Organisasi
Pasal 5
Pelindung Organisasi
1. Pelindung organisasi terdiri dari:
a. Pimpinan Pondok Pesantren Al-Ihsan
b. Kabag Akademik Pondok Pesantren Al-Ihsan
c. Kabag Kesantrian Pondok Pesantren Al-Ihsan
d. Pengawas Organisasi

Pasal 6
Pengawas Organisasi
1. Pengawas adalah keluarga pesantren, dewan guru atau
seseorang yang ditunjuk oleh pimpinan pesantren
2. Tim pengawas akan tetap berjalan sampai disahkan pada
pleno tengah

Pasal 7
Pengurus OSPAI
Pengurus OSPAI adalah santri pilihan yang ditetapkan oleh tim
formatur

Pasal 8
Pengurus OSPAI Pusat
1. Jajaran pengurus OSPAI Pusat dipimpin oleh Presiden
2. Presiden dibantu oleh Wakil Presiden dan Wakil-wakilnya.
3. Kepengurusan terdiri dari:
a. Presiden OSPAI
b. Wakil Presiden
c. Sekretaris OSPAI
d. Menteri Dalam Negeri, bertanggung jawab atas
Kementerian Dalam Negeri
e. Menteri Luar Negeri, bertanggung jawab atas
Kementerian Luar Negeri
f. Menteri Pendidikan, bertanggung jawab atas
Kementerian Pendidikan
g. Menteri Kesejahteraan, bertanggung jawab atas
Kementerian Kesejehatreaan
h. Menteri Keuangan, bertanggung jawab atas
Kementerian Keuangan
i. Menteri Keagamaan, bertanggung jawab atas
Kementerian Agama
j. Menteri Pertahanan dan Keamanan, bertanggung
jawab atas Kementerian Pertahanan dan Keamanan
k. Menteri Komunikasi dan Informasi, bertanggung
jawab atas Kementerian Komunikasi dan Informasi
l. Menteri Pemuda dan Olahraga, bertanggung jawab
atas Kementerian Pemuda dan Olahraga
m. Wakil Presiden, Sekretaris OSPAI dan Menteri
bertanggung jawab kepada Presiden
n. Staff Kementerian bertanggungjawab kepada menteri

Pasal 9
Pengurus Wilayah
1. Jajaran pengurus wilayah dipimimpin oleh Gubernur
2. Gubernur dibantu oleh Sekretaris Gubernur, Bendahara
Gubernur dan Ketua Bidang/Divisi, serta Bupati
3. Kepengurusan terdiri atas:
a. Gubernur Wilayah
b. Sekretaris Gubernur
c. Bendahara Gubernur
d. Divisi Pendidikan
e. Divisi K3 (Kebersihan, Ketertiban, dan Keindahan)
f. Divisi Keamanan
g. Divisi Humas
h. Divisi Seni dan Olahraga
i. Bupati
4. Divisi bertanggung jawab kepada Gubernur
5. Pembagian kepengurusan disesuaikan dengan kebutuhan
wilayah masing-masing
6. Setiap Bupati bertanggung jawab kepada Gubernur
7. Setiap Gubernur bertanggung jawab kepada Presiden
OSPAI, yang dalam hal ini dimandatkan kepada Menteri
Dalam Negeri

Pasal 10
Kekuasaan
Sidang Umum Santri Al-Ihsan adalah majelis tertinggi dalam organisasi
dan merupakan suatu forum yang dihadiri oleh Santri dan Peninjau

BAB III
Wewenang dan Kewajiban
Pasal 11
Pelindung
Pelindung organisasi berwenang memberikan perlindungan hukum dan
administratif kepada pengurus organisasi, anggota dan badan-badan
lain yang dibentuk oleh pengurus organisasi

Pasal 12
Pengurus
1. Pengurus berwenang untuk mengambil keputusan dan
tindakan apapun yang dianggap perlu sepanjang tidak
bertentangan dengan AD/ART, GBHO dan mekanisme
program kerja
2. Pengurus wajib melaksanakan keputusan SUSAN dan
ketentuan lainnya
3. Pengurus memimpin organisasi baik intern maupun ekstern
dengan penuh tanggung jawab
4. Pengurus wajib menyampaikan laporan
pertanggungjawaban di akhir kepengurusan
5. Pengurus wajib memberikan suri tauladan kepada seluruh
anggota

BAB IV
Syarat-Syarat Pengurus
Pasal 13
Yang layak diangkat sebagai pengurus organisasi adalah:
1. Tercatat sebagai Santri Ponpes Al-Ihsan yang terdaftar
secara administrasi
2. Sanggup menjaga nama baik almamater dan organisasi
3. Mempunyai kemampuan berorganisasi atau mempunyai
loyalitas terhadap pesantren
4. Sangggup menaati dan melaksanakan AD/ART, GBHO, dan
ketentuan lainnya.
5. Telah mengikuti taaruf dan LPKS (dibuktikan dengan
sertifikat)
6. Santri yang menjadi pengurus OSPAI pusat minimal dari
semester 3.
7. Tidak tercatat dalam dua kepengurusan inti baik wilayah,
UKS, dan organisasi lain.
8. Jika poin 5 tidak terpenuhi, maka diperlukan rekomendasi
dari gubernur dan bupati kamarnya bahwa dia berkompeten
dan berkomitmen dalam kepengurusan OSPAI.

Pasal 14
Syarat dan Kode Etik
Pengurus OSPAI harus:
1. Mentaati dan mematuhi Tata Tertib Pondok Pesantren Al-
Ihsan
2. Tidak Melakukan hal yang menyimpang dengan norma
Agama dan Negara
3. Mentaati dan mematuhi kebijakan-kebijakan OSPAI

BAB V
Alumni
Pasal 15
1. Santri yang telah menyelesaikan studi di pondok pesantren
Al-Ihsan
2. Al-Ihsan dan alumni memiliki hubungan histori dan aspiratif
3. Menjaga nama baik pondok pesantren Al-Ihsan

BAB VI
Permusyawaratan
Pasal 16
Permusyawaratan organisasi diwujudkan dalam bentuk Sidang Umum
Santri Al-Ihsan dan rapat organisasi. Sidang Umum Santri Al-Ihsan
sebagai wujud dari permusyawaratan tertinggi dalam organisasi

Pasal 17
Ketentuan dan Wewenang Permusyawaratan
1. Sidang Umum Santri Al-Ihsan (SUSAN) 2018
a. Dilaksanakan satu kali dalam satu tahun
b. Dihadiri sekurang-kurangnya ½ lebih satu dari jumlah
peserta sidang umum santri (SUSAN) 2018 yang
mengisi daftar hadir
c. Berwenang meninjau AD/ART, GBHO, Rekomandsi
dan Mekanisme Kerja Organisasi
d. Berwenang meminta dan menilai laporan pertanggung
jawaban pengurus
2. Sidang Umum Santri Luar Biasa
a. Dilaksanakan jika organisasi dalam keadaan Vacum Of
Power (kekosongan kepemimpinan) atau Overmatch
(keadaan diluar kendali/situasi gawat)
b. Dihadiri sekurang-kurangnya 1/3 delegasi asrama
c. Berwenang meninjau AD/ART, GBHO,Rekomandasi
dan Mekanisme Kerja Organisasi
d. Berwenang meminta dan menilai pertanggung jawaban
pengurus
3. Rapat Kerja
a. Dilaksanakan minimal satu kali dalam masa
kepengurusan
b. Dihadiri oleh seluruh pengurus OSPAI
c. Berwenang menetapkan tata kerja dan program kerja
serta Schedule Time-nya
d. Berwenang menetapkan kebijakan organisasi
4. Rapat Evaluasi
a. Dilakukan minimal satu kali dalam satu semester
b. Dihadiri oleh pengurus OSPAI
c. Berwenang mengevaluasi pelaksaaan program kerja
d. Berwenang mereshufle pengurus OSPAI
5. Rapat Kementerian/ Bidang/Divisi
a. Dihadiri oleh pengurus yang bersangkutan
b. Dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan
c. Berwenang merumuskan program Kementerian bagi
OSPAI Pusat
d. Berwenang merumuskan program Bidang atau Divisi
bagi OSPAI Wilayah
6. Rapat Koordinasi
a. Diselenggarakan oleh Presiden sekretaris umum
dengan mengundang pengurus Kementerian
b. Diselenggarakan oleh Gubernur atau Sekretaris
Gubernur dengan mengundang Pengurus
Bidang/Divisi
c. Membahas dan mengambil langkah-langkah yang
perlu untuk meningkatkan kinerja pengurus serta
mengantisifasi kendala yang ada

BAB VII
Keuangan OSPAI
Pasal 18
Keuangan diatur dalam anggaran dasar
1. Iuran semester santri dikelola secara mandiri, transparan,
bertanggung jawab dan berkesinambungan
2. Sumbangan halal dan tidak mengikat
3. Usaha-usaha lain yang tidak bertentangan dengan asas dan
tujuan OSPAI

Pasal 19
Pembagian Pendapatan
1. Sumber dana diperoleh dari iuran santri, 60% OSPAI Pusat
dan 40% OSPAI Wilayah
2. Dana sisa kegiatan dibagi pada OSPAI Pusat 20 % dan
panitia 80 %

Pasal 20
Penggunaan Kekayaan OSPAI
1. Memberikan dana awal untuk kementerian, UKS, dan
kepanitiaan.
2. Untuk memenuhi segala kebutuhan organisasi.

BAB VIII
Ketentuan Umum dan Pengesahan
Pasal 21
1. Hal-hal yang belum diatur dalam anggaran rumah tangga ini
akan diatur dalam peraturan lainnya
2. Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak ditetapkannya.
GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI (GBHO)
ORGANISASI SANTRI PESANTREN AL-IHSAN (OSPAI)

MUQODDIMAH
Keberadaan Organisasi Santri di lingkungan Pesantren Al-
Ihsan ini merupakan aplikasi dari fungsi dan peranan pesantren sebagai
pusat kajian ajaran Islam dan dakwah Islam itu sendiri. Dalam hal ini
berfungsi menyelanggarakan pengkajian ilmu, pendidikan akhlak serta
pembinaan dan pengembangan minat dan bakat.
Fungsi dan peranan terakhir inilah yang dijalankan oleh
Organisasi Santri Pesantren Al-Ihsan (OSPAI). Pendidikan akhlak
sangat penting dilaksanakan untuk terciptanya suasana kehidupan
keislaman yang harmoni sesuai ajaran islam, kesadaraan akan tanggung
jawab sebagai da’i. Pengembangan minat dan bakat bermaksud untuk
menunjang kemandirian hidup santri sebagai persiapan di masyarakat
kelak.
Untuk kejelasan dan ketegasan dalam meraih puncuk
organisasi Santri Pesantren Al-Ihsan (OSPAI) ini, maka perlu dijabarkan
lebih lanjut dalam bentuk Garis-garis Besar Haluan Organisasi (GBHO)
Organisasi Santri Pesantren Al-Ihsan

BAB I
Garis-Garis Besar Haluan Organisasi
1. Fungsi
a. Sebagai kerangka acuan yang bersifat umum bagi
kegiatan-kegiatan Santri Pesantren Al-Ihsan, baik yang
bersifat intern maupun ekstern yang selanjutnya
program jangka pendek, jangka menengah dan jangka
panjang
b. Sebagai manifestasi dari AD/ART Organisasi Santri
Pesantren Al-Ihsan yang menyangkut aspek dinamika
interaksional santri dengan santri, santri dengan pihak
keluarga pesantren, santri dengan masyarakat
dilingkungan pesantren.
c. Sebagai pola acuan perspektif kaderisasi pimpinan,
intelektual, pengkajian, dan pengembangan ilmu,
diarahkan pada bidang-bidang strategis dan
memberikan andil pada skill kesantrian.
2. Maksud dan tujuan
a. GBHO OSPAI dirumuskan dengan maksud
memberikan landasan yang terarah, strategis langkah
yang nyata dan ideal untuk kelancaran berjalannya
Organisasi Santri Pesantren Al-Ihsan.
b. GBHO dirumuskan dengan tujuan memperjelas visi
dan misi OSPAI agar berkesinambungan antara satu
periode dengan periode selanjutnya.
3. Landasan
Penyusunan GBHO OSPAI berdasarkan atas dasar:
a. Al-Quran, As-Sunah dan Pancasila b. AD/ART OSPAI
b. Kebijakan-kebijakan yang telah disepakati dalam
Sidang Komisi SUSAN
4. Modal Dasar
Modal dasar pengembangan dan pemberdayaan OSPAI
bersumber dari potensi-potensi yang dimiliki oleh Santri
Pesantren Al-Ihsan, yaitu:
a. Motivasi dan ide dasar pembentukan OSPAI. Pertama,
adanya nilai-nilai jihad dan sifat independen organisasi
santri. Kedua, pengamalan ajaran Islam. Ketiga,
meningkatkan kualitas dan kuantitas, harkat dan
martabat, serta membina sumber daya santri Pesantren
Al-Ihsan. Keempat, mempererat silaturahmi
antarsesama santri khususnya dan seluruh komponen
Al- Ihsan pada umumnya. Kelima, memperjelas syiar
dalam jalinan Hablu Minannas
b. Modal dasar potensi rohani berupa komitmen moral
dan tanggung jawab santri-santri pesantren Al-Ihsan
dipadukan dengan pola pikir, sikap dan perilaku yang
bernafaskan ajaran Rasulullah SAW
c. Sumber daya manusia adalah Santri Pesantren Al-
Ihsan
d. Sumber daya ekonomi dihasilkan dari pembayaran
iuran santri pondok pesantren Al-Ihsan dan sumber
pemasukan lain yang tidak bertentangan dengan asas
dan tujuan OSPAI.
e. Sarana dan prasarana yang cukup representatif
sehingga dapat menunjang terlaksananya kegiatan
Santri Pesantren Al-Ihsan
5. Medan Berkiprah
Organisasi Santri Pesantren Al-Ihsan sebagai organisasi
yang mengemban misi dan visi dakwah Islamiyah, visi
Organisasi Santri, orientasi menyeluruh dan sistematis yang
tidak bertentangan dengan ajaran Islam
6. Program Umum
Program umum Organisasi Santri Pesantren Al-Ihsan
adalah:
a. Meningkatkan kualitas sumber daya santri dalam
memelihara dan mengembangkan ilmu dan akhlak
serta minat dan bakat
b. Pembenahan manajemen dan administrasi organisasi
santri pesantren Al-Ihsan
c. Pengembangan strategi dakwah di masyarakat.

BAB II
Susunan Kepengurusan
Organisasi Santri Pesantren Al-Ihsan wajib melaksanakan
segala bentuk kebijakan Sidang Umum Santri yang bersifat umum dan
khusus berdasarkan rapat kerja sebagai penjabaran dari garis besar
kebijakan Sidang Umum Santri.
Sebagai langkah awal menjalankan kebijakan Organisasi
Santri Pesantren Al-Ihsan wajib menjawab perencanaan baik yang
bersifat finansial maupun yang bersifat operasional dari keseluruhan
yang ada dan disetujui oleh Sidang Umum Santri Al-Ihsan.
Program OSPAI merupakan penjabaran dari garis besar
kebijakan organisasi dijalankan dengan pertimbangan yang professional,
dalam arti sesuai dengan keberadaan pengurus OSPAI pusat dan wilayah.
Selain itu program yang dijalankan harus sesuai kebutuhan dengan
mengutamakan santri secara keseluruhan.
Adapun penjabaran dari kebijakan Sidang Umum Santri
dilakukan di tataran pengurus OSPAI Pusat dan Pengurus OSPAI
Wilayah dengan adanya struktur kepengurusan sebagai berikut:
1. Presiden OSPAI Sebagai Kepala Organisasi dan Kepala
Pemerintahan
2. Wakil Presiden Sebagai Pembantu Presiden
3. Sekretaris OSPAI Sebagai Kepala Adminiatrasi
4. Menteri Dalam Negeri
5. Menteri Luar Negeri
6. Menteri Pendidikan
7. Menteri Kesejahteraan
8. Menteri Keuangan
9. Menteri Pertahanan dan Keamanan
10. Menteri Agama
11. Menteri Komunikasi dan Informasi
12. Menteri Pemuda dan Olahraga
13. Pengurus OSPAI Wilayah
14. Pengurus OSPAI Daerah

BAB III
Mekanisme Kerja Pengurus
Pengurus Pusat
1. Presiden Santri
Presiden santri merupakan mandataris aspirasi santri
sekaligus penanggung jawab atas semua kegiatan yang
dilaksanakan oleh OSPAI Pusat, Wilayah dan UKS,
berkedudukan sebagai pemegang kebijakan umum
organisasi
a. Wewenang yang dimiliki
1) Menyusun kebijakan strategis dalam kerangka
arah organisasi
2) Mengemban amanah Sidang Umum Santri Al-
Ihsan (SUSAN) 2018
3) Mereshuffle pengurus
b. Berfungsi sebagai pengambil kebijakan umum untuk
menjaga kestabilan organisasi
2. Wakil Presiden
a. Bertanggungjawab pada Presiden
b. Mewakili Presiden saat berhalangan hadir
c. Mendampingi Presiden dalam menjalankan tugas-
tugas Presiden
d. Membantu Presiden dalam menjalankan,
mengkoordinasikan, dan mengevaluasi kinerja kabinet.
e. Membuat LPJ
3. Sekretaris OSPAI
a. Bertanggung jawab kepada Presiden dan Wakil
Presiden
b. Bertanggung jawab disetiap rapat dan pertemuan
c. Bertanggung jawab dalam pelaksana tata administrasi
kesekretariatan organisasi
4. Menteri
a. Bertanggung jawab kepada Presiden OSPAI
b. Bertanggung jawab atas pelaksanaan program kerja
masing-masing Kementerian
c. Berwenang mengambil kebijakan teknis yang
menyangkut persoalan Kementerian atas persetujuan
Presiden
5. Sekretaris Menteri
a. Bertanggung jawab kepada Menteri
b. Melaksanakan aktivitas administrasi di Kementerian
masing-masing
c. Mencatat dan mengagendakan program Kementerian
masing-masing
d. Mewakili menteri apabila berhalangan hadir
6. Bendahara Menteri
a. Bertanggung jawab kepada Menteri
b. Melaksanakan aktivitas sirkulasi keuangan di
Kementerian.
c. Berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan

Pengurus Wilayah
1. Gubernur Wilayah:
a. Gubernur Wilayah merupakan mandataris aspirasi
santri sekaligus penanggung jawab atas semua
kegiatan yang dilaksanakan oleh OSPAI wilayah,
berkedudukan sebagai pemegang kebijakan umum
wilayah.
b. Bertanggung jawab kepada OSPAI Pusat, dalam hal
ini dimandatkan kepada Menteri Dalam Negeri
Wewenang yang dimiliki
a. Menyusun kebijakan strategis dalam kerangka arah
organisasi
b. Mengemban amanah yang telah ditetapkan
Musyawarah Wilayah (Musywil) 2018
c. Mereshuffle pengurus OSPAI Wilayah
d. Memiliki kewenangan otonom untuk mengurus dan
mengembangkan wilayah masing-masing
e. Berfungsi sebagai pengambil kebijakan umum untuk
menjaga kestabilan organisasi
2. Sekertaris Gubernur
a. Bertanggung jawab kepada Gubernur
b. Bertanggung jawab disetiap rapat dan pertemuan
c. Bertanggung jawab dalam pelaksanaa tata administrasi
kesekretariatan organisasi
d. Mewakili Gubernur apabila berhalangan
3. Bendahara Gubernur
a. Bertanggungjawab atas keuangan wilayah
b. Bertanggungjawab kepada gubernur
c. Berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan
4. Ketua Divisi
a. Bertanggung jawab kepada Gubernur
b. Bertanggung jawab atas pelaksanaan program kerja
masing-masing Bidang/Divisi
c. Berwenang mengambil kebijakan teknis yang
menyangkut persoalan Bidang/Divisi atas persetujuan
Gubernur
5. Sekretaris Divisi
a. Bertanggung jawab kepada Ketua Divisi
b. Melaksanakan aktivitas surat-menyurat di Divisi
masing-masing.
c. Mencatat dan mengagendakan program Divisi masing-
masing
6. Bupati
a. Bertanggungjawab kepada Gubernur
b. Bertanggungjawab atas program OSPAI Wilayah
c. Berwenang mengambil kebijakan teknis mengenai
keadaan kamar

Pengurus Unit Kegiatan Santri (UKS)


1. Ketua UKS:
a. Ketua UKS merupakan mandataris aspirasi anggota
UKS sekaligus penanggung jawab atas semua kegiatan
yang dilaksanakan oleh UKS, berkedudukan sebagai
pemegang kebijakan umum UKS
b. Bertanggung jawab kepada OSPAI pusat, dalam hal ini
dimandatkan kepada Menteri Pemuda dan Olahraga
c. Wewenang yang dimiliki:
1) Menyusun kebijakan strategis dalam kerangka
arah UKS
2) Mengemban amanah musyawarah anggota
3) Mereshuffle pengurus
4) Berfungsi sebagai pengambil kebijakan umum
untuk menjaga kestabilan UKS
2. Sekretaris UKS
a. Bertanggung jawab kepada Ketua UKS
b. Bertanggung jawab disetiap rapat dan pertemuan
c. Bertanggung jawab dalam pelaksanaa tata administrasi
kesekretariatan organisasi
d. Mewakili ketua apabila berhalangan
3. Bendahara UKS
a. Bertanggungjawab kepada ketua UKS
b. Bertanggungjawab atas keuangan UKS
4. Ketua Bidang/Divisi
a. Bertanggung jawab kepada Ketua
b. Bertanggung jawab atas pelaksanaan program kerja
masing-masing Bidang/Divisi
c. Berwenang mengambil kebijakan teknis yang
menyangkut persoalan Bidang/Divisi atas persetujuan
Ketua
5. Sekretaris Bidang/Divisi
a. Bertanggung jawab kepada Ketua Bidang/Divisi
b. Mencatat dan mengagendakan program bidang/divisi
masing-masing

BAB IV
Tata Tertib Administrasi
1. Dalam pelaksanaannya ditanggungjwabi oleh Sekretaris
OSPAI, Sekretaris Menteri, Sekretaris Gubernur, Sekretaris
UKS
2. Surat menyurat dikeluarkan berdasarkan nomor urut
3. Ketentuan Kode Penomoran Surat:

NO Kategori Surat Kode


Untuk Intern */A/**/OSPAI/***/***
1
Organisasi
Untuk Ektren */B/**/OSPAI/***/****
2
Organisasi
3 Surat Keputusan */C/**/OSPAI/***/****
4 Surat Mandat */C/**/OSPAI/***/****
5 Surat Rekomendasi */C/**/OSPAI/***/****
6 Surat Keterangan */C/**/OSPAI/***/****
7 Surat Tugas */C/**/OSPAI/***/****
Surat Kepanitiaan */A atau
8
B/Pan.*****/**/OSPAI/***/****

Keterangan:
* : Nomor Urut Pengeluaran Surat
** : Kementerian atau Gubernur Wilayah atau UKS
*** : Bulan dikeluarkan
**** : Tahun dikeluarkan
***** : Nama kegiatan yang bersangkutan dengan singkatan

Contoh, Pan. SUSAN. Pan.Zultaha, dan lain-lain

A, B atau C: Pilih salah satu A untuk intern, B untuk ekstern dan C


untuk lainnya
4. Ketentuan umum lainnya perihal administrasi, dibahas pada
buku pedoman administrasi OSPAI

BAB V
UNIT KEGIATAN SANTRI (UKS)
Sebagai lembaga struktur OSPAI yang bersifat otonom, UKS
berhak menjalankan program sebagai bidang kajian keilmuan, minat,
bakat profesional, kreasi dan hobi yang di dalamnya, berdasarkan
AD/ART dan aturan masing-masing UKS. Program UKS lebih
diarahkan kepada pengkajian dan pengembangan karakter UKS itu
sendiri. Ini dimaksudkan umtuk lebih menumbuhkan profesionalitas
UKS.

BAB VI
Program Lembaga Lainnya
Sebagai lembaga otonom, atau lembaga lainnya baik yang
dibentuk maupun tidak dibentuk oleh OSPAI Pusat, OSPAI Wilayah,
UKS yang berada di lingkungan Pondok Pesantren Al- Ihsan berhak
menjalankan programnya sesuai dengan fungsi dan peranannya yang
disesuaikan dengan kebutuhan lembaga serta tidak bertentangan dengan
AD/ART.

BAB VII
Pengembangan
Secara internal OSPAI memerlukan pengembangan
organisasi dalam menjalankan konsolidasi dan komunikasi secara efektif
baik intern maupun ekstren.
Secara struktural, untuk mengembangkan organisasi yang
komunikatif dan konstruktif, maka diperlukan aturan jalur kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
1. Pemberitahuan kepada pihak pesantren yang dilaksanakan
dengan tatap muka dan disertai persuratan.
2. Memantapkan kerjasama dengan koordinasi baik internal
maupun eksternal pesantren.

BAB VIII
Aturan Tambahan
GBHO OSPAI dapat ditinjau kembali dalam SUSAN,
selanjutnya disesuaikan dengan semangat dan problematika zaman, baik
dalam skala besar maupun skala kecil

BAB IX Penutup
1. Hal-hal yang belum diatur dalam GBHO ini akan diatur
dalam SUSAN
2. GBHO ini berlaku sejak tanggal dibuat dan ditetapkan
bersama untuk dihormati dan ditaaati
UNDANG-UNDANG PEMILU RAYA SANTRI (UU PRS)
ORGANISASI SANTRI PESANTREN AL-IHSAN (OSPAI)

BAB I
Ketentuan umum
Pasal 1
Pemilihan Umum Raya Santri disebut Pemilihan Presiden
dan Wakil Presiden dilaksanakan secara jujur, adil, langsung, umum,
bebas dan rahasia dengan satu orang satu suara.
Pemilihan Presiden ini dilaksanakan dilingkungan pesantren
Al-Ihsan. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden diatur pada pasal
berikutnya.

BAB II
Asas dan landasan
Pasal 2
1. Berasaskan al-Quran, as sunnah dan pancasila
2. UU PRS berlandaskan anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga

BAB III
Hak Pilih
Pasal 3
1. Pemilih terdiri dari:
a. Santri Pondok Pesantren Al Ihsan Cibiru Hilir
b. Dewan guru
c. Keluarga Pesantren yang berdomisili di Lingkungan
Pesantren Al-Ihsan
2. Pemilih berhak atas satu suara
3. Setiap santri yang terdaftar berhak untuk dipilih menjadi
Presiden dan Wakil Presiden atas restu pimpinan pondok
pesantren setelah mendafarkan diri kepada Panitia Pemilu
Raya Santri (PRS)
4. Seorang santri dapat dipilih menjadi Presiden dan Wakil
Presiden dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Beriman dan Bertakwa
b. Memiliki Sertifikat Ta’aruf Santri
c. Memiliki Sertifikat LPKS
d. Jika sertifikat Ta’aruf dan LDKS/LPKS hilang, maka
dibuktikan dengan data LPJ atau kesaksian 5 orang
seangkatannya
e. Mempunyai jiwa kepemimpinan dibuktikan dengan
pernah menjabat sebagai pengurus OSPAI minimal
pengurus wilayah
f. Profesional dalam berorganisasi
g. Memiliki kemampuan dalam mengkaji ilmu keislaman
(dapat membaca dan memahami kitab klasik dan
kontemporer)
h. Tidak sedang menjabat top leader di organisasi lain,
kalau diketahui menjadi top leader harus
mencantumkan surat pengunduran diri
i. Menyatakan kesediaan secara tertulis untuk
menyelesaikan jabatan Presiden serta mematuhi sistem
dan mekanisme kerja dan segala ketentuan yang
berlaku
j. Didukung sekurang-kurangnya oleh 50 orang santri
dan 2 gubernur dengan menyerahkan nama-nama
secara tertulis dan ditandatangani oleh yang
bersangkutan
k. Surat persetujuan dari pimpinan pondok pesantren Al-
Ihsan
l. Mengetahui sejarah pondok pesantren Al Ihsan Cibiru
Hilir
m. Menghafal silsilah Ketua Umum dan Presiden santri
dari periode awal hingga terakhir

BAB IV
Panitia Pemilu Raya Santri
Pasal 4
Pemilu raya santri yang selanjutnya disingkat Panitia PRS (PPRS)
dibentuk oleh OSPAI (Menteri Dalam Negeri) bertugas:
1. Mempersiapkan segala sesuatu yag diperlukan untuk
pelaksanakan PRS
2. Melaksanakan pemungutan suara secara jujur, adil,
langsung, umum, bebas dan rahasia
3. Memberikan tembusan kepada Presidium Sidang
4. Mensosialisasikan calon Presiden dan Wakil Presiden
kepada seluruh santri dan pihak pesantren
5. Kemendagri sebagai penanggung jawab Panitia Pemilu
Raya Santri (PPRS)

BAB V
Pencalonan
Pasal 5
1. Pengumuman calon Presiden dan Wakil Presiden
dilaksanakan 1-3 hari menjelang kampanye dialogis
2. Verifikasi calon Presiden dan Wakil Presiden dilakukan
dengan cara mencocokan berdasarkan ketentuan
3. Nomor urut berdasarkan hasil undian Panitia PRS

BAB VI
Panitia Pengawas Pemilu
Pasal 6
1. Panitia pengawas pemilu selanjutnya disingkat Panwaslu
2. Panwaslu diambil dari 2 orang perwakilan Wilayah, atas
rekomendasi masyarakat wilayah
3. Apabila ditemukan kecurangan dalam pemilu maka
Panwaslu diharuskan bersikap netral dan berhak melaporkan
kepada Panitia PRS yang selanjutnya direkomendasikan
kepada presidium

BAB VII
Tata Tertib Pemilihan
Pasal 7
1. Semua pemilih harus menjalankan ketentuan dan menjaga
kestabilan terhadap jalannya pemilu
2. Semua pemilih mempunyai kewajiban moral untuk
menggunakan hak pilih
3. Setiap pelanggaran tata tertib dikenakan sanksi sebagaimana
diatur dalam pasal berikutnya

Pasal 8
Kampanye
1. Kampanye didasarkan atas dasar demokrasi kekeluargaan,
dan kerukunan antar santri
2. Dilarang melakukan Black Champagne dan Money Politics
3. Kampanye dilakukan di lingkungan pesantren dan tidak
mengganggu ketertiban umum
4. Setiap calon Presiden dan Calon Wakil Presiden berhak
berkampanye sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
oleh Panitia PRS

Pasal 9
Waktu Kampanye
1. Waktu kampanye ditetapkan selama 1-3 hari
2. Satu hari sebelum pemungutan suara, kampanye mesti
diberhentikan secara serentak
3. Setelah waktu kampanye berakhir, semua calon dan
pendukungnya wajib menarik semua atribut kampanye
4. Untuk pasangan yang melakukan kampanye di luar waktu
yang telah ditentukan maka akan dikenakan sanksi
sebagaimana yang diatur pada

Pasal 10
Bentuk dan Isi Kampanye
1. Kampanye dapat dilaksanakan melalui pamflet, poster,
ceramah politik, dialog publik atau pun lain-lainnya yang
bersifat tidak menjelek-jelekan calon lain
2. Kampanye Dialogis dilakukan dalam Debat Terbuka

Pasal 11
Tempat Pemungutan Suara
Pemungutan suara dilaksanakan di lingkungan Pesantren, didalam bilik
suara tertutup yang telah disediakan oleh Panitia PRS

BAB VIII
Pemungutan dan Perhitungan Suara
Pasal 12
Pemungutan Suara
1. Pada hari pemungutan suara, pemilih diwajibkan berada di
lingkungan Pesantren Al-Ihsan
2. Pencoblosan gambar calon yang sah pada surat suara yang
telah ditentukan dan disediakan oleh panitia PRS.
3. Jika ada pemilih yang berhalangan, maka diberikan
kesempatan untuk memberikan suaranya selama
pemungutan suara berlangsung

Pasal 13
Pencoblosan dan Perhitungan Suara
1. Pencoblosan dilaksanakan secara tertutup ditempat yang
telah ditentukan
2. Perhitungan suara dilaksanakan secara terbuka dan
disaksikan oleh seluruh atau sebagian santri yang dihadiri
oleh Presidium, Panitia PRS dan Panwaslu
3. Pencoblosan dan perhitungan suara dilaksanakan pada hari
yang sama
4. Presiden dan Wakil Presiden terpilih adalah yang
mendapatkan suara terbanyak

Pasal 14
Nama Calon
Nama calon pada surat suara dipilih dan disusun berdasarkan
pengocokan nomor urut

Pasal 15
Kompromi
Apabila ada dua calon atau lebih mendapatkan jumlah suara yang sama,
maka para calon yang bersangkutan akan diadakan pemilihan putaran
kedua

BAB IX
Sanksi
Pasal 16
Setiap pelanggaran pada ketentuan ini dikenakan sanksi sebagai
berikut:
1. Tidak diperbolehkan melaksanakan kampanye baik
monologis atau dialogis
2. Tidak lolos dari verifikasi sebagai calon Presiden dan Wakil
Preside

BAB X
Pembiayaan
Pasal 17
1. Biaya pelaksanaan Pemilu Raya Santri dibebankan kepada
kepengurusan kabinet Al-Musyarokah masa khidmat 2017-
2018
2. Biaya administrasi calon dibebankan kepada calon yang
bersangkutan atau para pendukungnya
BAB XI
Aturan Tambahan
Pasal 18
1. Hasil pemilihan dilaporkan kepada penanggung jawab
(Menteri Dalam Negeri) secarah tertulis untuk
direkomendasikan kepada Pimpinan Pesantren
2. Panitia Susan PRS 2018 berakhir setelah melaporkan hasil
pertanggungjawabannya
3. Panitia Susan PRS 2018 adalah pengurus Kabinet Al-
Musyarokah dan santri yang mendaftarkan diri menjadi
panitia
4. Pelantikan OSPAI dilakukan oleh pimpinan pesantren Al-
Ihsan

Bab XII
Penutup
Pasal 19
Segala sesuatu yang belum diatur dalam undang-undang ini dapat diatur
oleh Panitia PRS, dengan berkonsultasi terlebih dahulu dengan Kabag
Kesantrian

Pasal 20
Undang-undang ini ditetapkan dalam SUSAN tanggal 9 Desember
2018 yang berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan akan ditinjau ulang
apabila terjadi kekeliruan
REKOMENDASI PROGRAM KERJA DAN PROGRAM NYATA
ORGANISASI SANTRI PESANTREN AL-IHSAN (OSPAI)
PUSAT

A. REKOMENDASI PROGRAM KERJA


1. PROGRAM HARIAN
a. Meninjau dan mengawasi kegiatan santri
b. Menyediakan dan mengkoordinir kebutuhan santri
yang diperlukan demi terciptanya kenyamanan dalam
belajar
2. PROGRAM JANGKA PENDEK
a. Mengoptimalisasikan segala bidang yang
menyangkut kegiatan santri
b. Merapihkan administrasi keorganisasian
3. PROGRAM JANGKA MENENGAH
a. Melaksanakan kerjasama dengan eksternal pesantren
dalam meningkatkan keilmuan dan pengalaman santri
b. Meningkatkan kesadaran santri dalam menjalankan
kewajibannya sebagai santri
4. PROGRAM JANGKA PANJANG
a. Membangun kultur organisasi yang efektif
b. Membangun kepercayaan masyarakat terhadap santri
c. Pengembangan dakwah yang sistematik dan efektif
terhadap kemajuan santri dan pesantren
d. Mengembangkan pemahaman IT (Information
technology) untuk santri Al-Ihsan
e. menghimpun dan mengqodifikasi peraturan pesantren

B. REKOMENDASI PROGRAM NYATA


1. PRESIDEN
a. Bertanggung jawab atas seluruh Kementerian
b. Menstabilkan dan mensinergikan pengurus
c. Melakukan koordinasi dengan keluarga
pesantren,dewan guru, dan pihak luar (masyarakat)
d. Mengadakan laporan dan evaluasi bulanan e.
Membuat Laporan Pertanggungjawaban
2. WAKIL PRESIDEN
a. Bertanggungjawab pada Presiden
b. Mewakili Presiden saat berhalangan hadir
c. Mendampingi Presiden dalam menjalankan tugas-
tugas Presiden
d. Membantu Presiden dalam menjalankan,
mengkoordinasikan, dan mengevaluasi kinerja
kabinet.
e. Adanya pembagian tugas dengan presiden
f. Membuat LPJ
3. SEKRETARIS OSPAI
a. Bertanggung jawab kepada Presiden dan Wakil
Presiden
b. Bertanggung jawab disetiap rapat dan pertemuan
c. Bertanggung jawab dalam pelaksanan administrasi
kesekretariatan organisasi
d. Membuat schedule time kegiatan dan kalenderisasi
akademik pondok pesantren al-ihsan
e. Mengadakan evaluasi pleno tengah f. Membuat berita
acara kegiatan
f. Mengadakan pelatihan keadministrasian bagi seluruh
santri Al Ihsan.
g. Berkoordinasi dengan KEMKOMINFO
h. Membuat LPJ.
4. KEMENTERIAN PENDIDIKAN
a. Membangun kesadaran santri untuk mengaji dan
ta’dzim kepada pengajar
b. Merancang jadwal pengajian dan mengevaluasi
kehadiran santri dalam pengajian
c. Memberikan piagam penghargaan bagi santri yang
aktif mengaji di bidang pendidikan
d. Mengadakan seminar atau diskusi tentang masalah
keIslamann
e. Mengadakan Syukuran Wisuda
f. Mengadakan LPKS
g. Mengadakan Pengajian Intensif untuk seluruh santri
h. Mengadakan koordinasi dan evaluasi kerja
Kementerian
i. Membuat jadwal yang berkaitan dengan kementerian
pendidikan
j. Meningkatkan kesadaran santri dalam menggunakan
Almamater.
k. Berkoordinasi dnegan kemenhankam dalam
mengevaluasi pengajian
l. Membuat LPJ
5. KEMENTERIAN DALAM NEGERI
a. Mengadakan koordinasi dan evaluasi dengan Wilayah
b. Merapihkan administrasi Wilayah
c. Melaksanakan kegiatan Muhadharah Ammah
d. Melaksanakan perlombaan antar asrama (OSPAI
CUP)
e. Mengadakan Taaruf Santri
f. Mengatur jadwal penggunaan Aula Serba Guna
(misal untuk rapat pengurus dan UKS)
g. Mengadakan SUSAN & PRS
h. Mengadakan koordinasi dan evaluasi kerja
Kementerian
i. Membuat LPJ
6. KEMENTERIAN LUAR NEGERI
a. Mengadakan agenda kunjungan dan study komparatif
b. Melaksanakan program Trans-pesantren dan
hubungan dengan Pesantren lain
c. Mengadakan kegiatan produktif dalam rangka
sosialisasi Pesantren Al-Ihsan dan melibatkan
masyarakat sekitar
d. Mengadakan koordinasi dan evaluasi kerja
Kementerian
e. Mengadakan forum silaturahmi alumni Pondok
Pesantren Al-Ihsan Cibiruhilir tingkat nasional.
f. Mengadakan Rihlah
g. Mengadakan Bimtes dan PSB
h. Membuat LPJ
7. KEMENTERIAN KEUANGAN
a. Menjalankan kebijakan keuangan dengan skala
prioritas dan sesuai PSAK (Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan)
b. Membuat alternatif lain dalam peningkatan dan
pengembangan keuangan santri
c. Mengelola keuangan OSPAI dan mencari link yang
dapat menambah keuangan OSPAI
d. Mengadakan kerjasama dengan bendahara gubernur
dan bendahara kementerian
e. Mengadakan koordinasi dan evaluasi kerja
Kementerian
f. Membuat transparansi dana satu bulan sekali
g. Membuat LPJ
8. KEMENTERIAN KESEJAHTERAAN
a. Membuat inovasi dalam mensejahterakan santri lewat
program yang terukur dan terarah
b. Memfasililitasi kebutuhan santri baik kebutuhan di
asrama ataupun kebutuhan untuk kegiatan KBM
c. mengkoordinir pembuatan jas almamater dan seragam
OSPAI
d. Membuat jadwal piket rumah keluarga pesantren
e. Mengadakan koordinasi dan evaluasi kerja
Kementerian
f. Mengadakan koordinasi dengan kesejahteraan
wilayah
g. Sebagai penanggung jawab utama dalam merawat
dan mengelola inventaris ospai
h. Membuat LPJ
9. KEMENTERIAN PERTAHANAN DAN KEAMANAN
a. Membuat tata tertib pesantren yang jelas untuk setiap
wilayah
b. Menkondisikan santri dan keamanan sekitar pesantren
c. Mengadakan koordinasi dan evaluasi kerja
Kementerian
d. Memberikan sanksi bagi santri yang melanggar tata
tertib pesantren serta berkordinasi dengan kabag
kesantrian
e. Membuat LPJ
10. KEMENTERIAN AGAMA
a. Melaksanakan tahlil, tawasul dan marhaba pada
malam jum’at
b. Mengadakan ziarah ke makbarah pendiri pesantren
c. Istighosah & do’a bersama pada saat ada hajat
d. mengadakan keprok (kencleng produktif)
e. Melaksanakan PHBI
f. Mengadakan koordinasi dan evaluasi kerja
Kementerian
g. Mengadakan Milad OSPAI dan Pesantren
h. Membuat jadwal piket masjid h. Mengkoordinir uang
takziah
i. Mengadakan (BERLIAN) berbagi kemuliaan
ramadhan j. Membuat LPJ
11. KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMASI
a. Pengelolaan website
b. Pengelolaan Media Komunikasi (Sosial Media
Instagram, Facebook, Email, Youtube)
c. Membuat Video profil Pondok Pesantren Al-Ihsan
dan Profil OSPAI Pusat
d. Sebagai Central Information (Cenin) di Pondok
Pesantren Al-Ihsan
e. Menjadikan Administrasi Ponpes Al-ihsan menjadi
Administrasi yang ter-komputerisasi
f. Papan Informasi Ponpes Al-Ihsan
g. Seminar Mengenai Relevansi Kemajuan Media
h. Komunikasi Teknologi Dengan Islam h. Al-Ihsan
Melek Teknologi
i. Mengkoordinir pembuatan Kartu Tanda Satri (KTS)
j. Mempererat dan memperluas network yang
mempermudah gerak Al-Ihsan atau OSPAI diluar
Pesantren (Kominfo))
k. Mengadakan koordinasi dan evaluasi kerja
Kementerian
l. Membuat LPJ
12. KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
a. Membuat acara keolahragaan internal dan eksternal
Al Ihsan
b. Mendampingi delegasi setiap perlombaan
c. Mengadakan acara peringatan hari pemuda (28
Oktober)
d. Pengembangan santri Al Ihsan dalam bidang olahraga
(latihan rutin)
e. Menaungi, dan menanggunjawabi semua kegiatan
UKS yang ada di Al Ihsan
f. Mengadakan pelantikan pengurus UKS yang ada di
Al-Ihsan
g. Menyelenggarakan peringatan hari Kemerdekaan RI
h. Mengadakan peringatan hari santri nasional (22
Oktober)
i. Mengadakan koordinasi dan evaluasi kerja
Kementerian
j. Membuat LPJ

Anda mungkin juga menyukai