Anda di halaman 1dari 10

Lampiran

Nomor : 03/KPTS/MUSWIL-I/SAPMA-JB/X/2017
Tentang Tata Tertib Musyawarah Wilayah I SAPMA PEMUDA PANCASILA
Provinsi Jawa Barat Tahun 2017

TATA TERTIB
MUSYAWARAH WILAYAH I SAPMA PEMUDA PANCASILA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017

BAB I
Ketentuan Umum

Pasal 1

1. Musyawarah Wilayah I SAPMA PEMUDA PANCASILA Provinsi Jawa Barat Tahun 2017
adalah pemegang kekuasaan tertinggi SAPMA PEMUDA PANCASILA Provinsi Jawa Barat
yang selanjutnya dalam Tata Tertib ini disebut MUSWIL.
2. Penyelenggaraan Musyawarah Wilayah I SAPMA PEMUDA PANCASILA Provinsi Jawa
Barat Tahun 2017 menjadi tanggung jawab Pengurus Wilayah SAPMA PEMUDA
PANCSASILA Provinsi Jawa Barat.

BAB II
Tugas dan Wewenang

Pasal 2

1. Menilai dan menetapkan Laporan Pertanggungjawaban Pengurus Wilayah SAPMA


PEMUDA PANCASILA Provinsi Jawa Barat Periode 2015 2017.
2. Menyusun dan menetapkan Program Kerja Wilayah dalam rangka penjabaran dan
pelaksanaan Program Kerja Nasional SAPMA PEMUDA PANCASILA.
3. Menyempurnakan dan menetapkan pokok-pokok pikiran dan rekomendasi SAPMA
PEMUDA PANCASILA Provinsi Jawa Barat.
4. Memilih dan menetapkan Ketua Pengurus Wilayah SAPMA PEMUDA PANCASILA Provinsi
Jawa Barat Periode 2017-2020.
5. Menyusun dan menetapkan Pengurus Wilayah SAPMA PEMUDA PANCASILA Provinsi
Jawa Barat Periode 2017-2020.
6. Menetapkan Anggota Dewan Pembina Pengurus Wilayah SAPMA PEMUDA PANCASILA
Provinsi Jawa Barat Periode 2017-2020.

Pasal 3

Waktu penyelenggaraan Musyawarah Wilayah SAPMA PEMUDA PANCASILA Provinsi Jawa


Barat selama 2 (dua) hari yaitu tanggal 3-4 Oktober 2017 sebagaimana telah diputuskan
dalam Jadwal Acara.
BAB III
Peserta

Pasal 4

1. Musyawarah Wilayah I dihadiri oleh peserta dan undangan.


2. Peserta MUSWIL I terdiri dari:
a. Unsur Utusan
b. Unsur Peninjau
3. Unsur Utusan adalah :
a. Pengurus Pusat SAPMA PEMUDA PANCASILA.
b. Pengurus Wilayah SAPMA PEMUDA PANCASILA Provinsi Jawa Barat.
c. Pengurus Cabang SAPMA PEMUDA PANCASILA seprovinsi Jawa Barat.
4. Peninjau MUSWIL I adalah Dewan Pembina SAPMA PEMUDA PANCASILA Provinsi Jawa
Barat, Utusan Koordinator Komisariat, dan Utusan Komisariat seprovinsi Jawa Barat.
5. Peserta MUSWIL I yang terdiri dari Pengurus Pusat SAPMA PEMUDA PANCASILA,
Pengurus Wilayah SAPMA PEMUDA PANCASILA Provinsi Jawa Barat, dan Pengurus
Cabang SAPMA PEMUDA PANCASILA Kabupaten dan Kota seprovinsi Jawa Barat
memiliki hak bicara dan hak suara.
6. Peninjau hanya memiliki hak bicara.
7. Jumlah Peserta dan Undangan ditetapkan oleh Pengurus Wilayah SAPMA PEMUDA
PANCASILA Provinsi Jawa Barat.

Pasal 5

Setiap peserta harus membawa dan menunjukkan surat mandat sebagai peserta, peninjau,
dan undangan dari pimpinan organisasi yang mengutusnya.

BAB IV
Hak Peserta, Peninjau, dan Undangan

Pasal 6

1. Penggunaan hak suara oleh Peserta melalui pimpinan delegasi.


2. Peserta, Peninjau, dan Undangan mempunyai kesempatan dan kebebasan untuk
menyampaikan pendapat atau sumbangan pemikiran yang bersifat membangun, yang
secara teknis penggunaannya diatur oleh Pimpinan Sidang.
3. Peserta, Peninjau, dan Undangan dalam pelaksanaan hak bicara dapat mengajukan
pertanyaan, usul dan/atau pendapat baik secara lisan maupun tulisan.
4. Peserta, Peninjau, dan Undangan berhak mendapatkan materi MUSWIL dan fasilitas
lainnya yang telah ditentukan.

Pasal 7

1. Pertanyaan atau pendapat yang diajukan harus disusun secara singkat untuk
disampaikan setelah diizinkan oleh Pimpinan Sidang.
2. Apabila dipandang perlu, bentuk, isi, dan sifat pertanyaan dapat diperjelas oleh
Pimpinan Sidang.
3. Pimpinan Sidang berhak mengambil kesimpulan atas pertanyaan atau pendapat
tersebut.

BAB V
Alat-Alat Kelengkapan MUSWIL

Pasal 8

Alat alat kelengkapan MUSWIL terdiri dari :


1. Pimpinan MUSWIL
2. Komisi komisi MUSWIL
3. Komisi Khusus dan / atau sub komisi bila dipandang perlu.

Pasal 9

Pimpinan MUSWIL adalah Pengurus Wilayah SAPMA PEMUDA PANCASILA Provinsi Jawa
Barat.

Pasal 10

Pimpinan MUSWIL bertanggung jawab atas ketertiban dan kelancaran penyelenggaraan


MUSWIL agar dapat berlangsung dalam suasana kebersamaan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan untuk mufakat.

Pasal 11

1. Panitia Pengarah MUSWIL I dibentuk berdasarkan Surat Keputusan PW SAPMA PEMUDA


PANCASILA Provinsi Jawa Barat yang bertugas menyiapkan dan menjelaskan materi
yang akan dibahas dalam MUSWIL, dan sekaligus bertindak sebagai tim perumus hasil
MUSWIL dan menerbitkannya.
2. Panitia Pengarah bisa mengikuti semua sidang-sidang MUSWIL I termasuk Sidang
Formatur dalam rangka koordinasi.
3. Panitia Pelaksana MUSWIL dibentuk berdasarkan Surat Keputusan PW SAPMA PEMUDA
PANCASILA WILAYAH Provinsi Jawa Barat yang bertugas menyiapkan sarana kebutuhan
teknis penyelenggaraan MUSWIL agar berjalan lancar, tertib, dan sukses.

Pasal 12

1. MUSWIL membentuk komisi-komisi yang terdiri dari :


- Komisi A : Keorganisasian (Tata Cara Pemilihan Ketua, Tim Formatur, dan
Pengurus PW SAPMA PEMUDA PANCASILA).
- Komisi B : Pembahasan Program Kerja Wilayah.
- Komisi C : Pembahasan Pokok-Pokok Pikiran dan Rekomendasi.
2. Pimpinan Sidang Komisi terdiri dari Ketua (merangkap anggota) dan seorang Sekretaris
(merangkap anggota). Komisi MUSWIL I dapat membentuk sub komisi apabila dianggap
perlu. Pimpinan sidang komisi dipilih dari dan oleh anggota komisi. MUSWIL I dapat
membentuk komisi khusus apabila diperlukan
Pasal 13

Komisi MUSWIL I bertugas :


1. Memusyawarahkan dan mengambil keputusan mengenai hal-hal yang menjadi lingkup
tugasnya dan ditanda-tangani oleh Ketua dan Sekretaris Komisi.
2. Melaporkan hasil-hasil Sidang Komisi kepada Sidang Pleno MUSWIL I.

Pasal 14

1. Hasil Sidang Komisi yang dilaporkan akan mendapat pengesahan oleh Sidang Pleno
MUSWIL I.
2. Hasil-hasil Sidang Komisi yang sudah disahkan oleh Sidang Pleno MUSWIL I ditanda-
tangani oleh Pimpinan Sidang Pleno.

Pasal 15

1. Setiap utusan harus menjadi anggota salah satu komisi MUSWIL.


2. Setiap peninjau harus menjadi anggota salah satu komisi MUSWIL.
3. Setiap undangan harus menjadi anggota salah satu Komisi MUSWIL.
4. Jumlah anggota masing-masing komisi disusun oleh Panitia Pengarah secara
proporsional.
5. Pimpinan MUSWIL dapat menghadiri dan turut serta dalam semua sidang komisi dalam
rangka koordinasi penyelenggaraan MUSWIL.

BAB VI
MUSYAWARAH DAN RAPAT RAPAT

Pasal 16

Musyawarah dan rapat rapat MUSWIL I terdiri dari :


1. Sidang Pleno.
2. Sidang Komisi.
3. Sidang Komisi khusus dan atau sub komisi jika dianggap perlu.
4. Rapat Formatur.
5. Rapat Pimpinan MUSWIL I jika dianggap perlu.

Pasal 17

1. Setiap Sidang Pleno dipimpin oleh Pimpinan Sidang berjumlah 3 (tiga) orang yang terdiri
dari unsur 1 (satu) orang Pengurus Pusat SAPMA PEMUDA PANCASILA, 1 (satu) orang
Pengurus Wilayah SAPMA PEMUDA PANCASILA Provinsi Jawa Barat, 1 (satu) orang
Pengurus Cabang SAPMA PEMUDA PANCASILA.
2. Pimpinan Sidang berkewajiban :
a. Memimpin persidangan agar tetap dalam suasana kebersamaan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan untuk mufakat.
b. Berusaha mempertemukan pendapat, menyimpulkan pembicaraan, mendudukkan
persoalan pada proporsinya, serta meluruskan pembicaraan penanggap sesuai
acara persidangan.

Pasal 18

1. Sebelum Pimpinan Sidang terbentuk, maka Sidang dipimpin oleh Panitia Pengarah
sebagai Pimpinan Sidang sementara.
2. Pimpinan Sidang dipilih dari dan oleh Peserta MUSWIL I.
3. Pimpinan Sidang terdiri dari seorang Ketua, seorang Sekretaris dan 1 (satu) orang
anggota.
4. Pimpinan Sidang dapat menghadiri atau turut serta dalam semua Sidang Komisi dalam
rangka koordinasi penyelenggaraan MUSWIL I.
5. Pimpinan Sidang merupakan satu kesatuan kolektif.

BAB VII
TATA CARA BERBICARA

Pasal 19

1. Ketentuan mengenai waktu dan lamanya pembicara berbicara diatur oleh Pimpinan
Sidang.
2. Apabila penanggap berbicara melampaui batas waktu yang ditetapkan, Pimpinan Sidang
harus mengingatkan penanggap agar mengakhiri pembicaraan dan penanggap harus
mentaati peringatan itu.

Pasal 20

1. Sebelum berbicara, setiap penanggap harus mendaftarkan diri pada Pimpinan Sidang
terlebih dahulu.
2. Bagi yang belum mendaftarkan diri, tidak berhak berbicara kecuali bila menurut
pimpinan Sidang punya alasan-alasan yang dapat dipertanggung jawabkan, pembicara
yang tidak mendaftar itu diizinkan berbicara.
3. Untuk effisiensi waktu, maka setiap penanggap harus langsung pada pokok
persoalannya disampaikan secara singkat dan jelas.

Pasal 21

Setiap peserta dapat menyampaikan interupsi setelah mendapatkan izin dari Pimpinan
Sidang bertujuan untuk :
1. Memintakan penjelasan tentang duduk perkara yang sebenarnya mengenai soal yang
dibicarakan.
2. Mengajukan usulan prosedur mengenai soal yang sedang dibicarakan.
3. Memberikan penjelasan tentang masalah yang dibicarakan.
4. Mengajukan keberatan terhadap materi pembicaraan di luar masalah yang sedang
dibahas.
Pasal 22

1. Apabila seorang pembicara menyimpang dari pokok pembahasan maka Pimpinan


Sidang harus memberhentikan dan meminta supaya kembali kepada pokok
permasalahan.
2. Apabila pembicara dalam berbicara menggunakan kata-kata yang menyinggung pribadi
seseorang atau mengarah untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang bertentangan
dengan hukum, maka Pimpinan Sidang dapat memberikan, meluruskan, dan
memperingatkan agar tertib kembali.

Pasal 23

1. Apabila seorang Peserta, Peninjau, dan Undangan melakukan perbuatan yang


menganggu ketertiban sidang, Pimpinan Sidang memperingati agar utusan tersebut
menghentikan perbuatannya.
2. Jika peringatan tersebut pada ayat 1 di atas tidak diindahkan, Pimpinan Sidang dapat
memerintahkan Peserta, Peninjau, dan Undangan tersebut untuk meninggalkan
ruangan sidang, atau meminta pihak keamanan MUSWIL untuk segera
mengamankannya.

BAB VIII
QUORUM DAN TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 24

1. Sidang Pleno dinyatakan sah apabila dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah peserta
sebagaimana diatur sebelumnya.
2. Dalam hal pemilihan Formatur, Sidang Pleno MUSWIL I sekurang-kurangnya dihadiri
oleh 2/3 jumlah peserta.

Pasal 25

1. Setiap Sidang Pleno memerlukan quorum seperti tersebut dalam pasal 24 ayat 1 Tata
Tertib ini.
2. Apabila quorum sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 diatas tidak tercapai, maka
sidang dapat ditunda paling banyak dua (2) kali 15 menit.
3. Apabila setalah dua kali penundaan, seperti yang dimaksud dalam ayat 2 di atas, masih
juga belum tercapai quorum, maka sidang dapat dilanjutkan dan dinyatakan sah.

Pasal 26

1. Pengambilan keputusan diusahakan secara musyawarah untuk mufakat dan apabila hal
ini tidak mungkin dicapai maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak.

2. Keputusan berdasarkan suara terbanyak dapat juga diambil apabila keputusan


berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak mungkin lagi diusahakan karena adanya
pendirian sebagian peserta, peninjau, atau undangan yang tidak dapat dipertemukan
lagi dan/atau faktor waktu yang mendesak.
Pasal 27

1. Keputusan berdasarkan suara terbanyak adalah sah apabila :


a. Diambil dalam Sidang yang memenuhi Quorum.
b. Disetujui oleh lebih dari jumlah utusan yang hadir sesuai quorum.
2. Apabila dalam mengambil keputusan berdasarkan suara terbanyak diperoleh hasil yang
sama, maka pemungutan suara diulang sampai terdapat selisih jumlah suara.
3. Penyampaian suara dilakukan peserta untuk menyatakan sikap setuju, menolak, atau
abstain dilakukan secara lisan, dengan mengacungkan tangan, berdiri, atau secara
tertulis.
4. Pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak dilakukan dengan mengadakan
perhitungan suara secara langsung.

BAB IX
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGURUS WILAYAH SAPMA
PEMUDA PANCASILA PROVINSI JAWA BARAT PERIODE 2014-2017

Pasal 28

1. Laporan pertanggungjawaban PW SAPMA PEMUDA PANCASILA Provinsi Jawa Barat


periode 2014 - 2017 disampaikan dalam Sidang Pleno MUSWIL secara tertulis dan lisan.
2. Penilaian terhadap Laporan Pertanggungjawaban PW SAPMA PEMUDA PANCASILA
Provinsi Jawa Barat disampaikan melalui pandangan umum dalam Sidang Pleno
MUSWIL.
3. PW SAPMA PEMUDA PANCASILA Provinsi Jawa Barat periode 20142017 mempunyai
hak jawab atas pandangan umum.
4. Setelah Laporan Pertanggungjawaban PW SAPMA PEMUDA PANCASILA diterima oleh
MUSWIL maka PW SAPMA PEMUDA PANCASILA Provinsi Jawa Barat dinyatakan
demisioner.

Pasal 29

Pengesahan Laporan Pertanggungjawaban PW SAPMA PEMUDA PANCASILA Provinsi Jawa


Barat, setelah melalui proses seperti yang diatur pada pasal 28 tata tertib ini adalah atas
persetujuan peserta.

BAB X
RISALAH

Pasal 30

Untuk setiap sidang harus dibuat risalah yang dibagikan kepada peserta yakni laporan
jalannnya sidang secara tertulis yang berisi :
1. Tempat dan acara sidang.
2. Hari, tanggal, dan jam pembukaan serta penutupan sidang.
3. Pimpinan Sidang.
4. Nama-nama utusan dan peninjau yang hadir.
5. Materi pembicaraan selama sidang.
6. Keputusan dan kesimpulan sidang.
7. Keteranganketerangan lain yang dianggap perlu untuk dicatat.

BAB XI
PERATURAN PERALIHAN

Pasal 31

1. Segala ketentuan yang tidak sesuai dengan Peraturan Tata Tertib Musyawarah Wilayah
I SAPMA PEMUDA PANCASILA Provinsi Jawa Barat ini dinyatakan tidak berlaku.
2. Ketentuan ketentuan dalam Tata Tertib ini mengacu kepada AD/ART SAPMA PEMUDA
PANCASILA.

BAB XII
PENUTUP

Pasal 32

Segala sesuatu yang belum diatur dalam Tata Tertib ini akan diputuskan oleh MUSWIL I
secara musyawarah mufakat sejauh tidak bertentangan dengan AD-ART SAPMA PEMUDA
PANCASILA.
KEPUTUSAN MUSYAWARAH WILAYAH I
SAPMA PEMUDA PANCASILA PROVINSI JAWA BARAT
Nomor : 03/KPTS/MUSWIL-I/SAPMA-JB/X/2017

TENTANG
TATA TERTIB MUSYAWARAH WILAYAH I
SAPMA PEMUDA PANCASILA PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


MUSYAWARAH WILAYAH I SAPMA PEMUDA PANCASILA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017

MENIMBANG : 1. Bahwa untuk menjamin kelancaran dan ketertiban


penyelenggaraan Musyawarah Wilayah I SAPMA PEMUDA
PANCASILA Provinsi Jawa Barat Tahun 2017, dipandang
perlu menetapkan Tata Tertib Musyawarah Wilayah I
SAPMA PEMUDA PANCASILA Provinsi Jawa Barat Tahun
2017;
2. Bahwa oleh karena itu, perlu ditetapkan keputusan tentang
Tata Tertib Musyawarah Wilayah I SAPMA PEMUDA
PANCASILA Provinsi Jawa Barat Tahun 2017.

MENGINGAT : 1. Anggaran Dasar SAPMA PEMUDA PANCASILA BAB XIII


Pasal 23 Ayat (1);
2. Anggaran Rumah Tangga SAPMA PEMUDA PANCASILA BAB
XVI Pasal 47;
3. Keputusan Musyawarah Wilayah I SAPMA PEMUDA
PANCASILA Provinsi Jawa Barat yang telah disahkan.

MEMPERHATIKAN : 1. Permusyawaratan dalam Musyawarah Wilayah I SAPMA


PEMUDA PANCASILA Provinsi Jawa Barat Tahun 2017 yang
membahas Tata Tertib Musyawarah Wilayah I SAPMA
PEMUDA PANCASILA Provinsi Jawa Barat Tahun 2017;
2. Keputusan Sidang Pleno I, Musyawarah Wilayah I SAPMA
PEMUDA PANCASILA Provinsi Jawa Barat Tahun 2017
Tentang Tata Tertib Musyawarah Wilayah I SAPMA
PEMUDA PANCASILA Provinsi Jawa Barat tanggal 3 Oktober
2017.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : KEPUTUSAN MUSYAWARAH WILAYAH I SAPMA PEMUDA


PANCASILA PROVINSI JAWA BARAT TENTANG TATA TERTIB
MUSYAWARAH WILAYAH I SAPMA PEMUDA PANCASILA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017.
Pasal 1

Tata Tertib adalah sebagai pedoman dalam melaksanakan Musyawarah Wilayah I SAPMA
PEMUDA PANCASILA Provinsi Jawa Barat Tahun 2017.

Pasal 2

Rumusan Tata Tertib Musyawarah Wilayah I SAPMA PEMUDA PANCASILA Provinsi Jawa
Barat secara lengkap seperti tersebut pada Pasal 1 keputusan ini terdapat pada lampiran
yang merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan keputusan ini.

Pasal 3

Keputusan ini berlaku sejak ditetapkannya.

Ditetapkan di : B o g o r.
Pada tanggal : 3 Oktober 2017.

PIMPINAN SIDANG SEMENTARA


MUSYAWARAH WILAYAH I SAPMA PEMUDA PANCASILA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017

Ikrar Sajati Akbar Fajar Arif Budiman Rizki Dris Mulyana


SEKRETARIS KETUA ANGGOTA

Anda mungkin juga menyukai