1. Rapat Kerja DPD KNPI Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2019, selanjutnya dalam Tata
Tertib ini disebut sebagai Rakerda 2019-2022
2. Pengurus Dewan Perwakilan Daerah Kabupaten Konawe Selatan Komite Pemuda
Nasional Indonesia, selanjutnya disebut Pengurus DPD KNPI Kabupaten Konawe
Selatan
Pasal 2
RAKERDA
1. Merupakan musyawarah antar Bidang Atau Komisi DPD KNPI Kabupaten Konawe
Selatan
2. Forum Perencanaan Program Kerja DPD KNPI Kabupaten Konawe Selatan
3. Forum pengambilan dan penetapan keputusan program kerja DPD KNPI Kabupaten
Konawe Selatan
4. Rakerda DPD KNPI Kabupaten Konawe Selatan dengan tema ( Muda Berdaya
Menuju Kabupaten Konawe Selatan Layak Pemuda)
BAB II
TUGAS DAN WEWENANG
Pasal III
Tugas dan Wewenang RAKERDA adalah:
BAB III
PESERTA
Pasal IV
Peserta RAKERDA adalah terdiri dari:
1. Peserta Penuh
2. Peserta Peninjau
3. Peserta Undangan
a. Yang dimaksud peserta penuh adalah pengurus DPD KNPI Kabupaten Konawe
Selatan
b. Yang dimaksud Peserta peninjau adalah MPI DPD KNPI Kabupaten Konawe Selatan
c. Yang dimaksud peserta undangan mereka yang diundang untuk menghadiri acara
RAKERDA DPD KNPI Kabupaten Konawe Selatan
BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal V
1. Peserta penuh berhak mengikuti persidangan dan berhak berbicara atau mengemukakan
pendapat
2. Pesrta peninjau berhak berbicara atau memngemukakan pendapat
3. Peserta undangan mereka yang mendapat undangn penghormatan untuk menghadiri
kegiatan RAKERDA
Pasal VI
1. Peserta Penuh dan Peninjau memiliki hak mengajukan pertanyaan, saran, usul, dan
atau pendapat baik secara lisan maupun tertulis atas seizin pimpinan siding.
2. Setiap usulan mempunyai hak kesempatan dan kebebasan yang sama untuk
mengeluarkan pendapat/kritik dan saran.
Pasal VII
BAB V
ALAT-ALAT PERLENGKAPAN PERSIDANGAN
Pasal VIII
1. Pimpinan RAKERDA
2. Panitia Pengarah RAKERDA
3. Pimpinan Sidang RAKERDA
4. Komisi-Komisi RAKERDA.
Pasal IX
Pimpinan RAKERDA adalah DPD KNPI Kabupaten Konawe Selatan yang mempunyai
tugas:
Pasal XI
Pasal XII
1. Pimpinan sidang Komisi Pleno RAKERDA dipilih oleh peserta Sidang Komisi yang
berjumlah tiga orang terdiri dari seorang ketua dan seorang sekertaris satu anggota
2. Pimpinan Sidang RAKERDA bertugas memimpin Sidang Komisi yang membahas
masing-masing Komisi dan melaporkan hasil Sidang Pleno.
3. RAKERDA dapat membentuk Komisi Khusus apabila diperlukan.
4. Komisi RAKERDA dapat membentuk sub Komisi apabila diperlukan.
5. Setiap bidang/Komisi diwajibkan menjadi anggota salah satu Komisi RAKERDA.
BAB VI
TATA CARA BERBICARA
Pasal XIII
1. Demi ketertiban persidangan maka setiap utusan yang berbicara harus seizin
Pemimpin Sidang.
2. Setiap pembicara, berbicara atas nama utusan yang diwakili.
3. Ketentuan mengenai waktu dan lamanya pembicara berbicara diatur oleh Pimpinan
Sidang.
4. Apabila pembicara melampaui batas waktu yang ditetapkan, pimpinan sidang harus
mengingatkan pembicara agar mengakhiri pembicaraannya dan pembicara harus
menaati peringatan tersebut.
5. Untuk efisien waktu, maka setiap pembicara dalam berbicara hendaknya langsung
pada pokok persoalan dan disampaikan secara singkat dan jelas.
Pasal XIV
Setiap utusan dapat menyampaikan interupsi, dengan jenis interupsi sebagai berikut:
1. Menyampaikan informasi yang di pandang harus segera diketahui peserta sidang.
2. Menyampaikan klarifikasi/keberatan terhadap pembicara yang berada diluar masalah
yang sedang dibahas.
3. Memberikan penegasan terhadap masalah yang sedang di bicarakan.
Pasal XV
1. Apabila seorang pembicara menyimpang dari pokok pembicaraan maka pimpinan
sidang dapat memperingati dan meminta supaya kembali pada pokok pembicaraan.
2. Apabila pembicaraan dalam berbicara menggunakan kata-kata yang menyinggung
pribadi seseorang atau menganjurkan melakukan perbuatan-perbuatan yang
bertentangan dengan hukum , maka pimpinan sidang dapat memberikan nasehat dan
peringatan agar pembicara dapat tertib kembali serta menarik kata-kata yang
menyebabkan dirinya diberi peringatan.
Pasal XVI
1. Apabila seseorang peserta melakukan perbuatan yang mengganggu ketertiban sidang,
pimpinan sidang memperingati agar peserta tersebut menghentikan perbuatannya.
2. Jika peringatan tersebut pada ayat 1 diatas tidak diindahkan. Pimpinan sidang dapat
memerintahkan peserta tersebut untuk meninggalkan ruang sidang.
BAB VII
QUARUM DAN TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal XVII
1. RAKERDA dinyatakan quarum dan sah jika dihadiri oleh lebih dari (setengah)
jumlah peserta bidang/komisi yang terdaftar.
2. Sidang Pleno RAKERDA hanya dapat dinyatakan quorum dan sah apabila dihadiri
(setengah) dari jumlah peserta yang terdaftar.
Pasal XVIII
1. Setiap Sidang Pleno memerlukan quorum.
2. Apabila quorum sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 pasal ini tidak tercapai,maka
sidang dapat ditunda paling banyak 2 (dua) kali dengan selang waktu 30 menit.
3. Apabila telah dilakukan 2 (dua) kali penundaan, masih juga belum quorum, maka
sidang dapat dilanjukkan, maka keputusan yang diambil dinyatakan sah.
Pasal XIX
Pengambilan keputusan diusahakan secara musyawarah mufakat, dan apabila tidak tercapai,
maka pengambilan keputusan dilaksanakan melalui voting yang berdasarkan suara terbanyak.
Pasal XX
RISALAH
Untuk setiap sidang, pimpinan sidang wajib membuat risalah mengenai jalannya persidangan
secara tertulis yakni :
1. Surat Ketetapan Sidang Pleno beserta isi materi ketetapan.
2. Notulen hasil persidangan, yang berisikan tentang :
a. Tempat dan acara sidang
b. Hari, tanggal dan jam dilaksanakan sidang
c. nama dan Pemimpinan dan Sekertaris sidang
d. Nama-nama utusan yang hadir
e. Juru bicara dan isi pokok pendapat
f. Keputusan dan kesimpulan sidang
g. Dan keterangan lainnya yang dianggap perlu.
3. Risalah rapat dirangkum secara resmi oleh pimpinan sidang dan selanjutnya diserahkan
kepada pengurus DPD KNPI Kabupaten Konawe Selatan.
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal XXI
Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan Tata Tertib ini akan dibahas dan diputuskan
dalam Sidang-sidang RAKERDA.
Pasal XXII
Peraturan Tata Tertib ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Guci
Pada tanggal : …………………..
…………………………. …………………………..
Ketua Sekretaris
……………………………
Anggota