Anda di halaman 1dari 13

PENGENALAN CIRI UMUM KELOMPOK SERANGGA 1

(Laporan Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman)

Oleh

Maria Oktavia Anggraini


2114161016

JURUSAN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Serangga predator yang umumnya ditemukan pada tanaman adalah arachnuda


(laba-laba) dan dari kelas insect. Prodator merupakam musuh alami penting dalam
menekan populasi hama pada tanaman. Serangga predator yang sering dijumpai
adalah famili Carabidae dan staphylinidae. Salah satu contoh predator dari kelas
insect adalah ordo Odanta yaitu capung. Capung berperan penting sebagai
predator berbagai Arthopoda dipertanian, terutama bagi ordo Lepidoptera,
Hymenoptera, Himiptera, Orthoptera, dan Diptera. Capung berperan penting
sebagai jaringan makanan dipertanian. Capung dapat memekan protozoa, larva
nyamuk dan nimfa, sehingga dapat menguntungkan didalam pertanian (Khodijah,
2012).

Serangga adalah tidak bertulang belakang yang mempunyai sayap. Jumlah


sayapnya bermacam-macam tidak ada serangga yang mempunyai sayap lebih dari
dua pasang atau 4 sayap. Serangga ada yang menguntungkan dan ada yang
merugikan. pada umumnya serangga adalah pemakan tumbuhan namun ada pula
serangga yang memakan serangga lain atau predator yang juga membantu
menekan intensitas populasi serangga yang merugikan secara alami. Serangga
memiliki jantung dan aorta tetapi darah beredar bebas di dalam rongga badannya.
Serangga juga memiliki peranan yang penting bagi agroekosistem seperti di areal
persawahan dalam sistem perputaran nutrisi proses penyerbukan dan pengendalian
hama (Sarumaha, 2020).

Serangga atau insekta merupakan salah satu kelas dari filum arthropoda yang
tubuhnya terbungkus kitin rangka tubuh terdapat di luar sehingga menyebabkan
serangga dapat menyesuaikan diri dan memiliki daya adaptasi yang besar terhadap
lingkungan. Hampir 90% dari semua arthropoda terdiri dari serangga. Serangga
tanah ataupun serangga lainnya. Berdasarkan habitatnya serangga dibagi menjadi
beberapa kelompok salah satunya adalah serangga permukaan tanah. Serangga
tanah adalah serangga yang hidup di tanah baik itu yang hidup di permukaan
tanah maupun yang hidup di dalam tanah. Serangga permukaan tanah sebenarnya
memakan tumbuh-tumbuhan yang hidup tetapi juga memakan tumbuh-tumbuhan
yang sudah mati. Serangga permukaan tanah berperan dalam proses dekomposisi.
Proses dekomposisi dalam tanah tidak akan mampu berjalan cepat bila tidak
ditunjang oleh kegiatan serangga permukaan tanah (Hamama, 2017).

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:


1. Untuk mengetahui pengertian parasitoid.
2. Untuk mengetahui 5 ordo serangga.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis metamorfosis pada serangga.
II. METODOLOGI

2.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 19 Oktober 2022 pukul 10.00 – 12.50
WIB, di Laboratorium Hama, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

2.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah alat tulis, handphone. Sedangkan
bahan yang digunakan adalah jangkrik dan walang sangit, rayap, cocopet, dan
thrips.

2.3 Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:


1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Dijelaskan materi oleh asisten dosen.
3. Diamati dan dianalisis antar kelompok terkait serangga.
4. Difoto dan dicatat hasil analisis pada tabel hasil pengamatan.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Hasil dari pengamatan ini adalah sebagai berikut:

No. Gambar Keterangan


1.
Jangkrik (Gryllus bimaculatus)
Ordo: Orthoptera
Tipe Mulut: Mandibulata
Gambar 1. Jangkrik Tipe Metamorfosis: Hemimetabola
(Gryllus bimaculatus) Jumlah Sayap: 4

Morfologi: Terdapat 3 buah mata dengan 1 mata


tunggal dan 2 mata majemuk serta antena sebagai
pendeteksi. Pada dada terdapat 3 pasang kaki dan
2 pasang sayap. Pada abdomen terdapat sistem
organ. Khususnya pada betina terdapat ovipositor
yang berfungsi untuk meletakkan telur.
2.
Walang sangit (Leptocorisa oratorius)
Ordo: Hemiptera
Tipe Mulut: Penusuk penghisap
Tipe Metamorfosis: Hemimetabola
Gambar 2. Walang Jumlah Sayap: 2
sangit (Leptocorisa
oratorius) Morfologi: Memilki warna coklat dengan
Sumber: panjang sekitar 14-17mm dan lebar 3-4mm.
m.buddy.com Serangga ini memiliki kaki yang panjang dan
belalai yang berfungsi untuk menghisap cairan
yang ada tumbuhan. Serangga ini juga bisa
mengeluarkan bau yang sangat menyengat dari
dalam tubuhnya.
3.
Thrips Hitam (Heliothrips striatoptera)
Ordo: Thysanoptera
Tipe Mulut: Penusuk penghisap
Tipe Metamorfosis: Holometabola
Gambar 3. Thrips
Jumlah Sayap :2
hitam (Heliothrips
striatoptera) Morfologi: Thrips hitam memiliki panjang
Sumber: sekitar 1-2mm dengan warna hitam dan bergaris
mplk.politanikoe.ac.id merah. Trips jantan tidak bersayap, sedangkan
yang betina mempunyai dua pasang sayap yang
halus dan berumbai dibagian tepi. Bagian
mulutnya berfungsi untuk menusuk dan
menghisap daun, kuncup, tunas, bunga, dan buah
muda. Telur thrips berbentuk oval.
4.
Rayap (Macrotermes sp.)
Ordo: Isoptera
Jumlah sayap: 2 pasang sayap
Tipe metamorfosis: telur-nimfa-nimfa
Gambar 4.
dewasa/imago-alates/laron masa melepas sayap
Rayap (Macrotermes
Warna: agak kekuningan
sp.)
Sumber: liputan6.com Bentuk tubuh: Rayap memiliki bagian tubuh,
yaitu kepala, toraks (dada) dan abdomen (perut),
namun bagian toraks dan abdomen rayap tidak
memiliki batas yang jelas. Kepala serangga rayap
berbentuk bulat dan berwarna agak kekuningan.
Pada kepalanya terdapat antena, labrum, dan
pronotum yang berwarna kuning pucat.
5.
Cocopet (Forficula auricularia)
Ordo: Dermaptera.
Jumlah sayap: 2 pasang sayap
Tipe metamorfosis: Fase metamorfosis cocopet
Gambar 5.
Cocopet (Forficula meliputi telur, nimfa, lalu menjadi cocopet
auricularia) dewasa dengan anatomi yang sama persis
Sumber: kompas.com
Warna: Coklat muda
Bentuk tubuh: Cocopet adalah serangga yang
memanjang, ramping dan agak gepeng yang
menyerupai kumbang-kumbang pengembara
tetapi mempunyai cersi seperti capit.

3.2 Pembahasan

Ordo dalam biologi adalah sebuah sistem taksonomi hewan dan tumbuhan.
Tujuan terciptanya ordo adalah untuk mengidentifikasi organisme yang berbeda
menjadi beberapa kategori. Ordo adalah nama genus dan ales. Ordo orthoptera
artinya kata orthos yang berarti lurus dan ptron artinya sayap. Golongan serangga
ini sebagian anggotanya dikenal sebagai pemakan tumbuhan namun ada beberapa
diantaranya yang bertindak sebagai predator. Alat mulut menggigit mengunyah
atau mandibula yaitu ditandai dengan adanya labrum sepasang mandibula
sepasang maksila dengan masing-masing terdapat palpus maksilarisnya dan
labium dengan palpus labialisnya. tipe metamorfosis ordo ini adalah
paurometabola yaitu terdiri dari tiga studio telur nimfa imago. Contoh serangga
jenis ordo orthoptera itu yaitu belalang kayu atau (Valanga nigricornisburn)
jangkrik (Gryllus mitratus brun). Ordo hemiptera Hemi artinya setengah dan
ptron artinya sayap. beberapa jenis serangga dari ordo ini pemakan tumbuhan dan
ada pula sebagai predator yang menghisap tubuh serangga lain. Tipe mulut
menusuk menghisap terdiri atas rostom dan dilengkapi dengan stilet yang
berfungsi sebagai alat penghisap. Tipe perkembangan hidup dari ordo ini terdiri
dari tiga stadia yaitu telur nimfa imago. Nimfa dan imago merupakan stadium
yang bisa merusak tanaman. Contoh serangga ordo himeptera ini adalah kepik
buah jeruk (Rynchocoris poseidon krirk), walang sangit (Leptocorixa acuta
thumb) (Hamama, 2017).
Ordo tysanoptera ini berukuran sangat kecil. sayapnya berjumlah dua pasang
dengan bentuk memanjang, sempit, membranus, dan pada bagian dan tepinya
terdapat rambut-rambut halus berumbai. Tipe alat mulut yaitu pencucuk
penghisap. serangga dari ordo ini dapat merusak daun, bunga, dan buah tanaman.
Bunga yang terserang menjadi salah bentuk atau gugur dan pada buah
menyebabkan bercak-bercak atau gugur. contoh ordo ini adalah thrips. Ordo
dermaptera, dermaptera berasal dari kata derma yang berarti kulit dan ptera yang
berarti sayap. Dermaptera merupakan serangga yang memiliki tubuh panjang dan
ramping dengan tipe kepala prognathous. Ordo ini memiliki sayap depan yang
pendek seperti kulit saya belakangnya berbentuk seperti selaput dan melipat di
bawah sayap depan saat hinggap. Tipe mulut ordo ini adalah penggigit dan
pengunyah. contoh ordo ini adalah cocopet. Ordo isoptera, isoptera berasal dari
kata iso yang berarti sama dan ptera yang berarti sayap. Ordo ini memiliki dua
pasang sayap dan bermembran. sayap depan dan belakang memiliki bentuk dan
ukuran yang sama. Tipe mulut ordo ini adalah pengikut dan pengunyah serta
memiliki cerci dua ruas. Serangga dalam ordohisopteraidi sering dianggap
merugikan manusia karena merusak beberapa benda yang terbuat dari kayu
namun sebagian juga dapat bermanfaat karena membantu pelapukan tanaman
yang telah mati contoh ordo ini adalah rayap (Hendrival, 2017).

Hama merupakan hewan yang merusak tanaman dan umumnya merugikan para
petani dari segi ekonomi maka manusia selalu akan memperhatikannya guna
meningkatkan hasil pertanian jika tidak hasi panennya akan menurun. Predator
merupakan pemangsa organisme lain yang hidup dan dapat menyerang mulai dari
fase pradewasa sampai dengan fase dewasa. Predator membutuhkan beberapa
mangsa selama hidupnya sehingga dimanfaatkan dalam menekan jumlah populasi
hama di lapangan. Parasitoid adalah organisme yang hidup di atas atau di dalam
tubuh organisme lain berukuran lebih besar yang berperan sebagai inangnya
makhluk lain yang ditumpangi parasitoid tersebut disebut inang dan proses
interaksinya disebut parasitasi serangan parasit dapat melemahkan inang dan
akhirnya dapat membunuh inangnya karena parasitoid makan atau menghisap
cairan tubuh inangnya. Polinator adalah perantara penyerbukan tanaman
penyerbukan tanaman merupakan proses pemindahan serbuk sari dari antar ke
stigma polinator dibagi menjadi dua yaitu polinator abiotik seperti angin dan air
serta polinator biotik yang terdiri dari berbagai jenis hewan (Pebrianti, 2016).

Fitofagus merupakan serangga pemakan tumbuhan. Hubungan antara serangga


dengan tumbuhan merupakan hubungan timbal balik baik serangga maupun
tumbuhan masing-masing memperoleh keuntungan. Interaksi antara serangga
dengan tumbuhan dipengaruhi oleh sifat morfologi dan fisiologi tanaman.
Tanaman merupakan sumber rangsang bagi serangga dalam proses pemilihan dan
penentuan inang. serangga fitofagus adalah serangga pemakan tumbuhan beberapa
jenis serangga fitofagus ada yang bersifat monofagus atau polifagus. Serangga
monofagus berarti memakan satu atau berapa tumbuhan saja sedangkan serangga
polifagus dapat memakan beberapa jenis tumbuhan dalam satu famili. Insecta
fotofagus dapat menyebabkan kerusakan secara langsung karena memiliki tipe
mulut penggigit penguyah (mandibulata). Serangga dengan tipe mulut menggigit
mengunyah biasanya menyebabkan daun-daun pada tanaman menjadi berlubang
atau bahkan hanya meninggalkan tulang daunnya saja. Contohnya seperti ulat
daun (Sari,2018).
IV. KESIMPULAN

Kesimpulan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:


1. Parasitoid adalah organisme yang hidup di atas atau di dalam tubuh organisme
lain berukuran lebih besar yang berperan sebagai inangnya makhluk lain yang
ditumpangi parasitoid tersebut disebut inang dan proses interaksinya disebut
parasitasi serangan parasit dapat melemahkan inang dan akhirnya dapat
membunuh inangnya karena parasitoid makan atau menghisap cairan tubuh
inangnya.
2. 5 ordo serangga yang dipelajari adalah ordo orthoptera, ordo isoptera, ordo
Thysanoptera, ordo dermaptera, dan ordo hemiptera.
3. Jenis-jenis metamorfosis pada serangga adalah ametabola, paurometabola,
hemimetabola, dan holometabola.
DAFTAR PUSTAKA

Hamama. 2017. Keanekaragaman Serangga permukaan Tanah di Sekitar


Perkebunan Desa Cot Kareung Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh
Besar. Jurnal Edukasi Dan Sains Biologi, 6(1).

Hendrival. 2017. Komposisi dan keanekaragaman arthropoda predator pada


agroekosistem padi. Jurnal Floratek, 12(1), 21-33.

Khodijah. 2012. Predatory Arthropods InhabitingFresh Swamp and Tidal


Lowland Ecosystem in South Sumatra. Jurnal Lahan Suboptimal . 1(1).57–
63.

Pebrianti. 2016. Keanekaragaman parasitoid dan artropoda predator pada


pertanaman kelapa sawit dan padi sawah di Cindali, Kabupaten Bogor.
Jurnal Hama dan Penyakit Tumbuhan Tropika, 16(2), 138-146.

Sari. 2018. Keanekaragaman Serangga Pada Perdu Di Kawasan Pesisir Desa


Rinon Pulo Breuh Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Prosiding Seminar
Nasional Biotik Vol. 4, No.1

Sarumaha. 2020. Identifikasi Serangga Hama Pada Tanaman Padi Di Desa


Bawolowalani. Jurnal Education And Development, 8(3), 86-86.
LAMPIRAN
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai