BENIH MASAK
Pada lingkungan
Pada lingkungan
yang tidak memadai
perkecambahan yang
untuk berkecambah,
memadai, benih
benih tidak berkecam
berkecambah, benih
bah, benih itu tidak
itu tidak dorman
dorman tetapi Kuisen
Pada lingkungan
perkecambahan yang
memadai, benih tidak
berkecambah, benih
itu dorman
Macam-macam Dormansi
Dormansi Primer
1. dormansi eksogen
2. dormansi endogen
GAS
Beberapa jenis benih memiliki kulit yang impermeabel terhadap gas.
Contoh: benih cucumber (membran nuselarnya)
benih Fraxinus excelsior (perikarpelnya)
benih kopi (endokarpnya)
Hambatan mekanik: hambatan fisik dari kulit benih yang keras sehingga
embrio tidak mampu menembusnya.
Contoh:
Alisma plantago
Amaranthus retroflexus
Rubus iducus
Prunus persica
Hambatan Osmotik
Larutan yang memiliki tekanan osmotik tinggi dapat
menghambat perkecambahan benih.
Contoh:
daging buah, juice buah tomat, gula, dan larutan lainnya
Dormansi After Ripening:
Dormansi benih yang terjadi pada benih yang sudah masak secara
fisiologi dan morfologi, dan tidak mengalami hambatan baik dari dalam
maupun dari luar, tetapi belum siap untuk berkecambah.
Contoh:
a) suhu tinggi 50-90oC pada barley
b) suhu 20oC pada barley musim dingin berkadar air tinggi
selama 7 hari
c) suhu 50oC pada gandum musim semi berkadar air tinggi
selama 1 hari
d) benih lamporo yang dikeringkan setelah masak (dormansi
eksogen)
e) benih mendapat pengeringan berlebihan; pada
kedelai/kacang hijau (menjadi benih keras=hard seed)
PERKECAMBAHAN BENIH1)
BATASAN:
➢ Para ahli fisiologis benih menyatakan bahwa perkecambahan adalah
munculnya radikel menembus kulit benih.
MORFOLOGI KECAMBAH
Melihat pada keberadaan kotiledon atau organ penyimpanan,
perkecambahan dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu perkecambahan
epigeal dan perkecambahan hipogeal.
Plumula
Kotiledon
Epikotil
Hipokotil Kotiledon
Layu
Hipokotil
Kulit benih
Akar primer Akar sekunder
Perkecambahan Hipogeal
Perkecambahan hipogeal adalah perecambahan yang menghasilkan
kecambah dengan kotiledon tetap berada di bawah permukaan tanah
(Gambar 2).
Koleoptil
Koleoriza adalah pelindung
Skutelum Akar adventif radikula
Radikel
Kemasakan benih
Makin tinggi tingkat kemasakannya persentase perkecambahannya
juga makin tinggi (Tabel 1.). Persentase perkecambahan maksimum dicapai
oleh benih yang telah masak fisiologis.
Hari setelah bunga Widuri Babi (%) Widuri Kanada (%)
mekar/ antesis (HSA) (sow thistle)1) (Canada thistle) 1)
2 0 0
3 0 0
4 4 0
5 - 0
6 34 19
7 66 37
8 70 76
9 83 88
10 - 90
11 - 80
1) Dari R.C. Kinch dan D. Termunde (1957) dalam Copeland dan McDonald (1985)
Faktor Eksternal:
1. Ketersediaan Air : (Kapasitas Lapang)
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Suhu (oC)
Spesies ----------------------------------------------------------------
Minimum Optimum Maksimum
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Zea mays 8-10 32-35 40-44
Oryza sativa 10-12 30-37 40-42
Triticum sativum 3-5 15-31 30-43
Hordeum vulgare 3-5 19-27 30-40
Secale cereale 3-5 25-31 30-40
Avena sativa 3-5 25-31 30-40
Fagopyrum esculentum 3-5 25-31 35-45
Cucumis melo 16-19 30-40 45-50
Convolvulus arvensis 0.5-3 20-35 35-40
Lepidium draba 0.5-3 20-35 35-40
Solanum carolinense 20 20-35 35-40
Nicotiana tabaccum 10 24 30
Delphinium sp. --- 15 20-25
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
5. Fitokrom: Suatu senyawa pigmen protein yang
fotoreversibel (dapat berubah karena perubahan cahaya)
yang berperan pada proses perkecambahan dan
pembungaan
1. Imbibisi
2. Aktivasi Enzim
3. Perombakan simpanan cadangan
4. Inisiasi pertumbuhan embrio
5. Pemunculan radikel
6. Pemantapan kecambah
IMBIBISI: Penyerapan air dari lingkungan
Pola Trifase
Perkecambahan mulai
Waktu
2. AKTIVASI ENZIM
- Terjadi setelah benih berimbibisi cukup (akhir fase-1 awal fase-2)
hidrolisis
Amilosa Glukosa
Amilopektin a− & b− amilase
glikolisis TCA+RTE
Glukosa Piruvat Energi ATP
B) Metabolisme Lemak
(Lemak dirombak oleh lipase dan enzim lainnya)
lipase
Lemak Asam lemak + gliserol
hidrolisis
a) Oksidasi-a, b) Oksidasi-b
a) Oksidasi-a: perombakan asam lemak bebas oleh enzim
peroksidase dan aldehid-dehidrogenase
Asam lemak
R-CH2-CH2-COOH H2O2
Asam
Aldehid
CO2 CO2 lemak
dehidroge
peroksid
nase
dst ase
H2O2 O2
•Triosa
ATP ADP PGA
•Heksosa
PEP •Sujrosa
DPN DPNH
Siklus Malat
CO2, Glioksilat
H2O, ATP Siklus
Krebs
4. INISIASI PERTUMBUHAN EMBRIO;
terjadi setelah semua proses imbibisi, aktivasi enzim, dan katabolisme
cadangan makanan berjalan
5. PEMUNCULAN RADIKEL
Pemunculan radikel adalah tanda bahwa proses perkecambahan telah
sempurna (batasan fisiologis terpenuhi)
b) fase-2: fase cepat: diikuti oleh penambahan bobot segar dan bobot kering.
6. PEMANTAPAN KECAMBAH
1.Kecambah mulai mantap setelah ia dapat menyerap air dan berfotosintesis
(autotrof)
2.Semula, ada masa transisi antara masih disuplai oleh cadangan makanan
sampai mampu autotrof. Saat autotrof dicapai proses perkecambahan telah
sempurna (makna agronomis)
PEMACU KIMIAWI PERKECAMBAHAN BENIH
1. Giberelin: Hormon endogen pemacu perkecambahan benih alamiah.
Ovarium
Primordia ovul
Tetrat
megaspora (N)
MEGAGAMETOGENESIS
Sinergid Kantung
Embrio
masak
Telur
Megaspora
fungsional
Karyokinese II
Karyokinese III
2 Inti
Pematangan
Karyokinese I
Kutub
Sususnan 3 Sel
awal Antipodal
MEGAGAMTOGENESIS:
Perkembangan ovul menjadi kantung embrio masak yang siap dibuahi
(Dari: Johnson, 1998)
2 inti kutib
(n)
Sel telur
(n)
Megaspore mati
Kantung embrio masak dengan 8
Funikulus Nuselus Integumen inti (megagametofit) (n)
Mikrofil
Tipe-tipe bentuk ovul;
(A) atropus : atau ortotropus adalah bentuk ovul yang
tegak karena mikrofil dan plasenta (funiculus)
berada dalam segaris lurus, seperti pada
kebanyakan Polygonaceae.
(B) Anatropus : bentuk ovul yang mengangguk dengan
mikrofil berdekatan dengan funikulus, yang
terjadi pada Sympetalae.
(C) Kampilotropus : bentuk ovul yang bengkok dengan mikrofil
menghadap arah funikulus tetapi kantung
embrio hamper tegak lurus funikulus
(D) Hemianatropus adalah bentuk ovul yang kantung embrionya
tegak lurus dengan funikulus dan mikrofilnya juga
menghadap kea rah yang tegak lusus dengan
funikulus.
Pembuahan ganda: (1) inti sperma 1 (n) bergabung dengan sel telur
(n) membentuk zigot (2n)
Perkembangan Benih
1. Perkembangan embrio
2. Perkembangan endosperm
Proses polinasi dan fertilisasi
serbuk polen
Sel tabung
Stigma
Sel generatif
Inti Sperma Tabung
Stilus karpel polen
Sel
tabung Inti sel
Ovari Kantung tabung
um embrio pertumbuha
Ovul n
Tabung
polen
Polinasi
Endosperm
(3n)
antipoda
Inti kutub Zigot
Sel telur
Penglepasan sel
sinergid sperma Fertilisasi ganda
Perkembangan Tahap dua sel
Embrio
Buku skutelum
Kotiledon yang
sedang
berkembang
skutelum
1) Hukum Parsimoni: Tidak adalagi sel yang diproduksi lebih dari yang
diperlukan.
3) Hukum Jumlah: Jumlah sel yang dihasilkan oleh generasi sel yang
berbeda beragam antarspesies dan bergantung pada kecepatan
segmentasi dalam sel-sel dari generasi yang sama.
PENGERTIAN BENIH:
Pengertian Dasar: biji botanis, yaitu biji hasil dari perkembangan
bakal biji (ovul) di dalam bunga
Pengertian Lanjutan:
Bertingkat sesuai dengan perkembangan budaya tani
*
TEORI KESEJAJARAN BUDAYA BENIH DAN BUDAYA TANI (SADJAD, 1994)
Budaya Tani Budaya Benih
Tata Status Orientasi Upaya Batasa Status mutu Fungsi Identitas Identitas Teknologi
ran Pengusaha menghasi n benih Benih genetik Fisiologi Industri
tani lkan Pengert benih
benih ian
V Berkaidah Efisiensi Diproduk Biotek Benih artifi Sarana Hibridoma Berorien Canggih
bioteknologi maksimal si secara nologis sial berserti produksi genetik tasi
non manufakt fikat pertanian sangat pada
agronomi ural bio tekno spesifik energi
(canggih) logi
IV Agronomi Produksi Diproduk Tekno Benih alami Sarana Kultivar yg Vigor Maju
teknologi maksimal si, bermu logis bersertifikat produksi jelas Tinggi
plus dan lestari tub baik lestari genetik,
dan ber biokonser homogen
sertifikat vatif
III Agronomi Berproduksi Diproduk Agrono Benih alami Sarana Spesies Viabel Madya
teknologi masksimal si, bermu mis bermutu produksi yag jelas potensial
minim tub baik non maksimu genetik
sertifikat m blm
vsrietas
II Tani non Asal Diproduk Fungsi Benih alami Sarana Spesies Viabel Sederhan
agronomi berproduksi si,untuk onal non mutu produksi a
sendiri nonkomersi
al
I Berkelana Asal hidup Non Struktur Biji non Tidak ada Tidak ada Tidak Minim
(promitif) benih al benih ada
*
Teknologi benih: daya upaya manusia untuk mendapatkan dan
mengelola benih; mulai dari kegiatan
memproduksi,
menangani dan mengolah benih, menyimpan benih,
menguji mutu benih, dan mendistribusikannya.
*
TIGA LINI KEGIATAN PERBENIHAN
Teknologi
Pemurnian
LINI BENIH
PENGADAAN BERMUTU
*
PELAKU BENIH (SEEDMEN)
*
REVOLUSI INDUSTRI 4.0
*
REVOLUSI INDUSTRI 4.0 BIDANG PERBENIHAN
Tujuan:
aktivitas pertanian ke depan serba cepat,
praktis dan efisien dengan mutu hasil
berkualitas.
Permasalahan:
pertumbuhan penduduk, perekonomian, industrialisasi, perubahan iklim akan
menjadi tantangan bagi ketahanan & kemandirian pangan. “Peran benih tidak
hanya terhadap ketahanan pangan saja, namun berperan juga dalam
peningkatan pembangunan pertanian melalui varietas unggul dan benih
bermutu
Sistem penyediaan benih ke
depan
seed production tersedianya high
and delivery aspek kebijakan quality seed pada
system untuk menjamin petani
*
high quality seed
REVOLUSI
INDUSTRI 4.0
PETANI
*
Pedoman kerja orang-orang benih (11 Benitu = benih itu)
Benih itu adalah biji
FUNGSI
Benih itu tidak sama dengan biji
Benih itu dalam konteks agronomi
Benih itu wahana teknologi maju
Benih itu produk bioteknologi
Benih itu tanaman mini
Benih itu kecil tapi indah
Benih itu produk hari ini, janji esok hari
Benih itu harus baik dan benar
Benih itu harus bervigor
Benih itu bisa menipu
*
Konsepsi
Viabilitas
Benih
STEINBAUER-SADJAD
VIABILITAS BENIH
Pengertian:
viabilitas benih adalah daya hidup benih yang
ditunjukkan oleh gejala pertumbuhannya atau
metabolismenya
Viabilitas potensial (VP) : viabilitas benih yang ditampilkan pada kondisi
lingkungan yang optimum
Vg biasa
VH
Antesis MM MF KP-2 An M
Antesis MM MF KP-2 An M
Periode I
✓ dimulai saat antesis berakhir pada masak fisiologi (MF)
Viabilitas Benih pada periode I:
Periode II
✓ dari saat MF hingga KP-2
✓ Vp dan Vg pada periode II maksimum dan konstan,
✓ Nilai D kecil dan konstan
✓ Periode II dinamai juga:
➢ a) periode penyimpanan benih,
➢ b) periode mempertahankan viabilitas maksimum, atau
➢ c) periode penyimpanan energy (energy storage).
KP-2 = MPV kritikal periode II adalah suatu saat Vp dan Vg
maksimum harus turun atau tidak lagi dapat dipertahankan
lagi, atau saat habisnya periode penyimpanan benih, dan
benih harus memasuki periode III
Periode III
✓ periode antara KP-2 sampai Mati (M)
✓ dinamai juga: a) periode tanam benih,
b) periode kritikal, atau
c) periode penggunaan/penglepasan energy
(energy use/release)
d) periode viabilitas menurun
Hipokotil
Akar primer
Kulit benih Akar sekunder
Gejala metabolisme: Proses respirasi berikut ini
Embrio (sel
hidup)
• koleoptil
• plumula
• skutelum
• radikel
• koleoriza
Benih hidup:
Semua atau
sebagian embrio
berwarna tidak
merah..(tetapi
putih)
PENGUJIAN VIABILITAS
1. Uji Perkecambahan benih
2. Uji Biokimiawi benih
Metode2 oksidase-Peroksidase.
Contoh:
a) uji tetrazolium (TZ) mengamati perubahan warna dari jaringan
hidup benih yang teroksidasi (melepas H+). Ion H+ tersebut
ditangkap oleh larutan TZ dan membentuk warna merah.
* 1
INDUKSI PEMBUNGAAN
Suatu perubahan fisiologis dalam tubuh
tumbuhan yang menyebabkan berkembangnya
primordi reproduktif pada bunga.
Induksi Pembungaan dapat dipicu oleh:
• Temperatur
• Panjang hari
• Senyawa Kimia
• Status hara (nutrisi)
•Temperatur : Vernalisasi
Termoperiodeisme
* 2
VERNALISASI : Induksi Pembungaan oleh terdedahnya tumbuhan
oleh suhu rendah pada musim dinign
* 3
PANJANG HARI : Induksi pembungaan oleh panjang atau pendeknya
penyinaran surya.
* 4
Tumbuhan netral ; tumbuhan dapat berbunga tidak dipengaruhi
oleh panjang hari, dan dapat berbunga sepanjang tahun
Contoh : Jagung
Periode kritikal untuk berbunga: Berhari pendek: 11-15 jam
Berhari panjang: 12-14 jam
* 5
Tahun 1928 : Lysenko (ilmuwan rusia) menemukan hormon
pembungaan pada tumbuhan dinamakan Florigen
Tahun 1959 : ditemukan suatu senyawa pada tumbuhan yang
dikenal dengan nama fitokrom
* 6
cahaya merah (660
nm)
FM FMP
Induksi
pembungaa cahaya merah Induksi
n tidak panjang (730 nm) pembungaan
terjadi
Bentuk
Bentuk tdk aktif
aktif
Gelap Suhu tinggi
* 7
RANGSANGAN KIMIAWI
Senyawa auksin : IAA, NAA, 2,4-D (memacu)
Giberelat : memacu pembungaan tumbuhan hari panjang
dalam lingkungan hari pendek
: menghambat pembungaan tumbuhan hari
pendek pada lingkungan hari pendek
Sitokinin : etilen, asetilen, etilen klorohidrin, dan 2,3,5-tri-iodo
benzoat (memacu)
* 8
STATUS HARA
terutama rasio antara C dan N (C/N ratio)
* 9
INISIASI BUNGA
Perubahan morfologi dari meristem vegetatif menjadi
meristem reproduktif setelah terjadi rangsangan
* 10
MORFOLOGI BUNGA
Ovari
sederhana: 1 karpel dan 1
lokul
Majemuk : 2/lebih karpel
1/lebih lokula
* 11
Bunga sempurna : memiliki pistil dan stamen
Bunga tak sempurna : hanya punya pistil saja (pistilat), atau
hanya punya stamen saja (stamenat)
* 12
Dinding Ovari
Ovul
Lokula
Gambar 5. Susunan
lokula dalam bakal buah
Funikulus (ovari). susunan buah
dengan tiga lokola(A);
dan satu lokula(B)
* 13
PLASENTASI: macam cara perlekatan ovul pada ovari
a) Parietal : pada dinding ovari, terutama pada tautan karpel
b) Aksil : pada poros tengah ovari yang tersekat oleh karpel
c) Basal : pada poros tengah ovari tanpa sekat
* 14
TAXONOMI BUNGA
Pengelompokan bunga berdasarkan struktur bunga.
* 15
Determinat ada 5 macam:
1. Soliter : bunga detrminat yang apling sederhana,
contoh : jagung
2. Payung menggarpu (Cyme) : 3 macam
❖ sederhana
❖ majemuk
❖ skorpioid
3. Glomerul : bunga menggarpu majemuk yang sangat kompak
(contoh bunga dari famili Saxifragaceae)
* 16
* 17
Bunga Indeterminate:
a. Racem (tandan) : pedunkel panjang, pedicel muncul
sepanjang pedunkel (contoh: kembang merak)
b. Panikel (malai) : pedicel bercabang begitu pula cabang2nya
bercabang lagi (contoh: mangga)
c. Spika (bulir) : bunga muncul sepanjang pedunkel tganpai
tangkai dan melekat pada pedunkel (contoh:
gandum)
d. Catkin (untai) : spt bulir, tetapi bunganya tunggal (contoh:
sirih)
e. Spadik : spt bulir, tetapi pedunkel besar tebal dan
berdaging (contoh: skunk cabbage)
* 18
f. Corymbus (cawan) :majemuk dgn pedicel di bawah pedunkel
(contoh: bitter cherry)
* 19
* 20
PERKEMBANGAN BUAH
TIPE-TIPE BUAH
A. buah sejati: buah yang terbentuk dari bakal buah (ovari) yang
berkembang dinamakan, sedangkan yang terbentuk bukan
* 21
A. Buah semu (Pseudocarpic fruits)
Buah semu adalah buah yang terbentuk dari bagian-bagian bunga
selain bakal buah, dinamai.
* 22
BUAH SEDERHANA tdr dari:
a) Buah berdaging memiliki daging buah:
1. Berry: mempunyai perikarp berdaging:
contoh: tomat, anggur, gooseberry.
2. Pepo: mempunyai mesokarp yang keras tanpa sekat internal.
contoh: semangka, cantalop, squash, timun.
3. Pome: memiliki tutup bunga yang membentuk lapisan
berdaging luar yang tebal, dan endokarpnya membentuk
ruang berbiji banyak.
Contoh: apel, pear, dan quince.
3. Drupe: disebut juga buah bat,u memiliki endokarp keras, tebal
berkulit. Mesokarp berdaging, dan eksokarp tipis dan
biasanya berbiji tunggal.
contoh: kelapa, mangga, nyamplung, kenari.
4. Hisperedia: seperti berry dengan sekat2 internal berselaput
yang dapat dipisah2kan.
contoh: jeruk, lemon, lime, dan buah grape
* 23
TOMAT (BUAH
BERRY)
* 24
BUAH MAJEMUK BUAH DRUPE
* 25
BUAH KERING: Memiliki perikarp tipis dan kering jika buah masak
Ada 2 macam: a. Dehisen: pecah setelah masak
b. Indehisen: tidak pecak setelah masak
a. Dehisen:
1. Legum: memiliki pistil tunggal, dan terbelah setelah
masak
Contoh: kedelai, kacang hijau, lamptoro, dll
* 26
b. septisidal: membelah pada sekat2nya. Contoh: durian,
kesumba
c. porisidal: pecah membentuk liang pada ujungnya. Contoh:
poppy (Papaver somniferum)
b. Indehisen
1. aken : buah kecil berbiji satu yang melekat pada perikarpnya
pd satu titik dan agak longgar di dalamnya
Contoh : bunga matahari (Helinathus annus)
bunga pukul empat (Mirabilis jalapa)
2. kariopsis : buah kecil berbiji satu yang seluruhnya melekat pada
perikarpnya. Contoh: padi (Oryza sativa), jagung (Zea
mays)
3. Samara : buah keras, kulit buahnya memiliki asesori berbentuk
sayap. Contoh: Meranti (Shorea sp.)
* 27
4. Buah keras (nut): Buah berbiji satu dari pistil majemujk yang memiliki
perikarp sangat keras yang sebagian atau semuanya
tertutup dalam kurungan. Contoh: buah eks, buah
kenari, buah kemuri
5. Buah Skizokarp: dua karpel yang bersatu yang terpisah saat masak
menjadi merikarap berbiji satu .
Contoh : pegagan (Centela asistica)
selasih(Ocimum basilium)
* 28
* 29
Kotak
Spora
Sel induk Serbuk
Mikrospore Polen (n)
(2n)
Sel induk
Anter Megaspore Kantung embrio 8 Stigma
Sel Sel sperma
Ovari (2n) inti (n) tabung
Ovul Polen (n) Inti sel tabung
Karpel
Sporofit tabung
dewasa Polen Pembentu
dengan kan
bunga (2n) embrio testa tabung
Polen
Endosperm
telur
(3n)
Benih
(2n) Embrio Fertilisasi
muda (2n) ganda
* 30
* 31
Satu sisik
tunggal Sisik diiris
3 (sporofil) melalui bakal
biji
1 Nuselus
(megasporangium)
Bakal biji (2n)
MEIOSIS
Mikrosporangium
Butir serbuk sari
(n) 5
MEIOSIS
Sporofit matang
atau dewasa Megaspora (n)
* 32
PEMBENTUKAN DAN PERKEMBANGAN BENIH
TUMBUHAN GIMNOSPERMAE
Proses pembentukan benih pada gimnospermae pada dasarnya tidak
terlalu berbeda dengan proses pembentukan benih pada
angiospermae. Proses pembetukan dan perkembangan benih pada
gymnosperm dapat diuraikan sebagai berikut:
(3) Konus yang berovulasi memiliki banyak sisik (sporofil). Setiap sporofil
mengandung dua bakal biji. Setiap bakal biji memiliki
megasporangium yang disebut nusellus, yang terbungkus oleh lapisan
integument, dan memiliki sebuah mikropil.
* 33
4) Serbuk sari yang dihembuskan oleh angin bila jatuh pada konus
yang berovulasi dan masuk ke dalam bakal biji melalui mikropil.
Butiran serbuk sari itu akan berkecambah menembus bakal biji
dengan tabung serbuk sarinya. Lalu terjadilah Pembuahan umumnya
terjadi lebih dari satu tahun setelah penyerbukan.
(5) Selama satu tahun itu, sel induk megaspora dalam nuselus
mengalami pembelahan meiosis untuk menghasilkan empat sel
haploid. Salah satu dari sel itu bertahan hidup sebagai megaspora,
yang tumbuh dan membelah berulang-ulang, menjadi gametofit
betina yang belum dewasa (belum matang). Perhatikan bahwa
gametofit itu berkembang dalam dinding spora.
(6) Dua atau tiga arkegonia masing-masing dengan sebuah sel telur,
kemudian berkembang di dalam gamelofit tersebut.
* 34
(7) Menjelang saat sel telur itu siap dibuahi, dua sel sperma telah
berkembang pada gametofit jantan (butiran serbuk sari) dan tabung
serbuk sari telah tumbuh melalui nusellus sampai ke gametofit
betina. Pembuahan terjadi ketika salah satu nukleus sperma
tersebut masuk ke dalam sebuah sel telur melalui tabung serbuk
sari, yang bersatu dengan nukleus sel telur. Semua sel telur dalam
bakal biji bisa dibuahi, akan tetapi umumnya hanya satu zigot yang
berkembang menjadi embrio.
(8) Embrio pinus, atau sporofit baru memiliki akar yang belum sempurna
dan beberapa daun embrionik. Persediaan makanan, yang terdiri
atas gametofit betina, mengelilingi dan memberikan makanan
kepada embrio tersebut. Bakal biji yang telah berkembang menjadi
sebuah biji pinus, terdiri dari embrio (sporofit baru), cadangan
makanan (yang diperoleh dari jaringan gametofit), dan lapisan yang
mengelilingi biji yang diperoleh dari integumen pohon induk (sporofit
induk). Perhatikan bahwa terdapat tiga generasi tumbuhan—satu
gametofit dan dua generasi sporofit—dalam sebuah biji
gimnosperma.
* 35
PERTANYAAN:
1. Apa bedanya antara induksi pembungaan dan iinisiasi pembungaan?
2. Apakah menurut anda fitokrom dan florigen itu sama?
3. Apa perbedaan antara bunga lengkap dan bunga sempurna?
4. Dapatkah tumbuhan dioecius memiliki bunga lengkap?
5. Apakah hubungan antara pedunkel dan pedisel?
6. Apa beda antara aken dan kariopsis?
7. Apa bedanya antara skizokarp dan merikarp?
* 36