Anda di halaman 1dari 122

DORMANSI BENIH

BENIH MASAK

Pada lingkungan
Pada lingkungan
yang tidak memadai
perkecambahan yang
untuk berkecambah,
memadai, benih
benih tidak berkecam
berkecambah, benih
bah, benih itu tidak
itu tidak dorman
dorman tetapi Kuisen

Pada lingkungan
perkecambahan yang
memadai, benih tidak
berkecambah, benih
itu dorman
Macam-macam Dormansi

Dormansi Primer
1. dormansi eksogen
2. dormansi endogen

1. dormansi eksogen : dormansi primer yang terjadi akibat faktor


luar lingkungan perkecambahan (air, gas,
cahaya) tidak dapat mempengaruhi benih.
Penyebab dormansi eksogen adalah sifat fisik kulit benih yang
kedap terhadap air, gas, dan kulit benih keras.
Contoh: pada benih dari famili Fabaceae, Chenopodiaceae, dan
Liliaceae
AIR
Air tidak dapat menembus kulit benih untuk masuk menuju embrio karena
kulit impermeabel terhadap air.
Contoh: pada benih dari famili Fabaceae, Chenopodiaceae, dan Liliaceae

Penyebab impermeabilitas disebabkan oleh: sifat genetik, dan lingkungan


Contoh: benih keras (dapat sifat genetik dapat juga pengaruh lingkungan)

GAS
Beberapa jenis benih memiliki kulit yang impermeabel terhadap gas.
Contoh: benih cucumber (membran nuselarnya)
benih Fraxinus excelsior (perikarpelnya)
benih kopi (endokarpnya)
Hambatan mekanik: hambatan fisik dari kulit benih yang keras sehingga
embrio tidak mampu menembusnya.
Contoh:
Alisma plantago
Amaranthus retroflexus
Rubus iducus
Prunus persica

Cara mematahkan dormansi primer eksogenus


a) Skarifikasi mekanik: pelukaan secara mekanik agar testa luka dan
menjadi permeabel terhadap air dan gas.
Caranya adalah kulit benih diiris bagian ujungnya, atau
diamplas, ditusuk, digunting.
b) Skarifikasi fisikmekanik : pelukaan kulit benih dengan fisik dan
mekanis pemanasan dengan pasir panas,
dengan air panas pendinginan,
pembakaran sesaat,
b) Skarifikasi kimiawi: pelukaan menggunakan zat kimia (seperti
pencelupan sesaat dengan larutan asam sulfat,
pemberian larutan anzim pektinase, selulase

Dormansi endogen: dormansi benih primer akibat kondisi di dalam benih,


misalnya adanya inhibitor di dalam benih.
Dormansi Embrio rudimenter : dormansi endogen karena saat benih
sudah lepas dari pohon induknya embrio
benih belum masat
Contoh: Ranunculus, Plantago, Faraxinus, Pinus, Melinjo, dan Cherry
Benih memerlukan waktu selepas dari induknya untuk memasakkan
embrionya
Dormansi Fisiologi : dormansi benih yang disebabkan oleh kerseimbangn
antara zat pemacu dan zat penghambat yang ada di
dalam benih
Senyawa pemacu : Sitokinin dan Giberelin
Senyawa penghambat: Asam Absisik (ABA)
Kondisi keseimbangan hormanal dalam benih penyebab dormansi
_____________________________________________________________
Giberelin Sitokinin ABA Benih
------------------------------------------------------------------------------------------------------
+ + + Berkecambah
+ + _ Berkecambah
+ _ _ Berkecambah
+ _ + Dormansi
_ _ _ Dormansi
_ _ + Dormansi
_ + _ Dormansi
_ + + Dormansi
_____________________________________________________________
Sumber : Khan (1971)
Ada sejumlah senyawa yang dapat menginduksi dormansi benih
dengan mempengaruhi penghambatan metabolik dan osmotik
Hambatan Metabolik:
➢ sianida (HCN): menekan proses repirasi benih
➢ kumarin : (senyawa glukosida) mengganggu respirasi dan
fosforilasi oksidatif.
➢ asam absisik : zat pengatuir tumbuh endogen.

Hambatan Osmotik
Larutan yang memiliki tekanan osmotik tinggi dapat
menghambat perkecambahan benih.
Contoh:
daging buah, juice buah tomat, gula, dan larutan lainnya
Dormansi After Ripening:
Dormansi benih yang terjadi pada benih yang sudah masak secara
fisiologi dan morfologi, dan tidak mengalami hambatan baik dari dalam
maupun dari luar, tetapi belum siap untuk berkecambah.

Untuk berkecambah: benih memerlukan waktu tertentu untuk


menghilangkan dormansinya.
Afterripening = waktu selepas dari pohon induknya yang diperlukan
untuk siap berkecambah

Contoh: benih padi


Dormansi Sekunder
Dormansi benih yang muncul akibat faktor lingkungan
luar benih setelah benih nondorman masak

Contoh:
a) suhu tinggi 50-90oC pada barley
b) suhu 20oC pada barley musim dingin berkadar air tinggi
selama 7 hari
c) suhu 50oC pada gandum musim semi berkadar air tinggi
selama 1 hari
d) benih lamporo yang dikeringkan setelah masak (dormansi
eksogen)
e) benih mendapat pengeringan berlebihan; pada
kedelai/kacang hijau (menjadi benih keras=hard seed)
PERKECAMBAHAN BENIH1)
BATASAN:
➢ Para ahli fisiologis benih menyatakan bahwa perkecambahan adalah
munculnya radikel menembus kulit benih.

➢ Para agronomis menyatakan bahwa perkecambahan adalah muncul dan


berkembangnya struktur penting embrio dari dalam benih dan menunjukkan
kemampuannya untuk menghasilkan kecambah normal pada kondisi
lingkungan yang optimum.

MORFOLOGI KECAMBAH
Melihat pada keberadaan kotiledon atau organ penyimpanan,
perkecambahan dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu perkecambahan
epigeal dan perkecambahan hipogeal.

Perkecambahan epigeal ditunjukkan oleh benih dari golongan kacang-


kacangan dan pinus, sedangkan

perkecambahan hipogeal ditunjukkan oleh benih dari golongan koro-


koroan, dan rerumputan.
Perkecambahan Epigeal
Perkecambahan epigeal adalah perkecambahan yang menghasilkan
kecambah dengan kotiledon terangkat ke atas permukaan tanah (Gambar
1).

contoh benih dengan perkecambahan epigeal adalah kedelai, kacang


tanah, kacang hijau, dan lamtoro.

Plumula

Kotiledon
Epikotil
Hipokotil Kotiledon
Layu
Hipokotil

Kulit benih
Akar primer Akar sekunder
Perkecambahan Hipogeal
Perkecambahan hipogeal adalah perecambahan yang menghasilkan
kecambah dengan kotiledon tetap berada di bawah permukaan tanah
(Gambar 2).

Beberapa contoh benh dengan perkecambahan epigeal adalah padi, jagung,


dan sorgum.

Daun pertama berasal dari


plumula embrio
Daun
pertama Koleoptil adalah pelingung
plumula

Koleoptil
Koleoriza adalah pelindung
Skutelum Akar adventif radikula

Radikel

Koleoriza Akar primer


PERSYARATAN PERKECAMBAHAN BENIH
faktor internal : kemasakan benih
faktor eksternal : air, udara, suhu, dan cahaya.

Kemasakan benih
Makin tinggi tingkat kemasakannya persentase perkecambahannya
juga makin tinggi (Tabel 1.). Persentase perkecambahan maksimum dicapai
oleh benih yang telah masak fisiologis.
Hari setelah bunga Widuri Babi (%) Widuri Kanada (%)
mekar/ antesis (HSA) (sow thistle)1) (Canada thistle) 1)
2 0 0
3 0 0
4 4 0
5 - 0
6 34 19
7 66 37
8 70 76
9 83 88
10 - 90
11 - 80
1) Dari R.C. Kinch dan D. Termunde (1957) dalam Copeland dan McDonald (1985)
Faktor Eksternal:
1. Ketersediaan Air : (Kapasitas Lapang)

2. Udara : O2 udara normal (20%) baik untuk


(Oksigen dan CO2) → perkecambahan

3. Suhu lingkungan : berpengaruh pada proses metabolisme sel,


Sehingga berpengaruh pada perkecambahan
Istilah suhu kardinal : (suhu minimum, optimum, maksimum)

4. Cahaya : beberapa jenis perlu/tidak pertlu cahaya.

Contoh perlu cahaya : Alisma plantago


Bellis perrenis
Veronica arvensis

Tidak perlu cahaya : Mirabilis jalapa, Tulipa gesneriana, Gladiolus


communis

Cahaya/tanpa : Sorghum helepense, Theobroma cacao, Datura


stramomium
5. Suhu kardinal perkecambahan untuk beberapa spesies tanaman

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Suhu (oC)
Spesies ----------------------------------------------------------------
Minimum Optimum Maksimum
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Zea mays 8-10 32-35 40-44
Oryza sativa 10-12 30-37 40-42
Triticum sativum 3-5 15-31 30-43
Hordeum vulgare 3-5 19-27 30-40
Secale cereale 3-5 25-31 30-40
Avena sativa 3-5 25-31 30-40
Fagopyrum esculentum 3-5 25-31 35-45
Cucumis melo 16-19 30-40 45-50
Convolvulus arvensis 0.5-3 20-35 35-40
Lepidium draba 0.5-3 20-35 35-40
Solanum carolinense 20 20-35 35-40
Nicotiana tabaccum 10 24 30
Delphinium sp. --- 15 20-25
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
5. Fitokrom: Suatu senyawa pigmen protein yang
fotoreversibel (dapat berubah karena perubahan cahaya)
yang berperan pada proses perkecambahan dan
pembungaan

Cahaya Merah (660nm)


FM FMP

cahaya merah panjang


Bentuk tidak Bentuk aktif
(730nm)
aktif Benih
Benih berkecambah
Dorman

Suhu tinggi atau gelap


FM = Fitokrom Merah
FMP = Fitokrom merah panjang
FMP berperan:

1. mempengaruhi sintesis giberelin, atau


menstimulir penglepasan giberelin dari
bentuk terikatnya

2. mengaktifkan gen-gen spesifik yang


memacu sintesis enzim-enzim utama
perkecambahan

3. mempengaruhi permeabilitas membran sel,


Fitokrom terletak pada membran sel.
POLA PERKECAMBAHAN

Rangkaian peristiwa selama proses perkecambahan


berlangsung, yaitu:

1. Imbibisi
2. Aktivasi Enzim
3. Perombakan simpanan cadangan
4. Inisiasi pertumbuhan embrio
5. Pemunculan radikel
6. Pemantapan kecambah
IMBIBISI: Penyerapan air dari lingkungan
Pola Trifase

(penambahan bobot segar) fase-1 fase-2 fase-3


Pengambilan air

Perkecambahan mulai

Waktu
2. AKTIVASI ENZIM
- Terjadi setelah benih berimbibisi cukup (akhir fase-1 awal fase-2)

- Enzim-enzim yang teraktivasi adalah enzim hidrolitik


- a-amilase: merombak amilase menjadi glukosa
- ribonuklease: merombak ribonukleotida
- endo-b-glukanase: merombak senyawa glukan
- fosfatase: merombak senyawa mengandung P
- lipase: merombak senyawa lipid
- peptidase: merombak senyawa protein

3. PEROMBAKAN CADANGAN SIMPANAN


A) Katabolisme Karbohidrat:

hidrolisis
Amilosa Glukosa
Amilopektin a− & b− amilase

glikolisis TCA+RTE
Glukosa Piruvat Energi ATP
B) Metabolisme Lemak
(Lemak dirombak oleh lipase dan enzim lainnya)

lipase
Lemak Asam lemak + gliserol
hidrolisis

Selanjutnya asam lemak dirombak melalui:

a) Oksidasi-a, b) Oksidasi-b
a) Oksidasi-a: perombakan asam lemak bebas oleh enzim
peroksidase dan aldehid-dehidrogenase

Asam lemak

R-CH2-CH2-COOH H2O2

RCH2COOH NAD+ RCOOH


H2O2 H2O2

Asam
Aldehid
CO2 CO2 lemak
dehidroge
peroksid
nase
dst ase

NADH RCHO CO2


RCH2CHO
b. Oksidasi-b: Perombakan asam lemak menjadi As-KoA dan ATP
dengan bantuan enzim b-oksidase

H2O2 O2
•Triosa
ATP ADP PGA
•Heksosa

PEP •Sujrosa
DPN DPNH

PEP = Pospoenol piruvat As-KoA Oksaloasetat


As-KoA = Asetil Koenzim A
DPN (H) = Dipospopiridin
nukleotida (tereduksi)

Siklus Malat
CO2, Glioksilat
H2O, ATP Siklus
Krebs
4. INISIASI PERTUMBUHAN EMBRIO;
terjadi setelah semua proses imbibisi, aktivasi enzim, dan katabolisme
cadangan makanan berjalan

ditandai oleh: 1} meningkatnya bobot kering poros embrio


2} menurunnya bobot kering endosperm

5. PEMUNCULAN RADIKEL
Pemunculan radikel adalah tanda bahwa proses perkecambahan telah
sempurna (batasan fisiologis terpenuhi)

Selanjutnya diikuti oleh pemanjangan dan pembelahan sel-sel.


a) Umumnya, pemanjangan sel mendahului pembelahan sel (lettuce, corn,
barley, kekacangan, dan pepolongan)
b) Ada yang pembelahan terjadi dan pemanjangan sel terjadi
simultan (benih pinus)
c) Ada yang pembelahan sel mendahului pemanjangan sel (pada benih cherry)
Proses pemanjangan sel ada dua fase:

a) fase-1: fase lambat: tanpa diikuti penambahan bobot kering

b) fase-2: fase cepat: diikuti oleh penambahan bobot segar dan bobot kering.

6. PEMANTAPAN KECAMBAH
1.Kecambah mulai mantap setelah ia dapat menyerap air dan berfotosintesis
(autotrof)

2.Semula, ada masa transisi antara masih disuplai oleh cadangan makanan
sampai mampu autotrof. Saat autotrof dicapai proses perkecambahan telah
sempurna (makna agronomis)
PEMACU KIMIAWI PERKECAMBAHAN BENIH
1. Giberelin: Hormon endogen pemacu perkecambahan benih alamiah.

2. Sitokinin: Hormon endogen pemacu perkecambahan benih alamiah.

3. Etilen (C4H4) :Turut mengatur penglepasan auksin pada perkecambahan benih.


4. H2O2 :Menstimulir respirasi yang mempercepat
perombakan cadangan makanan.

5. Auksin :dalam konsentrasi rendah bekerjasama dengan cahaya


mempercepat perkecambahan.

6. KNO3 :bekerjasama dengan cahaya dan suhu memacu


proses perkecambahan benih

7. Thiourea :Membantu pembentukan pemacu perkecambahan, seperti


giberelin.
Dikutip dari Lisa, Hannah, and Tori
PEMBENTUKAN
DAN PERKEMBANGAN BENIH

Proses2 yang berlangsung :


 Megasporogenesis  Benih
•Komponen Fisik
 Megagemetogenesis
•Inti Benih
 Mikrosporogenesis
•Komponen Nonfisik
 Mikrogametogenesis
 Penyerbukan dan Pembuahan
 Perkembangan Benih
•Tipe-Tipe Embriogeni
•Hukum-hukum Embrioni
 Perkembangan Endosperm
•Tipe-Tipe Perkembangan
Endosperm
•Endosperm Masak
•Haustoria endosperm
Megasporogenesis: proses pembentukan spora besar atau spora betina
atau sel telur atau ovul
Proses ini diawali oleh muncul sel primordia ovul pada jaringan meristematik
dinding ovari (bakal buah). Pada primordial ovul itu
terdapat sel khusus yang dinamai sel arkesporial, yang
kemudian akan berkembang membentuk sel megaspora

Megagemetogenesis adalah proses perkembangan sel megaspora


fungsional membentuk gamet betina, yang dikenal
dengan nama kantung embrio

Sel megaspore fungsional menjalani pembelahan mitosis tanpa diikuti


pembelahan plasma (karyokinase) tiga kali
berturut-turut, sehingga menghasilkan sel besar
dengan 8 inti haploid yang dinamakan sel kantung
embrio muda.
MEGASPOROGENESIS

Kepala putik Primordia Ovul Sel Arkesporial


(2N)
Tangkai
Putik
Dinding ovarium
(perikarp)

Ovarium

Primordia ovul

Tetrat
megaspora (N)
MEGAGAMETOGENESIS
Sinergid Kantung
Embrio
masak
Telur
Megaspora
fungsional

Karyokinese II

Karyokinese III
2 Inti

Pematangan
Karyokinese I

Kutub

Sususnan 3 Sel
awal Antipodal
MEGAGAMTOGENESIS:
Perkembangan ovul menjadi kantung embrio masak yang siap dibuahi
(Dari: Johnson, 1998)

Sel induk Megaspore hidup


Megaspore (n) Antipodal
megaspore (2n) (n)

2 inti kutib
(n)

Sel telur
(n)

Megaspore mati
Kantung embrio masak dengan 8
Funikulus Nuselus Integumen inti (megagametofit) (n)
Mikrofil
Tipe-tipe bentuk ovul;
(A) atropus : atau ortotropus adalah bentuk ovul yang
tegak karena mikrofil dan plasenta (funiculus)
berada dalam segaris lurus, seperti pada
kebanyakan Polygonaceae.
(B) Anatropus : bentuk ovul yang mengangguk dengan
mikrofil berdekatan dengan funikulus, yang
terjadi pada Sympetalae.
(C) Kampilotropus : bentuk ovul yang bengkok dengan mikrofil
menghadap arah funikulus tetapi kantung
embrio hamper tegak lurus funikulus
(D) Hemianatropus adalah bentuk ovul yang kantung embrionya
tegak lurus dengan funikulus dan mikrofilnya juga
menghadap kea rah yang tegak lusus dengan
funikulus.

(E) Amfitropus atau kamtotropus adalah bentuk ovul yang


melengkung, kantung embrio juga melengkung
hingga ujung mikrofilnya menghadap arah funikulus.
A B C D E

(A) tipe menutup segaris,


(B) integument dalam menjorok keluar,
(C) integument dalam membuka integument luar menutup,
(D) integument dalam integument luar berselisih arah, dan
(E) integument dalam menutup integument luar membuka
Mikrosporogenesis adalah suatu proses pembentukan
mikrospora atau pollen, yang terjadi
pada kotak sari (anter)

Mikrosporosit menjalani dua kali meiosis bereturut-turut


mengahasilkan tetrad mikrospora yang dinamai juga pollen atau
serbuk sari muda. Keempatnya adalah fungsional. Jumlah
kromoson pada setiap pollen adalah haploid (n).

Sel induk Tetrad


mikrospora (2n) mikrospora
(n)
MIKROGAMETOGENESIS
Mikrogametogenesis adalah proses pembentukan gamet jantan yang
terjadi di dalam pollen muda.

Inti generatif pollen menjalani mitosis tanpa sitokinesis (karyokinese)


menghasilkan 2 anak inti sperma. Inti tabung
tidak menjalani pembelahan.

Serbuk pollen Proses mikrogametogenesis; di


mikrogametofit (n) dalam pollen muda inti
generatif (n) menjalani mitosis
menghasilkan 2 inti sperma (n),
tetapi inti tabung tidak
mengalami mitosis, sehingga
polen dewasa (masak)
mikrospora (n)
mengandung 2 inti sperma dan
Inti sel Sel generatif 1 inti tabung (Dari: Johnson, 1998).
tabung
Penyerbukan dan Pembuahan

Penyerbukan (polinasi) adalah jatuhnya atau sampainya pollen di


kepala putik (stigma).

Pembuahan (fertilisasi) adalah bergabungnya inti sperma dengan sel


telur (ovul).

Pembuahan ganda: (1) inti sperma 1 (n) bergabung dengan sel telur
(n) membentuk zigot (2n)

2) inti sperma 2 (n) bergabung dengan 2 inti


kutub (masing2 n) membentuk inti
endosperm (3n)

Perkembangan Benih
1. Perkembangan embrio
2. Perkembangan endosperm
Proses polinasi dan fertilisasi

serbuk polen
Sel tabung
Stigma
Sel generatif
Inti Sperma Tabung
Stilus karpel polen
Sel
tabung Inti sel
Ovari Kantung tabung
um embrio pertumbuha
Ovul n
Tabung
polen

Polinasi
Endosperm
(3n)

antipoda
Inti kutub Zigot

Sel telur
Penglepasan sel
sinergid sperma Fertilisasi ganda
Perkembangan Tahap dua sel
Embrio

Buku skutelum
Kotiledon yang
sedang
berkembang

skutelum

Embrio Ujung akar (radikel)


masak
skutelum
kotiledon
plumula pertama
epikotil
Koleoptil
hipokotil
Plumula kedua
radikel
A. Dikotil Mata tunas
Buku skutelum
Suspensor yang
terdisintegrasi
Radikel
koleoriza
Hukum-hukum Embrioni
Empat hukum embrioni (embriogeni) telah diajukan oleh Soueges dan
Johansen untuk menjelaskan perkembangan embrio;

1) Hukum Parsimoni: Tidak adalagi sel yang diproduksi lebih dari yang
diperlukan.

2) Hukum Asal-susul: Pada sepsies apapun, urutan dari pembelahan sel


dilakukan dalam suatu cara tertentu dan dengan pengaturan tertentu
bahwa asal-usul dari sel apapun dapat diketahui keterkaitannya dengan
unit-unit sebelumnya dari urutan itu.

3) Hukum Jumlah: Jumlah sel yang dihasilkan oleh generasi sel yang
berbeda beragam antarspesies dan bergantung pada kecepatan
segmentasi dalam sel-sel dari generasi yang sama.

4) Hukum Tujuan: Dalam perkembagan emrionik yang normal, sel-sel


dibentuk dengan pembelahan dalam arah tertentu yang jelas, dan
menempati posisi sesuai dengan peranan yang harus mereka lakukan.
Perkembangan Endosperm
Pada angipospermae, endosperm merupakan penggabungan inti
sperma 2 (n) dengan 2 inti kutub (2n).
Pada gimnospermae, sel endosperm adalah haploid (n), karena ia
berkembang dari suatu sel gametofit betina.

Pada sebagian dikotil, endosperm terbentuk tetapi selama


perkembangan embrio hampir seluruhnya dikonsumsi oleh embrio
dan dipindahkan ke dalam daun lembaga (kotiledon).
Pada monokotil, endosperm berkembang terus sampai benih masak
dan menjadi cadangan makanan bagi perkecambahan benih.
Tipe-Tipe Perkembangan Endosperm
1) selular, 2) nuclear, dan 3) helobial

Tipe selular (B), setiap


pembelahan inti sel diikuti
oleh pembentukan dinding
sel.

Tipe nuclear (C), setiap


pembelahan init sel tidak
langsung diikuti oleh
pembentukan dinding sel.

Tipe helobial (D) adalah tipe antara


(intermediate) antara selular dan nuclear.
Endosperm Masak
Pada monokotil, perkembangan endosperm mencapai maksimum
pada saat benih mencapai masak fisiologi. Endosperm menjadi bagian
yang paling besar dari benih monokotil masak.

Pada dikotil, endosperm terpakai habis oleh embrio, sehingga tidak


telihat lagi pada saat benih masak.

Benih yang sedikit atau tidak mempunyai endosperm dinamai benih


eksalbuminus, sedangkan benih yang memiliki endosperm (atau
perisperm) dinamai benih albuminus.

Beberapa jenis tanaman menunjukkan adanya bagian kalaza yang


berkembang menjadi jaringan penyimpanan cadangan makanan,
sedangkan endosperm dan nuselusnya tidak berkembang.

Cadangan makanan yang berkembang dari kalaza demikian ini dinamai


kalazosperm.
Perubahan bobot kering dan kadar air selama perkembangan dan
pemasakan benih kedelai; PM=masak fisiologi; HM=masak panen; (dari
TsKrony et al., 1980)
PENDAHULUAN

PENGERTIAN BENIH:
Pengertian Dasar: biji botanis, yaitu biji hasil dari perkembangan
bakal biji (ovul) di dalam bunga

UU No 12 Th 1992 tentang Budidaya Tanaman: Benih adalah


tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak
dan/atau mengembangbiakkan tanaman

Pembiakan Vegetatif: Pengembangbiakan tanaman dengan


menggunakan bagian2 tanaman selain dari biji
botanis

Pengertian Lanjutan:
Bertingkat sesuai dengan perkembangan budaya tani

*
TEORI KESEJAJARAN BUDAYA BENIH DAN BUDAYA TANI (SADJAD, 1994)
Budaya Tani Budaya Benih

Tata Status Orientasi Upaya Batasa Status mutu Fungsi Identitas Identitas Teknologi
ran Pengusaha menghasi n benih Benih genetik Fisiologi Industri
tani lkan Pengert benih
benih ian
V Berkaidah Efisiensi Diproduk Biotek Benih artifi Sarana Hibridoma Berorien Canggih
bioteknologi maksimal si secara nologis sial berserti produksi genetik tasi
non manufakt fikat pertanian sangat pada
agronomi ural bio tekno spesifik energi
(canggih) logi
IV Agronomi Produksi Diproduk Tekno Benih alami Sarana Kultivar yg Vigor Maju
teknologi maksimal si, bermu logis bersertifikat produksi jelas Tinggi
plus dan lestari tub baik lestari genetik,
dan ber biokonser homogen
sertifikat vatif
III Agronomi Berproduksi Diproduk Agrono Benih alami Sarana Spesies Viabel Madya
teknologi masksimal si, bermu mis bermutu produksi yag jelas potensial
minim tub baik non maksimu genetik
sertifikat m blm
vsrietas
II Tani non Asal Diproduk Fungsi Benih alami Sarana Spesies Viabel Sederhan
agronomi berproduksi si,untuk onal non mutu produksi a
sendiri nonkomersi
al
I Berkelana Asal hidup Non Struktur Biji non Tidak ada Tidak ada Tidak Minim
(promitif) benih al benih ada

*
Teknologi benih: daya upaya manusia untuk mendapatkan dan
mengelola benih; mulai dari kegiatan
memproduksi,
menangani dan mengolah benih, menyimpan benih,
menguji mutu benih, dan mendistribusikannya.

Teknologi benih → lahir setelah para pelaku budaya tani (petani)


mulai memerlukan benih, dan mereka mengelola benih.

Ilmu benih adalah ilmu yang mempelajari tentang benih dari


berbagai segi; baik biologi, morfologi, fisiologi,

sitologi, biokimia, viabilitas, maupun matematika.

*
TIGA LINI KEGIATAN PERBENIHAN

Teknologi

LINI LITBANG KRITERIA

Pemurnian

Penyiapan Pengelolaan Pengolahan


tanaman benih Transportasi
lahan

LINI BENIH
PENGADAAN BERMUTU

Pemanenan Penyimpanan Niaga

LINI Pengawasan Pengujian LEGALISASI


PENGAWASAN Lapangan
laboratoris PERUNDANGAN

*
PELAKU BENIH (SEEDMEN)

*
REVOLUSI INDUSTRI 4.0

*
REVOLUSI INDUSTRI 4.0 BIDANG PERBENIHAN

Tujuan:
aktivitas pertanian ke depan serba cepat,
praktis dan efisien dengan mutu hasil
berkualitas.

Permasalahan:
pertumbuhan penduduk, perekonomian, industrialisasi, perubahan iklim akan
menjadi tantangan bagi ketahanan & kemandirian pangan. “Peran benih tidak
hanya terhadap ketahanan pangan saja, namun berperan juga dalam
peningkatan pembangunan pertanian melalui varietas unggul dan benih
bermutu
Sistem penyediaan benih ke
depan
seed production tersedianya high
and delivery aspek kebijakan quality seed pada
system untuk menjamin petani

*
high quality seed

REVOLUSI
INDUSTRI 4.0

PETANI

*
Pedoman kerja orang-orang benih (11 Benitu = benih itu)
Benih itu adalah biji
FUNGSI
Benih itu tidak sama dengan biji
Benih itu dalam konteks agronomi
Benih itu wahana teknologi maju
Benih itu produk bioteknologi
Benih itu tanaman mini
Benih itu kecil tapi indah
Benih itu produk hari ini, janji esok hari
Benih itu harus baik dan benar
Benih itu harus bervigor
Benih itu bisa menipu

Falsafah Sistem Perbenihan


Benih itu tanaman mini
Benih itu kecil tapi indah
Benih itu hasil hari ini dan janji untuk esok hari

Tantangan dan rambu-rambu orang benih


Benih itu bisa menipu
*
TUGAS PERTANYAAN:
1. Apa pengertian dari Teknologi Benih dan Ilmu?
2. Apa pengertian dari Pembiakan Vegetatif?
3. Apa pengertian benih menurut UU RI No. 12 Tahun 1992?
4. Ada berapa macam kelompok yang termasuk orang-orang benih?
Tuliskan peranan dari setiap kelompok itu
5. Apa pengertian dari benih itu kecil tapi indah?
6. Apa pengertian dari benih itu bisa menipu?
7. Apa tugas dari Lini Pengadaan, pengawasan, dan Litbang dalam
kegiatan perbenihan?

*
Konsepsi
Viabilitas
Benih
STEINBAUER-SADJAD
VIABILITAS BENIH

Pengertian:
viabilitas benih adalah daya hidup benih yang
ditunjukkan oleh gejala pertumbuhannya atau
metabolismenya
Viabilitas potensial (VP) : viabilitas benih yang ditampilkan pada kondisi
lingkungan yang optimum

Vigor (Vg) : viabilitas benih yang ditampilkan pada kondisi


lingkungan yang kurang optimum
(suboptimum)

Nilai2 Vg lebih kecil atau sama dengan VP.


Selisih nilai VP – Vg = D (delta)
VIABILITAS DALAM PERIODE HIDUP BENIH
Masa hidup dapat benih dibagi menjadi 3 periode, yaitu periode I,
periode II, dan periode III (Gambar 1).
Vigor hakiki : vigor
VP yang sesungguhnya dari
benih yang tidak dapat
terukur oleh peubah
Viabilitas (%)

Vg biasa
VH

Antesis MM MF KP-2 An M

Periode I Periode II Periode III


VH = Vigor hakiki : vigor yang sesungguhnya dari benih yang
tidak dapat terukur oleh peubah biasa
Viabilitas potensial (VP) adalah viabilitas benih yang
ditunjukkan oleh suatu lot benih pada lingkungan yang
optimal (memadai)

Vigor (Vg) adalah viabilitas benih yang ditunjukkan


oleh suatu lot benih pada ingkungan yang suboptimal
(kurang memadai)
Nilai D (delta) adalah selisih antara nilai Vp dan nilai Vg
Nilai D ≥ 0, sehingga nilai Vg ≤ VP
Periode I
• Periode I dimulai sejak antesis sampai dengan masak
fisiologi (MF).
• Periode I dinamai juga
a) periode pembangunan,
b) periode pertumbuhan dan perkembangan benih,
c) periode penumpukan energi (energy deposit),
dan
d) periode viabilitas meningkat.

Pada periode I ini, benih mengalami tiga MPV, yaitu:


✓ Antesis ,
✓ Masak morfologi (MM), dan
✓ masak fisiologis (MF).

Antesis : dijadikan sebagai awal perkembangan bakal


benih (ovul) untuk menjadi benih, yang ditandai oleh
bunga mekar penuh (blooming).
Pengertian tentang antesis.
• Pertama, antesis adalah suatu periode stigma bunga siap
menerima polen, ditandai bunga mekar penuh

• Kedua, antesis adalah sampainya polen di kepala putik.

Masak morfologi (MM) adalah suatu momen saat benih


mencapai kesempurnaan struktur, yaitu struktur embrio,
kulit benih, dan kotiledon atau endosperm.

Masak Fisiologi (MF): adalah momen benih mencapai


masak fisiologi yang ditandai oleh capaian vigor dan
viabilitas potensial maksimum, dan bobot bahan kering
maksimum.
Viabilitas (%) Vg
VH

Antesis MM MF KP-2 An M

Periode I Periode II Periode III

Periode I
✓ dimulai saat antesis berakhir pada masak fisiologi (MF)
Viabilitas Benih pada periode I:

Pada awalnya, viabilitas meningkat dengan laju yang lambat, lalu


meningkat dengan cepat, kemudian melambat lagi hingga mencapai
maksimum pada MF.

Vigor benih berkembang dengan pola menyerupai perkembangan


VP, tetapi dengan nilai-nilai yang lebih rendah daripada VP.

Nilai D berkembang dan mencapai maksimum pada saat benih


mencapai MM, lalu menurun terus hingga tercapainya MF.

Saat mencapai MF, benih memiliki a) bobot kering maksimum, b)


nilai VP dan Vg maksimum, dan c) nilai D yang minimum.
Periode I dinamai juga:
a) periode pembangunan,
b) periode pertumbuhan dan perkembangan benih,
c) periode penumpukan energi (energy deposit), dan
d) periode viabilitas meningkat.

Periode II
✓ dari saat MF hingga KP-2
✓ Vp dan Vg pada periode II maksimum dan konstan,
✓ Nilai D kecil dan konstan
✓ Periode II dinamai juga:
➢ a) periode penyimpanan benih,
➢ b) periode mempertahankan viabilitas maksimum, atau
➢ c) periode penyimpanan energy (energy storage).
KP-2 = MPV kritikal periode II adalah suatu saat Vp dan Vg
maksimum harus turun atau tidak lagi dapat dipertahankan
lagi, atau saat habisnya periode penyimpanan benih, dan
benih harus memasuki periode III

Periode III
✓ periode antara KP-2 sampai Mati (M)
✓ dinamai juga: a) periode tanam benih,
b) periode kritikal, atau
c) periode penggunaan/penglepasan energy
(energy use/release)
d) periode viabilitas menurun

✓ dinamai periode kritikal karena jika benih tidak segera


ditanam maka benih akan menjadi tidak layak lagi sebagai
benih setelah melewati MPV Anomali
PENGUJIAN VIABILITAS BENIH

Viabilitas : daya hidup benih yang ditunjukkan oleh gejala pertumbuhan


dan atau gejala metabolisme

Gejala pertumbuhan ; gejala pertambahan bobot dan volume dari embrio


benih, dari embrio menjadi kecambah dan
seterusnya

Gejala metabolisme ; gejala terjadinya reaksi biokimiawi dalam sel-sel


dari organisme.

Metabolisme : anabolisme (pembentukan)


katabolisme (perombakan)

Pengujian viabilitas benih dilakukan untuk mengukur atau melihat salah


satu atau kedua gejala hidup tersebut.
Jadi:
✓ Gejala pertumbuhan: diukur melalui uji perkecambahan benih

✓ Gejala metabolisme; diukur melalui uji biokimia

Kotiledon Perkembangan benih menjadi


kecambah di samping ini
Hipokotil
merupakan gejala pertumbuhan
Epikotil yang nyata

Hipokotil

Akar primer
Kulit benih Akar sekunder
Gejala metabolisme: Proses respirasi berikut ini

C6H12O6 + O2 CO2 + H2O + ATP


glukosa oksigen dilepaskan dilepaskan digunakan untuk
ke udara ke udara pertumbuhan dan
perkembangan

Gejala yang dapat diukur:


✓ O2 yang diperlukan
dapat diukur dengan alat RESPIROMETER
✓ CO2 yang dilepaskan

✓ Aktivitas Enzim2 yang mendukung reaksi biokimia tersebut


Contoh: a.l. dehidrogenase isositrat (melepas ion H+ dari isositrat)

✓ ion-ion H+ yang dilepaskan dalam respirasi dapat bereaksi dengan


senyawa tetrazolim (2,3,5-tripenil tetrazolium klorida) membentuk
senyawa formazan yang berwarna merah.
Benih Jagung
(graminae) Endospem
(sel mati)

Embrio (sel
hidup)

• koleoptil
• plumula
• skutelum
• radikel
• koleoriza
Benih hidup:

Semua bagian embrio


berwarna merah..
Benih tidak hidup:

Semua atau
sebagian embrio
berwarna tidak
merah..(tetapi
putih)
PENGUJIAN VIABILITAS
1. Uji Perkecambahan benih
2. Uji Biokimiawi benih

Uji Perkecambahan Benih

Perkecambahan Benih = proses benih berkecambah

Beberapa Uji Perkecambahan Benih

a) Uji daya berkecambah/tumbuh benih (UDB/T) untuk mengukur Daya


Berkecambah/Tumbuh benih

b) Uji kecepatan perkecambahan/ tumbuh benih (UKP/T) untuk mengukur


Kecepatan Perkecambahan/Tumbuh Benih

c) Uji Keserempakan Perkecambahan/Tumbuh Benih (UKsP/T) untuk mengukur


1) Persen Kecambah Normal Kuat, 2) Persen Kecambah Normal Lemah, 3) nilai
D (Vp-Vg), 4) Bobot Kering Kecambah normal, 5) Panjang kecambah normal
(hipokotil, akar primer)
Metode Uji Perkecambahan:
a) UKDp = uji kertas digulung, yaitu menggunakan media kertas dilapisi
plastikdan benih digulung di dalamnya ;
a) UKDdp jika diletakkan dalam germinator dengan posisi
berdiri, atau
b) UKDm jika diletakkan dalam germinator dengan posisi tidur.

b) UAK = uji antar kertas; biasanya menggunakan wadah cawan petri,


benih diletakkan di antara dua lapisan kertas.

c) UDK = uji di atas kertas; biasanya menggunakan wadah cawan


petri, benih diletakkan di atas kertas.

Istilah “kecambah” digunakan terutama bila pengujian


perkecambahan dilakukan pada media kertas di pengecambah
(germinator), sedangkan

Istilah “tumbuh” digunakan terutama bila pengujian perkecambahan


dilakukan pada media tanah atau pasir di rumah kaca.
Uji Biokimiawi Benih
a) Uji Tetrazolium
b) Metode Pewarnaan Vital
c) Metode aktivitas enzim
1. Metode oksidase-1 Katalase
2. Metode oksidase-2 Peroksidase
3. Uji aktivitas dehidrogenase
4. Metode Selenit
d) Uji Ferri Klorida untuk kerusakan mekanik
e) Uji Indoxil Asetat untuk kerusakan kulit benih

UJI VIABILITAS LAINNYA


a) Uji daya hantar listrik (conductivity test)
b) Uji embrio terpisah
c) Uji sinar X
d) Uji Asam Lemak Bebas
a) Uji Tetrazolium (George lakon, 1928); menggunakan garam 2,3,5-tripenil
tetrazolium klorida (TZ) untuk menguji viabilitas benih. Indikator viabilitas
adalah sel-sel hidup pada embrio benih yang menunjukkan warna merah
(formazan) dengan TZ. Sel-sel mati tidak membentuk warna merah
dengan TZ.

b) Metode Pewarnaan Vital menggunakan zat penimbul warna seperti asam


sulfat, indigo carmine, dan anilin. Zat2 penimbul warna tersebut
menimbulkan warna biru pada sel-sel hidup benih.

c) Metode aktivitas enzim menguji aktivitas enzim pada benih lembab


sebagai indikator viabilitas benih. Beberapa kelompok enzim yang diukur
terlibat dalam proses respirasi:
1) Enzim2 hidrolisis (protease, lipase, amilase). Enzim ini memecahkan
molekul besar menjadi molekul sederhana.
➢ amilasi memecah pati menjadi glukosa
➢ lipase memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol
➢ prosease memecah protein menjadi asam-asam amino
2) Enzim2 oksidase (katalase, peroksidase),
3) Enzim2 dehidrogenase (dehidrase)
Metode 1 oksdase-Katalase (Leggatt, 1929) : kandungan katalase benih
sebagai penduga viabilitas benih.

Beberapa orang meragukan metode tersebut: karena kurangnya tingkat korelasi


antara kandungan katatalase tsb dengan viabilitas.

Adanya peluang kesalahan2 dalam metode pengukuran kandungan katalase


ini, membuat metode ini tidak banyak digunakan.

Metode2 oksidase-Peroksidase.

Kandungan peroksidase benih berkorelasi positif dengan viabilitas benih


(McHargue, 1920). Sekelompok benih diperlakukan dengan H2O2 lalu
dihancurkan dan diberi larutan guaiacol.

Guaiacol + H2O2 -------→ tetraguaiacoquinone (berwarna biru)

Brucher (1948): benih direndam dalam larutan campuran guaiacol + benzidin


10% selama 12 jam. Embrio benih yang berwarna biru atau kebiruan mampu
berkecambah. Warna ini lalu akan memudar kembali dengan segera.
Uji aktivitas dehidrogenase (dehidrase)
Metode ini menggunakan terjadi perubahan warna dari senyawa
tertentu yang dalam bentuk teroksidasi atau tereduksi

Contoh:
a) uji tetrazolium (TZ) mengamati perubahan warna dari jaringan
hidup benih yang teroksidasi (melepas H+). Ion H+ tersebut
ditangkap oleh larutan TZ dan membentuk warna merah.

b) Oksidasi metilen blue menjadi tidak berwarna oleh aktivitas enzim


dehidrase pada kondisi vacum.

c) Reduksi dinitrobenzen (tak berwarna) menjadi


dinitrofenilhidroxilamin (berwarna merah). Reaksi berjalan
cepat, pada 40oC, 1-2 jam, tetapi warna segera pudar dan
senyawa itu sendiri beracun.
Metode selenit: (Gadd, 1930; Hasegawa, 1935; Eidmann, 1938)
menggunakan perubahan warna dari reduksi garam selenium (tak
berwarna) menjadi unsur selenium yang berwarna merah oleh
aktivitas enzim dehidrogenase dari sel-sel hidup.

Benih direndam dalam larutan garam selenium selama 24-48 jam


pada suhu 20oC - 30oC , lalu dicuci dengan air, dan diamati
perubahan warna merahnya. Jika embrio seluruhnya berwarna
merah, atau berwarna merah terang dan merah pucat di beberapa
tempat, maka benih dapat berkecambah. Jika pewarnaan sangat
tipis dan tidak merah 1/3 bagian pada embrionya, maka benih tidak
dapat berkecambah.

Uji Ferri Klorida untuk Kerusakan Mekanik (Hardin, 1920);


Benih legum yang mengalami kerusakan mekanik akan berubah
menjadi hitam bila dicelupkan dalam larutan Ferri Klorida 20% selama
15 menit. Hasil tes ini segera dapat diketahui dan pengelola benih
dapat segera menyesuaikan alat-alat yang tidak merusak benih dalam
pengolahannya.
Uji Indoxil Asetat untuk kerusakan kulit benih (French et al., 1962):
Kerusakan kulit benih, seperti pada kedelai dan benih legum besar
lainnya dapat terjadi saat panen dan pengolahan benh, dan menjadi
penyebab utama masuknya patogen ke dalam embrio benih. Benih
direndam dalam larutan indoxil asetat 0,1% selama 10 detik, dan
diletakkan pada ruang beramonia 95% selama 10 detik, lalu dibiarkan
mengering. Kerusakan testa benih menjadi tampat berwarna hijau-
keunguan dibanding testa utuh yang berwarna kuning atau
kekuningan.

UJI VIABILITAS LAINNYA

1) Uji Daya Hantar Listrik


2) Uji Embrio Terpisah
3) Uji Sinar X
4) Uji Asam Lemak Bebas
Uji Daya Hantar Listrik (DHL)
Dikembangkan berdasarkan teori kemunduran, bahwa makin
benih mengalami kemunduran, membran sel benih semakin rapuh
dan permeabilitasnya terhadap air meningkat, membuat isi sel keluar
ke dalam air perendam benih. Nilai konduktivitas air perendam
tersebut meningkat. Makin tinggi tingkat kemunduran suatu lot benih,
makin rendah viabilitasnya, dan makin tinggi nilai DHLnya.

Uji Embrio Terpisah


✓ Embrio dipisahkan dari tubuh benih dan ditempatkan pada media
yang optimal untuk perkecambahan.
✓ Sangat membantu bagi benih tanaman yang mengalami dormansi
(terutama tanaman berkayu )
✓ Dapat mempercepat perkecambahan,
✓ Memerlukan waktu yang cukup lama untuk persiapan pengujian,
✓ Memerlukan keahlian yang tinggi dalam penanganan pengujian agar
embrio terjaga dari kerusakan
Uji Sinar X
➢ walaupun bukan merupakan uji viabilitas benih, tetapi
dapat memberikan info tentang viabilitas benih,
➢ Kemampuan sinar X menembus kulit tebal benih,
sehingga sinar X dapat memfoto keadaan di dalam
benih, apakah memiliki embrio atau tidak memiliki
embrio.
PERTANYAAN
1. Apa pengertian dari viabilitas benih?
2. Dalam periode hidup benih, pada periode apa viabilitas benih adalah paling tinggi.
3. Tuliskan perbedaan viabilitas benih pada periode I dan periode III.
4. Terangkan istilah-istilah berikut ini: a) antesis, b) masak morfologi, c) masak fisiologi, d)
saat kritikal periode-2, e) titik anomali, dan f) saat mati.
5. Jelaskan keadaan viabilitas benih pada saat-saat: a) antesis, b) masak morfologi, c)
masak fisiologi, d) titik kritikal periode-2, e) titik anomali, dan f) titik mati.
6. Tuliskan beberapa contoh gejala yang menunjukkan viabilitas benih.
7. Apa perbedaan dari pengujian perkecambahan dan uji biokimiawi untuk viabilitas benih?
8. Tuliskan 3 macam uji perkecambahan untuk viabilitas benih, dan peubah apa yang dapat
diukur dari setiap uji perkecambahan tersebut.
9. Tuliskan beberapa uji biokimiawi yang dapat dilakukan untuk mengetahui viabilitas benih.
10. Uji biokimiawi yang mana yang lebih mudah dilakukan untuk mengetahui viabilitas benih?
11. Jelaskan apakah uji daya hantar listrik dapat mengatahui perbedaan viabilitas antar
kelompok benih?
12. Indikator apa yang dijadikan pembeda tingkat viabilitas benih dalam uji daya hantar listrik?

13. Mengapa dengan Sinar x, viabilitas benih juga dapat diketahui?


14. Tindakan apa yang dapat segera diambil oleh produsen benih setelah mengetahui tingkat
kerusakan mekanik pada benihnya melalui hasil uji Ferri Clorida?
15. Bagaimana garam 2,3,5-trifeniltetrazolium klorida dapat digunakan untuk uji viabilitas
benih.
PROSES REPRODUKSI TUMBUHAN

Suatu proses memproduksikan kembali generasi


barunya dari suatu organisme untuk mempertahankan
keberadaanya.

Pada tumbuhan proses itu terjadi pada bagian


meristematik yang disebut BUNGA.

Pada bunga tersebut muncul primordia ovul, yang


akan berkembang menjadi ovul

* 1
INDUKSI PEMBUNGAAN
Suatu perubahan fisiologis dalam tubuh
tumbuhan yang menyebabkan berkembangnya
primordi reproduktif pada bunga.
Induksi Pembungaan dapat dipicu oleh:
• Temperatur
• Panjang hari
• Senyawa Kimia
• Status hara (nutrisi)
•Temperatur : Vernalisasi
Termoperiodeisme

* 2
VERNALISASI : Induksi Pembungaan oleh terdedahnya tumbuhan
oleh suhu rendah pada musim dinign

Contoh : rye (Scale cereale) --------------🡪 tanaman semusim


rye gras (Lolium perenne) ---🡪 tanaman tahunan
Bit gula (Beta vulgaris) -------🡪 tanaman dua musiman
Wortel (Daucus carota) ------🡪 tanaman dua musiman

TERMOPERIODISME: Induksi pembungaan oleh pengaaruh


perubahan suhu tinggi di siang hari dan suhu rendah di
malam hari.
Contoh: tomat (di dataran tinggi); Chrysantemum

* 3
PANJANG HARI : Induksi pembungaan oleh panjang atau pendeknya
penyinaran surya.

Tumbuhan dibagi menjadi 3 kelompok:

Tumbuhan berhari panjang: tumbuhan akan berbunga jika mendapat


lama penyinaran surya lebih dari periode kritikal tertentu.
(Contohnya: jarak, kentang, kedelai, Xantium.)

Tumbuhan berhari pendek: tumbuhan akan berbunga jika mendapat


lama penyinaran surya kurang dari periode kritikal tertentu
Contoh : kastuba, ubi jalas, nanas, padi

* 4
Tumbuhan netral ; tumbuhan dapat berbunga tidak dipengaruhi
oleh panjang hari, dan dapat berbunga sepanjang tahun
Contoh : Jagung
Periode kritikal untuk berbunga: Berhari pendek: 11-15 jam
Berhari panjang: 12-14 jam

Berbunga Berbunga Tumbuhan berhari panjang

Vegetatif Vegetatif Tumbuhan berhari pendek

* 5
Tahun 1928 : Lysenko (ilmuwan rusia) menemukan hormon
pembungaan pada tumbuhan dinamakan Florigen
Tahun 1959 : ditemukan suatu senyawa pada tumbuhan yang
dikenal dengan nama fitokrom

Ada 2 macam fitokrom (F)


• Fitokrom merah (Fm): penerima cahaya merah ( λ =600-680 nm)
(menghambat pembungaan)
• Fitokrom merah panjang (Fmp) menyerap cahaya pada λ = 700−760 nm
(menginduksi pembungaan)

Perubahan daari Fmp menjadi Fm terjadi dalam gelap

* 6
cahaya merah (660
nm)
FM FMP
Induksi
pembungaa cahaya merah Induksi
n tidak panjang (730 nm) pembungaan
terjadi

Bentuk
Bentuk tdk aktif
aktif
Gelap Suhu tinggi

* 7
RANGSANGAN KIMIAWI
Senyawa auksin : IAA, NAA, 2,4-D (memacu)
Giberelat : memacu pembungaan tumbuhan hari panjang
dalam lingkungan hari pendek
: menghambat pembungaan tumbuhan hari
pendek pada lingkungan hari pendek
Sitokinin : etilen, asetilen, etilen klorohidrin, dan 2,3,5-tri-iodo
benzoat (memacu)

Maleic hidrazid : menghambat pembungaan

* 8
STATUS HARA
terutama rasio antara C dan N (C/N ratio)

- C kurang 🡪 polen steril


- N kurang 🡪 tidak berpengaruh pada polen

* 9
INISIASI BUNGA
Perubahan morfologi dari meristem vegetatif menjadi
meristem reproduktif setelah terjadi rangsangan

Pada monokotil terjadi pada meristem yang disebut dermatogen

Pada dikotil terjadi pada meristem mata tunas: lateral, terminal,


atau aksilar

* 10
MORFOLOGI BUNGA

Bunga tersusun atas:


•Petal (korola)
•Sepal (kalik)
•Stamen (anter dan
filamen)
•Pistil (stigma, Stile,
ovari)

Ovari
sederhana: 1 karpel dan 1
lokul
Majemuk : 2/lebih karpel
1/lebih lokula

* 11
Bunga sempurna : memiliki pistil dan stamen
Bunga tak sempurna : hanya punya pistil saja (pistilat), atau
hanya punya stamen saja (stamenat)

Bunga lengkap : tdr dari pistil, stamen, kaliks, dan korola


Bunga tak lengkap : salah satu/lebih dari 4 komponen bunga
lengkap tsb tidak ada.

Tumbuhan monoecius : bunga jantan dan bunga betina dalam satu


pohon
Contoh : jagung
Tumbuhan diocius : bunga jantan dan bunga betina dalam
pohon yang berbeda
Contoh : pepaya, melinjo, salak

* 12
Dinding Ovari
Ovul
Lokula
Gambar 5. Susunan
lokula dalam bakal buah
Funikulus (ovari). susunan buah
dengan tiga lokola(A);
dan satu lokula(B)

* 13
PLASENTASI: macam cara perlekatan ovul pada ovari
a) Parietal : pada dinding ovari, terutama pada tautan karpel
b) Aksil : pada poros tengah ovari yang tersekat oleh karpel
c) Basal : pada poros tengah ovari tanpa sekat

aksil basal aksil aksil parietal parietal

* 14
TAXONOMI BUNGA
Pengelompokan bunga berdasarkan struktur bunga.

Struktur bunga terdiri dari: tangkai utama = pedunkel


tangkai cabang = pedicel
Bunga determinat : pedunkel diakhiri dengan bunga
Bunga indeterminat : pedunkel tidak diakhiri oleh bunga
tetapi oleh mata tunas bunga yang terus
menghasilkan bunga sekama masa peretumbuhan

* 15
Determinat ada 5 macam:
1. Soliter : bunga detrminat yang apling sederhana,
contoh : jagung
2. Payung menggarpu (Cyme) : 3 macam
❖ sederhana
❖ majemuk
❖ skorpioid
3. Glomerul : bunga menggarpu majemuk yang sangat kompak
(contoh bunga dari famili Saxifragaceae)

* 16
* 17
Bunga Indeterminate:
a. Racem (tandan) : pedunkel panjang, pedicel muncul
sepanjang pedunkel (contoh: kembang merak)
b. Panikel (malai) : pedicel bercabang begitu pula cabang2nya
bercabang lagi (contoh: mangga)
c. Spika (bulir) : bunga muncul sepanjang pedunkel tganpai
tangkai dan melekat pada pedunkel (contoh:
gandum)
d. Catkin (untai) : spt bulir, tetapi bunganya tunggal (contoh:
sirih)
e. Spadik : spt bulir, tetapi pedunkel besar tebal dan
berdaging (contoh: skunk cabbage)

* 18
f. Corymbus (cawan) :majemuk dgn pedicel di bawah pedunkel
(contoh: bitter cherry)

g. Umbel (payung) : serupa dengan corymbus tetapi memiliki


cabang bunga lateral (contol: wortel)

h. Head (kepala) : majemuk dengan pedicel dan


pedunkel menyatu dan dikelilingi oleh kelopak
bunga (contoh: bunga matahari)

* 19
* 20
PERKEMBANGAN BUAH

Buah adalah : ovari yang masak atau matang yang biasanya


mengandung satu atau lebih ovul yang membentuk biji.
Contoh:
1. polong kacang, cabe, biji serealia,
2. Apel, jeruk, pear, dll

TIPE-TIPE BUAH
A. buah sejati: buah yang terbentuk dari bakal buah (ovari) yang
berkembang dinamakan, sedangkan yang terbentuk bukan

* 21
A. Buah semu (Pseudocarpic fruits)
Buah semu adalah buah yang terbentuk dari bagian-bagian bunga
selain bakal buah, dinamai.

Contoh: Anacardium occidentale (jambu mete)(tangkai bunganya)


Musa paradisiaca (pisang)(tangkai bunganya)
B. Buah Majemuk (multiple fruit): buah yang terdidir dari banyak bakal
buah (ovari) dari banyak bunga. Setiap unit dari buah ini dapat
berupa beri, drupe, atau nutlet.
Contoh: mulberi, nanas.
C. Buah Agregat: buah tersusun dari beberapa ovari dari satu bunga.
Setiap unit dari buah ini dapat berupa beri, drupe, atau nutlet.
Contoh: strawberri, rarberri, dan blackberri.
D. Buah sederhana: Buah yang berasal dari satu pistil.

* 22
BUAH SEDERHANA tdr dari:
a) Buah berdaging memiliki daging buah:
1. Berry: mempunyai perikarp berdaging:
contoh: tomat, anggur, gooseberry.
2. Pepo: mempunyai mesokarp yang keras tanpa sekat internal.
contoh: semangka, cantalop, squash, timun.
3. Pome: memiliki tutup bunga yang membentuk lapisan
berdaging luar yang tebal, dan endokarpnya membentuk
ruang berbiji banyak.
Contoh: apel, pear, dan quince.
3. Drupe: disebut juga buah bat,u memiliki endokarp keras, tebal
berkulit. Mesokarp berdaging, dan eksokarp tipis dan
biasanya berbiji tunggal.
contoh: kelapa, mangga, nyamplung, kenari.
4. Hisperedia: seperti berry dengan sekat2 internal berselaput
yang dapat dipisah2kan.
contoh: jeruk, lemon, lime, dan buah grape
* 23
TOMAT (BUAH
BERRY)

JERUK (BUAH HISPEREDIA)

* 24
BUAH MAJEMUK BUAH DRUPE

* 25
BUAH KERING: Memiliki perikarp tipis dan kering jika buah masak
Ada 2 macam: a. Dehisen: pecah setelah masak
b. Indehisen: tidak pecak setelah masak
a. Dehisen:
1. Legum: memiliki pistil tunggal, dan terbelah setelah
masak
Contoh: kedelai, kacang hijau, lamptoro, dll

2. Folikel: memiliki pistil tunggal, dan pecah pada satu


suturanya setelah masak.
Contoh: biduri, bunga sari cina
3. Kapsul (buah kotak sejati): punya 1/lebih daun buah,
dengan jumlah lokula sesuai jumlah daun buahnya.
Pecahnya buah dapat berupa:
a. lokulisidal: pecah membelah ruangan. Contoh: Iris, tulip.

* 26
b. septisidal: membelah pada sekat2nya. Contoh: durian,
kesumba
c. porisidal: pecah membentuk liang pada ujungnya. Contoh:
poppy (Papaver somniferum)

4. Silik dan Silikel:membelah menurut dua daun buahnya.


Contoh: Brassicaceasi: Lobak (Raphanus satives)
Sawi (Brassica juncea)

b. Indehisen
1. aken : buah kecil berbiji satu yang melekat pada perikarpnya
pd satu titik dan agak longgar di dalamnya
Contoh : bunga matahari (Helinathus annus)
bunga pukul empat (Mirabilis jalapa)
2. kariopsis : buah kecil berbiji satu yang seluruhnya melekat pada
perikarpnya. Contoh: padi (Oryza sativa), jagung (Zea
mays)
3. Samara : buah keras, kulit buahnya memiliki asesori berbentuk
sayap. Contoh: Meranti (Shorea sp.)
* 27
4. Buah keras (nut): Buah berbiji satu dari pistil majemujk yang memiliki
perikarp sangat keras yang sebagian atau semuanya
tertutup dalam kurungan. Contoh: buah eks, buah
kenari, buah kemuri

5. Buah Skizokarp: dua karpel yang bersatu yang terpisah saat masak
menjadi merikarap berbiji satu .
Contoh : pegagan (Centela asistica)
selasih(Ocimum basilium)

* 28
* 29
Kotak
Spora
Sel induk Serbuk
Mikrospore Polen (n)
(2n)

Sel induk
Anter Megaspore Kantung embrio 8 Stigma
Sel Sel sperma
Ovari (2n) inti (n) tabung
Ovul Polen (n) Inti sel tabung

Karpel

Sporofit tabung
dewasa Polen Pembentu
dengan kan
bunga (2n) embrio testa tabung
Polen
Endosperm
telur
(3n)

Benih
(2n) Embrio Fertilisasi
muda (2n) ganda
* 30
* 31
Satu sisik
tunggal Sisik diiris
3 (sporofil) melalui bakal
biji

1 Nuselus
(megasporangium)
Bakal biji (2n)

Konus yang Sel induk megaspore


berovulasi (2n)

Integumen (2n)
Konus
Sporofil PENYER
serbuk sari 4 Mikrofil)
BUKAN
2

MEIOSIS
Mikrosporangium
Butir serbuk sari
(n) 5
MEIOSIS
Sporofit matang
atau dewasa Megaspora (n)

Selaput biji (2n)



 6
(berasal dari
Bibit sporofit induk) Integumen (2n)
8 7 Nukleus
Benih
Pinus sel telur Gametofit betina (n)
(n) 

Arkegonium (n)
Sel telur (n)
Cadangan makanan
(n) (jaringan Nukleus sel Serbuk sari yang
gametofit) sperma yang berkecambah (n)
Embrio (2n) dilepaskan (n)
(sporofit

baru) Tabung serbuk
sari (n)

* 32
PEMBENTUKAN DAN PERKEMBANGAN BENIH
TUMBUHAN GIMNOSPERMAE
Proses pembentukan benih pada gimnospermae pada dasarnya tidak
terlalu berbeda dengan proses pembentukan benih pada
angiospermae. Proses pembetukan dan perkembangan benih pada
gymnosperm dapat diuraikan sebagai berikut:

(1) Pohon (sporofit) sebagian besar spesies mengandung konus serbuk


sari dan konus yang berovulasi.

(2) Konus serbuk sari mengandung ratusan mikrosporangia yang


disimpan dalam daun reproduktif kecil, atau sporofil. Sel-sel dalam
mikrosporangia mengalami pembelahan meiosis menghasilkan
mikrospora haploid yang berkembang menjadi butiran serbuk sari
(gamet jantan yang belum dewasa).

(3) Konus yang berovulasi memiliki banyak sisik (sporofil). Setiap sporofil
mengandung dua bakal biji. Setiap bakal biji memiliki
megasporangium yang disebut nusellus, yang terbungkus oleh lapisan
integument, dan memiliki sebuah mikropil.
* 33
4) Serbuk sari yang dihembuskan oleh angin bila jatuh pada konus
yang berovulasi dan masuk ke dalam bakal biji melalui mikropil.
Butiran serbuk sari itu akan berkecambah menembus bakal biji
dengan tabung serbuk sarinya. Lalu terjadilah Pembuahan umumnya
terjadi lebih dari satu tahun setelah penyerbukan.

(5) Selama satu tahun itu, sel induk megaspora dalam nuselus
mengalami pembelahan meiosis untuk menghasilkan empat sel
haploid. Salah satu dari sel itu bertahan hidup sebagai megaspora,
yang tumbuh dan membelah berulang-ulang, menjadi gametofit
betina yang belum dewasa (belum matang). Perhatikan bahwa
gametofit itu berkembang dalam dinding spora.

(6) Dua atau tiga arkegonia masing-masing dengan sebuah sel telur,
kemudian berkembang di dalam gamelofit tersebut.

* 34
(7) Menjelang saat sel telur itu siap dibuahi, dua sel sperma telah
berkembang pada gametofit jantan (butiran serbuk sari) dan tabung
serbuk sari telah tumbuh melalui nusellus sampai ke gametofit
betina. Pembuahan terjadi ketika salah satu nukleus sperma
tersebut masuk ke dalam sebuah sel telur melalui tabung serbuk
sari, yang bersatu dengan nukleus sel telur. Semua sel telur dalam
bakal biji bisa dibuahi, akan tetapi umumnya hanya satu zigot yang
berkembang menjadi embrio.

(8) Embrio pinus, atau sporofit baru memiliki akar yang belum sempurna
dan beberapa daun embrionik. Persediaan makanan, yang terdiri
atas gametofit betina, mengelilingi dan memberikan makanan
kepada embrio tersebut. Bakal biji yang telah berkembang menjadi
sebuah biji pinus, terdiri dari embrio (sporofit baru), cadangan
makanan (yang diperoleh dari jaringan gametofit), dan lapisan yang
mengelilingi biji yang diperoleh dari integumen pohon induk (sporofit
induk). Perhatikan bahwa terdapat tiga generasi tumbuhan—satu
gametofit dan dua generasi sporofit—dalam sebuah biji
gimnosperma.

* 35
PERTANYAAN:
1. Apa bedanya antara induksi pembungaan dan iinisiasi pembungaan?
2. Apakah menurut anda fitokrom dan florigen itu sama?
3. Apa perbedaan antara bunga lengkap dan bunga sempurna?
4. Dapatkah tumbuhan dioecius memiliki bunga lengkap?
5. Apakah hubungan antara pedunkel dan pedisel?
6. Apa beda antara aken dan kariopsis?
7. Apa bedanya antara skizokarp dan merikarp?

* 36

Anda mungkin juga menyukai