Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGARUH PERENDAMAN BIJI DALAM AIR


TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI JAGUNG

NAMA : SOVIA RISKA ZARIATIN


NIS : 4017
KELAS : X-IPA 1
ABSEN : 34

SMA NEGRI 1 DAWARBLANDONG


JL.JON DJAROT SUBIANTORO,
DAWARBLANDONG, MOJOKERTO
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Laporan Praktikum
Pengaruh Perendaman Biji dalam Air Terhadap Perkecambahan Biji Jagung” ini tepat
waktunya’

Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah unyuk memenuhi tugas pada mata
pelajaran Biologi peminatan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang pertumbuhan dan perkembangan terhadap perkecambahan biji jagung
dikehipan sehari-hari bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nuril Laili, S.Pd, selaku guru Biologi
peminatan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni saat ini.

Saya menyadari, tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yeng membangun kami butuhkan demi kesempurnaan makalah ini

Dawarblandong, 11 Agustus 2020

Sovia Riska Zariatin

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................. 2
Daftar Isi ............................................................................ 3
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ..................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................ 4
1.3 Tujuan Percobaan................................................. 4
1.4 Hipotesis................................................................. 4
1.5 Identifikasi Variabel ............................................. 5
Bab 2 Tinjauan Pustaka
2.1 Pengertian Perkecambahan ................................ 6
2.2 Prinsip Perkecambahan ....................................... 6
2.3 Macam Tipe pekecambahan ................................ 6
2.4 Faktor yang Mempengaruhi
Kecepatan Perkecambahan ................................. 6
2.5 Bahan yang digunakan ........................................ 8
2.6 Alat yang digunakan ............................................ 8
Bab 3 Diagram Alir
3.1 Biji Jagung Direndam 3 Jam ............................... 9
3.2 Biji Jagung Direndam 2 Jam ............................... 10
3.3 Biji Jagung Direndam 1 Jam ............................... 11
3.4 Biji Jagung Tanpa Direndam ............................. 12
Bab 4 Data Hasil Praktikum ............................................ 13
Bab 5 Pembahasan ............................................................ 14
Bab 6 Penutup
6.1 Kesimpulan ......................................................... 15
6.2 Saran ................................................................... 15
Daftar Pustaka ................................................................ 16

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkecambahan merupakan proses metabolisme biji hingga menghasilkan perumbuhan


dari komponen kecambah (plumula dan radikula). Definisi perkecambahan adalah jika
sudah dapat dilihat atribut perkecambahannya, yaitu plumula dan radikula dan keduanya
tumbuh normal dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan ISTA (International
Seed Testing Association).

Perkecambahan adalah peristiwa tumbuhnya embrio di dalam biji menjadi tanaman


baru. Biji akan berkecambah jika berada di lingkungan yang sesuai. Proses perkecambahan
ini memerlukan suhu yang cocok, banyaknya air yang memadai, persediaan oksigen yang
cukup, kelembapan, dan cahaya. Struktur biji yang berbeda antara tumbuhan monokotil dan
dikotil akan menghasilkan struktur kecambah yang berbeda pula. Pada tumbuhan
monokotil, struktur kecambah meliputi radikula, akar primer, keloptil, dan daun pertama.
Sedangkan pada kecambah tumbuhan dikotil terdiri atas akar primer, hipokotil, kotiledon,
epikotil, dan daun pertama. Berdasarkan letak kotiledonnya, perkecambahan dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu epigeal dan hypogeal.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh lama perendaman terhadap kecepatan perkecambahan jagung?

1.3 Tujuan Percobaan

Mengetahui pengaruh lama perendaman terhadap kecepatan pertumbuhan jagung (Zea


mays)
1.4 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat dibuat hipotesis sebagai berikut:


Lama perendaman mempengaruhi kecepatan perkecambahan jagung.

4
1.5 Identifikasi Variabel

Variabel Komponen
Variabel Bebas Lama perendaman biji jagung
Variabel Terikat Kecepatan pertumbuhan/ perkecambahan
biji jagung
Variabel Kontrol Bibit jagung, suhu, kapas, medium tanam

Operasional Variabel

1. Operasional variabel bebas yaitu lama perendaman diukur dengan jam ( waktu)
Perangkat I : 1 jam
Perangkat I : 2 jam
Perangkat III: 3 jam
Perangkat IV: tanpa direndam
2. Operasional Variabel terikat yaitu pengamatan dengan selang waktu 1 hari dengan
menghitung jumlah biji jagung yang tumbuh dan berkecambah
3. Operasional variabel kontrol yaitu penempatan pada tempat gelap setiap specimen,
dan diletakkan dalam tempat dengan suhu dan intensitas cahaya yang sama. Dan
diamati setiap hari.

5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Perkecambahan

Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan komponen-komponen biji


yang memiliki kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadi tumbuhan
baru.intinya Perkecambahan merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan embrio.
Hasil perkecambahan ini adalah munculnya tumbuhan kecil dari dalam biji.

2.2 Prinsip Perkecambahan

Perkecambahan merupakan tahap awal dari siklus hidup tanaman yang


perbanyakannya melalui biji. Saat substansi perkecambahan dalam benih mulai aktif
setelah imbibisi air maka secara fisiologi benih mulai berkecambah. Apabila plumula dan
radikel mulai keluar dari benih maka secara fisik perkecambahan telah dimulai.

2.3 Macam Tipe Perkecambahan

a. Tipe Epigeal adalah tipe perkecambahan yang ditandai dengan terangkatnya


keeping biji (kotiledon) keatas permukaan tanah. Hal ini terjadi karena daerah hipokotil
lebih cepat tumbuh dibandingkan dengan daerah epikotil. Tipe perkecambahan epigeal
banyak ditemukan pada tumbuhan dikotil, seperti kacang kedelai, kacang tanah, papaya,
kangkung, dan lain sebagainya.

b. Tipe Hipogeal adalah pertumbuhan memanjang dari epikotil yang menyebabkan


plumula keluar menembus kulit biji dan muncul diatas tanah. Kotiledon relative tetap
posisinya. Contoh tipe ini terjadi pada kacang kapri dan jagung.

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Perkecambahan

a. Gen Di dalam gen terkandung faktor-faktor sifat keturunan yang dapat diturunkan pada
keturunannya dan berfungsi untuk mengoontrol reaksi kimia di dalam sel, misalnya

6
sintesis protein yang merupakan bagian dasar penyusun tubuh tumbuhan,dikendalikan
oleh gen secara langsung (Pratiwi, 2006).

b. Persediaan makanan dalam biji. Fungsi utama cadangan makanan dalam biji adalah
memberi makanan kepada embrio maupun tanaman yang masih muda sebelum
tanaman tersebut mampu memproduksi zat makanan sendiri.

c. Hormon. Memberikan kemampuan dinding sel untuk mengembang sehingga sifatnya


menjadi elastis. Elastisitas dinding sel memungkinkan dinding sel bersifat permeable
sehingga mempermudah imbibisi.

d. Ukuran dan kekerasan biji Semakin besar dan semakin keras bijinya maka air akan
sulit untuk masuk ke dalam biji sehingga imbibisi teerhambat (Ashari, 1995).

e. Dormansi Dormansi adalah suatu keadaan pertumbuhan yang tertunda atau keadaan
istirahat. Setiap benih tanaman memiliki masa dormansi yang berbeda-beda (Gardner,
1991).

Sedangkan faktor luar yang mempengaruhi perkecambahan, antara lain:

a. Air Berfungsi sebagai pelunak kulit bji, melarutkan cadangan makanan, sarana
transportasi serta bersama hormon mengatur elurgansi (pemanjangan) dan
pengembangan sel.
b. Temperature Benih dapat berkecambah pada temperatur optimum yaitu 80oF sampai
95oF (20,5o C sampai 35o C).

f. Oksigen Proses respirasi akan meningkat disertai pula dengan menigkatnya


pengambilan oksigen dan pelepasan karbon dioksida, air, dan energi yang berupa
panas. Terbatasnya oksigen akan menghambat perkecambahan benih. Benih yang
dikecambahkan pada keadaan yang sangat kurang cahaya atau gelap akan
menghasilkan kecambah yang mengalami etiolasi. d. Medium Medium yang baik
untuk perkecambahan benih adalah mempunyai sifat fisik yang baik, gembur,
mempunyai kemampuan menyimpan air, dan bebas dari pengganggu terutama
cendawan (Sutopo, 2002).
7
2.5 Bahan yang digunakan
a. Biji jagung,
b. Air
c. Kapas

2.6 Alat yang digunakan


a. Baskom
b. Piring plastic
c. Sendok
d. Penggaris

8
BAB 3

DIAGRAM ALIR

3.1 Biji Jagung Direndam Air 3 Jam

a. Rendaman biji jagung selama 3 jam

Alat
Alatdan
dan Bahan
Bahan

Masukkan biji jagung 50 biji ke dalam baskom

Masukkan air secukupnya

Diamkan terendam 3 jam

Hasil

c. Rendaman biji jagung untuk diamati 5 hari

Alat dan Bahan

letakkan 50 biji jagung diatas piring yang sudah dilapisi dengan kapas basah

Tutupi piring yang terisi biji jagung dengan baskom

Tunggu 5 hari

Hasil

9
3.2 Biji Jagung Direndam Air 2 Jam

a. Rendaman biji jagung selama 2 jam

Alat
Alatdan
dan Bahan
Bahan

Masukkan biji jagung 50 biji ke dalam baskom

Masukkan air secukupnya

Diamkan terendam 2 jam

Hasil

d. Rendaman biji jagung untuk diamati 5 hari

Alat dan Bahan

letakkan 50 biji jagung diatas piring yang sudah dilapisi dengan kapas basah

Tutupi piring yang terisi biji jagung dengan baskom

Tunggu 5 hari

Hasil

10
3.3 Biji Jagung Direndam Air 1 Jam

a. Rendaman biji jagung selama 1 jam

Alat
Alatdan
dan Bahan
Bahan

Masukkan biji jagung 50 biji ke dalam baskom

Masukkan air secukupnya

Diamkan terendam 3 jam

Hasil

e. Rendaman biji jagung untuk diamati 5 hari

Alat dan Bahan

letakkan 50 biji jagung diatas piring yang sudah dilapisi dengan kapas basah

Tutupi piring yang terisi biji jagung dengan baskom

Tunggu 5 hari

Hasil

11
3.4 Biji Jagung Tanpa Direndam

a. Biji jagung tanpa direndam

Alat
Alatdan
dan Bahan
Bahan

Masukkan biji jagung 50 biji ke dalam baskom

Hasil

f. Rendaman biji jagung untuk diamati 5 hari

Alat dan Bahan

letakkan 50 biji jagung diatas piring yang sudah dilapisi dengan kapas basah

Tutupi piring yang terisi biji jagung dengan baskom

Tunggu 5 hari

Hasil

12
BAB 4

DATA HASIL PRAKTIKUM

Hari 1 Hari 3

Hari 4 Hari 5

Perendaman Perkecambahan ke- IKP


0 Jam Hari 1 = 0
Hari 2 = 10 928
= 15,4
Hari 3 = 30 60
Hari 4 = 45
Hari 5 = 49
1 Jam Hari 1 = 0
Hari 2 = 30 951
= 15,85
Hari 3 = 42 60
Hari 4 = 47
Hari 5 = 48
2 Jam Hari 1 = 0
Hari 2 = 35 1280
= 21,3
Hari 3 = 45 60
Hari 4 = 47
Hari 5 = 47
3 Jam Hari 1 = 0
Hari 2 = 35 1297
= 21,61
Hari 3 = 46 60
Hari 4 = 47
Hari 5 = 48

13
BAB 5

PEMBAHASAN

Perendaman biji jagung sangat mempengaruhi cepat lambat pertumbuhan kecambah,


sebab air dapat mempengaruhi lapisan kulit dari biji yang menyebabkan pertumbuhan akar
menjadi lebih cepat dibandingkan dengan biji yan tidak direndam sebelumnya. Biji jagung
yang direndam dalam waktu yang lebih lama akan menghasilkan kecambah yang lebih cepat
dibandingkan dengan biji yang direndam dalam waktu yang lebih singkat ataupun tidak
direndam.

Hal ini disebabkan oleh karena permulaan fase perkecambahan ini ditandai dengan
penghisapan air, kemudian terjadi pelunakan kulit biji sehingga terjadi hidratasi protoplasma.
Jadi jika memperoleh banyak air, maka air diserap untuk pelunakan kulit biji sehingga dapat
menunjang proses pertumbuhan kecambah yang lebih cepat.

Pada tanaman, pertumbuhan dimulai dari proses perkecambahan biji. Perkecambahan


dapat terjadi apabila kandungan air dalam biji semakin tinggi karena masuknya air ke dalam
biji melalui proses imbibisi. Apabila proses imbibisi sudah optimal, dimulailah
perkecambahan, atau dapat diartikan sebagai dimulainya proses pertumbuhan embrio dari
benih yang sudah matang. (Dwidjoseputro, 1991).

Biji dapat berkecambah bila tersedia faktor- faktor pendukung selama terjadinya
proses perkecambahan. Perkembangan benih dipengaruhi oleh faktor dalam (internal) dan
faktor luar (eksternal), faktor tersebut seperti keadaan biji, permeabilitas kulit biji, dan
tersedianya air disekeliling biji. Jika ketiga faktor tersebut tidak mendukung biji untuk
melakukan perkecambahan, maka biji memiliki kemampuan untuk mengundurkan fase
perkecambahannya yang disebabkan dengan dormansi. Peranan hormon tumbuh di dalam biji
yang mengalami dormansi adalah dapat menstimulasi sintesis ribonuklease, amilase, dan
prontease didalam biji. (Lovless, 1987).

14
BAB 6

PENUTUP

6.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian semakin lama perendaman pada biji jagung maka semakin cepat
pula ia berkecambah. Kadar/volume penyiraman air berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman jagung dan terdapat kadar air optimal yang memberikan pengaruh
pertumbuhan dan perkembangan yang maksimal pada tanaman jagung. Dari ke empat
tanaman jagung yang di uji, tanaman jagung yang direndam selama 3 jam mengalami
pertumbuhan yang lebih baik/optimal diantara tanaman jagungyang direndam selama 1, 2,
dan tidak direndam sama sekali.

6.2 SARAN

Adapun saran yang bias diberikan kepada pembaca untuk pelaksanaan praktikum,

1. Pilihlah biji yang tidak mengapung/ terendam sempurna pada saat melakukan
perendaman, karena biji yang telah rusak, kosong, atau yang kandung lembaganya
telah rusak lebih ringan daripada massa jenis air. Oleh karena itu, biji yang demikian
akan mengambang. Biji yang telah rusak tentu saja tidak kompatibel lagi sehingga
tidak akan mungkin tumbuh.
2. Memilih biji jagung yang masih segar.
3. Kapas dan air harus steril/ bersih.
4. Dalam melakukan suatu percobaan, lebih baik melakukan percobaan di tempat yang
sekiranya tidak ada sesuatu yang mengganggu seperti hama tanaman, hewan,sehingga
percobaan akan aman dan berhasil.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Perkecambahan#:~:text=Perkecambahan%20atau%20germinasi%20(b
ahasa%20Inggris,ia%20berkembang%20menjadi%20tumbuhan%20muda. Diakses pada 11 Agustus
2020 , pukul 15.32 WIB.

https://torajafarmer.wordpress.com/2018/05/05/tipe-perkecambahan-epigeal-dan-
hipogeal/#:~:text=Umumnya%20pada%20tumbuhan%20berbunga%2C%20terdapat,pergerakan%20
kotiledon%20ketika%20benih%20berkecambah.&text=Pada%20perkecambahan%20hipogeal%20(hy
po%3Ddibawah,kotiledon%20tetap%20dibawah%20permukaan%20tanah. Diakses pada 11 Agustus
2020 , pukul 20.45 WIB.

16

Anda mungkin juga menyukai