PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS CENDRAWASIH
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul pertumbuhan dan perkembangan tepat waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah fisiologi tumbuhan.
Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada [Bapak/Ibu] selaku [guru mata
pelajaran/dosen mata kuliah]. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan
dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih
pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
penulis
DAFTAR PUSTAKA
1.2.RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan ?
2. Uraikan Tahap Awal Pertumbuhan !
3. Apa saja Jenis Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan ?
4. Sebut dan jelaskan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan ?
5. Apa zat perangsang yang dapat mematahkan dormansi pada biji?
6. Bagaimana hubungan dormansi pada tunas lateral dan dormansi apikal??
7. Apa saja organ- organ tumbuhan yang mengalami dormansi?
1.3.TUJUAN
1. Menjelaskan pengertian dormans
2. Menjelaskan faktor eksternal yang mempengaruhi dormansi
3. Menjelaskan faktor internal yang mempengaruhi dormansi
4. Memberikan contoh zat perangsang yang dapat mematahkan dormansi
5. Menjelaskan hubungan dormansi pada tunas lateral dengan dormansi apical
6. Menyebutkan 5 organ tumbuhan yang mengalami dormansi.
7. Menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan
BAB II
PEMBAHASAN
b. Perkecambahan
Perkecambahan adalah peristiwa tumbuhnya embrio di dalam biji menjadi tanaman
baru. Biji akan berkecambah jika berada dalam lingkungan yang sesuai. Proses
perkecambahan ini memerlukan suhu yang cocok, banyaknya air yang memadai, persediaan
oksigen yang cukup, kelembapan, dan cahaya. Struktur biji yang berbeda antara tumbuhan
monokotil dan dikotil akan menghasilkan struktur kecambah yang berbeda pula.
Perkecambahan terjadi karena pertumbuhan radikula (calon akar) dan pertumbuhan plumula
(calon batang). Faktor yang memengaruhi perkecambahan adalah air, kelembapan, oksigen,
dan suhu. Akar primer, plumula, koleoptil, dan daun pertama. Sedangkan, pada kecambah
tumbuhan dikotil terdiri atas akar primer, hipokotil, kotiledon, epikotil, dan daun pertama.
Berdasarkan letak kotiledonnya, perkecambahan.Perkecambahan biji ada dua macam, yaitu:
Tipe perkecambahan di atas tanah (Epigeal)
o Hipokotil memanjang sehingga plumula dan kotiledon ke permukaan tanah dan
kotiledon melakukan fotosintesis selama daun belum terbentuk. Contoh:
perkecambahan kacang hijau.
Tipe perkecambahan di bawah tanah (ormone)
o Epikotil memanjang sehingga plumula keluar menembus kulit biji dan muncul
di atas permukaan tanah, sedangkan kotiledon tertinggal dalam tanah. Contoh:
perkecambahan kacang kapri (Pisum sativum).
Pada titik tumbuh, pertumbuhan terjadi secara bertahap. Oleh karena itu daerah
pertumbuhan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu daerah pembelahan, daerah perpanjangan,
dan daerah diferensiasi.
A. Daerah pembelahan.
Daerah pembelahan terletak di bagian paling ujung. Di daerah ini sel-sel ormoneib-
menerus dihasilkan melalui proses pembelahan sel. Daerah inilah yang disebut daerah
meristematis.
B. Daerah pemanjangan.
Daerah pemanjangan terletak di belakang daerah pembelahan. Di daerah ini sel-sel hasil
pembelahan akan tumbuh sehingga ukuran sel bertambah besar. Akibatnya di daerah inilah
yang mengalami pemanjangan.
C. Daerah diferensiasi
Daerah diferensiasi terletak di belakang daerah pemanjangan. Sel-sel yang telah tumbuh
mengalami perubahan bentuk dan fungsi. Sebagian sel mengalami diferensiasi menjadi
epidermis, korteks, ormo, dan floem. Sebagian lagi membentuk parenkim, kolenkim, dan
sklerenkim.
B. Pertumbuhan Sekunder
Pertumbuhan sekunder disebabkan oleh aktivitas jaringan meristem sekunder. Contoh
jaringan meristem sekunder adalah jaringan ormone pada batang tumbuhan dikotil dan
Gymnospermae. Sel-sel jaringan ormone senantiasa membelah. Pembelahan ormone dalam
membentuk ormo atau kayu sedangkan pembelahan ke luar membentuk floem atau kulit kayu.
Akibat aktivitas jaringan meristem pada ormone, diameter batang dan akar bertambah besar.
C. Pembungaan
Beberapa jenis tumbuhan memiliki umur yang berbedabeda untuk berkembang
menjadi dewasa. Masa dewasa ditandai dengan kemampuan berkembang biak secara
ormoneib. Jadi ketika suatu tumbuhan telah membentuk bunga berarti tumbuhan itu telah
dewasa dan dapat bereproduksi secara ormoneib (menghasilkan biji). Biji merupakan calon
individu yang dapat tumbuh dan berkembang jika menemukan kondisi lingkungan yang sesuai.
Tahap pertama proses pembungaan adalah induksi bunga (evokasi). Tahap ini
merupakan tahap ketika jaringan meristem ormoneib ”ormonei” untuk mulai berubah menjadi
jaringan meristem reproduktif. Tahap induksi terjadi di dalam sel dan dapat dideteksi secara
kimiawi dari peningkatan sintesis asam nukleat dan protein, yang dibutuhkan dalam
pembelahan serta diferensiasi sel.
Inisiasi bunga adalah tahap kedua dalam proses pembungaan. Dalam tahap ini terjadi
perubahan morfologis dari tunas ormoneib menjadi bentuk kuncup reproduktif. Perubahan
tersebut dapat dideteksi dari perubahan bentuk ataupun ukuran kuncup, serta prosesproses
selanjutnya yang mulai membentuk organ organ reproduktif.
Tahap inisiasi bunga dilanjutkan dengan tahap perkembangan kuncup bunga menuju
bunga mekar (anthesis). Tahap ini ditandai dengan terjadinya diferensiasi bagianbagian bunga.
Pada tahap ini terjadi proses megasporogenesis dan mikrosporogenesis untuk penyempurnaan
serta pematangan organorgan reproduksi jantan dan betina. Tahap berikutnya adalah tahap
bunga mekar (anthesis).
2. Cahaya
Cahaya mutlak diperlukan oleh semua tumbuhan hijau untuk melakukan fotosintesis, tetapi
pengaruhnya terhadap pertumbuhan perkecambahan tumbuhan adalah menghambat, karena
cahaya dapat menyebabkan terurainya auxin sehingga dapat menghambat pertumbuhan. Hal ini
dapat dibuktikan apabila kita meletakkan dua kecambah, yang satu di tempat gelap dan yang
lain di tempat terang. Dalam jangka waktu yang sama, kecambah di tempat gelap tumbuh lebih
cepat tetapi tidak normal. Pertumbuhan yang amat cepat di dalam gelap ini disebut etiolasi. Pot
kiri adalah perkecambahan normal, sedangkan sebelah kanan perkecambahan yang mengalami
etiolasi
Pada tumbuhan terdapat pigmen yang disebut fitokrom, yang berfungsi mengontrol
pertumbuhan dan perkembangan kloroplas, sintesis klorofil, pembentukan ormone tumbuhan
(misalnya giberelin), dan pengaturan posisi daun terhadap sinar matahari. Selain itu, fitokrom
berpengaruh juga terhadap fotoperiodisme, yaitu pengaruh lamanya pengaruh pencahayaan
terhadap pertumbuhan dan pembentukan bunga.
Berdasarkan panjang dan intensitas penyinaran, tumbuhan dikelompokkan menjadi 3 jenis,
yaitu:
1. Tumbuhan berhari pendek (shortday plant) : Berbunga dan berbuah bila periode
penyinaran lebih pendek daripada periode kritis. Contohnya: strawberry, dahlia, aster,
dan krisatinum.
2. Tumbuhan berhari panjang (longday plant) : berbunga dan berbuah bila periode
penyinaran lebih panjang daripada periode kritis. Contohnya: bayam selada, gandum,
dan kentang.
3. Tumbuhan netral (dayneutral plant) : Tidak dipengaruhi oleh lamanya periode
penyinaran. Contoh: mawar, anyer, dan bunga matahari.
3. Suhu
Secara umum, suhu akan berpengaruh terhadap kerja enzim. Bila suhu terlalu tinggi,
enzim akan rusak, dan bila suhu terlalu rendah enzim menjadi tidak aktif.
4. Kelembaban atau kadar air
Sampai pada batas-batas tertentu, makin tinggi kadar air, pertumbuhan akan makin
cepat. Karena lebih banyak kadar air yang diserap dan lebih sedikit yang diuapkan, akan
menyebabkan pembentangan sel-sel, dengan demikian sel-sel lebih cepat mencapai ukuran
maksimalnya.
A. Faktor dalam
Selain ormon ormone, yang termasuk ormon-faktor dalam adalah ormone-hormon yang
terlibat dalam pertumbuhan tanaman. Hormon merupakan substansi yang dihasilkan oleh
tumbuhan, biasanya dalam jumlah yang sangat sedikit yang berfungsi secara fisiologis
mengendalikan arah dan kecepatan tumbuh bagian-bagian dari tumbuhan.
Berikut ini adalah macam-macam ormone pada tumbuhan beserta fungsinya:
1. Auksin : Auksin dibentuk oleh ujung batang dan ujung akar. Auksin yang dihasilkan
oleh ujung batang akan mendominasi pertumbuhan batang utama, sehingga
pertumbuhan cabang ormone sedikit. Keadaan ini dikenal dengan istilah dominansi
ormon (apical dominance). Dengan memotong ujung batang, dominansi ormon akan
hilang, sehingga pertumbuhan cabang-cabang batang berjalan dengan baik. Auksin
dapat terurai bila terkena cahaya. Bila suatu koleoptil dikenai cahaya dari samping,
maka bagian koleoptil yang terkena cahaya auksinnya akan terurai sehingga
pertumbuhannya lebih lambat daripada bagian koleoptil yang tidak terkena cahaya.
Akibatnya koleoptil akan tumbuh membelok ormone datangnya sinar. Fungsi ormone
auksin bagi tanaman, antara lain:
berperan dalam pembelahan dan pemanjangan sel;
merangsang pembelahan selsel ormone lateral, untuk pertumbuhan sekunder;
dapat meningkatkan perkembangan bunga dan buah;
merangsang pembentukan akar lateral;
untuk menghasilkan buah tanpa biji;
menghambat pembentukan tunas lateral;
menghambat pematangan buah dan penuaan daun;
mencegah rontoknya bunga, buah, serta daun.
2. Giberelin : Hormon ini berfungsi mengatur pemanjangan batang (ruas batang), juga
pertumbuhan pucuk dan pembentukan buah. Secara umum fungsi giberelin adalah untuk
merangsang pertumbuhan meraksasa dan terbentuknya buah tanpa biji (partenokarpi). .
Peranan ormone giberelin bagi tanaman, antara lain
bersama dengan auksin merangsang pembelahan dan pemanjangan sel;
merangsang pertumbuhan batang dan daun
menghilangkan sifat kerdil tanaman;
pada konsentrasi tinggi, merangsang pertumbuhan akar;
merangsang perkecambahan;
merangsang pembentukan bunga pada tanaman hari panjang (long day plant);
merangsang perkecambahan serbuk sari dan pertumbuhan buluh serbuk sari;
menghambat pertumbuhan akar adventif;
mematahkan dormansi sebagian besar jenis biji.
3. Sitokinin : Hormon tumbuhan ini mempengaruhi pertumbuhan, pengaturan pembelahan sel,
dan pemanjangan sel. Konsentrasi sitokinin dan auksin yang seimbang merupakan hal yang
sangat penting dalam pertumbuhan tanaman. Sitokinin sendiri tampaknya mempunyai
peranan dalam memperpanjang usia jaringan. Peranan sitokinin, antara lain
bersama dengan auksin dan giberelin merangsang pembelahan selsel tanaman;
menghambat dominansi ormon oleh auksin;
merangsang pertumbuhan kuncup lateral;
merangsang pemanjangan titik tumbuh;
mematahkan dormansi biji serta merangsang pertumbuhan embrio;
merangsang pembentukan akar cabang;
menghambat proses penuaan (senescence) daun
4. Asam Absisat (= dormin) : Asam absisat ditemukan pada umbi-umbian dan biji-biji yang
dorman, beberapa jenis buah-buahan, daun, dan jaringan tumbuhan lain. Secara fungsi
asam absisat adalah mempercepat penuaan daun, merangsang pengguguran daun, dan
memperpanjang masa dormansi (menghambat perkecambahan biji). . Fungsi ABA, antara
lain :
menghambat pembelahan sel;
mempercepat proses penuaan, terutama pada daun;
mempercepat gugurnya daun;
menghambat pertumbuhan;
mempertahankan dormansi biji dan kuncup
merangsang pembusukan buah;
merangsang penutupan stomata jika kekurangan air.
5. Gas etilen : Buah yang sudah tua menghasilkan gas etilen yang dianggap sebagai ormone
yang dapat mempercepat pemasakan buah yang masih mentah. Gas etilen meningkatkan
respirasi sehingga buah yang asalnya keras dan masam, menjadi empuk dan berasa manis.
6. Kalin: Kalin adalah ormone yang merangsang pembentukan organ tubuh.
Berdasarkan organ yang dibentuknya, kalin dibedakan atas:
Kaulokalin : merangsang pembentukan batang
Rhyzokalin : merangsang pembentukan akar. Sekarang telah diketahui bahwa rhyzokalin
ormone dengan vitamin B1 (thiamin)
Filokalin : merangsang pembentukan daun
Antokalin : merangsang pembentukan bunga
7. Asam traumalin : Batang atau akar tumbuhan dapat mengalami luka. Tumbuhan memiliki
kemampuan untuk memperbaiki bagian yang luka, disebut daya restitusi atau regenerasi.
Peristiwa ini terjadi dengan bantuan ormone luka atau ormone luka atau asam traumalin.
Lukaluka yang terjadi dapat tertutup kembali dengan membentuk jaringan kalus dan jaringan
yang rusak dapat diganti dengan yang baru. Bahkan dari luka pada bagian tertentu dari tubuh
tumbuhan dapat tumbuh tunas baru.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pertumbuhan adalah suatu proses pertumbuhan ukuran dan volume serta jumlah secara
irreversible, yaitu tidak dapat kembali ke bentuk semula. Sedangkan perkembangan merupakan
suatu proses menuju kedewasaan yang bersifat kualitatif.
Bila kita menanam biji tanaman, dapat diamati bahwa dari hari ke hari terjadi perubahan tinggi.
Secara kualitatif, terlihat bentuk awal (biji) yang demikian sederhana menjadi bentuk tanaman
yang lengkap.
Faktor eksternal atau lingkungan yang berpengaruh adalah ormon iklim, tanah dan
biologis.Faktor internal (dalam) terdiri atas factor intrasel yaitu sifat dari induknya, dan factor
intersel yaitu macam-macam faktor antara lain auksin, giberelin, sitokinin, asam absisat,
etilen, asam traumalin, dan kalin.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.makalah.my.id/2016/10/makalah-pertumbuhan-dan-perkembangan.html
https://www.studocu.com/id/document/universitas-diponegoro/biologi/makalah-
biologi/3537796
Buku bahan ajar fisiologi tumbuhan oleh Dr.Drs.C.Tanto,M,Si.