Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH FISIOLOGI TUMBUHAN

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

DISUSUN OLEH : KELOMPOK VII


GABRYLA W.SURUAN (20200110
ROMAULI LUMBANTUNGKUP (2020011044069 )
ISAK SAMPARI SWABRA ( 2020011044014)
SOSTENES AIBINI
MULI WANIMBO
HULDA F.KEPNO (2020011044108)

PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS CENDRAWASIH
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul pertumbuhan dan perkembangan tepat waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah fisiologi tumbuhan.
Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada [Bapak/Ibu] selaku [guru mata
pelajaran/dosen mata kuliah]. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan
dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih
pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Jayapura ,16 November 2022

penulis
DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN JUDUL ………………………………………………......................................I


KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………..II
DAFTAR ISI…………..……………………………………………………………….……..III
BAB I .PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1. LATAR BELAKANG………………………………..
…………………………...…...1
1.2. RUMUSAN MASALAH……………………………...………………………….
……1
1.3. TUJUAN…………………………………………………………..
……………..........2
BAB II.PEMBAHASAN ………………………………………………………………………3
2.1. PENGERTIAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN…………………….…….3
2.2. TAHAP AWAL PERTUMBUHAN……………………..……………...........……...……4
2.3. JENIS PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN………..................6
2.4. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ...8
BAB III.PENUTUP……………………………………………………………………………16
A. KESIMPULAN……………………………………………………………………..….17
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………...…………………………..…18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Salah satu ciri makhluk hidup adalah tumbuh dan berkembang. Maka dari itu terdapat
pohon yang tadinya kecil kemudian menjadi besar. Hal tersebut terjadi karena adanya proses
pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan adalah pertambahan jumlah sel pada suatu
organisme. Pertumbuhan bersifat tidak dapat kembali (irreversible). Sedangkan, perkembangan
merupakan proses untuk mencapai kematangan fungsi suatu organisme. Walaupun berbeda
dari segi pengertian, namun kedua proses ini berjalan secara simultan atau pada waktu yang
bersamaan dan saling terkait. Adapun perbedaannya terletak pada ormon kuantitatif dan
kualitatif. Pertumbuhan dapat diukur secara kuantitatif karena mudah diamati, yaitu tejadi
perubahan jumlah dan ukuran. Sebaliknya, perkembangan hanya dapat dinyatakan secara
kualitatif karena terjadi perubahan fungsional dalam tubuh suatu organisme sehingga tidak
dapat diamati.

1.2.RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan ?
2. Uraikan Tahap Awal Pertumbuhan !
3. Apa saja Jenis Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan ?
4. Sebut dan jelaskan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan ?
5. Apa zat perangsang yang dapat mematahkan dormansi pada biji?
6. Bagaimana hubungan dormansi pada tunas lateral dan dormansi apikal??
7. Apa saja organ- organ tumbuhan yang mengalami dormansi?

1.3.TUJUAN
1. Menjelaskan pengertian dormans
2. Menjelaskan faktor eksternal yang mempengaruhi dormansi
3. Menjelaskan faktor internal yang mempengaruhi dormansi
4. Memberikan contoh zat perangsang yang dapat mematahkan dormansi
5. Menjelaskan hubungan dormansi pada tunas lateral dengan dormansi apical
6. Menyebutkan 5 organ tumbuhan yang mengalami dormansi.
7. Menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan

BAB II
PEMBAHASAN

2.1.PENGERTIAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN


Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume yang bersifat ormoneible (tidak dapat
balik), dan terjadi karena adanya pertambahan jumlah sel dan pembesaran dari tiap-tiap sel.
Pada proses pertumbuhan biasa disertai dengan terjadinya perubahan bentuk. Pertumbuhan
dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif.. 

Gambar 14.1 Pertumbuhan dan perkembangan tanaman Jagung (Zea mays)


Tanaman jagung atau kacang hijau di dalam pot pada contoh di atas mengalami pertumbuhan
karena berat, ukuran, dan jumlah selnya bertambah serta tidak dapat menjadi kecil lagi. Jika
Anda merendam biji jagung kering di dalam air, dalam beberapa saat, biji jagung tadi juga
akan mengalami pertambahan ukuran, terutama volumenya. Namun, pertambahan volume
tersebut bukanlah pertumbuhan karena jika dikeringkan, volume biji jagung tadi akan kembali
seperti semula. Sebaliknya, pertambahan jumlah selsel zigot vertebrata yang mengalami
pembelahan, merupakan suatu pertumbuhan walaupun tanpa disertai pertambahan volume
ataupun massa sitoplasma.
Perkembangan adalah proses menuju dewasa. Proses perkembangan berjalan sejajar
dengan pertumbuhan. Perkembangan dapat diartikan sebagai proses perubahan yang menyertai
pertumbuhan. Perubahan itu meliputi perubahan bentuk dan tingkat kematangan makhluk
hidup. Secara sederhana, perkembangan merupakan proses perubahan menjadi dewasa. Dalam
proses tersebut, terjadi diferensiasi sel (perubahan struktur dan fungsi sel), histogenesis
(pembentukan organ), dan gametogenesis (pembentukan selsel kelamin).
Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan suatu konsep kualitatif. Tanaman
jagung pada contoh di depan, pada awalnya berupa biji. Biji itu kemudian tumbuh menjadi
tanaman kecil yang memiliki akar, batang, dan daun. Setelah makin besar dan dewasa, akan
muncul bunga pada tanaman jagung itu. Jika terjadi penyerbukan, bunga itu akan berubah
menjadi buah yang akan menghasilkan biji biji jagung baru. Munculnya akar, batang, daun,
bunga, dan buah pada tanaman jagung itu menunjukkan bahwa tanaman tersebut mengalami
perkembangan.

2.2.TAHAP AWAL PERTUMBUHAN


a. Pertumbuhan Biji
Proses terjadinya perkecambahan sebagai berikut :
1. Mula-mula biji melakukan imbibisi atau penyerapan air sampai ukuran bijinya bertambah
dan menjadi lunak.
2. Saat air masuk ke dalam biji, enzim-enzim mulai aktif sehingga menghasilkan berbagai
reaksi kimia.
3. Kerja enzim ini antara lain, mengaktifkan ormoneib di dalam biji dengan mensintesis
cadangan makanan sebagai persediaan cadangan makanan pada saat perkecambahan
berlangsung.
Tumbuhan berbiji tumbuh dan berkembang dari biji. Umumnya, biji terdapat di dalam buah.
Biji berkembang dari bakal biji yang dibuahi dan mengandung embrio (bakal) tumbuhan serta
cadangan makanan. Suatu embrio tumbuhan terdiri atas batang lembaga (kaulikalis), bakal akar
(radikula), dan satu atau dua ormone biji (kotiledon). Bagian sumbu embrio yang berada di atas
tempat munculnya kotiledon disebut epikotil, sedangkan bagian sumbu embrio yang berada di
bawah tempat munculnya kotiledon disebut hipokotil.

Gambar 14.2 Struktur Biji Berendosperm dan Tak Berendosperm


Cadangan makanan ada yang terdapat pada endosperm, yaitu jaringan yang mengelilingi
embrio, atau terdapat di dalam kotiledon. Biji dengan cadangan makanan pada endosperm
disebut biji berendosperm atau biji beralbumin, contohnya biji jagung. Sementara itu, biji
dengan cadangan makanan pada kotiledon disebut biji tak berendosperm atau biji eksalbumin,
contohnya biji bunga matahari. Biji dilindungi oleh testa, yaitu suatu selubung biji kuat yang
berasal dari dinding bakal biji. Testa berfungsi sebagai kulit biji.
Biji adalah alat reproduksi, penyebaran, dan kelangsungan hidup suatu tumbuhan. Selain
itu,bagi tumbuhan berbiji, biji merupakan awal dari kehidupan tumbuhan baru di luar
induknya. Jika biji tanaman dikotil seperti kacang-kacangan, kamu belah menjadi dua, kamu
akan mendapatkan struktur biji yang terdiri atas plumula, hipokotil, radikula, kotiledon dan
embrio. Sedangkan, struktur biji tanaman monokotil, misalnya jagung terdiri atas koleoptil,
plumula, radikula, koleoriza, skutelum dan endosperma.
Bagian-bagian biji tersebut mempunyai fungsi masing-masing untuk pertumbuhan tanaman.
Pada biji tanaman dikotil maupun monokotil, plumula merupakan poros embrio yang tumbuh
ke atas yang selanjutnya akan tumbuh menjadi daun pertama, sedangkan radikula adalah poros
embrio yang tumbuh ke bawah dan akan menjadi akar primer. Pada tanaman monokotil,
misalnya jagung, kotiledon mengalami modifikasi menjadi skutelum dan koleoptil. Skutelum
berfungsi sebagai alat penyerap makanan yang terdapat di dalam endosperma, sedangkan
koleoptil berfungsi melindungi plumula. Selain itu, pada jagung juga terdapat koleoriza yang
berfungsi melindungi radikula.

Gambar 14.3 Struktur biji Monokotil (a) dan Dikotil (b)

b.      Perkecambahan
Perkecambahan adalah peristiwa tumbuhnya embrio di dalam biji menjadi tanaman
baru. Biji akan berkecambah jika berada dalam lingkungan yang sesuai. Proses
perkecambahan ini memerlukan suhu yang cocok, banyaknya air yang memadai, persediaan
oksigen yang cukup, kelembapan, dan cahaya. Struktur biji yang berbeda antara tumbuhan
monokotil dan dikotil akan menghasilkan struktur kecambah yang berbeda pula.
Perkecambahan terjadi karena pertumbuhan radikula (calon akar) dan pertumbuhan plumula
(calon batang). Faktor yang memengaruhi perkecambahan adalah air, kelembapan, oksigen,
dan suhu. Akar primer, plumula, koleoptil, dan daun pertama. Sedangkan, pada kecambah
tumbuhan dikotil terdiri atas akar primer, hipokotil, kotiledon, epikotil, dan daun pertama.
Berdasarkan letak kotiledonnya, perkecambahan.Perkecambahan biji ada dua macam, yaitu:
 Tipe perkecambahan di atas tanah (Epigeal)
o Hipokotil memanjang sehingga plumula dan kotiledon ke permukaan tanah dan
kotiledon melakukan fotosintesis selama daun belum terbentuk. Contoh:
perkecambahan kacang hijau.
 Tipe perkecambahan di bawah tanah (ormone)
o Epikotil memanjang sehingga plumula keluar menembus kulit biji dan muncul
di atas permukaan tanah, sedangkan kotiledon tertinggal dalam tanah. Contoh:
perkecambahan kacang kapri (Pisum sativum).

Gambar 14.4 Perkecambahan Epigeal dan Hipogeal


Sebagai makhluk hidup, tumbuhan melakukan respirasi guna menghasilkan ormon
untuk metabolisme dan pertumbuhannya. Ketika berkecambah, biji melakukan respirasi
dengan sangat cepat dan membutuhkan oksigen untuk proses respirasi aerob.
Pada beberapa jenis tumbuhan, cahaya diperlukan untuk perkecambahan bijinya.
Namun, pada beberapa jenis tumbuhan lainnya, cahaya justru menghambat perkecambahan
biji. Untuk pertumbuhan batang tumbuhan, diperlukan ormone auksin, tetapi aktivitas ormone
ini dihambat oleh adanya cahaya. Meskipun menghambat pertumbuhan batang, cahaya
diperlukan untuk pembentukan klorofl dan untuk meningkatkan pembentangan daun.
Kecambah yang ditumbuhkan pada tempat yang cukup terang akan tumbuh agak
lambat, tetapi berdaun hijau. Sebaliknya, kecambah yang ditumbuhkan pada tempat yang gelap
akan tumbuh lebih cepat, batangnya menjadi sangat panjang, tetapi daunnya berwarna kuning
karena tidak terbentuk klorofl. Keadaan seperti ini dinamakan etiolasi.

2.3.  Jenis Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan


A.     Pertumbuhan Primer
Daerah Pertumbuhan pada Akar
Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan yang terjadi akibat aktivitas jaringan
meristem primer atau disebut juga meristem ormon. Titik tumbuh primer terbentuk sejak
tumbuhan masih berupa embrio. Jaringan meristem ini terdapat di ujung batang dan ujung akar.
Akibat pertumbuhan ini, akar dan batang tumbuhan bertambah panjang. Pertumbuhan primer
menyebabkan tumbuhan bertambah tinggi atau panjang dan hal itu terjadi pada semua
tumbuhan. Kecambah mengalami pertumbuhan primer untuk membentuk tumbuhan herbaseus
(tidak berkayu).

Gambar 14.6 Pertumbuhan Primer pada Akar dan Batang Tumbuhan


Dikotil

Pada titik tumbuh, pertumbuhan terjadi secara bertahap. Oleh karena itu daerah
pertumbuhan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu daerah pembelahan, daerah perpanjangan,
dan daerah diferensiasi.
A. Daerah pembelahan.
Daerah pembelahan terletak di bagian paling ujung. Di daerah ini sel-sel ormoneib-
menerus dihasilkan melalui proses pembelahan sel. Daerah inilah yang disebut daerah
meristematis.
B. Daerah pemanjangan.
Daerah pemanjangan terletak di belakang daerah pembelahan. Di daerah ini sel-sel hasil
pembelahan akan tumbuh sehingga ukuran sel bertambah besar. Akibatnya di daerah inilah
yang mengalami pemanjangan.

C. Daerah diferensiasi
Daerah diferensiasi terletak di belakang daerah pemanjangan. Sel-sel yang telah tumbuh
mengalami perubahan bentuk dan fungsi. Sebagian sel mengalami diferensiasi menjadi
epidermis, korteks, ormo, dan floem. Sebagian lagi membentuk parenkim, kolenkim, dan
sklerenkim.

B. Pertumbuhan Sekunder
Pertumbuhan sekunder disebabkan oleh aktivitas jaringan meristem sekunder. Contoh
jaringan meristem sekunder adalah jaringan ormone pada batang tumbuhan dikotil dan
Gymnospermae. Sel-sel jaringan ormone senantiasa membelah. Pembelahan ormone dalam
membentuk ormo atau kayu sedangkan pembelahan ke luar membentuk floem atau kulit kayu.
Akibat aktivitas jaringan meristem pada ormone, diameter batang dan akar bertambah besar.

Gambar 14.7 Tahap-Tahap pada Tahun Pertama Pertumbuhan Sekunder


Di musim penghujan, air dan zat hara terlarut tersedia dengan melimpah sehingga
pembelahan sel lebih giat. Sebaliknya di musim kemarau, ketersediaan air berkurang sehingga
aktivitas pembelahan sel berkurang. Aktivitas pembelahan yang berbeda ini tampak sebagai
cincin-cincin konsentris pada batang yang disebut lingkaran tahun. Perkembangan pada
tumbuhan merupakan diferensiasi atau spesialisasi sel atau bagian-bagian tumbuhan untuk
melakukan fungsi khusus (menjadi dewasa). Perkembangan pada tingkat sel misalnya sel-sel
hasil pembelahan jaringan meristem mengalami diferensiasi membentuk jaringan pengangkut.

C. Pembungaan
Beberapa jenis tumbuhan memiliki umur yang berbedabeda untuk berkembang
menjadi dewasa. Masa dewasa ditandai dengan kemampuan berkembang biak secara
ormoneib. Jadi ketika suatu tumbuhan telah membentuk bunga berarti tumbuhan itu telah
dewasa dan dapat bereproduksi secara ormoneib (menghasilkan biji). Biji merupakan calon
individu yang dapat tumbuh dan berkembang jika menemukan kondisi lingkungan yang sesuai.
Tahap pertama proses pembungaan adalah induksi bunga (evokasi). Tahap ini
merupakan tahap ketika jaringan meristem ormoneib ”ormonei” untuk mulai berubah menjadi
jaringan meristem reproduktif. Tahap induksi terjadi di dalam sel dan dapat dideteksi secara
kimiawi dari peningkatan sintesis asam nukleat dan protein, yang dibutuhkan dalam
pembelahan serta diferensiasi sel.
Inisiasi bunga adalah tahap kedua dalam proses pembungaan. Dalam tahap ini terjadi
perubahan morfologis dari tunas ormoneib menjadi bentuk kuncup reproduktif. Perubahan
tersebut dapat dideteksi dari perubahan bentuk ataupun ukuran kuncup, serta prosesproses
selanjutnya yang mulai membentuk organ organ reproduktif.
Tahap inisiasi bunga dilanjutkan dengan tahap perkembangan kuncup bunga menuju
bunga mekar (anthesis). Tahap ini ditandai dengan terjadinya diferensiasi bagianbagian bunga.
Pada tahap ini terjadi proses megasporogenesis dan mikrosporogenesis untuk penyempurnaan
serta pematangan organorgan reproduksi jantan dan betina. Tahap berikutnya adalah tahap
bunga mekar (anthesis).

2.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan


Pertumbuhan pada tumbuhan dipengaruhi oleh dua ormon, yaitu:

a.      Faktor luar


Faktor luar adalah materi atau hal-hal yang terdapat diluar tanaman yang berdampak pada
tanaman itu, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Termasuk ke dalam ormon luar
adalah cahaya, ormoneibl, air, garam-garam mineral, iklim, gravitasi bumi, dan lain-lain.
1. Nutrisi
Tumbuhan memerlukan unsur mineral dengan jumlah tertentu. Unsur yang diperlukan
dalam jumlah banyak disebut unsur makro, antara lain karbon, ormone, oksigen, nitrogen,
ormone, fosfor, ormonei (kalium), dan magnesium. Sedangkan unsur yang diperlukan dalam
jumlah sedikit disebut unsur mikro (yaitu, unsur yang diperlukan tumbuhan dalam jumlah
sedikit) terdiri atas besi, tembaga, seng, mangan, kobalt, natrium, boron, klor, dan ormoneib.
Apabila suatu unsur tidak dapat tercukupi, tanaman akan mengalami defisiensi. Defsiensi suatu
unsur akan menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman terganggu. Gejala yang
mungkin timbul akibat defisiensi unsur hara adalah sebagai berikut.
a.Defisiensi nitrogen menyebabkan tumbuhan tumbuh jelek dan berwarna hijau muda.
Permukaan daun bagian bawah berwarna kuning atau cokelat muda dan batang
pendek serta kurus.
b. Defisiensi ormonei (kalium) menyebabkan tumbuhan memiliki tunas yang kecil
dan ujungujung daun mudanya mati. Daun yang lebih tua memperlihatkan gejala
klorosis dengan ujung pinggirnya ormonei dan berwarna kecokelatan. Pada pinggir
daun biasanya terdapat banyak bercak cokelat.
c.Defisiensi fosfor menyebabkan tumbuhan tumbuh jelek dengan daun berwarna hijau
kebiruan. Bagian bawah daun kadang berwarna seperti karat dengan bercak ungu atau
cokelat.
d. Defisiensi magnesium akan menunjukkan gejala klorosis (daun tidak berwarna
hijau karena kekurangan klorofil). Hal itu terjadi karena magnesium diperlukan untuk
pembentukan klorofl.
e.Defisiensi besi menyebutkan daun muda mengalami klorosis parah, tetapi tulang daun
utamanya tetap hijau seperti biasa. Kadang kadang muncul bercak cokelat. Sebagian
atau keseluruhan daun mungkin mati.
f. Defisiensi seng menyebabkan terjadinya gejala klorosis antar pertulangan daun yang
akhirnya menyebabkan nekrosis (jaringannya berwarna gelap) dan menghasilkan
pigmentasi ungu. Jumlah daun sedikit dan bentuknya mengecil, ruas batang pendek,
tunas berbentuk roset, serta produksi buah rendah. Daun gugur dengan cepat.
Gambar 14.18. Gejala Defisiensi Mineral pada Tanaman

2. Cahaya
Cahaya mutlak diperlukan oleh semua tumbuhan hijau untuk melakukan fotosintesis, tetapi
pengaruhnya terhadap pertumbuhan perkecambahan tumbuhan adalah menghambat, karena
cahaya dapat menyebabkan terurainya auxin sehingga dapat menghambat pertumbuhan. Hal ini
dapat dibuktikan apabila kita meletakkan dua kecambah, yang satu di tempat gelap dan yang
lain di tempat terang. Dalam jangka waktu yang sama, kecambah di tempat gelap tumbuh lebih
cepat tetapi tidak normal. Pertumbuhan yang amat cepat di dalam gelap ini disebut etiolasi. Pot
kiri adalah perkecambahan normal, sedangkan sebelah kanan perkecambahan yang mengalami
etiolasi
Pada tumbuhan terdapat pigmen yang disebut fitokrom, yang berfungsi mengontrol
pertumbuhan dan perkembangan kloroplas, sintesis klorofil, pembentukan ormone tumbuhan
(misalnya giberelin), dan pengaturan posisi daun terhadap sinar matahari. Selain itu, fitokrom
berpengaruh juga terhadap fotoperiodisme, yaitu pengaruh lamanya pengaruh pencahayaan
terhadap pertumbuhan dan pembentukan bunga.
Berdasarkan panjang dan intensitas penyinaran, tumbuhan dikelompokkan menjadi 3 jenis,
yaitu:
1. Tumbuhan berhari pendek (shortday plant) : Berbunga dan berbuah bila periode
penyinaran lebih pendek daripada periode kritis. Contohnya: strawberry, dahlia, aster,
dan krisatinum.
2. Tumbuhan berhari panjang (longday plant) : berbunga dan berbuah bila periode
penyinaran lebih panjang daripada periode kritis. Contohnya: bayam selada, gandum,
dan kentang.
3. Tumbuhan netral (dayneutral plant) : Tidak dipengaruhi oleh lamanya periode
penyinaran. Contoh: mawar, anyer, dan bunga matahari.

3. Suhu
Secara umum, suhu akan berpengaruh terhadap kerja enzim. Bila suhu terlalu tinggi,
enzim akan rusak, dan bila suhu terlalu rendah enzim menjadi tidak aktif.
4. Kelembaban atau kadar air
Sampai pada batas-batas tertentu, makin tinggi kadar air, pertumbuhan akan makin
cepat. Karena lebih banyak kadar air yang diserap dan lebih sedikit yang diuapkan, akan
menyebabkan pembentangan sel-sel, dengan demikian sel-sel lebih cepat mencapai ukuran
maksimalnya.

A. Faktor dalam
Selain ormon ormone, yang termasuk ormon-faktor dalam adalah ormone-hormon yang
terlibat dalam pertumbuhan tanaman. Hormon merupakan substansi yang dihasilkan oleh
tumbuhan, biasanya dalam jumlah yang sangat sedikit yang berfungsi secara fisiologis
mengendalikan arah dan kecepatan tumbuh bagian-bagian dari tumbuhan.
Berikut ini adalah macam-macam ormone pada tumbuhan beserta fungsinya:
1. Auksin : Auksin dibentuk oleh ujung batang dan ujung akar. Auksin yang dihasilkan
oleh ujung batang akan mendominasi pertumbuhan batang utama, sehingga
pertumbuhan cabang ormone sedikit. Keadaan ini dikenal dengan istilah dominansi
ormon (apical dominance). Dengan memotong ujung batang, dominansi ormon akan
hilang, sehingga pertumbuhan cabang-cabang batang berjalan dengan baik. Auksin
dapat terurai bila terkena cahaya. Bila suatu koleoptil dikenai cahaya dari samping,
maka bagian koleoptil yang terkena cahaya auksinnya akan terurai sehingga
pertumbuhannya lebih lambat daripada bagian koleoptil yang tidak terkena cahaya.
Akibatnya koleoptil akan tumbuh membelok ormone datangnya sinar. Fungsi ormone
auksin bagi tanaman, antara lain:
 berperan dalam pembelahan dan pemanjangan sel;
 merangsang pembelahan selsel ormone lateral, untuk pertumbuhan sekunder;
 dapat meningkatkan perkembangan bunga dan buah;
 merangsang pembentukan akar lateral;
 untuk menghasilkan buah tanpa biji;
 menghambat pembentukan tunas lateral;
 menghambat pematangan buah dan penuaan daun;
 mencegah rontoknya bunga, buah, serta daun.

2. Giberelin : Hormon ini berfungsi mengatur pemanjangan batang (ruas batang), juga
pertumbuhan pucuk dan pembentukan buah. Secara umum fungsi giberelin adalah untuk
merangsang pertumbuhan meraksasa dan terbentuknya buah tanpa biji (partenokarpi). .
Peranan ormone giberelin bagi tanaman, antara lain
 bersama dengan auksin merangsang pembelahan dan pemanjangan sel;
 merangsang pertumbuhan batang dan daun
 menghilangkan sifat kerdil tanaman;
 pada konsentrasi tinggi, merangsang pertumbuhan akar;
 merangsang perkecambahan;
 merangsang pembentukan bunga pada tanaman hari panjang (long day plant);
 merangsang perkecambahan serbuk sari dan pertumbuhan buluh serbuk sari;
 menghambat pertumbuhan akar adventif;
 mematahkan dormansi sebagian besar jenis biji.
3. Sitokinin : Hormon tumbuhan ini mempengaruhi pertumbuhan, pengaturan pembelahan sel,
dan pemanjangan sel. Konsentrasi sitokinin dan auksin yang seimbang merupakan hal yang
sangat penting dalam pertumbuhan tanaman. Sitokinin sendiri tampaknya mempunyai
peranan dalam memperpanjang usia jaringan. Peranan sitokinin, antara lain
 bersama dengan auksin dan giberelin merangsang pembelahan selsel tanaman;
 menghambat dominansi ormon oleh auksin;
 merangsang pertumbuhan kuncup lateral;
 merangsang pemanjangan titik tumbuh;
 mematahkan dormansi biji serta merangsang pertumbuhan embrio;
 merangsang pembentukan akar cabang;
 menghambat proses penuaan (senescence) daun

4. Asam Absisat (= dormin) : Asam absisat ditemukan pada umbi-umbian dan biji-biji yang
dorman, beberapa jenis buah-buahan, daun, dan jaringan tumbuhan lain. Secara fungsi
asam absisat adalah mempercepat penuaan daun, merangsang pengguguran daun, dan
memperpanjang masa dormansi (menghambat perkecambahan biji). . Fungsi ABA, antara
lain :
 menghambat pembelahan sel;
 mempercepat proses penuaan, terutama pada daun;
 mempercepat gugurnya daun;
 menghambat pertumbuhan;
 mempertahankan dormansi biji dan kuncup
 merangsang pembusukan buah;
 merangsang penutupan stomata jika kekurangan air.

5.      Gas etilen : Buah yang sudah tua menghasilkan gas etilen yang dianggap sebagai ormone
yang dapat mempercepat pemasakan buah yang masih mentah. Gas etilen meningkatkan
respirasi sehingga buah yang asalnya keras dan masam, menjadi empuk dan berasa manis.
6.      Kalin: Kalin adalah ormone yang merangsang pembentukan organ tubuh.
Berdasarkan organ yang dibentuknya, kalin dibedakan atas:
  Kaulokalin : merangsang pembentukan batang
  Rhyzokalin : merangsang pembentukan akar. Sekarang telah diketahui bahwa rhyzokalin
ormone dengan vitamin B1 (thiamin)
  Filokalin : merangsang pembentukan daun
  Antokalin : merangsang pembentukan bunga
7.      Asam traumalin : Batang atau akar tumbuhan dapat mengalami luka. Tumbuhan memiliki
kemampuan untuk memperbaiki bagian yang luka, disebut daya restitusi atau regenerasi.
Peristiwa ini terjadi dengan bantuan ormone luka atau ormone luka atau asam traumalin.
Lukaluka yang terjadi dapat tertutup kembali dengan membentuk jaringan kalus dan jaringan
yang rusak dapat diganti dengan yang baru. Bahkan dari luka pada bagian tertentu dari tubuh
tumbuhan dapat tumbuh tunas baru.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pertumbuhan adalah suatu proses pertumbuhan ukuran dan volume serta jumlah secara
irreversible, yaitu tidak dapat kembali ke bentuk semula. Sedangkan perkembangan merupakan
suatu proses menuju kedewasaan yang bersifat kualitatif.
Bila kita menanam biji tanaman, dapat diamati bahwa dari hari ke hari terjadi perubahan tinggi.
Secara kualitatif, terlihat bentuk awal (biji) yang demikian sederhana menjadi bentuk tanaman
yang lengkap.
Faktor eksternal atau lingkungan yang berpengaruh adalah ormon iklim, tanah dan
biologis.Faktor internal (dalam) terdiri atas factor intrasel yaitu sifat dari induknya, dan factor
intersel yaitu macam-macam faktor antara lain auksin, giberelin, sitokinin, asam absisat,
etilen, asam traumalin, dan kalin.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.makalah.my.id/2016/10/makalah-pertumbuhan-dan-perkembangan.html
https://www.studocu.com/id/document/universitas-diponegoro/biologi/makalah-
biologi/3537796
Buku bahan ajar fisiologi tumbuhan oleh Dr.Drs.C.Tanto,M,Si.

Anda mungkin juga menyukai