Anda di halaman 1dari 20

PROSES PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN

Dosen pengampu :

Disusun oleh : Muhammad Fadliannur Akbar

Kelas XII MIPA 6

SMA NEGERI 1 LEUWILIANG


KABUPATEN BOGOR
DINAS PENDIDIKAN JAWA BARAT
2017

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
berkat dan rahmat-Nya yang memberikan kesehatan dan nikmat kepada penulis sehingga
makalah ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan

Makalah berjudul “Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan” disusun untuk


memenuhi tugas Bioloogi.Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada
Bapak Nana sebagai guru pembingbing Bilogi.

Saya telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian makalah ini,
namun kami menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasanya.
Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi
sempurnanya makalah ini. Kiranya isi makalah ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah
ilmu pendidikan. Terima kasih.

Bogor, Oktober 2017

Penulis         

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... 2

DAFTAR ISI..................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1      Latar Belakang................................................................................................ 4


1.2      Rumusan Masalah........................................................................................... 4
1.3      Tujuan............................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1   Pengertian pertumbuhan dan perkembangan............................................................ 5


2.2    Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan........................................................6
2.3 Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan ... 9

BAB III PENUTUP

3.1    Kesimpulan.................................................................................................... 19
3.2     Saran............................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 20

BAB I
PENDAHULUAN

3
1.1      Latar Belakang
Di Indonesia terdapat jenis-jenis tumbuhan yang beraneka ragam. Keadaan seperti
iklim dan tanah sangat mendukung kelangsungan hidup beraneka tumbuhan tersebut. Oleh
sebab itu kita wajib mensyukuri anugerah Tuhan ini.

Pertumbuhan adalah pertambahan jumlah sel pada suatu organisme. Pertumbuhan


bersifat tidak dapat kembali (irreversible). Sedangkan, perkembangan merupakan proses
untuk mencapai kematangan fungsi suatu organisme. Walaupun berbeda dari segi pengertian,
namun kedua proses ini berjalan secara simultan atau pada waktu yang bersamaan dan saling
terkait. Adapun perbedaannya terletak pada faktor kuantitatif dan kualitatif. Pertumbuhan
dapat diukur secara kuantitatif karena mudah diamati, yaitu tejadi perubahan jumlah dan
ukuran. Sebaliknya, perkembangan hanya dapat dinyatakan secara kualitatif karena terjadi
perubahan fungsional dalam tubuh suatu organisme sehingga tidak dapat diamati.

1.2       Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang ada berdasarkan latar belakang di atas adalah sebagai
berikut :

a. Pengertian pertumbuhan dan perkembangan?


b. Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan? 
c. Faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan?

1.3    Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan  masalah dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut :

a. Menjelaskan pengertian pertumbuhan dan perkembangan.


b. Menjelaskan Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
c. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan.

BAB II
PEMBAHASAN

4
2.1 Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan

Pertumbuhan adalah :

 Peristiwa perubahan biologi yang terjadi pada makhluk hidup yang berupa
pertambahan ukuran (volume, massa, dan tinggi)
 Irreversibel (tidak kembali ke asal)
 dapat diukur serta dinyatakan secara kuantitatif.
 Auksanometer adalah Suatu alat untuk mengukur pertumbuhan memanjang suatu
tanaman, yang terdiri atas sistem kontrol yang dilengkapi jarum penunjuk pada busur
skala atau jarum yang dapat menggaris pada silinder pemutar.

Perkembangan adalah:

 Proses menuju tercapainya kedewasaan atau tingkat yang lebih sempurna (kompleks).
 Sel-sel berdiferensiasi.
 Peristiwa diferensiasi menghasilkan perbedaan yang tampak pada struktur dan fungsi
masing-masing organ, sehingga perubahan yang terjadi pada organisme tersebut
semakin kompleks.
 Proses ini berlangsung secara kualitatif.
 Irreversible

1. Pertumbuhan adalah proses pertambahan volume sel, pertambahan ukuran sel


yang bersifat irreversible (tidak dapat balik), karena adanya pembelahan
mitosis atau pembesaran sel. Pertumbuhan dapat diukur secara kuantitatif
dengan busur pertumbuhan atau auksanometer.
2. Perkembangan adalah terspesialisasinya sel-sel menjadi struktur dan fungsi
tertentu. Perkembangan dapat diukur secara kualitatif, dinyatakan dengan
perubahan bentuk dan tingkat kedewasaan.

5
 Perkembangan, yaitu proses menuju kedewasaan  yang bersifat kualitatif dan reversibel.
(berubahnya sifat sel menjadi sel yang mempunyai sifat yang lebih khusus)
 Pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan ukuran, ( volume, massa, jumlah sel atau
protoplasma) yang bersifat kuantitatif dan irreversible (tidak dapat kembali ke asal).
.

2.2 TAHAP-TAHAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA


TUMBUHAN

TAHAP AWAL PERTUMBUHAN

1. Mula-mula biji melakukan imbibisi atau penyerapan air sampai ukuran bijinya


bertambah dan menjadi lunak.
2. Saat air masuk ke dalam biji, enzim-enzim mulai aktif sehingga menghasilkan
berbagai reaksi kimia.
3. Kerja enzim ini antara lain, mengaktifkan metabolisme di dalam biji dengan
mensintesis cadangan makanan sebagai persediaan cadangan makanan pada saat
perkecambahan berlangsung.

PERKECAMBAHAN

1. Perkecambahan terjadi karena pertumbuhan radikula (calon akar) dan


pertumbuhan plumula(calon batang).
2. Faktor yang memengaruhi perkecambahan adalah air, kelembapan, oksigen, dan suhu.
3. Perkecambahan biji ada dua macam, yaitu:

a. Tipe perkecambahan di atas tanah (Epigeal)


Hipokotil memanjang sehingga plumula dan kotiledon ke permukaan tanah dan kotiledon
melakukan fotosintesis selama daun belum terbentuk.
Contoh: perkecambahan kacang hijau.

b. Tipe perkecambahan di bawah tanah (hipogeal)

6
Epikotil memanjang sehingga plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas
permukaan tanah, sedangkan kotiledon tertinggal dalam tanah. Contoh: perkecambahan
kacang kapri (Pisum sativum).

PERTUMBUHAN PRIMER

1. Merupakan pertumbuhan yang terjadi karena adanya aktivitas meristem primer.


2. Pertumbuhan ini disebabkan oleh kegiatan titik tumbuh primer yang terdapat pada
ujung akar dan ujung batang dimulai sejak tumbuhan masih berupa embrio.
3. Ciri-ciri jaringan meristem ini adalah mempunyai dinding sel yang tipis, bervakuola
kecil atau tidak bervakuola, sitoplasma pekat dan sel-selnya belum berspesialisasi.
4. Jaringan meristem ada dua jenis, yaitu:

a. Jaringan meristem apikal


Jaringan ini terdapat pada ujung akar dan batang, yang berfungsi untuk mewujudkan
pertumbuhan primer.
b. Jaringan meristem lateral
Jaringan ini dapat membentuk pertumbuhan sekunder. Contoh yang sering kita temukan
adalah kambium, jaringan ini dapat menumbuhkan pertumbuhan lateral atau menambah
diameter dari bagian tumbuhan.
Kambium didapatkan pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae.
Contoh yang lain adalah kambium gabus yang terdapat pada batang dan akar tumbuhan
berkayu atau pada bagian tumbuhan yang kena luka.

PERTUMBUHAN SEKUNDER

1. Pertumbuhan ini terjadi pada tumbuhan Dikotiledon dan Gymnospermae.


2. Pertumbuhan sekunder disebabkan oleh kegiatan meristem sekunder, yang meliputi:

a. Kambium gabus (felogen)


Pertumbuhan felogen menghasilkan jaringan gabus. Jaringan gabus berperan sebagai
pelindung, yaitu menggantikan fungsi epidermis yang mati dan terkelupas, juga merupakan
bagian dari jaringan sekunder yang disebut periderm.
b. Kambium fasis (vasikuler)

7
Berperan membentuk xilem sekunder ke arah dalam dan membentuk floem sekunder ke arah
luar, selain itu juga menghasilkan sel-sel hidup yang berderet-deret menurut arah jari-jari dari
bagian xilem ke bagian floem yang disebut jari-jari empulur.
Bagian xilem lebih tebal daripada bagian floem karena kegiatan kambium ke arah dalam
lebih besar daripada kegiatan ke arah luar.
c. Kambium interfasis (intervasikuler)
Merupakan kambium yang membentuk jari-jari empulur. Tumbuhan monokotil yang tidak
mempunyai kambium, tumbuh dengan cara penebalan. Tetapi pada umumnya, pertumbuhan
terjadi karena adanya peningkatan banyaknya dan ukuran sel. Pertumbuhan pada tumbuhan
dikotil yang berkayu menyangkut kedua aktivitas tersebut, sel-sel baru yang kecil yang
dihasilkan kambium dan meristem apikal, kemudian sel-sel ini membesar dan
berdifferensiasi. 

PERTUMBUHAN TERMINAL
Terjadi pada ujung akar dan ujung batang tumbuhan berbiji yang aktif tumbuh. Terdapat 3
daerah (zona) pertumbuhan dan perkembangan.

a. Daerah pembelahan (daerah meristematik)


Merupakan daerah yang paling ujung dan merupakan tempat terbentuknya sel-sel baru. Sel-
sel di daerah ini mempunyai inti sel yang relatif besar, berdinding tipis, dan aktif membelah
diri.
b. Daerah pemanjangan
Merupakan daerah hasil pembelahan sel-sel meristem. Sel-sel hasil pembelahan tersebut akan
bertambah besar ukurannya sehingga menjadi bagian dari daerah perpanjangan. Ukuran
selnya bertambah beberapa puluh kali dibandingkan sel-sel meristematik.
c. Daerah diferensiasi
Merupakan daerah yang terletak di bawah daerah pemanjangan. Sel-sel di daerah ini
umumnya mempunyai dinding yang menebal dan beberapa di antaranya mengalami
diferensiasi menjadi epidermis, korteks, dan empulur. Sel yang lain berdiferensiasi menjadi
jaringan parenkim, jaringan penunjang, dan jaringan pengangkut (xilem dan floem).

8
2.3 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN TUMBUHAN

1. Faktor Genetik

Setiap jenis tumbuhan membawa gen untuk sifat-sifat tertentu, seperti berbatang tinggi atau
berbatang rendah. Tumbuhan yang mengandung gen yang baik dan didukung lingkungan
yang sesuai akan memperlihatkan pertumbuhan yang baik pula.

B. Faktor Internal
Faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan, yaitu hormon. Hormon tumbuhan
ditemukan oleh F. W. Went pada tahun 1928. Hormon berasal dari bahasa
Yunani hormalin yang berarti penggiat. Hormon tumbuhan disebut fitohormon.
Fitohormon tersebut, yaitu:

1. Auksin atau AIA (Asam Indol Asetat)

 Auksin merupakan senyawa asam asetat dengan gugusan indol dan derivat-
derivatnya.
 Pertama kali auksin ditemukan pada ujung koleoptil kecambah gandum (Avena
sativa).
 Pusat pembentukan auksin adalah ujung koleoptil (ujung tumbuhan).
 Jika terkena sinar matahari, auksin akan berubah menjadi senyawa yang menghambat
pertumbuhan. Hal inilah yang menyebabkan batang akan membelok ke arah
datangnya cahaya, karena bagian yang tidak terkena cahaya pertumbuhannya lebih
cepat daripada bagian yang terkena cahaya.
 Fungsi auksin, yaitu:

1. Merangsang perpanjangan sel.


2. Merangsang pembentukan bunga dan buah.
3. Merangsang pemanjangan titik tumbuh.
4. Mempengaruhi pembengkokan batang.
5. Merangsang pembentukan akar lateral.
6. Merangsang terjadinya proses diferensiasi.

2. Gibberellin

 Gibberellin merupakan hormon yang pertama kali ditemukan pada jamur Gibberella


fujikuroii yang parasit pada tumbuhan padi. Ditemukan oleh Kuroshawa pada tahun
1926.
 Fungsi gibberellin, yaitu:
1. Merangsang pembelahan sel kambium.
2. Merangsang pembungaan lebih awal sebelum waktunya.
3. Merangsang pembentukan buah tanpa biji (partenokarpi).
4. Merangsang tanaman tumbuh sangat cepat sehingga mempunyai ukuran
raksasa.

9
3. Sitokinin

 Sitokinin merupakan kumpulan senyawa yang fungsinya mirip satu sama lain.
 Fungsi sitokinin yaitu:
1. Merangsang proses pembelahan sel.
2. Menunda pengguguran daun, bunga, dan buah.
3. Mempengaruhi pertumbuhan tunas dan akar.
4. Meningkatkan daya resistensi terhadap pengaruh yang merugikan, seperti suhu
rendah, infeksi virus, pembunuh gulma, dan radiasi.
5. Menghambat (menahan) menguningnya daun dengan jalan membuat
kandungan protein dan klorofil yang seimbang dalam daun (senescens).

4. Gas Etilen

 Gas etilen merupakan hormon tumbuh yang dalam keadaan normal berbentuk gas.
 Fungsi gas etilen, yaitu:
1. Membantu memecahkan dormansi pada tanaman, misalnya pada ubi dan
kentang.
2. Mendukung pematangan buah.
3. Mendukung terjadinya abscission (pelapukan) pada daun.
4. Mendukung proses pembungaan.
5. Menghambat pemanjangan akar pada beberapa spesies tanaman dan dapat
menstimulasi pemanjangan batang.
6. Menstimulasi perkecambahan.
7. Mendukung terbentuknya bulu-bulu akar.

5. Asam Absisat (ABA)

 Asam absisat merupakan hormon tumbuh yang hampir selalu menghambat


pertumbuhan, baik dalam bentuk menurunkan kecepatan maupun menghentikan
pembelahan dan pemanjangan sel bersama-sama.
 Fungsi asam absisat, yaitu:

a. Menghambat perkecambahan biji.


b. Mempengaruhi pembungaan tanaman.
c. Memperpanjang masa dormansi umbi-umbian.
d. Mempengaruhi pucuk tumbuhan untuk melakukan dormansi.

6. Kalin

 Kalin merupakan hormon yang mempengaruhi pembentukan organ.


 Berdasarkan organ yang dipengaruhinya, kalin dibedakan atas:
1. Rhizokalin, mempengaruhi pembentukan akar.
2. Kaulokalin, mempengaruhi pembentukan batang.
3. Filokalin, mempengaruhi pembentukan daun.
4. Antokalin, mempengaruhi pembentukan bunga.

10
7. Asam Traumalin

 Asam traumalin disebut sebagai hormon luka/kambium karena hormon ini berperan
apabila tumbuhan mengalami kerusakan jaringan.
 Jika terluka, tumbuhan akan merangsang sel-sel di daerah luka menjadi bersifat
meristem lagi sehingga mampu mengadakan pembelahan sel untuk menutup luka
tersebut. Kemampuan itu disebut restitusi atau regenerasi.
 Peristiwa ini dapat terjadi karena adanya asam traumalin (asam traumalat).

Perlu Anda ketahui selain hormon, vitamin dapat berpengaruh dalam pertumbuhan dan
perkembangan, misalnya vitamin B12, vitamin B1, Vitamin B6, vitamin C (asam askorbat).
Vitamin-vitamin tersebut berfungsi dalam proses pembentukan hormon dan berfungsi sebagai
koenzim.

1. Faktor Lingkungan (Eksternal)

Faktor luar yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan adalah faktor lingkungan,
misalnya nutrisi, air, cahaya, suhu, dan kelembapan.
a. Nutrisi

 Nutrisi terdiri atas unsur-unsur atau senyawa-senyawa kimia sebagai sumber energi
dan sumber materi untuk sintesis berbagai komponen sel yang diperlukan selama
pertumbuhan.
 Nutrisi umumnya diambil dari dalam tanah dalam bentuk ion dan kation, sebagian
lagi diambil dari udara.
 Unsur-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah yang banyak disebut unsur makro (C, H,
O, N, P, K, S, Ca, Fe, Mg).
 Adapun unsur-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit disebut unsur mikro (B,
Mn, Mo, Zn, Cu, Cl). Jika salah satu kebutuhan unsur-unsur tersebut tidak terpenuhi,
akan mengakibatkan kekurangan unsur yang disebut defisiensi.

 &nbsp efisiensi mengakibatkan pertumbuhan menjadi terhambat.

b. Air

 Kekurangan air pada tanah menyebabkan terhambatnya proses osmosis. Proses


osmosis akan terhenti atau berbalik arah yang berakibat keluarnya materi-materi dari
protoplasma sel-sel tumbuhan, sehingga tanaman kering dan mati.
 Fungsi air antara lain:

1. Untuk fotosintesis.
2. Mengaktifkan reaksi-reaksi enzim atau sebagai medium reaksi enzimatis
3. Membantu proses perkecambahan biji.
4. Menjaga (mempertahankan kelembapan).
5. Untuk transpirasi.

11
6. Meningkatkan tekanan turgor sehingga merangsang pembelahan sel.
7. Menghilangkan asam absisi.
8. Sebagai pelarut, air juga memengaruhi kadar enzim dan substrat sehingga
secara tidak langsung memengaruhi laju metabolisme.

c. Cahaya

 Cahaya mutlak diperlukan dalam proses fotosintesis.


 Cahaya secara langsung berpengaruh terhadap pertumbuhan setiap tanaman. Pengaruh
cahaya secara langsung dapat diamati dengan membandingkan tanaman yang tumbuh
dalam keadaan gelap dan terang.
 Pada keadaan gelap, pertumbuhan tanaman mengalami etiolasi yang ditandai dengan
pertumbuhan yang abnormal (lebih panjang), pucat, daun tidak berkembang, dan
batang tidak kukuh.
 Sebaliknya, dalam keadaan terang tumbuhan lebih pendek, batang kukuh, daun
berkembang sempurna dan berwarna hijau.
 Dalam fotosintesis, cahaya berpengaruh langsung terhadap ketersediaan makanan.
 Tumbuhan yang tidak terkena cahaya tidak dapat membentuk klorofil, sehingga daun
menjadi pucat.
 Panjang penyinaran mempunyai pengaruh yang spesifik terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan.
 Panjang periode cahaya harian disebut fotoperiode, sedangkan reaksi tumbuhan
terhadapfotoperiode yang berbeda panjangnya disebut fotoperiodisme.
 Berdasarkan persyaratan panjang hari untuk pembungaan, sebagian besar tumbuhan
dibagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu:

a. Tumbuhan berhari pendek (short day plant)


Berbunga jika panjang hari kurang dari periode kritis tertentu, misalnya kastuba (Euphorbia
pulcherima), ubi jalar (Ipomoea batatas), nanas (Ananas commosus), dan padi (Oryza sativa).
Panjang hari harus kurang dari 11 hingga 15 jam agar pembungaan terjadi.

b. Tumbuhan hari panjang (long day plant)


Berbunga jika panjang hari lebih dari periode kritis tertentu, misalnya tanaman jarak
(Rhicinus communis) dan kentang (Solanum tuberosum). Panjang hari harus lebih dari 12
hingga 14 jam agar pembungaan terjadi.

c. Tumbuhan hari netral (day-neutral plant).


Berbunga tidak tergantung pada panjang hari, dapat menghasilkan bunga kapan saja dalam
setahun, misalnya jagung (Zea mays).

d. Suhu

 Suhu berpengaruh terhadap fisiologi tumbuhan, antara lain memengaruhi kerja enzim.
 Suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan menghambat proses pertumbuhan.
 Fotosintesis pada tumbuhan biasanya terjadi di daun, batang, atau bagian lain
tanaman.
 Suhu optimum (15°C hingga 30°C) merupakan suhu yang paling baik untuk
pertumbuhan.

12
 Suhu minimum (± 10°C) merupakan suhu terendah di mana tumbuhan masih dapat
tumbuh.
 Suhu maksimum (30°C hingga 38°C) merupakan suhu tertinggi dimana tumbuhan
masih dapat tumbuh.

e. Kelembapan

 Kelembapan ada kaitannya dengan laju transpirasi melalui daun karena transpirasi
akan terkait dengan laju pengangkutan air dan unsur hara terlarut.
 Bila kondisi lembap dapat dipertahankan maka banyak air yang diserap tumbuhan dan
lebih sedikit yang diuapkan.
 Kondisi ini mendukung aktivitas pemanjangan sel sehingga sel-sel lebih cepat
mencapai ukuran maksimum dan tumbuh bertambah besar.
 Pada kondisi ini, faktor kehilangan air sangat kecil karena transpirasi yang kurang.
 Adapun untuk mengatasi kelebihan air, tumbuhan beradaptasi dengan memiliki
permukaan helaian daun yang lebar.
 Oksigen
 Untuk pemecahan senyawa bermolekul besar (saat respirasi) agar menghasilkan
energi yang diperlukan pada proses pertumbuhan dan perkembangannya.

HUBUNGAN AUKSIN DENGAN BEBERAPA PROSES FISIOLOGI

Secara fisiologis fitohormon berpengaruh terhadap berbagai proses, di antaranya adalah :

1. Proses pengembangan sel

Heteroauksin yang dihasilkan di bagian ujung memengaruhi sintesis enzim tertentu yang
kelak akan diteruskan menuju dinding sel dan menyebabkan dinding sel menjadi elastis.
Dengan adanya sifat elastis tersebut, dinding sel mudah merenggang dan dapat tumbuh
memanjang.

1. Fototropisme

Yaitu peristiwa pergerakan tumbuhan kearah datang nya cahaya. Cholodny dan Went
menjelaskan bahwa cahaya menyebabkan terjadinya pemindahan auksin secara lateral dari
bagian yang terkena cahaya menuju bagian yang tidak terkena cahaya. Dengan demikian,
jumlah auksin di bagian yang gelap akan lebih banyak daripada di bagian yang terang.

1. Geotropisme

Adalah pengaruh gravitasi bumi terhadap pertumbuhan yang terdiri atas : geotropisme positif
(gerak akar yang mengarah ke pusat bumi) dan geotropism negative (menjauhi pusat bumi).

1. Auksin dan pembentukan akar

Pemakaian berbagai macam fitohormon pada stek daun, batang dan akar dapat merangsang
pertumbuhan akar, seperti auksin Indole Butirat, dan asam Naftalena Asetat.

13
1. Partenokarpi

Adalah pembentukan buah tanpa terjadi pembuahan sehingga menghasilkan buah tanpa biji,
Bunga akan secara alami memproduksi hormon tumbuhan, yang diperlukan untuk mengawali
proses pembentukan buah. Seperti yang terjadi pada pisang, anggur tak berbiji, semangka
tanpa biji, jeruk tanpa biji.

1. Apikal dominan

Merupakan suatu gejala bahwa selama pucuk batang (tunas terminal) masih ada,
pertumbuhan tunas samping (tunas lateral) akan terhambat. Kalau tunas terminal dihilangkan,
tunas ketiak daun akan segera tumbuh. Pengaruh tunas pucuk (terminal) yang menekan tunas
lateral disebut apikal dominan.

1. Peluruhan

Peluruhan merupakan suatu proses alami yang terjadi pada bagian tumbuhan, seperti pada
daun, buah, dan bunga. Peluruhan akan berlangsung karena terbentuknya suatu lapisan
melintang yang sel-sel parenkimnya terpisah karena proses penuaan. Lapisan tersebut
dinamakan lapisan peluruh pada tangkai daun, bunga dan buah. Jika helaian daun dipotong,
tangkai daun akan meluruh karena hilangnya persediaan auksin pada daun. Akan tetapi, jika
diberi auksin, peluruhan dapat dihambat.

 Pertumbuhan dan Perkembangan pada Hewan

Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan terjadi di seluruh bagian tubuh, berbeda dengan
tumbuhan yang terjadi hanya pada bagian tertentu saja, yaitu di daerah meristem.
Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan diawali sejak terbentuknya zigot dari proses
pembuahan dan terus terjadi hingga hewan mencapai usia dewasa. Dengan demikian
pertumbuhan dan perkembangan pada hewan dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu fase
embrionik dan fase pascaembrionik. Fase embrionik adalah pertumbuhan dan perkembangan
yang dimulai dari zigot sampai terbentuknya embrio sebelum lahir atau menetas. Sedangkan
fase pascaembrionik merupakan pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai sejak lahir
atau menetas hingga hewan itu dewasa.

1. Fase Embrionik

14
Pertumbuhan Embrionik

Zigot terbentuk dari hasil pertemuan ovum dengan sperma (terjadi pembuahan/fertilisasi).
Kemudian zigot mengalami pertumbuhan dan perkembangan dalam beberapa tahap, yaitu
pembelahan zigot, tahap morula, blastula, gastrula, dan organogenesis.

a. Pembelahan zigot terjadi secara mitosis, yaitu dari satu sel menjadi dua sel, dua sel menjadi
empat sel, empat sel menjadi delapan sel, delapan sel menjadi enam belas sel, dan seterusnya
hingga tiga puluh dua sel. Sekumpulan sel yang terbentuk tersusun seperti buah anggur dan
disebut sebagai morula. Pembelahan terus berlanjut sehingga terbentuk rongga di bagian
dalam yang disebut blastosol. Fase ini disebut fase blastula.

b. Gastrula, merupakan hasil pertumbuhan dan perkembangan blastula yang ditandai dengan
terbentuknya 3 lapisan embrionik, yaitu lapisan bagian luar (ektoderm), lapisan bagian tengah
(mesoderm), dan lapisan bagian dalam (endoderm). Ketiga lapisan ini nantinya akan
berkembang menjadi berbagai organ. Proses pembentukan gastrula ini disebut gastrulasi.

c. Organogenesis, merupakan proses pembentukan berbagai organ tubuh yang berkembang


dari tiga lapisan saat proses gastrulasi. Organ yang terbentuk dari ketiga lapisan ini adalah
sebagai berikut.

1) Lapisan ektoderm, berkembang menjadi rambut, kulit, sistem saraf, dan indra.
2) Lapisan mesoderm, berkembang menjadi otot, rangka, alat reproduksi, alat peredaran
darah, dan alat ekskresi.
3) Lapisan endoderm, berkembang menjadi alat pencernaan dan alat pernapasan.

2. Fase Pascaembrionik

Pertumbuhan pascaembrionik dimulai ketika hewan lahir atau menetas. Semua anggota tubuh
mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Namun demikian kecepatan pertumbuhan dan
perkembangan antara bagian tubuh yang satu dengan bagian tubuh yang lain tidak sama.
Pertumbuhan ini tidak berlangsung terus-menerus, melainkan berhenti setelah mencapai usia
tertentu. Perkembangan dimulai ketika alat kelamin telah mampu memproduksi sel-sel gamet.
Pada manusia perkembangan ini ditandai dengan munculnya sifat-sifat kelamin sekunder.
Tanda kelamin sekunder pada pria berupa tumbuhnya rambut pada bagian tubuh tertentu,
suara besar, tumbuhnya jakun, dan otot-otot tubuh lebih kekar. Tanda kelamin sekunder pada
wanita ditandai dengan membesarnya payudara, tumbuhnya rambut pada bagian tubuh
tertentu, dan membesarnya pinggul.

D Metamorfosis dan Metagenesis

Beberapa jenis hewan mengalami metamorfosis dalam pertumbuhan dan perkembangannya.


Beberapa jenis hewan yang lain mengalami metagenesis. Selain pada hewan, metagenesis
juga terjadi pada tumbuhan.

1. Metamorfosis

Pada beberapa jenis hewan, dalam pertumbuhan dan perkembanganya mengalami proses
metamorfosis. Metamorfosis adalah peristiwa perubahan bentuk tubuh secara bertahap yang
dimulai dari larva sampai dewasa. Metamorfosis terjadi pada serangga dan amfibi.

15
Contoh hewan amfibi yang mengalami metamorfosis adalah katak. Pertumbuhan dan
perkembangan katak diawali sejak terbentuk zigot. Zigot kemudian berkembang menjadi
embrio. Satu minggu kemudian, terbentuklah larva yang sering kamu sebut kecebong/berudu.
Awalnya kecebong bernapas dengan tiga insang luar, tetapi kemudian berganti menjadi
insang dalam. Beberapa waktu kemudian terbentuk tutup insang dan kaki belakang. Setelah
berumur tiga bulan, berudu mengalami metamorfosis yang ditandai terbentuknya paru-paru
dan empat kaki, hilangnya insang dan ekor, lalu menjadi bentuk katak. Sifat berudu berbeda
dengan sifat katak. Berudu hidup di air sebagai herbivora, sedangkan katak hidup di darat
bersifat karnivora.

Metamorfosis Katak

Serangga yang baru menetas berwujud larva. Beberapa jenis serangga seperti kupu-kupu dan
capung, bentuk larva jauh berbeda dengan bentuk dewasa. Larva kupu-kupu yang disebut ulat
memiliki mulut tipe pengunyah, sedangkan kupu-kupu memiliki mulut tipe penghisap. Larva
capung hidup di air, sedangkan capung dewasa hidup di darat dan dapat terbang. Namun
demikian beberapa jenis serangga memiliki bentuk yang hampir sama saat baru menetas
dengan saat dewasa. Contohnya adalah belalang, kecoa, dan jangkrik. Berdasarkan
prosesnya, metamorfosis serangga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu metamorfosis
sempurna dan metamorfosis tidak sempurna.

a. Metamorfosis Sempurna

Metamorfosis sempurna ditandai dengan adanya fase yang disebut pupa atau kepompong.
Bentuk larva dengan serangga dewasa jauh berbeda. Tahapan dalam metamorfosis sempurna
adalah sebagai berikut.

Telur –> larva pupa (kepompong) –> dewasa (imago)

Telur menetas menjadi larva. Larva tidak memiliki sayap dan tanda-tanda sayap juga belum
ada. Ketika berupa larva, serangga sangat aktif makan. Larva kemudian mengalami
perubahan bentuk menjadi kepompong. Larva ada yang langsung membuat pupa, tetapi ada
juga yang lebih dulu membuat pelindung dari daun yang dilipat, tanah atau pasir yang halus,
sayatan kayu yang halus, dan bahan lainnya.

16
Metamorfosis Kupu-kupu

Tempat perlindungan di sekeliling pupa disebut kepompong atau kokon. Pada tahap pupa,
serangga tidak aktif makan, walaupun proses metabolisme tetap berlangsung. Setelah
melewati tahap pupa, serangga akan menjadi dewasa (imago).

b. Metamorfosis Tidak Sempurna (Hemimetabola)

Metamorfosis Belalang

Serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna, bentuk serangga yang baru menetas
(nimfa) tidak jauh berbeda dengan bentuk serangga dewasa (imago). Perbedaan yang
mencolok adalah nimfa tidak memiliki sayap. Sayap akan tumbuh secara bertahap sehingga
menyerupai bentuk dewasa. Secara umum nimfa dan serangga dewasa memiliki sifat yang
sama. Contohnya pada jangkrik dan belalang.

Urutan daur hidup serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna adalah sebagai
berikut.

telur –> nimfa –> dewasa (imago)

2. Metagenesis

Beberapa jenis hewan dan tumbuhan ada yang mengalami proses metagenesis. Metagenesis
adalah proses pergiliran hidup yaitu antara fase seksual dan aseksual. Hewan dan tumbuhan
yang mengalami metagenesis akan mengalami dua fase kehidupan, yaitu fase kehidupan yang
bereproduksi secara seksual dan fase kehidupan yang bereproduksi secara aseksual.

Metagenesis pada tumbuhan dapat diamati dengan jelas pada tumbuhan tak berbiji (paku dan
lumut). Pada tumbuhan tersebut, pembentukan gamet jantan berlangsung di dalam
antheridium dan gamet betina di dalam arkegonium. Jika gamet jantan membuahi gamet

17
betina, maka akan terbentuk zigot. Zigot tumbuh menjadi individu yang menghasilkan spora.
Generasi ini disebut fase vegetatif (aseksual) atau sporofit. Spora yang jatuh di tempat yang
sesuai akan tumbuh menjadi individu baru yang menghasilkan gamet. Karena menghasilkan
gamet, maka generasi ini disebut fase generatif (seksual) atau gametofit.

Demikian seterusnya terjadi pergiliran keturunan antara fase gametofit dan sporofit.
Tumbuhan lumut yang sering kamu jumpai merupakan fase gametofit. Sedangkan tumbuhan
paku yang kamu lihat sehari-hari merupakan fase sporofit. Pergiliran keturunan antara fase
sporofit dan gametofit itulah yang disebut metagenesis.

Beberapa hewan tingkat rendah juga mengalami metagenesis, contohnya Obelia dan Aurelia.
Ubur-ubur (Aurelia) memiliki dua jenis kehidupan yaitu kehidupan saat menempel (polip)
dan kehidupan bergerak bebas (medusa)

Siklus Hidup Paku dan Ubur-ubur

18
Bab III

PENUTUP

3.1 SIMPULAN

Pertumbuhan adalah peristiwa perubahan biologi yang terjadi pada makhluk hidup yang
berupa pertmabahan ukuran. Pertumbuhan ini bersifat kuantitatif. Perkembangan adalah
proese menuju kedewasaan pada organisme. Proses ini berjalan secara kualitatif.

Pada tanaman yang sedang tmbuh terlihat adanya pembentukan organ prgan baru, misalnya
daun semakin anyak akar semakin panjang dan bertambah banya. Pertumbuhan yaitu auksin,
sitokonin dan absisat dan etilin.

3.2 SARAN

Diharapkan kepada para pembaca sekalian, agar setelah memahami materi yang saya tulis ini,
pembaca dapat mengerti dan menambah ilmu serta wawasan nya. Dan apabila ada
kekurangan dari makalah ini semoga para pembaca dapat memberi saran yang lebih baik
untuk kedepannya.

19
DAFTAR PUSTAKA

https://unitedscience.wordpress.com/ipa-2/bab-1-pertumbuhan-dan-perkembangan/

http://mudahbiologi.blogspot.co.id/2015/07/pertumbuhan-dan-perkembangan-pada.html

http://www.gerbangilmu.com/2014/12/rangkuman-pertumbuhan-dan-perkembangan.html

http://internbiologi.blogspot.co.id/2012/10/pertumbuhan-dan-perkembangan-pada.html

http://windapebriana.blogspot.co.id/p/materi-biologi-xii.html

https://www.slideshare.net/tezzara/bab-1-pertumbuhan-dan-perkembangan-tumbuhan-kelas-xii-
sma-ipa

20

Anda mungkin juga menyukai