Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH BIOLOGI

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA TUMBUHAN

Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu nilai perbaikan raport Semester 5 Mata
Pelajaran Biologi Oleh Ibu Hj. Cicih Hendasih, S. Pd

Disusun oleh :
Ismaya Sukma Jenar Winara - XII IPA 3

SMA NEGERI 1 MAJA


CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH IX
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan makalah ilmiah
tentang limbah dan dampaknya untuk masyarakat.

Makalah ilmiah ini yang berjudul “PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN


PADA TUMBUHAN” telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini. Terlepas dari itu semua, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan, baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat
dilakukan perbaikan pada makalah.

Akhir kata, saya berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan dampaknya
bagi masyarakat ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Majalengka, 28 Desember 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia terdapat jenis-jenis tumbuhan yang beraneka ragam. Keadaan seperti
iklim dan tanah sangat mendukung kelangsungan hidup beraneka tumbuhan tersebut. Oleh
sebab itu kita wajib mensyukuri anugerah Tuhan ini.
Pertumbuhan adalah pertambahan jumlah sel pada suatu organisme. Pertumbuhan
bersifat tidak dapat kembali (irreversible). Sedangkan, perkembangan merupakan proses
untuk mencapai kematangan fungsi suatu organisme. Walaupun berbeda dari segi pengertian,
namun kedua proses ini berjalan secara simultan atau pada waktu yang bersamaan dan saling
terkait. Adapun perbedaannya terletak pada faktor kuantitatif dan kualitatif. Pertumbuhan
dapat diukur secara kuantitatif karena mudah diamati, yaitu tejadi perubahan jumlah dan
ukuran. Sebaliknya, perkembangan hanya dapat dinyatakan secara kualitatif karena terjadi
perubahan fungsional dalam tubuh suatu organisme sehingga tidak dapat diamati.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang ada berdasarkan latar belakang di atas adalah sebagai
berikut :
1. Pengertian pertumbuhan dan perkembangan?
2. Ada berapa jenis pertumbuhan pada tumbuhan?
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan?

C. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan masalah dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Menjelaskan pengertian pertumbuhan dan perkembangan.
2. Menjelaskan jenis-jenis pertumbuhan pada tumbuhan.
3. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pertumbuhan Pada Tumbuhan

Pertumbuhan dan perkembangan meru­pakan dua istilah yang berbeda maknanya,


tetapi sepintas lalu kita mengalami kesulitan untuk membedakannya. Kedua istilah tersebut
merupakan peristiwa biologis yang terjadi pada makhluk hidup yang senantiasa berbarengan
dan saling melengkapi. Dalam kenyataannya kedua istilah tersebut sulit untuk dipisahkan.
Kedua proses tersebut terjadi pada semua makhluk hidup. Namun, pola pertumbuhan dan
perkembangan pada berbagai makhluk hidup berbeda. Banyak faktor yang mempengaruhi
proses tersebut.

Pertumbuhan merupakan proses per­tambahan ukuran (volume, massa, tinggi, atau


panjang) yang bersifat kuantitatif artinya dapat dinyatakan dengan satuan bilangan.

Perkembangan merupakan proses menuju kedewasaan pada makhluk hidup. Proses ini
bersifat kualitatif, artinya tidak dapat dinyatakan dengan satuan bilangan. Seberapa
dewasanya suatu makhluk hidup? Tak ada bilangan yang dapat membantu untuk
memecahkannya. Suatu makhluk hidup dikatakan sudah dewasa, apabila alat
perkembangbiakannya secara kawin telah berfungsi. Pada tumbuhan apabila telah mampu
berbunga. Pada hewan apabila kelenjar kelaminnya telah mampu mengha­silkan sel kelamin.

Pada makhluk bersel satu, pertum­buhannya ditandai dengan bertambahnya volume sel
tubuhnya, sedangkan pada makhluk bersel banyak ditandai dengan bertambahnya ukuran
(besar) dan jumlah sel. Pada tumbuhan berbiji yang ber­kembang biak secara kawin,
kehidupannya selalu diawali dari satu sel, yaitu selzigot. Zigot terbentuk dari hasil
pembuahan sel kelamin betina oleh sel kelamin jantan.

Zigot sebagai hasil pembuahan akan membelah menghasilkan embrio. Selanjutnya


embrio akan berkecambah menghasilkan individu muda. Dalam perkecambahan tersebut
sel-sel embrio membelah. Proses ini menghasilkan banyak sel dengan bentuk, letak dan
fungsi, struktur dan susunan biokimianya berbeda.

Perubahan yang tampak beda tahapan­nya tidak hanya sekadar bertambah selnya,
tetapi organisasinya juga semakin kompleks. Sel membelah menghasilkan sekumpulan sel
dengan fungsi dan bentuk yang sama, disebut jaringan embrional. Selanjutnya sel-­sel jaringan
embrional menggandakan diri menghasilkan berbagai macam jaringan dengan fungsi dan
struktur yang berbeda. Beberapa organ selanjutnya akan membentuk sistem organ dan
akhirnya seluruh sistem organ akan bergabung dan berinteraksi membentuk tubuh. Proses
perubahan yang terjadi selama masa pertumbuhan hingga terjadi organ-or­gan yang
mempunyai struktur dan fungsi berbeda, disebut diferensiasi.

Dari uraian tersebut tampak bahwa pertumbuhan dalam makhluk hidup akan
senantiasa berjalan sejajar dan berdampingan dengan perkembangan.

Pertumbuhan pada tumbuhan dibeda­kan menjadi dua, yaknipertumbuhan primer dan


pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan ­primer terjadi sebagai hasil pembelahan sel-­sel jaringan
meristem primer, sedangkan pertumbuhan sekunder merupakan hal aktivitas jaringan
meristem sekunder.

1. Pertumbuhan Primer

Pertumbuhan primer terjadi pada embrio, ujung akar, dan ujung batang. Zigot sebagai
hasil pembuahan sel telur oleh sel kelamin jantan akan tumbuh dan berkem­bang menjadi
embrio. Kumpulan sel yang membentuk embrio ini disebut jaringan embrional atau
jaringan meristem.

Embrio tersimpan dan terlindungi dalam biji. Zat makanan yang diperlukan embrio ini
dipenuhi oleh cadangan makanan dalam biji, yang berupa keping atau kotiledon.
Berdasarkan jumlah kepingnya, tumbuhan berbiji tertutup dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu tumbuhan yang hanya memiliki satu buah kotiledon, disebut ­monokotil,
dan yang memiliki dua buah kotiledon disebut dikotil.

Jika biji berada pada lingkungan yang sesuai, embrio akan tumbuh dan berkem­bang
diawali dengan perkecambahan. Setiap embrio memiliki tiga bagian penting, yang dapat
dilihat jelas ketika mulai berkecambah. Ketiga bagian embrio tersebut adalah:

a) Tunas embrionik yaitu calon batang daun yang nantinya dapat tumbuh dan
berkembang menjadi bunga dan buah,
b) Akar embrionik yaitu calon akar, dan,
c) Kotiledon, atau keping cadangan makan­an yang cukup untuk pertumbuhan dan
perkembangan embrio hingga berbentuk daun. Sebelum terbentuk daun, tum­buhan
belum mampu menyusun zat makanan sendiri. Walaupun demikian, pada beberapa
jenis tumbuhan yang kotiledon kecambahnya berwama hijau, sehingga mampu
melaksanakan foto­sintesis, tetapi umumnya relatif singkat.
Pada saat biji mulai berkecambah, jaringan meristem pada embrio terus tumbuh
berkembang menghasilkan jaringan­ baru dengan tugas berbeda. Selan­jutnya berbagai
organ jaringan akan mem­bentuk organ tubuh.

Pada awalnya organ yang terbentuk adalah akar, batang, dan daun, tetapi pada
perkembangan selanjutnya akan terbentuk pula bunga, buah, biji, dan mungkin juga umbi.
Bunga dan buah ini merupakan hasil modifikasi dari batang dan daun.

Setelah terbentuk tanaman muda, pertumbuhan selanjutnya ditentukan oleh aktivitas


jaringan meristem yang terdapat pada titik tumbuh. Jaringan meristem primer pada ujung
akar dan ujung batang, me­mungkinkan tumbuh bertambah tinggi atau panjang.

Pada bagian-bagian akar terjadi pertumbuhan. Namun, pertambahan panjang pada


daerah data garis skala tidak sama. Ini menunjukkan bahwa kecepatan pertumbuhan pada
berbagai bagian akar tersebut tidak merata. Bagian yang pertumbuhannya paling cepat
adalah di daerah bagian belakang ujung akar. Makin jauh dari ujung pertum­buhannya
semakin lambat. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pada ujung akar tumbuhan
biji terdapat tiga daerah pertumbuhan dan per­kembangan, yaitu daerah pembelahan,
daerah pemanjangan, dan daerah diferensiasi.

2. Pertumbuhan Sekunder

Pada tumbuhan dikotil, di samping ada­nya jaringan meristem primer di ujung batang
dan ujung akar, juga memiliki jaringan meristem sekunder, yaitu berupa kambium dan
kambium gabus. Aktivitas jaringan meristem sekunder ini menyebabkan pertumbuhan
sekunder, yakni bertambah besarnya organ tubuh tumbuhan.

Proses pertumbuhan sekunder adalah sebagai berikut: Mula-mula kambium hanya


terdapat pada vasis atau ikatan pembuluh. Kambium imi disebut kambium vasis atau
kambium intravaskuler. Fungsi kambium ini adalah keluar membentuk xilem, sedangkan
ke dalam membentuk floem.

Pada perkembangan selanjutnya, pa­renkim batang atau akar yang terletak di antara
vasis juga berubah menjadi kambium, disebut kambium intervasis. Akibat terbentuknya
kambium intervasis yang bersam­bungan dengan kambium intervaskuler, maka kambium
pada batang dikotil berbentuk lingkaran sempurna.
Pertumbuhan sekunder pada batang dan akar tumbuhan dikotil tidak berlangsung
merata sepanjang tahun, tetapi hanya pada waktu air dan hara tanah cukup, yaitu pada
waktu musim penghujan. Pada waktu musimkering atau kemarau, air dan hara tanah
sangat kurang, sehingga pertumbuhan terhenti.

Peristiwa tumbuh dan terhentinya pertumbuhan ini berlangsung sepanjang hidup


tumbuhan tersebut. Akibatnya, pada penampang lintang akar dan batang tumbuhan
dikotil, tampak adanya lingkaran konsentris yang menunjukkan pertumbuhan sekunder
secara periodik. Lingkaran kon­sentris tersebut dinamakan lingkaran tahun.

Aktivitas kambium dalam membentuk xilem dan floem tidak seimbang dengan
pertumbuhan kulit, yaitu pertumbuhan xilem dan floem lebih cepat. Hal ini
mengakibatkan jaringan paling luar (epidermis dan korteks sebelah luar) pecah-pecah dan
rusak. Akibat rusaknya jaringan pelindung ini akan mem­bahayakan jaringan di sebelah
dalamnya. Untuk mengatasi hal tersebut, di sebelah dalam jaringan kulit, terbentuk
kambium gabus atau felogen, yang akan membentuk felodenri ke arah dalam dan felem
ke arah luar. Feloderm merupakan sel-sel hidup, sedangkan felem merupakan sel mati.

Terbentuknya jaringan gabus yang tidak tembus air dan udara, menyebabkan
peredaran udara melalui epidermis batang terganggu. Untuk itu, pada beberapa tempat
epidermis batang terbentuk celah gabus berbentuk lensa yang disebut lentisel.

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan pada


Tumbuhan

Pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman merupakan hasil interaksi kompleks


dua faktor, yaitu faktor dalam atau intern dan faktor luar atau ekstern.

Faktor intern adalah faktor yang berasal dalam tubuh tumbuhan sendiri yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan. Faktor itu dibedakan menjadi dua, yakni faktor
intrasel dan intersel. Yang tennasuk faktor intrasel adalah sifat menurun atau faktor
hereditas, sedangkan Yang termasuk faktor intersel alah hormon. Faktor luar atau ekstern
yang mem­pengaruhi pertumbuhan dan perkembangan ialah air, tanah dan mineral,
kelembapan udara, cahaya, dan lain-lain.

1. Sifat Menurun atau Hereditas


Ukuran dan bentuk tubuh tumbuhan banyak dipengaruhi oleh sifat menurun
atau sifat hereditas. Sifat tersebut adalah gen, yang dalam setiap kromosom yang ada
di dalam inti sel.

2. Hormon
Hormon merupakan substansi kimia yang sangat aktif, yang tersusun atas
protein. Hormon yang mempengaruhi tumbuhan ini sering disebut juga zat tumbuh.
Hormon tumbuh pertama kali dite­mukan oleh seorang ahli botani asal Belanda yang
bernama Friedrich August Ferdinand Went (1863 - 1935). Dia berpendapat bahwa
hormon tumbuh merupakan zat yang penting dalam pertumbuhan tanaman. Tanpa
adanya hormontumbuh tak mungkin terjadi pertumbuhan. Hormon tumbuh pada
tumbuhan banyak jenisnya, yang penting antara lain auksin, giberelin, sitokinin, gas
etilen, dan asam abisat.

a. Auksin
Auksin merupakan hormon tumbuh yang pertama kali ditemukan pada ujung
koleoptil kecambah gandum (Avezna sativa) oleh Went. Pada penelitian lebih
lanjut, ternyata zat tumbuh ini ditemukan pada ujung-ujung tumbuhan lainnya.
Auksin adalah senyawa indol asam asetat, yang merupakan sekresi titik tumbuh
tanaman, seperti ujung tunas, daun muda, bunga, buah, kambium, dan ujung akar.
Dari bagian tersebut, auksin diangkut ke berbagai organ tubuh. Pengaruh auksin
terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan adalaih sebagai berikut.
1. Merangsang perpanjangan sel batang dan menghambat perpanjangan sel
akar. Batang yang diletakkan dengan posisi mendatar, ujungnya akan
tumbuh membengkok ke arah sumber sinar matahari. Hal ini dapat terjadi,
karena pada posisi seperti itu, auksin akan berkumpul di permukaan bawah
batang, sehingga sel-sel pada permukaan bawah akan tumbuh memanjang
dan am at cepat. Sebaliknya ujung akar akan tunibuh membelok ke bawah.
2. Merangsang pertumbuhan akar lateral atau samping dan akar serabut,
sehingga meningkatkan penyerapan air dan mi­neral.
3. Mempercepat aktivitas pembelahan sel­sel titik tumbuh atau kambium,
sehingga mempercepat pertumbuhan jaringan vaskuler sekunder.
4. Menyebabkan diferensiasi sel menjadi xilem, sehingga dapat meningkatkan
transportasi air dan mineral.
5. Merangsang pembentukan bunga dan buah. Menurut penelitian, auksin
diproduksi oleh koleoptil ujung tunas. Selanjutnya zat tersebut akan
mengalir ke tunas, sehingga tunas mengalami pertumbuhan dan
perkembangan.

Jika ujung koleoptil suatu tanaman ­dipotong, ternyata pertumbuhannya


terhenti. Jika potongan ujung koleoptil diletakkan pada sepotong agar-agar,
auksinnya akan diserap agar-agar tersebut. Jika agar-aga­diletakkan pada salah satu
sisi bekas potongan ujung tunas, ternyata sel-sel pada sisi tersebut akan tumbuh
lebih cepat daripada sel-sel pada sisi yang lain, sehingga tunas membengkok ke
arah sisi yang pertumbuhannya lebih lambat tersebut.

Pengaruh IAA atau indol asam asetat asetat/ auksin yang lain adalahdominasi
apikal, yakni pola pertumbuhan dengan gejala keberadaan ujung tunas
menghambat pertumbuhan tunas ketiak. Hal ini tampak pada tumbuhan yang tunas
apikalnya tetap tumbuh dan tunas ketiaknya lambat tumbuh. Namun, jika tunas
apikalnya dipotong, ternyata tunas ketiaknya dapat tumbuh baik.

Auksin (IAA) yang diproduksi di dalam tubuh tersebut, kerjanya dipengaruhi


banyak faktor luar, seperti sinar matahari dan suhu.

Jika tunas yang tumbuh tegak ke atas, salah satu sisinya disinari cahaya
matahari, maka pertumbuhan tunas akan berbelok ke arah sumber datangnya sinar.
Hal ini dapat terjadi karena auksin pada sisi batang yang terkena sinar matahari
rusak dan berubah menjadi zat yang justru menghambat per­tumbuhan, sehingga
pertumbuhan sel-sel pada sisi tersebut menjadi lebih lambat di­banding sisi yang
tidak terkena sinar mata­hari.

b. Giberelin
Giberelin merupakan zat tumbuh yang memiliki sifat menyerupai auksin. Zat ini
dihasilkan oleh sejenis jamur Giberella fujikuroi atau Fusarium moniliformae,
ditemukan oleh F. Kurusawa. Sifat giberelin adalah mempengaruhi pemanjangan
dan pembelahan sel. Untuk tumbuhan yang kerdil karena terhenti
pertumbuhannya, jika diberi giberelin pertumbuhannya akan normal kembali.
Untuk tumbuhan yang normal, jika diberi giberelin akan tumbuh sangat cepat.
c. Sitokinin
Sitokinin merupakan zat tumbuh yang mula-mula ditemukan pada batang
tembakau. Hormon tersebut mempunyai fungsi antara lain sebagai berikut :
1) Merangsang pembelahan sel dengan cepat. Bersama-sama giberelin dan
cepat. Bersama-sama giberelin dan auksin, dapat membantu mengatur
pembelahan sel di daerah meristem, sehingga pertumbuhan titik tumbuh
normal.
2) Memperkecil dorninasi apikal dan dapat menyebabkan pembesaran daun
muda.
3) Mengatur pembentukan bunga dan buah.
4) Membantu proses pertumbuhan akar ­dan tunas pada pembuatan kultur
­jaringan.
5) Menunda pengguguran daun, bunga ­dan buah, dengan cara meningkatkan
transpor zat makanan ke organ tersebut.

d. Gas Etilen
Gas etilen adalah hormon yang diha­silkan oleh buah yang sudah tua. Jika buah
yang sudah tua tetapi masih berwarna hijau disimpan dalam kantong tertutup
maka akan cepat masak. Hal ini disebabkan oleh gas etilen yang dihasilkan buah
tersebut.
Salah satu cara mencegah kerusakan karena pembusukan buah-buahan yang
akan dikirimkan ke suatu daerah konsumen maka para pengusaha buah-buahan
memetikmnya pada saat masih hijau. Selanjutnya buah ­tersebut disimpan dalam
kotak yang ventilasinya baik. Dengan demikian, pemasakan ­buah tidak terlalu
cepat, sehingga sesam­painya di tempat tujuan buah baru aka­n masak.

Gas etilen juga menyebabkan pertum­buhan batang menjadi tebal dan kukuh.
Di samping itu, bersama-sama hormon lain akan menimbulkan reaksi yang
karakteristik. Bersama auksin, gas etilen dapat memacu perbungaan mangga dan
nanas. Bersam-sama giberelin, gas etilen dapat mengatur perbandingan bunga
jantan dan bunga betina pada tumbuhan berumah satu.

e. Asam Absisat
Asam absisat adalah hormone yang menghambat pertumbuhan tanaman, yaitu
dengan mengurangi kecepatan pembelahan maupun perbesaran sel ataupun
kedua­-duanya. Hormon ini aktif pada saat tumbuhan berada pada kondisi yang
tidak baik. Sehingga tumbuhan mampu bertahan hidup. Pada musim kering,
musim gugur, atau msim dingin, daun tumbuhan digugurkan semua. Pada saat
demikian tumbuhan mengalami dormansi. Saat dormansi asam absisat
terakumulasi pada tunas, meng­hambat pertumbuhan sehingga tunas tidak tumbuh.
Dengan demikian, asam absisat sangat membantu tumbuhan mengatasi tekanan
­dari kondisi lingkungan yang kurang baik. Pada saat tumbuhan kekurangan air,
asam absisat akan terkumpul pada sel penutup stomata. Akumulasi asam absisat
ini akan menyebabkan stomata menutup. Dengan demikian, penguapan air
berkurang dan keseimbangan air dalam tubuh tumbuhan dapat terpelihara.
Di samping hormon-hormon tersebut di tumbuhan juga mampu menghasilkan
hormon lain yang peranannya amat penting. Berdasarkan hasil penelitian, hormon
tersebut berpengaruh pada proses fisiologi pembentukan organ tubuh. Hormon
yang dapat merangsang pembentukan organ tubuh disebut kalin.

Berdasarkan organ tubuh yang diben­tuknya, kalin dibedakanmenjadi empat


macam, yaitu sebagai berikut.

1) Kaulokalin, yakni hormon yang berfungsi merangsang proses pembentukan


batang.
2) Rhyzekalin, yakni hormon yang berfungsi merangsang pembentukan akar.
Berda­sarkan hasil penelitian para pakar biologi, rhyzokalin mempunyai
struktur kimia yang identik dengan vitamin Bl atau thiamin.
3) Filokalin, yakni hormon yang berfungsi merangsang pembentukan daun.
4) Antokalin, yakni hormon yang me­rangsang pembentukan bunga.
Di samping adanya hormon tumbuh vang merangsang pembentukan organ
tubuh, kita mengenal pula hormon luka atau kambium luka atau asam traumalin.
Hormon ini dihasilkan oleh tumbuhan dikotil yang terluka. Hormon ini
merangsang pembelahan sel di daerah luka, sehingga bekas lukanya tertutup
kembali. Kemampuan tubuh tumbuhan memperbaiki bagian tubuh yang rusak
dikenal dengan daya restitusi atau daya regenerasi. Akibat sel-sel di sekitar daerah
membelah lebih cepat dari sel-sel sekitarnya maka pada bekas luka akan segera
tertutup kembali dan biasanya tampak benjol. Benjolan ini disebut kalus.
3. Cahaya
Tanpa adanya cahaya, tumbuhan hijau tak mungkin mampu bertahan hidup
untuk jangka waktu yang lama, sebab cahaya khususnya cahaya matahari merupakan
sumber energi yang amat penting untuk melaksanakan fotosintesis. Proses ini
menghasilkan zat makanan yang bere­ngaruh besar terhadap pembelahan sel.
Namun kenyataannya adalah bahwa pertumbuhan tanaman yang cukup cahaya
matahari adalah lebih lambat daripada pertumbuhan tanaman yang kekurangan sinar
matahari.

Kecambah yang tumbuh di tempat terang, akan tumbuh lambat. Daunnya yang
muncul di antara kotiledon dengan cepat tumbuh menghijau dan relatif tebal,
ba­tangnya kuat, dan akarnya tumbuh banyak. Kecambah yang berada di tempat gelap
ternyata tumbuh lebih cepat, tetapi daunnya kecil, tipis kekuningan, batangnya lemah,
dan akarnya tidak banyak. Secara keseluruhan tubuhnya lemah, kurus, berwarna
kuning pucat, dan tumbuh tidak normal. Pertum­buhan yang terlalu cepat di tempat
gelap, disebut etiolasi.

Pada tumbuhan yang sama, daun yang mendapatkan sinar matahari langsung
dan daun yang terlindung oleh dedaunan lain tidak menunjukkan adanya penampakan
dan gejala yang berbeda. Daun yang mendapat sinar matahari langsung, mengandung
sedikit air, banyak mengandung gula, daunnya lebih tebal, jaringan palisadenya
berlapis-lapis, lapisan kutikula menebal, sehingga daun menjadi lebih tebal dan
sempit. Daun ini mengadakan respirasi dan fotosintesis lebih cepat.

Daun yang tidak terkena sinar matahari langsung, mengandung air lebih
banyak, zat gulanya lebih sedikit, jaringan mesofil meningkat jumlahnya sehingga
daun menjadi lebih lebar.

Tumbuhan yang hidup pada lingkungan yang kurang cahaya akan tetap
tumbuh dan berkembang normal apabila transpirasi berjalan lebih lambat dari
fotosintesis. Hal ini memungkinkan jaringan mendapatkan cukup air dan zat makanan.
Akibatnya tumbuhan di tempat yang kurang cahaya akan tumbuh lebih cepat.

Intensitas cahaya dan panjang sinar yang mengenai tumbuhan tidaklah sama
sepan­jang hari atau sepanjang tahun. Ternyata panjang sinar dan intensitas cahaya
membe­rikan pengaruh terhadap proses pertum­buhan dan perkembangan. Respons
tumbuh­an terhadap panjang penyinaran dan inten­sitas cahaya disebut fotoperiodisme.
Foto­periodisme dikendalikan oleh pigmen yang mengabsorpsi warna, disebut
fitokrom. Res­pons fotoperiodik yang tampak adalah pada peristiwa dormansi,
pembuangan, perke­cambahan, perkembangan batang, dan akar.

Respons fotoperiodik ini tampak jelas pada daerah yang mempunyai empat
musim. Perubahan musim itu sangat dipengaruhi oleh panjang dan intensitas
penyinaran. Ber­dasarkan panjang dan intensitas penyinaran, tumbuhan
dikelompokkan menjadi 3, yaitu: tumbuhan berhari pendek, tumbuhan berhari
panjang, dan tumbuhan netral.

a. Tumbuhan berhari pendek. Kelompok tumbuhan yang akan berbunga di akhir


musim panas atau musim gugur. Pada musim itu panjang penyinaran lebih
pendek daripada periode kritis. Contoh tumbuhannya, antara lain stroberi,
dahlia, aster, dan krisantemum.
b. Tumbuhan berhari panjang. Kelompok tumbuhan yang akan berbunga di
musim semi, yaitu pada saat panjang penyinaran lebih panjang dar. periode
kritis. Contohnya bayam, selada gandum, dan kentang.
c. Tumbuhan netral. Kelompok tumbuhan yang pertumbuh­annya tidak
terpengaruh oleh perubahan periode panjang penyinaran, contornya : mawar,
anyelir, dan bunga matahari.

4. Temperatur
Setiap proses hidup pada tumbuhan, termasuk proses pertumbuhan dan
perkem­bangan selalu dipengaruhi temperatur lingkungannya. Oleh sebab itu, setiap
perubahan temperatur lingkungan akan senantiasa berpengaruh terhadap proses
pertumbuhan dan perkembangannya.
Respons tumbuhan terhadap perubahan temperatur lingkungannya sangat
bervariasi. Temperatur ideal yang diperlukan tumbuhan sehingga pertumbuhan dan
perkembangan berlangsung baik, disebut temperatur optimum. temperatur optimum
ini pun bervariasi menurut jenis tumbuhannya. Di daerah tropis, temperatur optimum
tumbuhan pada umum­nya berkisar antara 22 - 37 derajat celcius. Di daerah kutub,
temperatur optimum lebih rendah dari itu, sebaliknya temperatur opti­mum di daerah
hutan pasir lebih tinggi dari itu.
Jika temperatur lingkungan semakin rendah atau semakin tinggi dari
temperatur optimum, pertumbuhan dan perkembangan akan terganggu. Temperatur
terendah di mana tumbuhan masih mampu tumbuh dan berkembang disebut
temperatur minimum, sedangkan temperatur tertinggi di mana tumbuhan masih
mampu tumbuh dan berkembang disebuttemperatur maksimum.

Jika temperatur lingkungan lebih rendah dari temperatur minimum atau lebih
tinggi dari temperatur maksimum maka tumbuhan akan mati. Apalagi kalau kondisi
lingkungan seperti air, cahaya, tidak memungkinkan tumbuhan untuk tumbuh maka
kematian tumbuhan yang bersangkutan akan semakin cepat. Untuk mengatasi
berbagai faktor ling­kungan yang sangat merugikan, tumbuhan melakukan berbagai
adaptasi. Jika kondisi lingkungan seperti air, temperatur, dan cahaya tidak
memungkinkan tumbuhan tumbuh, beberapa tumbuhan tidak melakukan aktivitas atau
dikenal dengan dormansi. Tumbuhan yang berkayu akan tetap hidup, karena
terlindung oleh kulit, dan tunasnya tidak akan tumbuh karena adanya asam absisat.
Tumbuhan semak yang kekal, akan mengalami kematian hanya bagian tubuhnya yang
tumbuh di atas permukaan tanah, sedangkan bagian tubuh yang berada di dalam tanah
akan mengalami dormans: Tumbuhan tahunan akan mati, sedangkan bijinya berkulit
keras akan dormansi, dan tumbuh di musim basah berikutnya.

5. Kelembapan
Kelembapan atau kadar air di suatu tempat sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Tanah dan udara yang kurang lembap
umumnya berpengaruh baik terhadap pertumbuhan tersebut, karena kondisi ini akan
meningkatkan penyerapan air dan menurunkan penguapan atau transpirasi. Hal inilah
yang memungkinkan terjadinya pembentangan sel, sehingga sel dapat segera
mencapai ukuran maksimum. Namun, sering terjadi suatu jenis tumbuhan bahkan
bertunas, bersemi, dan berbunga pada akhir musim kemarau atau kurang air.

6. Air dan Mineral


Air mutlak diperlukan oleh tumbuhan untuk pertumbuhan. Tanpa air tak
mungkin tumbuhan hidup. Demikian juga kekurangan hara, tumbuhan akan
mengalami gangguan. Pertumbuhan akar dan tajuk adalah berhubungan erat. Karena
akarlah yang menyerap air dan hara, sedangkan tajuk yang melaksanakan sintesis
senyawa organik atau makanan.
Jika tanah kekurangan nitrogen, pertumbuhan tajuk terhambat, sedangkan
pertumbuhan akar lebih besar. Sebaliknya jika tanah cukup akan zat nitrogen,
pertumbuhan tajuk lebih cepat dari akar, karena zat karbohidrat hasil fotosintesis lebih
banyak digunakan untuk perturnbuhan tajuk.

C. Penggunaan Hor­mon Tumbuh untuk Meningkatkan Produksi Pangan

Di samping hormon-hormon alami yang dihasilkan oleh organisme/tumbuhan, saat ini


manusia telah berhasil membuat horrnon sintesis, misalnva auksin sintetik 2.4-D.
Hormon-hormon sintetik tersebut biasa dikenal dengan zat pengatur tumbuh. Walaupun
zat ini secara kimiawi berbeda, namun mempunyai pengaruh yang sama dengan hormon
tumbuh atau auksin alami.

Setelah melalui berbagai penelitian, ternyata hormon tumbuh tidak hanya berfungsi
untuk mempercepat pertumbuhan saja, tetapi secara umum dapat digunakan untuk
meningkatkan produksi pangan. Beberapa peranan hormon tumbuh yang penting antara
lain sebagai berikut.

1. Pada konsentrasi 0,1% auksin sintetik, dapat membunuh rumput-rumput liar ataupun
gulma lainnya, dengan demi­kian hormon ini dapat digunakan untuk menyiangi
tanaman pertanian. Peng­gunaan zat tumbuh untuk memberantas tumbuhan gulma
hanya efektif jika dalam skala luas. Sekali menyemprot tumbuhan gulma dapat
mencapai puluhan hektar lahan. Dengan terbe­rantasnya tumbuhan gulma, tanaman
budi daya dapat tumbuh lebih baik, karena pengganggunya terberantas.
2. Merangsang perbungaan dan pertumbuhan buah. Umumnya setiap jenis tumbuhan
mempunyai masa berbunga dan berbuah pada musim tertentu saja. Dengan
menggunakan hormon tumbuh, suatu tumbuhan dapat berbunga, walaupun saat itu
belum musimnya untuk berbunga. Jika ini dikembangkan dengan baik maka kita
setiap saat dapat berpanen durian, duku, salak, atau buah apa saja yang kita inginkan,
di samping merangsang pertumbuhan.
3. Mencegah rontoknya bunga dan bakal buah. Tidak sedikit petani yang kecewa, karena
bunga bahkan calon buah tanaman budidayanya yang sekilas akan memberikan
harapan untuk panen bunga atau buah ternyata berguguran sebelum waktu panen.
Untuk menghindari hal tersebut dapat digunakan berbagai jenis hormon tumbuh.
4. Dapat digunakan untuk merangsang pertumbuhan buah tanpa terbentuknya biji.
Pertumbuhan buah tanpa diikuti terbentuknya biji, disebut partenokarpi. Hal ini dapat
terjadi karena adanya hambatan dalam proses polinasi atau penyerbukan dan
pembuahan atau fertilisasi. Untuk tanaman budi daya yang dikonsumsi buahnya, hal
ini sangat menguntungkan. Namun, dalam hal pengadaan bibit terjadinya partenokarpi
merupakan sesuatu yang sangat meru­gikan. Oleh sebab itu, para pakar harus selalu
berusaha agar persediaan bibit tetap ada.
5. Merangsang pembentukan calon akar dan batang pada proses kultur jaringan. Kultur
jaringan adalah suatu cara untuk mendapatkan bibit tanaman dengan membiakkan
sel-sel organ tubuh, seperti daun pada media tertentu. Media ini biasa diberi hormon
tumbuh.

Perlu diketahui, bahwa kultur jaringan merupakan salah satu alternatif untuk
mendapatkan bibit dalam jumlah besar. Dalam proses ini jaringan tubuh seperti daun,
batang maupun akar dapat dibiakkan. Jaringan yang biasa untuk kultur jaringan
adalah yang berasal dari jaringan parenkim. Dalam kondisi media yang ideal, sel-sel
vegetatif akan tumbuh dengan menggunakan bahan dari medianya. Untuk merangsang
pertumbuhan calon batang dan calon akar, diperlukan zat tumbuh atau hormon
tertentu. Keuntungan pengembangan bibit dengan sistem kultur jaringan adalah:

a. dapat menghasilkan bibit dalam jumlah besar.


b. turunan yang dihasilkan pasti memiliki sitat yang sama dengan induknya .
c. untuk membiakkan bibit tidak diper­lukan areal yang luas.
BAB II
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pertumbuhan adalah suatu proses pertumbuhan ukuran dan volume serta jumlah
secara irreversibel, yaitu tidak dapat kembali ke bentuk semula. Sedangkan
perkembangan merupakan suatu proses menuju kedewasaan yang bersifat kualitatif. Bila
kita menanam biji tanaman, dapat diamati bahwa dari hari ke hari terjadi perubahan
tinggi. Secara kualitatif, terlihat bentuk awal (biji) yang demikian sederhana menjadi
bentuk tanaman yang lengkap.
Faktor eksternal atau lingkungan yang berpengaruh adalah faktor iklim, tanah dan
biologis.Faktor internal (dalam) terdiri atas faktor intrasel yaitu sifat dari induknya, dan
faktor intersel yaitu macam-macam hormon antara lain auksin, giberelin, sitokinin, asam
absisat, etilen, asam traumalin, dan kalin.
B. Saran
Diharapkan kepada para pembaca sekalian, agar setelah memahami materi yang kami
sampaikan ini, pembaca dapat mengerti dan menambah ilmu serta wawasannya. Dengan
dibentuknya makalah ini kami berharap kita semua dapat lebih menghargai seberapa
pentingnya tumbuhan tumbuhan bagi kehidupan kita.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://rhasavirha.blogspot.co.id/2013/12/makalah-pertumbuhan-dan-perkemba

ngan.html

2. http://teguhbudi9944.blogspot.co.id/2013/11/pertumbuhan-dan-perkembangan

-makhluk.html

3. http://ajiezaenulamry.blogspot.co.id/2015/09/makalah-tentang-pertumbuhan-d

an.html

Anda mungkin juga menyukai