Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di negara kita terdapat jenis-jenis tumbuhan yang beraneka ragam. Keadaan
seperti iklim dan tanah sangat mendukung kelangsungan hidup beraneka tumbuhan
tersebut. Oleh sebab itu kita wajib mensyukuri anugerah Tuhan ini. Pertumbuhan
adalah pertambahan jumlah sel pada suatu organisme. Pertumbuhan bersifat tidak dapat
kembali (irreversible). Sedangkan, perkembangan merupakan proses untuk mencapai
kematangan fungsi suatu organisme.
Walaupun berbeda dari segi pengertian, namun kedua proses ini berjalan secara
simultan atau pada waktu yang bersamaan dan saling terkait. Adapun perbedaannya
terletak pada faktor kuantitatif dan kualitatif. Pertumbuhan dapat diukur secara
kuantitatif karena mudah diamati, yaitu tejadi perubahan jumlah dan ukuran.
Sebaliknya, perkembangan hanya dapat dinyatakan secara kualitatif karena terjadi
perubahan fungsional dalam tubuh suatu organisme sehingga tidak dapat diamati.
Berbiak adalah suatu tanda kehidupan; demikian pula bertambah. Pada dasarnya,
dalam pembiakan atau reproduksi terkandung prinsip-prinsip “pertambahan jumlah”,
sedangkan dalam pertumbuhan terkandung prinsip “pertumbuhan besar”
(volume).Pembiakan dan pertumbuhan adalah proses –proses yang sangat erat
hubungannya, terakdang-kadang batas antara kedua pengertian itu kabur.
Pada tanaman proses pertumbuhan silih berganti dengan proses pembiakan.
Miasalnya, pada tanaman jagung baru dapat mengadakan pembiakan setelah
pertumbuhan mencapai suatu taraf tertentu. Sebaliknya, pertumbuhan dari buji sampai
menjadi tanaman dewasa itu baru dapat berlangsung setelah ada pembiakan terlebih
dahulu. Pada tanaman terendah tingkatanya, yaitu bakteri, pembiakannya berate “satu
sel” tumbuh menjadi banyak sel, akan tetapi dapat berarti juga satu sel menjdi koloni
besar. Dalam kata koloni tidak dipikirkan jumlah, melainkan ukuran (volume).
Terhadap satu batang pisang yang kemudian beranak-anak menjadi satu rumpun yang
besar kita katakana, batang pisang tumbuh menjadi rumpun besar, tetapi boleh juga
kita katakana batang pisang berbiak hingga terjadi rumpun besar. Masing-masing anak
(tunas) tumbuh (bukan berbiak) menjadi batang pisang yang dewasa. Pada prinsipnya
kita mengenalkan 2 cara pembiakan terdapat 2 cara pembiakan, yaitu pembiakan secara
vegetative (aksesual, takkawin) dan pembiakan secara generative (seksual,kawin).
Dalam hal selanjutnya, kita secara tidak perlu selalu diikutisertakan.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pertumbuhan pada tumbuhan?
2. Apa saja fase-fase pertumbuhan (vegetatif dan generatif)?
3. Bagaimana perkembangan pada tumbuhan?
4. Bagaimana pengaturan pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan?

C. Tujuan
1. Mengetahui pertumbuhan tumbuhan.
2. Mengetahui fase-fase pertumbuhan (vegetatif dan generatif).
3. Mengetahui perkembangan pada tumbuhan.
4. Mengetahui pengaturan pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pertumbuhan Tumbuhan
Pertumbuhan merupakan resultante dari interaksi berbagai reaksi biokimia,
peristiwa biofisik dan proses fisiologis dalam tubuh tanaman bersama dengan faktor
luar. Titik awalnya adalah sel tunggal zigot, yang tumbuh dan berkembang menjadi
organisme multisel. Sintesis molekul yang besar dan kompleks berlangsung terus
menerus dari ion dan molekul yang lebih kecil, pembelahan sel menghasilkan sel-sel
baru yang banyak diantaranya tidak hanya membesar tapi juga berubah melalui proses
yang lebih kompleks. Sehingga tidak saja terjadi perubahan bentuk, pertumbuhan juga
menyebabkan terjadinya perubahan aktivitas fisiologi, susunan biokimia serta struktur
dalamnya proses ini disebut diferensiasi. Pertumbuhan dan diferensiasi sel menjadi
jaringan, organ, dan organisme disebut perkembangan. Pertumbuhan juga dapat
diartikan sebagai pertambahan ukuran, jumlah sel, volume, massa, banyaknya
protoplasma, dan tingkat kerumitan.
Proses pertumbuhan berawal dari satu individu sel, pertumbuhan organisme
multiseluler dapat dibagi menjadi 3 fase yaitu:
1. Pembelahan sel (hyperplasia), suatu peningkatan jumlah sel sebagai suatu hasil
pembelahan mitosis/pembelahan sel.
2. Ekspansi sel (hypertrophy), suatu peningkatan ukuran yang irreversible sebagai
hasil dari pengambilan air atau sintesis dalam protoplasma.
3. Diferensiasi sel, spesialisasi sel, dalam pengertian disini tumbuh juga mencakup
berkembang.
Setiap proses tersebut terjadi pada waktu tertentu yang terpisah. Contohnya
pembelahan, suatu peningkatan dalam volume tanpa perubahan jumlah sel mungkin
juga terjadi, seperti pada daerah sel yang menglami pemanjangan pada ujung akar dan
ujung batang pada tumbuhan tinggi. Dalam kasus organisme bersel tunggal seperti
bakteri, pembelahan sel berkaitan dengan reproduksi atau bukan pertumbuhan dari
individu tapi pertumbuhan dari populasi.
Seluruh tahapan pertumbuhan mencakup aktivitas biokimiawi. Sintesis protein
merupakan bagian penting, karena hal ini berarti pesan-pesan dari DNA diekspresikan
dalam sintesis enzim oleh sel. Enzim-enzim mengontrol aktivitas sel. Perubahan-
perubahan dalam tingkat sel membawa perubahan dalam keselruhan bentuk dan
struktur, baik pada tingkat organ-organ tersendiri maupun organisme secara
keseluruhan, dan proses ini dikenal sebagai morfogenesis.
Sebagian besar tumbuhan terus tumbuh selama mereka masih hidup, tumbuhan
dapat tumbuh tidak terbatas karena tumbuhan memiliki jaringan embrionik yang selalu

3
tersedia. Walaupun demikian untuk organ tertentu seperti daun dan bunga
memperlihatkan pertumbuhan yang terbatas. Jaringan embrionik atau meristem terus
membelah menghasilkan lebih banyak lagi sel baru. Beberapa produk pembelahan sel
tetap berada pada daerah meristematik untuk mengahsilkan lebih banya sel lagi.
Sementara yang lain menjadi terspesialisasi dan digabungkan kedalam jaringan dan
organ tumbuhan yang sedang tumbuh. Sel-sel yang tetap berfungsi untuk menghasilkan
sel-sel baru disebut sel inisial atau permulaan. Sel-sel baru yang di dalam meristem
disebut derivat atau turunan, terus membelah selama beberapa saat, sampai sel-sel yang
mereka hasilan mulai mengalami spesialisasi di dalam jaringan yang sedang
berkembang.
Pola pertumbuhan tumbuhan bergantung pada letak meristem. Meristem apikal
berada pada ujung akar dan pada pucuk tunas, menghasilkan sel-sel bagi tumbuhan
untuk tumbuh memanjang. Pemanjangan ini disebut pertumbuhan primer,
memungkinkan akar membuat jalinan di dalam tanah dan tunas untuk meningkatkan
pemaparannya terhadap ahaya matahari dan karbon dioksida. Pertumbuhan primer
menghasilkan tubuh primer tumbuhan yang terdiri dari tiga sistem jaringan: dermal,
jaringan pembuluh, dan jaringan dasar.pada herba (bukan tumbuhan berkayu), yang
terjadi hanya pertumbuhan primer. Namun pada pada tumbuhan berkayu terdapat juga
pertumbuhan sekunder, yaitu adanya aktifitas penebalan secara progresif pada akar dan
tunas yang terbentuk sebelumnya oleh pertumbuhan primer. Pertumbuhan sekunder
adalah produk meristem lateral, kambium pembuluh dan kambium gabus, berupa
silinder-silinder yang terbentuk dari sel-sel yang membelah ke samping di sepanjang
akar dan tunas. Kambium gabus, menggantikan epidermis dengan jaringan dermis
sekunder, seperti kulit yang lebih tebal dan keras. Sedangkan kambium pembuluh,
menambahkan lapisan jaringan pembuluh, sperti xylem sekunder yang terakumulasi
selama bertahun-tahun.
Pada tumbuhan berkayu (gymnospermae dan angiospermae hanya dikotil),
pertumbuhan primer dan sekunder terjadi secara bersamaan pada lokasi yang berbeda.
Pertumbuhan primer dibatasi pada bagian termuda, ujung akar dan tunas, dimana
terletak meristem apikal. Meristem lateral berkembang di daerah yang sedikit lebih tua
pada akar atau tunas yang agak jauh dari ujung. Pada tempat tersebut terjadi
pertumbuhan sekunder untuk menambah diameter organ. Bagian tertua dari akar dan
tunas misalnya pangkal cabang pohon, memiliki akumulasi jaringan sekunder yang
paling besar yang dibentuk oleh meristem lateral. Setiap musim tumbuh, pertumbuhan
primer menghasilkan perbesaran bagian muda pada akar dan tunas, sementara
pertumbuhan sekunder menebalkan dan menguatkan bagian yang lebih tua tumbuhan
tersebut.
Pertumbuhan dalam embrio terjadi melalui pembelahan sel, pemanjangan dan
diferensiasi. Jumlah protein, selulosa, asam nukleat, dan sebagainya terus meningkat

4
di daerah pertumbuhan, sementara berat kering cadangan makanan menurun. Ciri
pertama yang dapat dilihat dari pertumbuhan adalah munculnya akar embrio yang
disebut radikula bersifat geotropisme positif dan akan tumbuh kebawah dan menjadi
jangkar embrio. Berikutnya batang embrio disebut plumule, muncul dan bersifat
geotropisme negatif (dan bersifat fototropisme positif jika di atas tanah akan tumbuh
ke atas).
1. Perkecambahan
Fisiologi Perkecambahan
Embrio yang turnbuh belum memiliki klorofil sehingga embrio belum dapat
membuat makanan sendiri. Pada tumbuhan dikotil, makanan untuk pertumbuhan
embrio diambil dari kotiledon, sedangkan pada tumbuhan monokotil diambil dari
endosperma. Perkecambahan dimulai dengan proses penyerapan air kedalam sel sel.
Proses ini merupakan proses fisika. Masuknya air pada biji menyebabkan enzim- enzim
hidrolisa bekerja memecahkan tepung menjadi maltosa, dimana proses ini dihidrolisis
oleh maltase selanjutnya diubah menjadi glukosa. Kemudian senyawa glukosa
memasuki proses metabolisme dan dipecah menjadi energi atau diubah menjadi
senyawa karbohidrat yang menyusun tubuh turnbuhan. Asam amino dirangkai menjadi
protein yang berfungsi untuk menyusun enzim-enzim baru. Asam-asam lemak
digunakan untuk menyusun membran sel. Perkecambahan ada dua yaitu:
1) Perkecambahan di atas tanah (epigeal), yaitu jika pada perkecambahan, karena
pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga, daun lembaganya lalu
terangkat ke atas, muncul di atas tanah, misalnya pada kacang hijau (Phaseolus
radiatus L.), daun lembaganya lalu berubah warnanya menjadi hijau, dapat
digunakan untuk asimilasi, tetapi umurnya tidak panjang. Daun lembaga itu
kemudian gugur, dan sementara itu pada kecambah sudah terbentuk daun-daun
normal yang dapat melakukan tugas asimilasi.

Gambar 2.1 perkecambahan epigeal

5
2) Perkecambahan di bawah tanah (hypogeal), bila daun lembaga tetap tinggal di
dalam kulit biji, dan tetap di dlam tanah, seperti misalnya terdapat pada biji
kacang kapri (Pisim sativum L.).

Gambar 2.2 perkecambahan hypogeal

Urutan proses perkecambahan yaitu:

a. Masuknya air kedalam biji atau imbibinasi


b. Aktifnya enzim-enzim untuk proses metabolisme, membongkar cadangan
makanan dalam katiledon/endosperm
c. Hasil pembongkaran berupa sumber energi sebagai bahan penyusun komponen
sel dan pertumbuhan embrio.
d. Embrio tumbuh dan berkembang.
Bagian-bagian perkecambahan yaitu:

1) Radikula adalah bakal calon akar yang tumbuh selama masa perkecambahan.
Fungsinya untuk menyokong dan menyuplai bahan-bahan makanan untuk
diproses pada bagian tanaman lainnya.
2) Katiledon adalah daun kecil yang terletak di bawah daun pertama kecambah.
Fungsinya untuk menyimpan cadangan makanan dan asimilasi.
3) Cauliculus adalah bakal calon batang yang tumbuhn selama masa
perkecambahan. Fungsinya sebagai bagian tanaman yang akan mengalami
perkembangan ke atas untuk membentuk batang. Hipokotil yaitu batang yang
terletak di bagian bawah katiledon, epikotil yaitu batang yang terletak di bagian
atas katiledon
4) Testa adalah bagian yang melindungi bagian dalam biji.

6
2. Pertumbuhan Primer
Aktivitas sel-sel meristem menyebablen batang dan akar tumbuh memanjang
yang disebut proses pertumbuhan primer. Pada akhir proses perkecambahan
tumbuhan membentuk akar, batang, dan daun. Pada ujung batang dan akar terdapat
sel-sel meñstem yang dapat betdiferensiasi menjadi sel-sel yang memiliki struktur
dan fungsi khusus.
Daerah pertumbuhan pada ujung batang dan akar menurut aktivitasnya dapat
dibedakan menjadi tiga bagian:
1) Daerah pembelahan, terdapat dibagan ujung yang sel-selnya aktifmembelah
dan sifatnya tetap meristem.
2) Daerah perpanjangan sel, terletak dibelakang daerah pembelahan yang
merupakan daerah dimana setiap sel memiliki aktivitas untuk membesar dan
memanjang.
3) Daerah diferensiasi merupakan daerah yang sel-selnya memiliki struktur dan
fungsi khusus. Meristem ujung batang membentuk primordia daun. Pada
sudut daun dan batang terdapat sel-sel yang dipertahankan sebagai sel-sel
meristematis yang akan berkembang menjadi cabang.
3. Pertumbuhan Sekunder
Pada tumbuhan dikotil, selain terdapatjaringan meristem primer di ujung akar
dan ujung batang, juga terdapat jaringan meristem sekunder. Jaringan meristem
tersebut berupa kambium dan kambium gabus. Aktivitas kambium dan kambium
gabus mengakibatkan pertumbuhan sekunder yaitu bertambah besarnya batang dan
akar tanaman.
Adapun proses pertumbuhan sekunder adalah sebagai berikut:
1) Kambium vaskuler membelah ke arah dalam membentuk xilem dan kearah
luar membentuk floem
2) Parenkim batang atau akar di antara vasis berubah menjadi kambium
intervaskuler
3) Felogen membelah ke arah luar membentuk feloderm.
Pertumbuhan sekunder pada pohon dikotil tidak tetap sepanjang tahun.
Pada saat musim hujan dan cukup hara, pertumbuhan sangat cepat sedangkan
pada saat musim kemarau, pertumbuhan sekunder akan lambat atau terhenü.
Aktivitas kambium membentuk xilem dan floem yang lebih cepat dari pada
pembentukan kulit mengakibatkan kulit pohon (korteks dan epidermis) pecah.
Untuk mengatasinya felogen membentuk feloderm kearah dalam dan felem ke

7
arah luar. Feloderm merupakan sel hidup, sedangkan sel felem merupakan sel
mati.

B. Fase-Fase Pertumbuhan
1. Pembiakan vegetative atau aksesual
Dalam pembiakan vegetative tidak diperlukan dua sel yang berbeda jenis
kelaminya. Dalam pembiakan vegetative ini terjaminlah sifat-sifat menurun, artinnya
tiap tumbuhan baru memiliki sifat-sifat yang serupa dengan induknya, dengan kata lain,
tumbuhan induknya diabadikan dalam tumbuhan baru yang diturunkannya.
Di dunia tumbuhan, pembiakan aksesual itu sangatlah lazim. Bakteri dan alga
biru berbiak semata-mata aksesual, walaupun kadang-kadang terjadi konyugasi. Akan
tetapi konyugasi yang dilakukannya itu hanyalah suatu pertukaran bahan inti, jadi
bukan satu persatu dua sel hingga terjadi zigot.
Pada alga selain alga biru kepadatan pembiakan akseksual dan seksual. Kadangn-
kadang kedua cara pembiakan itu berlangsung silih berganti sehingga terjadi
pergantian keturunan, dimana tumbuhan yang menghasilkan sel kelamin (hametofit)
pada umumnya lebih menonjol daripada tumbuhan yang mengahsilkan spora
(sporoflit).
Pergantian keturunan ini sangat lazim pada lumut-lumtan (Bryopytha) dan paku-
pakuan (Pteridophyta). Pada lumut-lumutan gametofitnah yang menonjol, sedangkan
pada paku-paku terjadilah sebaliknya, disini sporofitlah yangn menonjol. Pada
tumbuhan biji (Spermatophyta) pada tahap sebagai sporofitnya jauh lebih menonjol
daripada tahap sebagai gametofit. Pembiakan aseksual dapat berlangsung dengan
berbagai cara.
Cara-cara itu pokoknya sebagai berikut :
a. Dengan Pembelahan (division)
Pembelahan dilakukan terutama oleh golongan bakteri dan golongan alga biru
bersel satu. Oleh karena itu golongan bakteri disebut schizomyceles dan golongan
alga biru disebutkan schizomyceles. Schizo (baca skitso) data yunani schizein
yang berarti berbelah. Banyak alga bersel satu lainnya berbiak pula dengan
membelah dirinya. Misalnya pada Diatomae.
b. Dengan Fragmentasi
Terutama alga yang bersel banyak dan alga yang berbentuk koloni berbiak dengan
melepaskan sebagaian (fragmen) dari “tubuhnya”. Juga beberapa spesies dari
lichens berbiak secara aksesual dengan fragmentasi.
c. Dengan Pertunasan
Cara ini banyak dilakukan oleh tumbuhan berumpun (pisang, bambu), oleh agave,
nanas dan sebagainya.

8
d. Dengan Akar Tongkat (rizoma)
Banyak rumput-rumputan dan zingiberance berbiak aksesual dengan akar tongkat.
Akar tongkat dapat pula dipandang sebagai suatu bentuk untuk mengatasi keadaan
yang buruk.
e. Dengan Macam-macam umbi (tuber,bulbus)
Kentang berbiak aksesual dengan umbi batang (tuber), sedangkan bawang dengan
umbi lapis (bulbus)
2. Pembiakan Generatif Atau Seksual
Pada pembiakan seksual diperlukan 2 sel kelamin (gamet) yang berbeda jenis.
Perbedaan jenis tidak selalu ternyata dalam perbedaan morfologinya seperti sel telur
(ovum) dan sel kelamin jantan (spermatozoida) yang pada umumnya jauh lebih kecil.
Pada beberapa tumbuhan rendah seperti beberapa alga yang bersel satu yang
bukan alga biru, demikian pula pada beberapa jenis jamur yang kita dapati perkawinan
antar 2 sel kelamin yang morfologinya tidak berbeda. Kita tidak dapat membedakan
mana yang betina dan mana yang jantan, sehingga untuk mudahnya kita menggunakan
sebutan sel kelamin + dan sel kelamin -, atau sel kelamin A dan sel kelamin B.
Persatuan antara 2 sel kelamin yang berbeda jenis atau berbeda “muatan” serta masing-
masing haploid menghasilkan zigot, dan zigot ini kemudian tumbuh dan berkembang
menjadi makhluk hidup baru yang diploid.
Pada tumbuhan berbiji (spermatophyte) pembiakan seksual dilakukan dengan
biji sebagai hasil pembuahan seltelur oleh spermatozoida. Pembuatan atau perkawinan
ini disebut amfimiksis. Peristiwa pembuahan seltelur didahului oleh peristiwa
penyerbukan. Pernyeburkan dapat terjadi dengan serbuk sari dari Bungan yang sama,
atau dengan serbuk sari dari bunga yang lain tetapi pada pohon yang sama. Kasus
pertama disebut autogamy (pernyebukan sendiri), sedangkan kasus kedua disebut
(gentonogami) penyerbukan tetangga.
Dapat juga terjadi pernyebukab dengan sari tumbuhan lain tetapi sejenis (sama
variestasnya). Dalam hal ini demikian penyerbukan disebut alogami atau xenogami.
Jika penyerbukan dilakukan dengan serbuk sari yang berasal dari tumbuhan ;ain akan
tetapi dekat hubungan kekeluargaan (sama spesiesnya), maka pennyerbukan tersebut
dinamakan hibridogami. Autokapri, geritonokapri, alokapri, hidrokapri, jika
penyerbukaanya berhasil sampai terjadi pembuhan, maka terjadinya buah karena
autogamy yang disebut autokapri, terjadinya buah karena alogami disebut alokapri, dan
terjadinya buah karena hibridogami yang disebut hibridokapri.
Pembuatan seltelur oleh inti generative dari serbuk sari, atau dengan kata lian,
perkawinan antara seltelur dengan inti generative serbuk sari yang menghasilkan zigot
yang selanjutnya berkembang menjadi embrio atau lembaga. Perkembangan embrio
menjadi embrio menjadi biji dibarengi dengan pengembangan jaringan – jaringan yang

9
megelilingnya sehingga terjadi buah. Diduga seltelur yang telah dikawinkan
menghasilkan hormon yang memacu pembentukan buah.
Buah juga dapat terbentuk tanpa didahului oleh suatu pekawinan, dalam hal
demikian, terjadilah buah itu disebut partenokapri. Contoh untuk ini ialah psang, dan
nanas. Mungkin buah yang terajdi dengan jalan partenokapri mengandung biji juga,
akan tetapi biji-biji itu tidak berisikan lembaga yang dapat tumbuh menjadi tumbuhan
baru. Manusia telah berhasil mengadakan partenokapri secara buatan dengan
mrnggunakan zat-zat kimia tertentu, sehingga kita dapat menikmati tomat, jambu, jeruk
tak berbiji. Amfiniksis, apomiksis: perlulah diketahui bahwa biji (sebagai sporofit)
dapat terjadi dengan berbagai cara. Cara yang biasa ialah amfimiksis, yaitu perkawinan
antara inti generative dari serbuk sari dengan sel telur. Perkawinan ini menghasilkan
embrio yang diploid yang selanjutnya berkembang menjadi sporofit yang diploid pula.
Cara lain ialah apomiksis, yaitu tanpa perkawinan antara sel telur dengan inti
generative serbuk sari. Apomiksis dapat terjadi dengan bermacam-macam cara, di
antaranya.
a. Sel telur dapat menjadi sporofit yang haploid, mungkin hanya pengaruh suatu zat
kimia tertentu. Peristiwa ini disebut juga parthenogenesis. Sporofit yang demikian
ini biasanya steril (mandul).
b. Sel biasa yang haploid, misalnya sinergida atau antipoda dalam kadung lembaga
dapat menjadi sporofit yang haploid. Sporofit yang demikian ini pun biasanya
steril.
c. Sel biasa yang diploid disekitar kandung lembaga dapat menjadi sporofit yang
diploid. Dalam hal yang demikian ini peristiwa tersebut taka da bedanya dengan
pembiakan secara vegetatif.
Oleh strasburger peristiwa yang kedua (b) dan yang ketiga (c) ini disebut opogami.
Karena sebab-sebab yang belum diketahui maka dalam pembentukan sel telut dan sel-
sel lain yang menyertainya sering kali terjadi penyimpangan. Hal ini mengakibatkan
pula penyimpangan-penyimpangan baik dalam hasil amfimiksis maupun dalam hasil
apomiksis.
Poliembrioni: karena penyimpangan dalam pembentukan sel telur dalam kandun
lembaga. Dan akibat dari penyimpangan-penyimpangan dalam amfimiksis maupun
apomiksis dapat timbul lebih dari satu biji dalam putik. Peristiwa ini disebut “banyak
biji” atau poliembrioni. Diantara biji-biji itu ada yang diploid, ada pula yang haploid,
ada yang dapat tumbuh menjadi sporofit yang lestari, ada pula yang dapat tumbuh
menjadi sporofit tetapi tidak lestari.
Poliembrioni kedapatan pada gymnospermae (tumbuhan biji berbuka) seperti
pakis, pinus, maupun pada angiospermae (tumbuhan biji tertutup) seperti jeruk sitrun,
mangga, dan sebagainya. Banyak sekali terdapat satu biji manga yang menghasilkan
lebih dari satu kecambah.

10
Untuk mengembang menjadi buah. Hal ini dapat dibuktikan dengan suatu
eksperimen dengan tomat yang sudah diserbuki dilepas dari ranting dan dipindahkan
dalam suatu medium buatan yang mengandung sukrosa dan garam-garam mineral,
maka pembentukan buah berlangsung terus. Namun buah yang berbentuk demikian itu
tidak menjadi sebesar buah yang tumbuh dari putik yang dibiarkan pada ranting.
C. Perkembangan Pada Tumbuhan
Perkembangan adalah penjumlahan seluruh secara progresif merincikan tubuh
organisme. Zigot tumbuhan adalah sebuah sel tunggal yang tidak memilki kemiripan
apapun dengan organisme yang akan dibentuknya nanti. Tiga proses perkembangan
yang saling tumpeng tindih merubah sel telur yang dibuahi itu menjadi sebuah
tumbuhan, pertumbuhan, morfogenesis, dan diferensiasi seluler. Perkembangan juga
dapat diartikan terspesialisasinya sel-sel menjadi struktur dan fungsi terntentu.
Perkembangan tidak dapat diukur dengan ukuran, tetapi dapat dinyatakan dengan
perubahan bentuk dan tingkat kedewasaan.

1. Diferensiasi Sel
Diferensiasi adalah proses dimana sel memperoleh sifat metabolik, struktural,
dan fungsional yang berbeda dari orang-orang dari sel progenitor nya. Pada tumbuhan,
tidak seperti hewan, diferensiasi sel sering reversibel, terutama ketika sel dibedakan
dikeluarkan dari pabrik dan ditempatkan dalam kultur jaringan. Dengan kondisi
tersebut, sel-sel dedifferentiate (yaitu, kehilangan karakteristik mereka dibedakan),
mulai ulang pembelahan sel, dan dalam beberapa kasus, ketika diberikan dengan nutrisi
yang tepat dan hormon, bahkan beregenerasi seluruh tanaman.

Kemampuan untuk berdeferensi menunjukkan bahwa sel-sel tumbuhan


dibedakan mempertahankan semua informasi genetik yang diperlukan untuk
pengembangan tanaman lengkap, kemampuan ini disebut totipotency. Satu-satunya
pengecualian dari aturan ini adalah sel yang kehilangan inti mereka, seperti elemen
saringan tabung floem, dan sel-sel yang mati pada saat jatuh tempo, seperti elemen
kapal dan tracheids (secara kolektif disebut sebagai tracheary elemen) dalam xilem.

Sebagai contoh dari proses diferensiasi sel, kita akan membahas pembentukan
elemen tracheary. Perkembangan sel-sel dari meristematik ke negara sepenuhnya
dibedakan menggambarkan jenis tanaman kontrol yang lebih dari spesialisasi olahraga
sel dan memberikan contoh dari perubahan seluler yang disebabkan oleh diferensiasi .

2. Berbagai Jenis Penuaan Pada Tanaman


Penuaan terjadi dalam berbagai organ dan dalam menanggapi isyarat yang
berbeda. Banyak tanaman tahunan, termasuk tanaman-tanaman yang besar seperti
gandum, jagung, dan kedelai, tiba-tiba kuning dan mati untuk memproduksi buah

11
berikutnya di bawah kondisi yang optimal untuk tumbuha. Penuaan dari seluruh sel
setelah siklus reproduksi tunggal disebut penuaan monokarpik.

Jenis lain dari penuaan adalah sebagai berikut:

a. penuaan tunas tanaman tahunan rumputan di udara


b. penuaan daun musiman (seperti pada pohon gugur)
c. penuaan daun Sequential (di mana daun mati ketika mereka mencapai usia
tertentu)
d. penuaan (pematangan) dari buah berdaging; penuaan dari buah kering
e. penuaan dari kotiledon penyimpanan dan organ bunga
f. penuaan jenis sel khusus (misalnya, trichomes, tracheids, dan elemen kapal)
Pemicu berbagai jenis penuaan yang berbeda dan dapat internal, seperti dalam
penuaan monocarpic, atau eksternal seperti sinar matahari dan suhu di musim gugur
penuaan daun pohon gugur. Terlepas dari stimulus awal, pola penuaan yang berbeda
dapat terbagi atas program internal yang umum di mana penuaan peraturan gen
memulai kaskade ekspresi gen sekunder yang akhirnya membawa tentang penuaan dan
kematian

Tipe-tipe penuaan (senescence) yang dijumpai dalam tumbuhan dapat


dikelompokkan sebagai berikut:

1) Senescence yang meliputi keseluruhan tubuh tanaman (overall senescence). Akar


dan bagian tanaman di atas tanah mati semua Tanaman mati sesudah
menyelesaikan semua. satu siklus kehidupannya.
2) Senescence yang meliputi hanya bagian tanaman di atas tanah (top senescence).
Bagian tanaman di atas tanah mati, sedangkanbagian tanaman yang berada di
dalam tanah tetap hidup
3) Senescence yang meliputi hanya daun–daunnya (Deciduous senescence).
Tanaman menggugurkan semua daun-daunnya, sementara organ tanaman lain
tetap hidup.
4) Senescence yang meliputi hanya daun-daun yang terdapat di bagian bawah suatu
tanaman (Progessive Senescence). Tanaman hanya menggugurkan daun-
daunnya yang terdapat di bagian bawah saja (daun – daun yang tua),sedang daun-
daun yang lebih atas dan organ tanaman lain tetap hidup.
3. Pengguguran (Absisi)
Peristiwa gugurnya dedaunan tumbuhan tampak seperti kejadian alam biasa.
Namun ternyata tidak demikian bagi para ilmuwan, yang meneliti sungguh-sungguh
fenomena yang diistilahkan dengan “abscission” ini. Abscission adalah suatu proses
yang dilakukan tumbuhan untuk memisahkan dan ‘membuang’ organ tumbuhan seperti

12
dedaunan, kelopak bunga, bunga dan buah yang tidak lagi diperlukan tumbuhan atau
yang terserang penyakit.
Absisi yang terjadi pada daun dan buah merupakan contoh senesen yang jelas.
Daun tidak rontok demikian saja pada waktu mati. Suatu daerah pembelahan sel yang
disebut daerah absisi, berkembang dekat pengkal tangkai daun, sehingga sejumlah
dinding sel yang melintang tegak lurus terhadap sumbu panjang tangkai daun
terbentuk.
Pektinase dan selulase dirangsang pembentukannya pada sel-sel di daerah absisi,
dan akan melarutkan lamela tengah dinding yang melintang tadi, sehingga tangkai daun
lepas. Hubungan ikatan pembuluh yang terputus akan tersumbat dengan dibentuknya
tilosa (tylose), yaitu suatu zat sejenis “gum” dan dilapisi sel-sel gabus. Dalam proses
ini dua peristiwa terlibat, yaitu pembelahan sel dan induksi hirdulose. Kedua proses ini
merupakan proses metabolisme yang aktif dan oleh karenanya merupakan bagian yang
terprogram dalam perkembangan tumbuhan.
Menurut John Walker, kepala the MU Interdisciplinary Plant Group di the
Christopher S. Bond Life Sciences Center, tumbuhan menggugurkan organnya karena
sejumlah alasan. Dedaunan tua, misalnya, digugurkan guna membantu daur ulang zat-
zat makanan, sementara buah-buahan yang telah masak rontok dan jatuh ke bawah
guna membantu penyebaran benih. Juga, bagian-bagian bunga yang terkena penyakit
sengaja digugurkan dan dibuang oleh tumbuhan. Hal ini sengaja dilakukan untuk
mencegah penjalaran penyakit. Namun begitu masih ada sisi lain tentang pengguguran
organ tumbuhan ini yang belum terungkap ilmuwan. Mereka masih belum paham
mengapa Arabidopsis thaliana menggugurkan bagian-bagian bunganya setelah bunga
tersebut dewasa. Bagian-bagian bunga tumbuhan Arabidopsis thaliana tidaklah
memerlukan ruang besar, sehingga penggugurannya tidak terlihat memiliki kegunaan
yang jelas. Anehnya gen-gen yang bekerja memicu pengguguran ini sudah ada di
tumbuhan itu sejak lama, kata Walker.
Demikianlah gugurnya daun, bunga, buah dan bagian tumbuhan lain ternyata
bukan kejadian biasa atau kebetulan saja. Itu adalah peristiwa besar yang sengaja Allah
ciptakan, yang melibatkan pengaturan rumit gen-gen tumbuhan. Tanpa pengguguran
ini, takkan ada daur ulang zat gizi, takkan ada penyebarluasan biji dan takkan ada
pencegahan perluasan penyakit. Jika kesemua proses ini terhenti, tumbuhan pada
akhirnya akan punah. Akhirnya manusia, yang sangat bergantung pada keberadaan
tumbuhan, sudah pasti akan menderita dan sirna juga dari muka bumi.
4. Kematian Yang Diprogram
Kematian sel terprogram (Programmed cell death = PCD) merupakan proses
yang dikendalikan secara genetik. Tidak mudah menentukan apakah sel mati atau
hidup karena komponen kimia sel sama antara sel mati dan sel hidup. Setelah sel mati
sejumlah enzim masih berfungsi. Ciri sel mati adalah gerakan intraselulernya hilang

13
digantikan oleh gerakan Brown yang tidak teratur. Sel yang tidak menunjukkan arus
plasma tidak berarti sel mati. Ciri lain sel mati adalah hilangnya selektivitas membrane
plasma. Sel mati mudah menyerap cat. Tahanan listrik membran juga hilang.
Sel mati menyerap sinar UV lebih banyak, menunjukkan aberasi kromosom lebih
banyak dan perubahan itu bersifat tetap. PCD merupakan salah satu mekanisme
pertahanan tanaman (plant defense mechanism) terhadap infeksi patogen. Kematian sel
diinisiasi apabila produk pathogen dideteksi oleh produk gen resistensi tanaman.
Apabila tanaman diinfeksi patogen, sel-sel pada bagian yang terinfeksi dengan cepat
mengakumulasi senyawa fenolik toksik dan mati dengan membentuk nekrosis lesi.
Nekrosis lesi secara efektif mengisolasi patogen dan berguna untuk mencegah
penyebarannya ke jaringan sekelilingnya. Lokalisasi kematian sel yang disebabkan
oleh infeksi patogen disebut reaksi hipersensitif.
Kematian sel tumbuhan umumnya terjadi sebagai respon sel terhadap infeksi
patogen, kerusakan sel, kerusakan DNA, atau stress. Beberapa faktor yang dapat
menjadi alasan kematian, yaitu akibat penuaan, kematian terprogram, dan pengaruh
dari faktor luar. Pada tumbuhan, kematian sel tertentu diperlukan untuk pertumbuhan
dan kelangsungan hidup. Beberapa contoh PCD pada tanaman meliputi senescence
organ seperti daun, akar, bagian-bagian bunga, dan jaringan buah masak. Sel-sel yang
mengalami PCD mengkerut.
D. Pengaturan Pertumbuhan dan Perkembandan
1. Pengaturan Genetika
Setiap sel pada tumbuhan mempunyai perangkat genetik yang diturunkan
dari induknya ke keturunannya dan merupakan sumber informasi untuk
melaksanakan kegiatan pertumbuhan dan perkembangan. Infotmasi genetik
diterima oleh setiap sel pada saat pembelahan sel terjadi, sehingga setiap organ
pada tumbuhan dapat berkembang pada jalur yang tepat.
Dalam pemanfaatan informasi yang berkaitan dengan proses perkembangan,
akan menyangkut proses pengaktifan gen dari DNA, selanjutnya akan dilakukan
transkripsi mRNA dan kemudian diterjemahkan menjadi susunan asam amino
yang akan membentuk protein enzim tertentu, yang kemudian enzim ini akan
digunakan pada kegiatan metabolisme dalam sel yang sesuai dengan arah
perkembangannya.
Secara umum mekanisme proses pengaktifan, dilaksanakan dan diusulkan
oleh FJacob dan J. Monob yang disebut dengan sistem operon, yakni pengontrolan
sintesis protein yang diatur oleh gen pengatur, gen operator dan gen struktur.
Kombinasi gen pengatur dan gen struktur disebut operon.

14
Mekanisme operon ini adalah bahwa gen struktur memprogram mRNA
untuk enzim yang spesifik, yang berkombinasi dengan suatu gen operator yang
berfungsi mengatur gen stuktur menjadi aktif atau tidak. Gen pengatur membentuk
suatu molekul pengatur (protein) yang disebut repressor yang menekan kerja gen
operator, sehingga operon tidak aktif. Penambahan suatu molekul yang disebut
induser dapat membuka gen operator sehingga operon dapat diaktifkan. Beberapa
molekul lain yang disebut korepresor dapat menutup gen dengan mengaktifkan
repressor kembali sehingga operon menjadi tertutup dan tidak aktif.
Proses pengaktifan satu atau kelompok operon yang spesifik akan selalu
mengarah pada satu pola perkembangan, pada satu tingkat perkembangan dapat
sangat berbeda dengan arah perkembangan pada tingkat yang lain.
2. Pengaturan Organisme
Banyak perkembangan tumbuhan diperantarai oleh rangsangan dari dalam.
Perkembangan dipengaruhi oleh hormon yaitu senyawa-senyawa kimia yang disintesis
pada suatu lokasi, kemudian ditransfortasikan ketempat lain untuk selanjutnya bekerja
melalui suatu cara yang spesifik, kebutuhan akan hormon hanya dalam konsentrasi
yang sangat rendah. Hormon berperan untuk mengatur pertumbuhan, perkembangan
dan metabolisme.
Beberapa kelompok hormon telah diketahui dan beberapa di antaranya bersifat
sebagai zat perangsang pertumbuhan dan perkembangan (promoter), sedang yang lain
bersifat sebagai penghambat (inhibitor), antara lain:
a. Auksin
Auksin adalah hormon pertumbuhan yang pertama kali ditemukan. Salah satu
jenis auksin yang dapat diekstraksi dari tumbuhan adalah asam indol asetat atau IAA.
Auksin ditemukan oleh Friederich August Ferdinand Went, ahli botani Belanda pada
tahun 1928 dengan dalilnya "tidak mungkin terjadi pertumbuhan tanpa adanya zat
tumbuh".
Tempat sintesis auksin ialah di meristem apikal, misalnya ujung batang (tunas),
daun muda dan kuncup bunga. Awalnya auksin diketahui terdapat pada ujung
kecambah gandum, namun ternyata diujung- ujung tumbuhan lain juga terdapat zat
yang berfungsi sama dengan auksin. Auloin didefinisikan sebagai zat tumbuh yang
mendorong elongasijaringan koleoptil pada percobaan-percobaan bio-assay dengan
Avena atau tanaman lainnya. Indole Asetic Acid (IAA) adalah auksin endogen atau
auksin yang terdapat pada tanaman.
Sitokinin dan auksin merupakan dua golongan zat pengatur tumbuh yang sangat
penting dalam budidaya jaringan tanaman. Golongan auksin yang lebih sering
digunakan adalah 2,4-D, IAA, NAA, IBA. Auksin yang paling efektif untuk

15
menginduksi pembelahan sel dan pembentukan kalus adalah 2,4D dengan konsentrasi
antara 0,2—2 mg/l untuk sebagianjaringan tanaman. NAA dan 2,4 D lebih stabil
dibandingkan dengan IAA, yaitu tidak mudah terurai oleh enzim-enzim yang
dikeluarkan oleh sel atau karena pemanasan pada saat proses sterilisasi. IAA juga
kurang menguntungkan karena cepat rusak oleh cahaya dan oksidasi enzimatik.
Auksin dalam aktivitasnya, dapat bekerja sendiri atau berkombinasi dengan
hormon Iain, dapat merangsang atau menghambat berbagai peristiwa yang berbeda,
dari pmulai peristiwa reaksi enzim secara individual sampai pada pembelahan sel dan
pembentukan organ.
Pengaruh Fisiologis dari Auksin:
1) Pembesaran sel
2) Penghambatan mata tunas samping
3) Menghambat absisi (pengguguran daun)
4) Menstimulir aktivitas dari pada kambium
5) Pertumbuhan akar
b. Giberelin
Senyawa ini ditemukan di Jepang ketika ekstrakjamur Giberellafujikuroi
yang menyerang tanaman padi, dapat menimbulkan gejala yang sama pada
waktu disemprotkan kembali pada tanaman yang sehat. Karakter penyakit ini
menyebabkan pemanjangan ruas-ruas yang berlebihan sehingga menyebabkan
tumbuhan mudah rebah.
Kerja utama dari giberelin merangsang pemanjangan sel. Giberellin
(asam Giberellate) dalam dosis tinggi menyebabkan gigantisme. Giberellin
berpengaruh terhadap pembesaran dan pembelahan sel, pengaruh Giberellin ini
mirip dengan auksin yaitu antara Iain pada pembentukan akar. Giberellin dapat
menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah auloin endogen. Disamping
merangsang proses pemanjangan, giberelin juga terlibat dalam proses
pembungaan. Giberelin dapat berinteraksi dengan hormon Iain seperti auksin.
Interaksi mereka bersifat sinergis. Namun interaksi GA dengan ABA bersifat
antagonis.
c. Sitokinin
Sitokinin yang pertama kali ditemukan ialah Sitokinin mempunyai
pengaruh terhadap berbagai proses pertumbuhan, berperan penting dalam
pengaturan pembelahan sel dan morfogenesis, merangsang pembelahan sel
dalam kultur sel yang diisolasi dari bagian tumbuhan. Sitokinin alami yang telah

16
berhasil diisolasi dan diidentifikasi dari tumbuhan adalah zeatin, yang diperoleh
dari endospenn jagung.
Kinetin bersama-sama dengan auksin memberikan pengaruh interaksi
terhadap diferensiasi jaringan. Pada pemberian auksin dengan konsentrasi
relatif tinggi, diferensiasi kalus cenderung ke arah pembentukan primordia akar,
sedangkan pada pemberian Idnetin yang relatif tinggi, diferensiasi kalus
cenderung ke arah pembentukan primordia batang atau tunas.
d. Etilen
Telah diketahui bahwa menjadi penyebab beberapa respons tanaman seperti
pengguguran daun, pembengkakan batang, pemasakan buah dan hilangnya warna
buah. Etilen menghambat pertumbuhan ke arah memanjang (longitudinal) dan
mendorong pertumbuhan ke arah melintang (transversal) sehingga batang
kecambah terlihat membengkak. Etilen juga merubah respons geotropisma,
mendorong pengguguran daun, bunga dan buah.

e. Asam Absitat
Senyawa ini lebih berperan pada dormansi dan proses absisi pada daun.
Ditemukan oleh P. E Wareing, yang menamakan senyawa tersebut sebagai dormin
dan absisin II, yang lebih dikenal dengan nama asam absisat (ABA). Peranan ABA
sangat nyata dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. ABA
berinteraksi dengan zat-zat pengatur tumbuh tanaman yang lain pada proses te.tsebut,
biasanya ini betsifat menghambat (antagonisma).
3. Pengaturan Lingkungan
Banyak rangsangan lingkungan atau eksternal mempengaruhi perkembangan
turnbuhan. Rangsangan utama lingkungan yang mempengaruhi perkembangan
tumbuhan adalah:
a. Cahaya: banyaknya cahaya yang dibutuhkan tidak selalu sama pada setiap
tumbuhan, dimana cahaya dapat menguraikan auksin sehingga menghambat
pertumbuhan meninggi
b. Suhu: tumbuhan membutuhkan suhu yang optimum untuk berkembang
dengan baik, suhu paling rendah namun masih memungkinkan turnbuhan
untuk tumbuh disebut suhu minimum.
c. Gravitasi: dimana arah dari pertumbuhan bagian organ tubuh ditentukan.
d. Kelembaban
e. Nutrien
f. Air

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pertumbuhan merupakan resultante dari interaksi berbagai reaksi biokimia,
peristiwa biofisik dan proses fisiologis dalam tubuh tanaman bersama dengan faktor
luar. Pertumbuhan primer menghasilkan tubuh primer tumbuhan yang terdiri dari tiga
sistem jaringan: dermal, jaringan pembuluh, dan jaringan dasar.pada herba (bukan
tumbuhan berkayu), yang terjadi hanya pertumbuhan primer. Sedang kan pertumbuhan
sekunder adalah produk meristem lateral, kambium pembuluh dan kambium gabus,
berupa silinder-silinder yang terbentuk dari sel-sel yang membelah ke samping di
sepanjang akar dan tunas.
Pertumbuhan tumbuhan memiliki dua fase yaitu fase vegetatif atau aseksual dan
fase generatif atau seksual. Pembiakan aseksual tidak melibatkan dua jenis kelamin
melaikan melalui pembelahan, fragmentasi, pertunasan, akar tongkat, dan macam-
macam umbi. Perbiakan generatif atau seksual terjadi dengan melibatkan gamet jantan
dan betina.
Pertumbuhan dan diferensiasi pada tumbuhan disebut perkembangan, selain
perbanyakan, penambahan, ukuran dan volume, tumbuhan juga mengalami
pendewasaan. Perkembangan adalah penjumlahan seluruh secara progresif merincikan
tubuh organisme. Zigot tumbuhan adalah sebuah sel tunggal yang tidak memilki
kemiripan apapun dengan organisme yang akan dibentuknya nanti. Tiga proses
perkembangan yang saling tumpeng tindih merubah sel telur yang dibuahi itu menjadi
sebuah tumbuhan, pertumbuhan, morfogenesis, dan diferensiasi seluler.
Pada pengaturan pertumbuhan dan perkembangan terdapat pengaturan genetika,
pengaturan organisme dimana hormon yang berperan yaitu auksin, giberelin, dan
sitokinin. Selanjutnya yaitu pengaturan lingkungan hidup suatu tumbuhan yang
dipengaruhi oleh cahaya, suhu, kelempaban, gaya gravitasi, nutrien dan air.

B. Saran
Kami menyadari bahwa pada makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya kami akan lebih baik lagi dan lebih detail dalam menjelaskan makalah ini,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan juga pembaca agar lebih paham
mengenai pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan..

18

Anda mungkin juga menyukai