Anda di halaman 1dari 16

 Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan dan perkembangan biasanya di definisikan secara terpisah. Karena yang


satu terjadi setelah yang lain dan kalaupun terjadi secara simultan tetap saja ada tahapan-
tahapan yang harus di lalui. Dalam ilmu Biologi, pertumbuhan dan perkembangan di
definiskan sebagai berikut:

 Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran, volume dan massa yang bersifat
irreversible(tidak dapat balik) karena adanya pembesaran sel dan pertambahan
jumlah sel akibat adanya proses pembelahan sel. Pertumbuhan dapat dinyatakan
secara kuantitatif karena pertumbuhan dapat diketahui dengan cara melihat
perubahan yang terjadi pada makhluk hidup yang bersangkutan. Contohnya adalah
pertumbuhan pada tumbuhan dapat di lihat dengan adanya perubahan tinggi
babatang, menghitung jumlah daun, jumlah bunga, dll.
 Perkembangan adalah suatu proses untuk menuju kedewasaan pada makhluk
hidup yang bersifat kualitatif, artinya tidak dapat dinyatakan dengan suatu
bilangan tatpi dapat di amati dengan mata telanjang. Proses perkembangang dapat
di lihat dengan terbentuknya organ-organ perkembangbiakan seperti munculnya
bunga pada tumbuhan yang kemudian di ikuti oleh buah atau umbi, dll.

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hasil interaksi antara faktor-faktor dalam


dan luar. Faktor dalam (faktor internal) meliputi sifat genetik tersebut yang diperoleh
secara turun menurun, yang berupa gen dan hormon. Faktor luar (faktor eksternal)
meliputi faktor lingkungan. Untuk mengetahui lebih jelas tentang perubahan biologis
pada makluk hidup dapat di lihat pada tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan.

 Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan


 Tahap-tahap Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan
a) Tahap awal pertumbuhan
1. Mula-mula biji melakukan imbibisi atau penyerapan air sampai ukuran bijinya
bertambah dan menjadi lunak.
2. Saat air masuk ke dalam biji, enzim-enzim mulai aktif sehingga menghasilkan
berbagai reaksi kimia.
3. Kerja enzim ini antara lain, mengaktifkan metabolisme di dalam biji dengan
mensintesis cadangan makanan sebagai persediaan cadangan makanan pada
saat perkecambahan berlangsung.
b) Tahap perkecambahan

Biji yang sudah terkena air dalam beberapa hari akan berkecambah ditandai dengan
munculnya calon akar (radikula) dan calon batang (plumula). Ada 2 (dua) macam tipe
perkecambahan yaitu :

1. Pekecambahan epigeal, yaitu kotiledon atau daun lembaga muncul ke permukaan


tanah. Contoh: perkecambahan kacang hijau.

2. Perkecambahan hipogeal, yaitu kotiledon atau daun lembaga tetap di dalam tanah.
Pada tipe perkecambahan ini, yang muncul ke permukaan tanah adalah plumula
atau calon batang. Contoh : perkecambahan kacang kapri.
 Jenis Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan
1. Pertumbuhan primer

Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan yang terjadi akibat aktivitas jaringan


meristem primer atau disebut juga meristem apikal. Titik tumbuh primer terbentuk
sejak tumbuhan masih berupa embrio. Jaringan meristem ini terdapat di ujung batang
dan ujung akar. Akibat pertumbuhan ini, akar dan batang tumbuhan bertambah
panjang. Pada titik tumbuh, pertumbuhan terjadi secara bertahap. Oleh karena itu
daerah pertumbuhan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu daerah pembelahan, daerah
perpanjangan, dan daerah diferensiasi.

a. Daerah pembelahan (meristematis)

Daerah pembelahan terletak di bagian paling ujung. Di daerah ini sel-sel baru
terus-menerus dihasilkan melalui proses pembelahan sel. Daerah inilah yang disebut
daerah meristematis.

b. Daerah pemanjangan (elongasi)

Daerah pemanjangan terletak di belakang daerah pembelahan. Di daerah ini sel-sel


hasil pembelahan akan tumbuh sehingga ukuran sel bertambah besar. Akibatnya di
daerah inilah yang mengalami pemanjangan. Adapun daerah ini terbagi menjadi 3
jenis yaitu:

 Protoderm merupakan lapisan terluar yang akan membentuk jaringan


epidermis
 Meristem Dasar, berkembang menjadi jaringan dasar yang mengisi lapisan
korteks pada akar diantara style dan epidermis.
 Prokambium adalah lapisan dalam yang akan berkembang menjadi silinder
pusat yaitu xylem dan floem.

c. Daerah diferensiasi

Daerah diferensiasi terletak di belakang daerah pemanjangan. Sel-sel yang telah


tumbuh mengalami perubahan bentuk dan fungsi. Sebagian sel mengalami
diferensiasi menjadi epidermis, korteks, xilem, dan floem. Sebagian lagi membentuk
parenkim, kolenkim, dan sklerenkim.

2. Pertumbuhan Sekunder

Pertumbuhan sekunder disebabkan oleh aktivitas jaringan meristem sekunder.


Contoh jaringan meristem sekunder adalah jaringan kambium pada batang tumbuhan
dikotil dan Gymnospermae. Sel-sel jaringan kambium senantiasa membelah.
Pembelahan ke arah dalam membentuk xilem atau kayu sedangkan pembelahan ke
luar membentuk floem atau kulit kayu. Akibat aktivitas jaringan meristem pada
kambium, diameter batang dan akar bertambah besar.
Pertumbuhan sekunder disebabkan oleh kegiatan meristem sekunder, yang
meliputi:

 Kambium gabus (felogen)

Pertumbuhan felogen menghasilkan jaringan gabus. Jaringan gabus berperan


sebagai pelindung, yaitu menggantikan fungsi epidermis yang mati dan terkelupas,
juga merupakan bagian dari jaringan sekunder yang disebut periderm.

 Kambium fasis (vasikuler)

Berperan membentuk xilem sekunder ke arah dalam dan membentuk floem


sekunder ke arah luar, selain itu juga menghasilkan sel-sel hidup yang berderet-deret
menurut arah jari-jari dari bagian xilem ke bagian floem yang disebut jari-jari
empulur.

Bagian xilem lebih tebal daripada bagian floem karena kegiatan kambium ke arah
dalam lebih besar daripada kegiatan ke arah luar.

 Kambium interfasis (intervasikuler)

Merupakan kambium yang membentuk jari-jari empulur. Tumbuhan monokotil


yang tidak mempunyai kambium, tumbuh dengan cara penebalan. Tetapi pada
umumnya, pertumbuhan terjadi karena adanya peningkatan banyaknya dan ukuran
sel. Pertumbuhan pada tumbuhan dikotil yang berkayu menyangkut kedua aktivitas
tersebut, sel-sel baru yang kecil yang dihasilkan kambium dan meristem apikal,
kemudian sel-sel ini membesar dan berdiferensiasi.

 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan pada


Tumbuhan
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman secara garis
besar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua
faktor ini memiliki peran masing-masing dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Berikut adalah uraian kedua faktor ini dalam mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
 Faktor Internal
1. Gen

Gen merupakan substansi pembawa sifat yang diturunkan dari induk ke generasi
selanjutnya. Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup dimana pada tanaman
mempengaruhi bentuk tubuh, warna bunga, dan rasa buah. Gen juga menentukan
kemampuan metabolisme sehingga sangat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman tersebut. Tanaman yang memiliki gen tumbuh yang baik akan
tumbuh dan berkembang cepat sesuai dengan periodenya.

Meskipun faktor dari gen sangat penting, namun faktor ini bukan satu-satunya
yang menentukan pola pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Di samping itu ada
faktor lingkungan yang ikut berpengaruh. Misalnya pada tanaman yang memiliki sifat
unggul, hanya dapat tumbuh dengan cepat, berbuah lebat, dan rasanya manis di lahan
yang subur dan kondisinya sesuai. Bila ditanam di lahan tandus dan kondisinya tidak
sesuai, pertumbuhan dan perkembangan tanaman ini tidak akan optimal.

2. Hormon

Hormon merupakan zat yang berperan dalam mengendalikan berbagai fungsi di


dalam tubuh. Meskipun jumlahnya sedikit, hormon memberikan pengaruh nyata
dalam pengaturan berbagai proses dalam tubuh. Hormon yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman ada beragam jenisnya.

a) Auksin, berperan untuk memacu proses pemanjangan, pembelahan, dan


diferensiasi sel.
b) Giberlin, berperan untuk pembentukan biji serta perkembangan dan
perkecambahan embrio.
c) Etilen, berperan untuk pematangan buah dan perontokan daun.
d) Sitokinin, berperan untuk pembelahan sel atau sitokenesis, seperti
merangsang pembentukan akar dan cabang tanaman.
e) Asam absisat, berperan untuk proses penuaan dan gugurnya daun.
f) Kaolin, berperan untuk proses organogenesis tanaman.
g) Asam traumalin, berperan untuk regenerasi sel apabila mengalami
kerusakan jaringan.
 Faktor Eksternal
1. Nutrisi

Nutrisi merupakan bahan baku dan sumber energi dalam proses metabolisme
tubuh. Kualitas dan kuantitas nutrisi akan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Tanaman membutuhkan nutrisi berupa air dan zat hara yang
terlarut dalam air. Melalui proses fotosintesis, air dan karbon dioksida diubah menjadi
zat makanan. Zat hara tidak berperan langsung dalam proses fotosintesis, namun
sangat diperlukan agar tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

2. Cahaya Matahari

Cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup.


Tanaman sangat membutuhkan cahaya matahari untuk fotosintesis. Namun
keberadaan cahaya ternyata dapat menghambat pertumbuhan tumbuhan karena cahaya
dapat merusak hormon auksin yang terdapat pada ujung batang.

3. Air dan Kelembaban

Air dan kelembaban merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan


perkembangan. Air sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Tanpa air, makhluk hidup
tidak dapat bertahan hidup. Air merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia
di dalam tubuh. Kelembaban mempengaruhi keberadaan air yang dapat diserap oleh
tanaman mengurangi penguapan. Kondisi ini sangat mempengaruhi sekali terhadap
pemanjangan sel. Kelembaban juga penting untuk mempertahankan stabilitas bentuk
sel.

4. Suhu

Suhu memiliki pengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman.


Contohnya pada padi yang ditanam pada awal musim kemarau dimana suhu rata-rata
tinggi akan lebih cepat dipanen daripada padi yang ditanam pada musim penghujan
dimana suhu rata-rata lebih rendah. Hal ini disebabkan karena semua proses dalam
pertumbuhan dan perkembangan seperti penyerapan air, fotosintesis, penguapan, dan
pernapasan pada tanaman dipengaruhi oleh suhu.

5. Tanah

Tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanaman


akan tumbuh dan berkembang dengan optimal bila kondisi tanah tempat hidupnya
sesuai dengan kebutuhan nutrisi dan unsur hara. Kondisi tanah ditentukan oleh faktor
lingkungan lain, misalnya suhu, kandungan mineral, air, dan derajat keasaman atau
pH.
 Pertumbuhan dan Perkembangan pada Hewan dan Manusia
 Tahap-tahap Pertumbuhan dan Perkembangan pada Hewan dan Manusia
1. Tahap Embrio

Tahap embrio dimulai dari proses fertilisasi (penyatuan sel telur dan sperma),
kemudian terbentuk zigot yang mengalami proses pembelahan. Tahap embrio
dikelompokkan menjadi beberapa fase, yaitu fase morula, fase blastula, fase gastrula,
fase diferensiasi, serta organogenesis.

 Fase Morula

Pada fase ini zigot mengalami pembelahan berkali-kali. Pembelahan sel dimulai
dari satu menjadi dua, dua menjadi empat, dan seterusnya. Pada saat pembelahan sel
terjadi pembelahan yang tidak bersamaan. Pembelahan yang cepat terjadi pada bagian
vertikal yang memiliki kutub fungsional atau kutub hewan (animal pole) dan kutub
vegetatif (vegetal pole). Antara dua kutub ini dibatasi oleh daerah sabit kelabu Lihat
Gambar 1. Setelah pembelahan terjadi pada bagian vertikal, kemudian dilanjutkan
dengan bagian horizontal yang membelah secara aktif sampai terbentuk 8 sel.
Pembelahan sel berlanjut sampai terbentuk 16-64 sel. Embrio yang terdiri dari 16-64
sel inilah yang disebut morula.
 Fase Blastula

Pada fase blastula terjadi pembagian sitoplasma ke dalam dua kutub yang dibentuk
pada fase morula. Konsentrasi sitoplasma pada kedua kutub tersebut berbeda. Pada
kutub fungsional terdapat sitoplasma yang lebih sedikit dibandingkan dengan kutub
vegetatif. Konsentrasi sitoplasma yang berbeda menentukan arah pertumbuhan dan
perkembangan hewan selanjutnya. Pada fase ini kutub fungsional dan kutub vegetatif
telah selesai dibentuk. Hal ini ditandai dengan dibentuknya rongga di antara kedua
kutub yang berisi cairan dan disebut blastosol / blastocoel (Gambar 2). Embrio yang
memiliki blastosol disebut blastula. Proses pembentukan blastosol disebut blastulasi.
Setelah fase blastula selesai dilanjutkan dengan fase gastrula.
 Fase Gastrula

Pada fase gastrula, embrio mengalami proses diferensiasi dengan mulai


menghilangkan blastosol. Sel-sel pada kutub fungsional akan membelah dengan cepat.
Akibatnya, sel-sel pada kutub vegetatif membentuk lekukan ke arah dalam
(invaginasi). Invaginasi akan membentuk dua formasi, yaitu lapisan luar (ektoderm)
dan lapisan dalam (endoderm).

Bagian ektoderm akan menjadi kulit dan bagian endoderm akan menjadi berbagai
macam saluran. Bagian tengah gastrula disebut dengan arkenteron. Pada
perkembangan selanjutnya, arkenteron akan menjadi saluran pencernaan pada hewan
vertebrata dan beberapa invertebrata. Bagian luar yang terbuka pada gas menuju
arkenteron disebut dengan blastofor. Bagian ini dipersiapkan menjadi anus dan pada
bagian ujung akan membuka dan menjadi mulut. Pada fase ini akan terjadi lanjutan
diferensiasi sebagian endoderm menjadi bagian mesoderm. Pada akhir dan gastrula
telah terbentuk bagian endoderm, mesoderm, ektoderm

Berdasarkan jumlah lapisan embrionalnya, hewan dikelompokkan menjadi dua,


yaitu hewan diploblastik dan hewan triploblastik. Hewan diploblastik memiliki dua
lapisan embrional, yaitu ektoderm dan endoderm. Contoh hewan diploblastik adalah
Coelenterata (hewan berongga). Hewan triploblastik memiliki tiga lapisan embrional,
yaitu ektoderm, endoderm, dan mesoderm.

Mesoderm selalu terletak di antara ektoderm dan endoderm.

Hewan triploblastik dikelompokkan menjadi tiga berdasarkan ada tidaknya selom


(berasal dari kata coelom = ruangan yang berongga) dan bagaimana selom tersebut
dibentuk selama embriogenesis. Kelompok hewan tersebut yaitu aselomata,
pseudoselomata, dan selomata (euselomata). Hewan aselomata tidak memiliki
pseudoselomata memiliki selom semu, contohnya cacing tanah. Hewan selomata yang
memiliki selom sesungguhnya, misalnya manusia

 Diferensiasi dan Organogenesis

Pada fase ini mulai terjadi diferensiasi dan organogenesis pada struktur dan fungsi
sel untuk menjadi jaringan yang spesifik. Proses ini dikendalikan oleh faktor gen
yang dibawa pada saat terjadi pembentukan kutub fungsional dan kutub vegetatif.
Pada akhirnya masing-masing bagian endoderm, mesoderm, dan ektoderm akan
mengalami diferensiasi menjadi organ-organ sebagai berikut:

1) Ektoderm akan mengalami diferensiasi menjadi epidermis, rambut,


kelenjar minyak, kelenjar keringat, email gigi, sistem saraf, dan saraf
reseptor.
2) Mesoderm akan mengalami diferensiasi menjadi tulang, jaringan ikat,
otot, sistem peredaran darah, sistem ekskresi misalnya duktus deferens,
dan sistem reproduksi
3) Endoderm akan mengalami diferensiasi menjadi jaringan epitel pencernaan,
sistem pernapasan, pankreas dan hati serta kelenjar gondok.

Dalam proses diferensiasi dan organogenesis, bagian yang berdekatan saling


mempengaruhi. Sebagai contoh, bagian mesoderm akan mempengaruhi ektoderm
dalam diferensiasi untuk perkembangan alat gerak, yaitu sebagian berasal dari sel
ektoderm dan sebagian dari mesoderm. Setelah tahap embrio selesai, embrio yang
disebut janin siap dilahirkan.

2. Tahap Pasca Embrio

Pada tahap pasca embrio, terjadi pertumbuhan dan perkembangan menjadi


individu dewasa. Individu dewasa, artinya siap menghasilkan keturunan atau
bereproduksi Beberapa hewan invertebrata mengalami regenerasi atau metamorfosis
selama pertumbuhan dan perkembangannya Sedangkan hewan vertebrata mengalami
pertumbuhan dan perkembangan dari hewan muda (anak) menjadi hewan dewasa.

 Regenerasi

Regenerasi adalah proses perbaikan tubuh yang luka atau rusak. Proses ini
ditentukan oleh sel-sel batang dalam tubuh hewan yang belum mengalami
diferensiasi. Pada organisme yang berkembang biak secara aseksual, regenerasi
berarti juga sebagai proses reproduksi atau berkembang biak Contohnya cacing pipih,
Cacing pipih memiliki kemampuan regenerasi yang sangat tinggi. Apabila tubuhnya
dipotong, potongan akan menjadi individu baru dan lengkap.

 Metamorfosis

Metamorfosis adalah perubahan ukuran, bentuk, dan bagian-bagian tubuh hewan


dari suatu stadium ke stadium berikutnya. Metamorfosis merupakan proses
pertumbuhan dan perkembangan hewan khususnya serangga dan amfibi menuju
dewasa. Dalam siklus hidupnya, hewan memiliki truktur dan fungsi tubuh yang
berbeda pada setiap stadium. Metamorfosis dikendalikan oleh hormon. Di bawah
pengaruh hormon, ukuran tubuh hewan bertambah, jaringan terorganisasi, dan
bagian-bagian tubuh kembali dibentuk.

1) Metamorfosis Serangga (Insekta)

Berdasarkan tidak terjadinya atau terjadinya tahap metamorfosis yang dialami,


serangga dibedakan menjadi kelompok serangga ametabola, holometabola, dan
hemimetabola.

a. Ametabola

Ametabola merupakan organisme yang tidak mengalami proses metamorfosis.


Stadium yang dimiliki adalah stadium telur dan stadium imago (dewasa). Contohnya
kutu buku yang bertelur kemudian berkembang menjadi dewasa tanpa melakukan
metamorfosis

b. Holometabola

Holometabola merupakan organisme yang mengalami metamorfosis sempurna.


Hewan ini memiliki stadium telur, larva (ulat), pupa (kepompong), dan imago
(dewasa). Contoh hewan yang mengalami metamorfosis sempurna adalah kupu-kupu.
Stadium telurnya dapat kita amati pada daun, Telur menjadi larva yang sangat aktif
mencari makan dengan cara memakan daun. Stadium larva terjadi beberapa kali
pergantian kulit yang disebut dengan ekdisis. Setelah itu larva akan berubah menjadi
pupa (kepompong). Fase pupa merupakan fase istirahat. Kemudian, pupa
berkembang menjadi kupu-kupu yang mampu terbang dan berkembang biak kembali
untuk menghasilkan telur. Contoh lain holometabola adalah kumbang, ngengat,
semut, dan lebah

c. Hemimetabola

Hemimetabola merupakan organisme yang mengalami metamorfosis tidak


sempurna. Stadium yang dimiliki oleh hewan ini adalah telur, larva atau nimfa, semi-
imago, dan imago (dewasa). Contoh hewan kelompok ini adalah kumbang. Stadium
telur dapat kita amati pada pasir sebagai medium peletakan telur. Setelah telur
menetas, terbentuk stadium larva. Setelah itu akan terbentuk stadium semi-imago.
Stadium ini memiliki bentuk morfologi yang sama dengan kumbang imago, tetapi
belum memiliki kemampuan untuk bereproduksi, karena organ reproduksinya belum
tumbuh sempurna. Setelah itu kumbang memasuki stadium imago yang mampu
bereproduksi atau berkembang bia menghasilkan. Contoh lain hemimetabola adalah
belalang, walang sangit, dan lipas.

2) Metamorfosis Katak

Tahap metamorfosis katak pada umumnya dibagi menjadi 3 stadium, yaitu


premetamorfosis, prometamorfosis, dan metamorfosis klimaks. Selama stadium
premetamorfosis, telur yang telah dibuahi tumbuh menjadi berudu (kecebong).
Berudu bertambah ukurannya dengan sedikit perubahan bentuk tubuh. Pada stadium
prometamorfosis, kaki bagian belakang muncul dan pertumbuhan tubuh terjadi secara
lambat. Selama metamorfosis klimaks, kaki bagian depan muncul dan ekor mulai
menghilang.
 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan pada
Hewan dan Manusia
1. Faktor Internal
 Gen

1. Faktor Dalam (Internal)

 Gen

Gen adalah substansi/materi pembawa sifat yang diturunkan dari induk. Gen
mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup, misalnya bentuk tubuh, tinggi tubuh,
warna kulit, warna bunga, warna bulu, rasa buah, dan sebagainya. Gen juga
menentukan kemampuan metabolisme makhluk hidup, sehingga mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangannya.
Hewan, tumbuhan, dan manusia yang memiliki gen tumbuh yang baik akan
tumbuh dan berkembang dengan cepat sesuai dengan periode pertumbuhan dan
perkembangannya.

 Hormon

Hormon merupakan zat yang berfungsi untuk mengendalikan berbagai fungsi di


dalam tubuh. Meskipun kadarnya sedikit, hormon memberikan pengaruh yang nyata
dalam pengaturan berbagai proses dalam tubuh. Hormon yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup beragam jenisnya.

1) Hormon pada hewan

Beberapa hormon pertumbuhan pada hewan adalah sebagai berikut.

a) Tiroksin, mengendalikan pertumbuhan hewan. Pada katak hormon ini


merangsang dimulainya proses metamorfosis.
b) Somatomedin, mempengaruhi pertumbuhan tulang.
c) Ekdison dan juvenil, mempengaruhi perkembangan fase larva dan fase
dewasa, khususnya pada hewan Invertebrata.

2) Hormon pada manusia

Beberapa hormon pertumbuhan pada manusia antara lain sebagai berikut :

a) Hormon tiroksin, dihasilkan oleh kelenjar gondok/tiroid. Hormon ini


memengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan metabolisme karbohidrat
dalam tubuh. Kekurangan hormon ini dapat mengakibatkan mixoedema
yaitu kegemukan.
b) Hormon pertumbuhan (Growth hormone - GH), hormon ini dihasilkan oleh
hipofisis bagian depan. Hormon ini disebut juga hormon somatotropin
(STH). Peranannya adalah memengaruhi kecepatan pertumbuhan
seseorang. Seorang anak tidak akan tumbuh dengan normal jika kekurangan
hormon pertumbuhan. Pada masa pertumbuhan, kelebihan hormon ini akan
mengakibatkan pertumbuhan raksasa (gigantisme), sebaliknya jika
kekurangan akan menyebabkan kerdil (kretinisme). Jika kelebihan hormon
terjadi setelah dewasa, akan menyebabkan membesarnya bagian tubuh
tertentu, seperti pada hidung atau telinga. Kelainan ini disebut akromegali.
c) Hormon testosteron, mengatur perkembangan organ reproduksi dan
munculnya tanda-tanda kelamin sekunder pada pria.
d) Hormon estrogen/progresteron, mengatur perkembangan organ reproduksi
dan munculnya tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita.
2. Faktor Eksternal
 Nutrisi

Makanan merupakan bahan baku dan sumber energi dalam proses metabolisme
tubuh. Kualitas dan kuantitas makanan akan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan makhluk hidup. Karena sedang dalam masa pertumbuhan, kamu harus
cukup makan makanan yang bergizi untuk mendukung pertumbuhan dan
perkembangan tubuhmu.

Zat gizi yang diperlukan manusia dan hewan adalah karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, dan mineral. Semua zat ini diperoleh dari makanan.

 Suhu

Semua makhluk hidup membutuhkan suhu yang sesuai untuk menunjang


pertumbuhan dan perkembangannya. Suhu ini disebut suhu optimum, misalnya suhu
tubuh manusia yang normal adalah sekitar 37°C. Pada suhu optimum, semua makhluk
hidup dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Hewan dan manusia memiliki
kemampuan untuk bertahan hidup dalam kisaran suhu lingkungan tertentu.

Anda mungkin juga menyukai