Coba perhatikan foto keluargamu. Pernahkah kalian memikirkan, kenapa foto orang tuamu saat belasan
tahun lalu, atau foto saudara ataupun foto dirimu saat masih anak-anak mengalami perubahan bentuk atau
ukuran dibandingkan dengan dirimu dan keluargamu saat ini?
Pada waktu lahir, bayi hanya berukuran sekitar 40-an sentimeter dan memiliki berat hanya beberapa
kilogram saja. Setetelah beberapa tahun akan tumbuh menjadi anak kecil yang tinggi badan dan beratnya
bertambah. Begitu pula dengan tanaman yang ada di sekitar kita. Pada awal menanam pohon mangga, tingginya
hanya beberapa sentimeter saja, setelah beberapa tahun, memiliki panjang yang bertambah dan berdaun lebih
lebat. Dari kedua contoh tersebut, dapat kita simpulkan bahwa pertumbuhan adalah perubahan yang terjadi
pada makhluk hidup yang meliputi pertambahan ukuran tubuh.
PETA KONSEP
Perkembangan endosperm
Endosperm tumbuh dan berkembang lebih dahulu dibandingkan pertumbuhan dan perkembangan embrio.
Endosperm kaya akan cadangan makanan. Cadangan makanan tersebut digunakan digunakan untuk
pertumbuhan dan perkembangan embrio.
Perkembangan embrio
Pertumbuhan dan perkembangan embrio diawali dengan pembelahan zigot secara mitosis menghasilkan
sel basal dan sel terminal. Sel basal berkembang menjadi suspensor. Suspensor berfungsi sebagai
penghubung antara embrio dan kulit bakal biji, serta mengalirkan nutrien dari tumbuhan induk atau dari
endosperm. Sel terminal berkembang menjadi proembrio yang melekat pada suspensor. Kotiledon mulai
berkembang membentuk tonjolan pada proembrio yang juga diikuti perkembangan embrio. Embrio
berkembang membentuk ujung batang dan ujung akar.
2. Perkecambahan Hipogeal
Gambar disamping memperlihatkan terjadinya pertumbuhan memanjang dari epikotil sehingga
menyebabkan plumula keluar dan menembus pada kulit bijinya yang nantinya akan muncul di atas
tanah, sedangkan kotiledonnya masih tetap berada di dalam tanah.Contoh perkecambahan ini terjadi
pada kacang kapri.
Pertumbuhan pada tumbuhan terjadi di sekitar daerah meristematis atau titik tumbuh yaitu bagian yang
mengandung jaringan meristem. Jaringan ini biasanya terletak di ujung batang, ujung akar dan cambium.
Jaringan meristem yang ada di ujung batang atau akar menghasilkan pola pertumbuhan yang berbeda
dengan jaringan meristem yang ada di cambium karena itulah terdapat dua jenis pertumbuhan yaitu ;
1. Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan primer terjadi akibat aktivitas jaringan meristem primer atau meristem apical. Titik
tumbuh primer terbentuk sejak tumbuhan masih berupa embrio. Jaringan ini terdapat pada ujung akar
dan ujung batang yang menyebabkan keduanya bertambah panjang. Pada titik tumbuh, pertumbuahn
terjadi secara bertahap yaitu daerah pembelahan biasanya terletak di bagian ujung dimana sel-sel baru
terus-menerus dihasilkan melalui proses pembelahan sel, daerah perpanjangan biasanya terletak
dibelakang daerah pembelahan dimana sel-sel hasil pembelahan akan terus tumbuh hingga ukurannya
bertambah besar dan daerah diferensiasi yang terletak di belakang daerah pemanjangan dimana sel-sel
yang telah tumbuh mengalami perubahan bentuk dan fungsi sebagian sel menjadi epidermis, korteks,
xylem, dan floem dan sebagian lagi membentuk parenkim, kolenkim dan sklerenkim.
Gambar Titik Tumbuh Primer
2. Pertumbuhan Sekunder
Jaringan meristem sekunder adalah jaringan cambium pada batang tumbuhan dikotil dan Gymnosperm.
Sel-sel jaringan cambium terus membelah dimana pembelahan kea rah dalam membentuk xylem atau
kayu sedangkan pembelahan ke luar membentuk floem atau kulit kayu. Akibat aktivitas jaringan
meristem pada cambium, diameter batang dan akar bertambah besar. Tumbuhan monokotil tidak
melewati masa pertumbuhan sekunder karena tidak memiliki cambium. Pertumbuhan sekunder ini
membentuk lingkaran tahun pada batang tumbuhan.
● Memacu berbagai sel tumbuhan untuk menghasilkan etilen, dimana keduanya bekerjasama
dalam proses pengguguran daun.
● Menghasilkan buah tanpa biji melalui partenokarpi, yakni pembentukan buah tanpa
melalui penyerbukan.
⮚ Giberelin
Giberelin pada tumbuhan terdapat pada biji (terutama kacang-kacangan), daun, dan akar.
Hormon ini ditemukan oelh Eiichi Kurosawa pada tahun 1926.Giberelin berfungsi untuk:
● Memacu pemanjangan batang.
⮚ Sitokinin
Sitokinin bisa ditemukan di jaringan pembuluh. Hormon ini diperoelh dari ragi santan kelapa,
ekstrak buah apel & pada jaringan tumbuhan yang aktif membelah. Sitokinin berfungsi untuk:
● Memacu pembelahan sel pada tahapan sitokinesis.
⮚ Asam Absisat
Asam absisat (ABA) dapat ditemukan pada buah. Hormon ini berfungsi untuk:
● Mempertahankan masa dormansi, sehingga menghambat perkecambahan biji.
● Mempertahankan diri jika tumbuhan berada pada lingkungan yang tidak sesuai antara lain
saat kekurangan air, tanahnya bergaram, dan suhu dingin atau suhu panas.
● Merangsang penutupan mulut daun (stomata) sehingga mengurangi penguapan.
● Berperan pada pengguguran bunga, daun (peran gas etilen pada pengguguran lebih kuat
dibanding asam absisat (ABA)). Pada bunga dimulai dengan memudarnya warna,
pengkerutan. Pada daun dimulai dengan hilangnya klorofil.
● Gas etilen yang diberikan bersama auksin dapat merangsang proses pembungaan.
⮚ Asam traumalin
Asam traumalin berperan dalam proses pembentukan kembali sel-sel yang rusak, jika jaringan
tumbuhan terluka.
⮚ Batasin
Batasan ini ditemukan pada tumbuhan gadung. Jika batasin terkumpul pada bagian kuncup atau
tunas, pertumbuhannya akan terhambat.
⮚ Asam jasmonat
Asam jasmonat ditemukan di dalam minyak melati. Asam jasmonat berfungsi untuk memacu
proses penuaan.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal (faktor lingkungan) yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
meliputi faktor iklim, edafik, dan biologis.
a) Faktor iklim
Yang termasuk faktor iklim yaitu cahaya, suhu, air, panjang hari, angin, dan gas (CO2, N2, SO2, O2, dan
nitrogen oksida).
1) Faktor cahaya
Tumbuhan hijau membutuhkan cahaya untuk proses fotosintesis. Proses fotosintesis
menghasilkan zat-zat makanan bagi tumbuhan. Zat makanan inilah yang digunakan oleh
tumbuhan sebagai sumber energi untuk melakukan kegiatan-kegiatan hidupnya. Cahaya dapat
memicu pembentukan klorofil, perkembangan akar, dan pembukaan daun. Akan tetapi,
intensitas cahaya yang terlalu tinggi dapat merusak klorofil.
Pertumbuhan batang kecambah di tempat gelap lebih cepat (lebih panjang) dibandingkan
di tempat terang. Pertumbuhan yang cepat di tempat gelap ini disebut etiolasi.
Lama penyinaran matahari memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Banyak penelitian melaporkan bahwa lama penyinaran ini berpengaruh pada fase
pembungaan tumbuhan. Lama penyinaran (panjang hari) diterjemahkan sebagai waktu dari
matahari terbit sampai dengan matahari terbenam. Di daerah katulistiwa, panjang hari kurang
lebih 12,1 jam. Respon tumbuhan terhadap lama penyinaran (panjang hari) disebut
fotoperiodisme. Berdasarkan lamanya siang, tumbuhan dibedakan menjadi :
⮚ Tumbuhan hari pendek
Tumbuhan hari pendek adalah tumbuhan yang berbunga pada saat lamanya siang kurang
dari 12 jam (lamanya siang lebih pendek dibanding lamanya malam). Contoh: ubi jalar,
krisan, aster, mangga , dan apokat.
⮚ Tumbuhan hari panjang
Tumbuhan ini berbunga pada saat lama siang lebih dari 12 jam (lamanya siang lebih
panjang dari lamanya malam). Contoh: kentang, slada , gandum, dan bayam.
⮚ Tumbuhan hari netral
Tumbuhan ini berbunga hampir sepanjang musim, tidak tergantung lamanya siang hari.
Contoh: kapas, mawar, tumbuhan sepatu, tomat, cabe, dan bunga matahari.
⮚ Tumbuhan hari sedang
Tumbuhan ini berbunga pada saat lama siang sekitar 12 jam. Contoh: tebu dan kacang.
Tumbuhan memiliki zat yang berfungsi mengontrol respon tumbuhan terhadap penyinaran
yang disebut pigmen fitokrom. Pigmen ini sebenarnya adalah suatu protein yang mampu
menyerap cahaya merah dan infra merah dari sinar matahari.
2) Oksigen
Oksigen diperlukan oleh semua tumbuhan untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Oksigen diperlukan oleh tanaman baik pada bagian tanaman yang ada di permukaan tanah
maupun bagian yang ada di dalam tanah, misalnya akar. Aerasi tanah yang cukup, memberikan
kesempatan sel-sel akar untuk melakukan respirasi sehingga peredaran unsur-unsur hara
dapat meningkat. Oleh karena itu, para petani sering melakukan upaya-upaya penggemburan
tanah. Dengan adanya oksigen dalam tanah, organisme-organisme aerob mampu hidup
sehingga proses penyediaan unsur-unsur hara tumbuhan lebih meningkat.
3) Suhu udara
Beberapa proses yang terjadi di dalam tumbuhan sangat tergantung kerja enzim. Enzim
bekerja dipengaruhi oleh suhu. Proses respirasi, transpirasi, dan fotosintesis dipengaruhi oleh
suhu. Suhu yang terlalu tinggi menyebabkan tumbuhan tidak tumbuh, bahkan mati. Suhu yang
tinggi menyebabkan ketersediaan O2 untuk respirasi rendah, dan CO2 dalam sel tinggi,
sehingga menghambat respirasi selanjutnya. Suhu yang tinggi juga menyebabkan transpirasi
tumbuhan meningkat. Pengaruh suhu pada fotosintesis lebih banyak pada kerja enzim-enzim
fotosintetik.
4) Kelembaban
Kelembaban tanah dan kelembaban udara memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan. Tanah yang kaya humus mampu menyimpan air lebih banyak,
sehingga tanaman tumbuh lebih baik. Tanaman yang tumbuh dengan baik menghasilkan
seresah lebih banyak dan meningkatkan bahan organik tanah.
Udara mampu menyimpan air. Kadar air yang ada di udara disebut kelembaban udara.
Kadar air di udara yang tinggi, berpeluang untuk menjadi awan dan hujan. Air hujan masuk ke
dalam tanah dan akan disimpan dalam tanah, menjamin ketersediaan air bagi tumbuhan.
Tanah yang cukup mengandung pupuk organik, mampu mengikat air lebih banyak untuk
memenuhi kebutuhan tumbuhan. Beberapa mikrofauna dan mikroflora yang ada dalam tanah
berperan dalam penyedia unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tumbuhan untuk memenuhi
kebutuhannya. Mikroorganisme tersebut adalah bakteri nitrifikasi, bakteri Rhizobium, Azetobakter,
Nitrosomonas, dan Nitrosococcus. Tumbuhan paku air Azolla pinata dan ganggang hijau biru dapat
mengikat N dari udara. Cendawan merupakan organisme pembusuk bahan organik. Beberapa
hewan kecil penyedia unsur adalah dari kelompok insekta (semut, rayap), dan cacing tanah.
Mikrofauna dan mikroflora tersebut dapat hidup di dalam tanah apabila syarat-syarat hidupnya
terpenuhi seperti aerasi dalam tanah, kelembaban tanah, temperatur tanah, ketersediaan bahan
organik, dan pH tanah.
c) Faktor Biologis
Meliputi gulma, serangga, organisme penyebab penyakit, nematoda, maupun mikroorganisme
tanah (misalnya: bakteri Rhizobium dan Mikorhiza).
Metabolisme berasal dari kata ‘metabole’ yang artinya perubahan. Ada dua macam proses metabolisme
yaitu anabolisme dan katabolisme. Kedua proses tersebut melibatkan enzim untuk mempercepat terjadinya
reaksi.
A. Enzim
Enzim adalah suatu molekul yang mengontrol kecepatan metabolisme tubuh. Enzim merupakan
katalis yang terbuat dari protein, dalam hal ini enzim tidak ikut serta dalam pengubahan suatu zat
dan dapat digunakan secara berulangkali.
Sifat enzim:
a. Protein, sebagian besar enzim adalah protein. Dengan demikian sifat-sifat yang dimilikinya
sama dengan sifat protein, yaitu menggumpal pada suhu tinggi dan terpengaruh oleh pH.
b. Bersifat sebagai katalis yaitu mempercepat terjadinya reaksi tetapi tidak ikut bereaksi
c. Bersifat spesifik/khusus, enzim tertentu hanya dapat mempengaruhi reaksi kimia tertentu, dan
tidak dapat mempengaruhi reaksi lainnya. Sebagai contoh: di dalam usus rayap terdapat Flagellata
yang menghasilkan enzim selulase sehingga rayap dapat hidup dengan makan kayu karena dapat
mencerna selulosa (salah satu jenis karbohidrat/polisakarida). Sebaliknya, manusia tidak dapat
mencerna kayu meskipun mempunyai enzim amilase yaitu enzim yang dapat mencerna amilum/pati
(yang juga merupakan jenis polisakarida). Enzim amilase dan selulase masing-masing bekerja secara
khusus.
d. Bekerja secara bolak-balik, suatu enzim dapat bekerja menguraikan suatu senyawa menjadi
senyawa-senyawa lain dan sebaliknya dapat pula bekerja menyusun senyawa-senyawa itu
menjadi senyawa semula.
e. Dapat digunakan berulangkali
f. Rusak oleh panas, dinamakan denaturasi. Kebanyakan enzim rusak pada suhu diatas 500C.
Reaksi kimia akan meningkat dua kali lipat dengan kenaikan suhu sebesar 100C.
g. Mempunyai nama tertentu yang bersifat khusus
h. Diperlukan dalam jumlah yang sangat sedikit
i. Kerja enzim dipengaruhi lingkungan
Peranan enzim dalam metabolisme adalah sebagai biokatalisator tetapi tidak ikut bereaksi dengan
substrat. Berdasarkan tipe reaksi kimia yang dikatalis, macam-macam enzim antara lain: enzim
hidrolisis, enzim oksidase-reduksi, fosforilase, transferase, karboksilase.
B. Katabolisme
Katabolisme adalah reaksi penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana
dengan bantuan enzim. Enzim yang berperan dalam katabolisme misalnya enzim sitokrom (a,b,c),
flavoprotein, koenzim, riboflavin. Proses ini menghasilkan energi yang dapat digunakan oleh makhluk hidup
sehingga disebut reaksi eksergonik. Proses katabolisme yang berlangsung di dalam tubuh manusia berasal
dari bahan makanan seperti karbohidrat, protein, dan lemak. Contoh katabolisme adalah respirasi.
1. Katabolisme Karbohidrat
Katabolisme karbohidrat dalam tubuh berlangsung melalui proses respirasi sel. Respirasi merupakan
proses penguraian bahan makanan yang menghasilkan energi. Respirasi dilakukan oleh semua sel
penyusun makhluk hidup. Respirasi sel berlangsung di dalam mitokondria. Berdasarkan kebutuhan
akan oksigen, respirasi dibagi menjadi 2 yaitu respirasi aerob (memerlukan oksigen) dan respirasi
anaerob (tidak memerlukan oksigen).
a. Respirasi Aerob, merupakan serangkaian reaksi enzimatis yang mengubah glukosa secara
sempurna menjadi CO2, H2O, dan menghasilkan energi sebesar 38 ATP. Respirasi aerob
membutuhkan oksigen bebas dari udara. Persamaan reaksi pada respirasi aerob adalah sbb.
Proses respirasi aerob mengubah energi kimia yang terkandung dalam sari makanan [glukosa]
menjadi energi kimia dalam bentuk ATP.
Tahap-tahap reaksi dalam respirasi aerob:
1. Glikolisis, adalah serangkaian reaksi enzimatis yang memecah glukosa (terdiri dari 6 atom C)
menjadi asam piruvat (terdiri dari 3 atom C). Reaksi ini melepas energi untuk menghasilkan
ATP dan NADH2. Glikolisis terjadi di sitoplasma dan tidak memerlukan oksigen. Reaksinya
adalah sebagai berikut:
2 NAD+ 2 NADH
Secara garis besar, dapat disimpulkan bahwa dari seluruh proses di atas, siklus Krebs bertujuan
untuk mengubah Asetil-KoA dan H2O menjadi CO2 dan menghasilkan energi tinggi berupa ATP,
NADH dan FADH.
4. Transpor elektron
Transpor elektron terjadi di membran dalam mitokondria, di membran ini terdapat bagian-
bagian penting yang berperan sebagai penerima elekton yaitu..kompleks protein I, kompleks
protein II, kompleks protein III, kompleks protein IV, ubiquinon, dan sitokrom c.
secara singkat transpor elektron untuk NADH.
Proses transpor elektron untuk NADH dijelaskan sebagai berikut.
Molekul NADH akan melepaskan elektronnya dan ditangkap kompleks protein I kemudian
berpindah menuju ubiquinon.
Saat elektron meninggalkan kompleks protein I, menyebabkan sebuah H+ dikeluarkan
menuju ruang antar membran.
Dari ubiquinon, elektron akan menuju kompleks protein III dan kemudian menuju
sitokrom c.
Saat elektron meninggalkan kompleks protein III, sebuah H+ juga akan dikeluarkan menuju
ruang antar membran.
Dari sitokrom c elektron akan menuju kompleks sitokrom IV yang kemudian akan menuju
penerima elektron terakhir yaitu O2.
Saat elektron meninggalkan kompleks protein IV menyebabkan sebuah H+ juga
dikeluarkan menuju ruang antar membran.
O2 setelah menerima elektron akan mengikat H+ dan membentuk H2O.
Tiga H+ yang telah dikeluarkan tadi akan masuk kembali melalui enzim ATP sintase yang
berada di membran tersebut.
Setiap H+ yang masuk melalui ATP sintase juga akan dihasilkan 1 molekul ATP.
Jadi total dari satu NADH akan dihasilkan 3 ATP.
Selanjutnya proses transpor elektron untuk molekul FADH2 seperti di bawah ini.
Molekul FADH2 akan melepaskan elektronnya dan ditangkap kompleks protein II kemudian
berpindah menuju ubiquinon, namun pada tahap ini tidak menyebabkan dikeluarkannya
H+.
Kemudian elektron akan meninggalkan ubiquinon dan menuju kompleks protein III,
sitokrom C, dan kompleks protein IV.
Saat elektron melewati kompleks protein III dan IV masing-masing menyebabkan
dikeluarkannya molekul H+.
Jadi hanya 2 H+ yang dikeluarkan hingga nantinya masuk kembali melalui ATP sintase dan
terbentuk 2 ATP.
Di akhir cerita elektron juga akan ditangkap oleh O2 menghasilkan H2O.
Jadi kesimpulannya adalah adalah NADH menghasilkan 3 molekul ATP sedangkan FADH 2
menghasilkan 2 molekul ATP.
Adapun tinjauan energi yang dihasilkan dari respirasi aerob dengan bahan dasar 1 molekul glukosa
disajikan pada tabel berikut ini.
Hasil
Proses
ATP NADH FADH
Glikolisis 2 mol 2 mol -
Dekarboksilasi oksidatif asam piruvat - 2 mol - Total
Siklus Krebs 2 mol 6 mol 2 mol ATP
Total 4 mol 10 mol 2 mol
Transpor elektron 4 ATP 30 ATP 4 ATP
Total ATP 38 ATP
b. Respirasi Anaerob
Respirasi anaerob adalah respirasi yang tidak memerlukan oksigen yang proses reaksinya
dikenal dengan istilah fermentasi. Reaksi-reaksi yang terjadi serta organel yang berperan dalam
respirasi anaerob sama seperti pada repirasi aerob. Tetapi, dalam respirasi anaerob peran oksigen
digantikan oleh zat lain seperti NO3 dan SO4. Energi yang dihasilkan dalam repirasi anaerob jauh
lebih sedikit daripada respirasi aerob. Respirasi anaerob dilakukan oleh organisme tertentu
misalnya bakteri.
Fermentasi adalah proses penguraian karbohidrat menjadi senyawa lain tanpa bantuan
oksigen. Fermentasi terdiri dari dua tahap yaitu glikolisis dan pembentukan NAD +. Pada proses ini
asam piruvat hasil glikolisis tidak diubah menjadi asetil Co-A tetapi direduksi menjadi senyawa lain
dengan bantuan NADH. Perbedaan antara fermentasi dengan respirasi aerob terletak pada organ
yang berperan. Fermentasi tidak melibatkan mitokondria, sedangkan respiarsi aerob melibatkan
mitokondria. Satu molekul glukosa yang difermentasi menghasilkan 2 ATP. Fermentasi dibedakan
menjadi 2 macam, yaitu fermentasi asam laktat dan fermentasi alkohol.
1. Fermentasi Asam Laktat
- Menggunakan bahan baku berupa asam piruvat dari hasil glikolisis menghasilkan asam
laktat dan ATP.
- Terjadi pada sel-sel otot.
- Timbunan asam laktat yang berlebihan dapat mengakibatkan otot terasa lelah dan nyeri.
- Reaksi yang terjadi sebagai berikut.
2. Fermentasi Alkohol
- Menggunakan bahan baku berupa asam piruvat dari hasil glikolisis menghasilkan etanol,
CO2, dan ATP.
- Disebut juga peragian alkohol atau alkoholisasi.
- Terjadi pada khamir atau yeast [Saccharomyces sp.]
- Reaksi yang terjadi sebagai berikut.
- Saccharomyces sp. merupakan salah satu mikroorganisme yang dapat melakukan fermentasi.
Oleh karena itu, mikroorganisme tersebut sering digunakan dalam pembuatan produk
fermentasi.
C... Anabolisme
Anabolisme merupakan proses penyusunan senyawa kompleks dari senyawa-senyawa yang lebih
sederhana. Anabolismemembutuhkan energi bebas dari lingkungannya. Contoh anabolisme adalah
peristiwa fotosintesis.
1. Fotosintesis
Fotosintesis adalah peristiwa penyusunan zat organik (gula) dari zat anorganik (air,
karbondioksida) dengan bantuan energi cahaya. Fotosintesis dilakukan oleh tumbuhan dan makhluk
hidup yang mempunyai klorofil. Komponen-komponen yang dibutuhkan dalam fotosintesis adalah:
CO2, H2O, cahaya, dan klorofil. CO2 diambil dari udara, H2O diambil dari tanah. Peranan klorofil dalam
fotosintesis adalah menyerap cahaya dan sumber elektron. Cahaya yang paling efektif digunakan untuk
mendapatkan hasil fotosintesis yang maksimum adalah cahaya merah dan biru.
Proses pembentukan karbohidrat ini berlangsung secara bertingkat. Zat yang stabil yang mula-
mula terbentuk adalah gula sederhana. Kelebihan molekul-molekul gula sederhana akan disimpan
dalam bentuk zat tepung/pati.
Secara singkat persamaan reaksi fotosintasis yang terjadi di alam dituliskan sebagai berikut.
energi cahaya
6CO2 + 6H2O C6H12O6 +6O2+ 6H2O
klorofil
Organel yang berperan dalam proses fotosintesis adalah kloroplas. Di dalam kloroplas berisi
pigmen klorofil yang mengakibatkan warna hijau pada tumbuhan. Kloroplas dibungkus oleh dua
lapisan membran. Di dalam kloroplas terdapat cairan yang disebut stroma. Di dalam stroma terdapat
kantong-kantong datar yang dinamakan tilakoid. Satu tumpukan tilakoid disebut grana.
Proses fotosintesis berlangsung dalam dua tahapan reaksi yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. Berikut
penjelasan tahapan reaksi dalam fotosintesis.
1. Reaksi Terang/Reaksi Hill/Fotolisis
- Terjadi dalam membran tilakoid di grana. Grana berupa tumpukan tilakoid, terdapat di dalam
kloroplas. Tilakoid adalah membran pipih berbentuk cakram yang membrannya mengandung
klorofil.
- Butuh cahaya
- Terjadi penguraian molekul air menjadi O2 (oksigen), H+ (proton), dan elektron
- Elektron tersebut akan mengalami transpor elektron melalui reaksi redoks. Pada akhir
transpor elektron, elektron tersebut bersama dengan H+ akan ditangkap oleh NADP+ sehingga
terbentuk NADPH. Selain NADPH, reaksi terang juga menghasilkan ATP.
- Terjadi perubahan energi matahari menjadi energi kimia
- Persamaan reaksi terang adalah sebagai berikut.
12H2O +ATP +24 NADP + 6O2 +ATP + 24 NADPH
- Mempunyai 2 pusat reaksi (Fotosistem) pusat klorofil berkumpul untuk berkerja sama
menyerap sinar matahari
a. Pusat Reaksi I/Fotosistem I/P700
- Tempat klorofil menyerap sinar matahari dengan panjang gelombang 700 nm
- Daun yang mengandung banyak klorofil a (daun yang tidak muda dan tidak tua)
b. Pusat Reaksi II/Fotosistem II/P680
- Panjang gelombang <680 nm
- Klorofil b banyak, klorofil a sedikit (daun yang masih muda)
- Pigmen-pigmen dalam fotosistem berfungsi untuk menangkap energi cahaya. Energi tersebut
digunakan oleh pusat reaksi untuk melepaskan elektronnya. Ada dua macam aliran elektron
yaitu jalur elektron siklik dan jalur elektron nonsiklik.
a. Fotofosforilasi Siklik
Jalur fotofosforilasi siklik adalah proses yang melibatkan hanya satu
fotosistem (PI) dan hanya menghasilkan ATP tanpa NADPH dan O2. Pengertian siklik
yakni elektron mengalami perputaran kembali ke pusat reaksi. Jalur ini disebut siklik
karena elektron (e−) bertenaga tinggi yang meninggalkan klorofil pusat reaksi, kembali
ke pusat reaksi tersebut setelah melalui rantai pemindah elektron.
Mekanisme alur fotofosforilasi siklik yakni ketika foton memberi energi pada
Fotosistem I, selanjutnya terjadi pemindahan elektron bertenaga tinggi dari klorofil pusat
reaksi ke penerima elektron primer. Berikutnya, penerima elektron primer dioksidasi
saat memberikan elektron bertenaga tinggi kepada pembawa-elektron pertama dari
rantai pemindah elektron. Elektron dipindahkan dari pembawa elektron yang satu ke
berikutnya oleh reaksi redoks.
Pada setiap reaksi di rantai pemindah elektron, tenaga elektron berkurang dan
pada akhirnya kembali ke pusat reaksi sebagai elektron bertenaga lemah. Sebagian energi
elektron juga digunakan untuk memompa proton (H+) ke lumen tilakoid untuk dikonversi
menjadi ATP secara kemiosmotik.
b. Fotofosforilasi Nonsiklik
Jalur fotofosforilasi non siklik adalah proses yang melibatkan Fotosistem I dan
II serta menghasilkan ATP, NADPH dan O2. Ciri fotofosforilasi nonsiklik pada
fotosintesis yakni jalurnya tidak mengalami siklus. Mekanisme jalur nonsiklik
berlangsung sebagai berikut: foton mengenai kompleks antena fotosistem II, elektron
(e−) bertenaga tinggi berpindah ke fotosistem I melewati rantai pemindah elektron.
Gambar Aliran Fotofosforilasi Nonsiklik
2. Reduksi : perubahan gugus karboksil dalam molekul PGA menjadi gugus aldehid dalam
molekul PGAL
3. Regenerasi : molekul PGAL disusun ulang menjadi 3 molekul RuBP dan membentuk
glukosa.
Berikut tabel ringkasan perbedaan rekasi terang dan reaksi gelap dalam fotosintesis
Dalam dunia tumbuhan, dikenal tanaman C3, C4, dan CAM sesuai dengan mekanisme fotosintesisnya.
Perbedaan proses fotosintesis pada tumbuhan C3, C4 dan CAM terutama pada tempat reaksi dan waktu
reaksi.
1. Tumbuhan/Tanaman C3 adalah tumbuhan yang mendominasi sebagian besar di bumi (85%)
dengan melakukan fotosintesis secara standar. Pada saat siklus Calvin, senyawa pertama yang
melakukan fiksasi CO2 adalah fosfogliserat (molekul berkarbon 3) dengan bantuan enzim rubisco
sehingga lintasan tersebut dinamakan C3. Tumbuhan ini tidak memiliki adaptasi fotosintesis untuk
mengurangi laju fotorespirasi. Contoh tanaman C3 adalah mangga, padi, gandum, kedelai, dll.
2. Tumbuhan/Tanaman C4 adalah tumbuhan yang pada saat melakukan proses fotosintesis
menggunakan lintasan C4. Hal yang membedakan dari tanaman C4 yakni daun dari tanaman C4
berupa Anatomi Kranz. Anatomi daun tersebut memiliki dua macam kloroplas (dimorfik) di dua
tempat yakni sel mesofil dan seludang pembuluh (bundle-sheath). Contoh tanaman C4 adalah
jagung, tebu, shorgum, dll.
3. Tumbuhan/Tanaman CAM adalah tumbuhan yang saat melakukan fotosintesis menggunakan
lintasan crassulacean acid metabolism (CAM) untuk meminimalkan laju fotorespirasi. Pemberian
nama tersebut berdasarkan pertama kali ditemukannya lintasan reaksi tersebut pada
Famili Crassulaceae. Saat ini ada sekitar 20 famili tumbuhan CAM seperti Cactaceae, Orchidaceae,
Liliaceae, Bromeliaceae, dan Euphorbiaceae. Metabolisme tumbuhan CAM yakni pembentukan
asam malat dilakukan pada malam hari sedangkan penguraiannya terjadi pada siang hari.
Perilaku tumbuhan ini adalah stomata membuka pada malam hari untuk menyerap CO2 sedangkan
siang hari stomata menutup. Contoh tumbuhan CAM adalah anggrek, nanas, dan kaktus.
Gambar Perbedaan Proses Mekanisme Fotosintesis Pada Tumbuhan C3, C4 dan CAM
Untuk mempermudah pemahaman, berikut adalah perbedaan tumbuhan C3, C4 dan CAM dalam
bentuk tabel:
No Ciri Pembeda Tumbuhan C3 Tumbuhan C4 Tumbuhan CAM
1 Anatomi daun - Sel fotosintesis - Sel seludang - Biasanya tidak ada
tidak memiliki pembuluh tertata sel-sel palisade dan
berkas yang jelas dengan baik dan terdapat vakuola
- Sel mesofil besar kaya organel yang besar di
dan tidak rapat - Sel mesofil tidak dalam mesofil
- Sel-sel seludang terlalu besar dan
ikatan pembuluh lebih rapat
kecil dan banyak - Ikatan pembuluh
lebih sedikit
2 Kloroplas (tempat Mesofil daun Mesofil daun dan Mesofil
fotosintesis) (monomorfik) seludang (monomorfik)
(dimorfik)
3 Jenis Tanaman Angiospermae: – Monokotil: tebu, Tumbuhan
durian, apel, mangga jagung sukulen/xerofit
– Dikotil: famili contoh: kaktus, lidah
Amaranthaceae buaya
4 Penggolongan Disebut C3 karena Disebut C4 karena Mengikat CO2 pada
menghasilkan menghasilkan senyawa malam hari dan siang
senyawa pertama pertama berupa hari stomata menutup
berupa berkarbon berkarbon empat
tiga
5 Kebutuhan energi 3:2 5:2 6,5:2
ATP : NADPH
6 Fiksasi CO2 CO2 langsung masuk Fiksasi CO2 melewati Fiksasi CO2 melewati
dalam sikulus calvin lintasan C4 yang lintasan C4 yang
saat siang hari terjadi di dua tempat terjadi di waktu yang
yang berbeda (mesofil berbeda (siang dan
dan seludang) malam)
7 Kebutuhan air per 450 – 950 g 250 – 350 g 18 – 55 g
penambahan berat
kering
8 Senyawa pertama Asam fosfogliserat Asam oksaloasetat Asam oksaloasetat
yang dihasilkan
9 Enzim pertama saat RuBP karboksilase PEP karboksilase – PEP karboksilase
fiksasi CO2 (Rubisco) kemudian RuBp (malam)
karboksilase – RuBP karboksilase
(siang)
10 Tempat reaksi Sel-sel mesofil daun - Sintesis asam malat Sintesis asam malat
di sel mesofil daun dan pemecahan asam
- Pemecahan asam malat terjadi di sel
malat di seludang mesofil daun
pembuluh
11 Waktu fiksasi CO2 Siang hari Sintesis asam malat – Sintesis asam malat
dan pemecahan asam terjadi waktu malam
malat terjadi di siang hari
hari – Pemecahan asam
malat terjadi di siang
hari
12 Mekanisme – Siang hari: stomata – Siang hari: stomata – Siang hari: stomata
membuka/menutup membuka membuka menutup
stomata – Malam hari: – Malam hari: stomata – Malam hari: stomata
stomata menutup menutup membuka
13 Fotorespirasi Ada Ada, tapi hanya di Ada, tetapi hanya
seludang pembuluh terjadi di sore
dan bahkan hampir menjelang malam hari
tidak melakukan
fotorespirasi
14 Hambatan Ya Tidak Ya
fotosintesis oleh O2
15 Kompensasi 30 – 70 ppm 0 – 10 ppm 0 – 5 ppm (dalam
terhadap CO2 gelap)
16 Laju fotosintesis Rendah Tinggi Rendah
17 Laju fotorespirasi Tinggi Rendah Rendah
18 Efisiensi terhadap Kurang efisien Efisien Efisien
H2O
19 Adaptasi terhadap Mudah beradaptasi Mudah adaptasi di Mudah adaptasi di
lingkungan ketika CO2 tinggi, daerah kering dan lingkungan yang
habitat lahan basah banyak sinar matahari sangat kering.
20 Adaptasi dalam Mati Mati Dapat tumbuh
keadaan kekeringan walaupun lambat
hebat
21 Temperatur 15 – 25°C 30 – 40°C ~35°C
optimum saat
fotosintesis
22 Efek temperatur Menghambat Memacu Memacu
(30-40°C) pada
penangkapan CO2
23 Produksi bahan 20 – 25 ton 35 – 40 ton Rendah dan sangat
kering per tahun beragam
Warna pucat
Macam-Macam Kemosintesis
1. Kemosintesis Bakteri Nitrifikasi
Proses nitrifikasi terjadi di tanah dalam keadaan tersedia oksigen. Nitrifikasi akan mengubah
amonia menjadi nitrit kemudian diubah menjadi nitrat. Energi yang dihasilkan dari reaksi-reaksi
tersebut akan digunakan untuk membentuk glukosa.
Senyawa nitrat yang telah dihasilkan akan menyuburkan tanah dan diserap oleh tumbuhan
sebagai sumber senyawa nitrogen.
Thiobacillus ferrooxidans dapat digunakan sebagai agen pembersih lingkungan karena mampu
mengubah hidrogen sulfida yang beracun menjadi belerang yang lebih aman. Hidrogen sulfida
berbentuk gas dan sering ditemukan pada pengeboran minyak bumi.
Bakteri yang menggunakan metana sebagai sumber energi contohnya adalah Methanomonas.
Sebelum terbentuk lemak asam amino mengalami deaminasi lebih dabulu, setelah itu
memasuki daur Krebs. Banyak jenis asam amino yang langsung ke asam piravat —> Asetil Ko-A.
Asam amino Serin, Alanin, Valin, Leusin, Isoleusin dapat terurai menjadi Asam piruvat,
selanjutnya asam piruvat –> gliserol –> fosfogliseroldehid Fosfogliseraldehid dengan asam lemak
akan mengalami esterifkasi membentuk lemak. Lemak berperan sebagai sumber tenaga (kalori)
cadangan. Nilai kalorinya lebih tinggi daripada karbohidrat. 1 gram lemak menghasilkan 9,3
kalori, sedangkan 1 gram karbohidrat hanya menghasilkan 4,1 kalori saja.
b. Sintesis Protein
Sintesis protein yang berlangsung di dalam sel, melibatkan DNA, RNA dan Ribosom.
Penggabungan molekul-molekul asam amino dalam jumlah besar akan membentuk molekul
polipeptida. Pada dasarnya protein adalah suatu polipeptida. Setiap sel dari organisme mampu
untuk mensintesis protein-protein tertentu yang sesuai dengan keperluannya. Sintesis protein
dalam sel dapat terjadi karena pada inti sel terdapat suatu zat (substansi) yang berperan penting
sebagai “pengatur sintesis protein”. Substansi-substansi tersebut adalah DNA dan RNA.
SUBSTANSI GENETIKA
Subtansi genetika adalah materi yang menjelaskan konsep gen, DNA, dan kromosom serta menjelaskan
menjelaskan hubungan gen (DNA), RNA, polipeptida dan proses sintesis protein.
A. Kromosom
Kromosom pada setiap spesies makhluk hidup memiliki ukuran dan bentuk yang bervariasi. Panjang
kromosom berkisar antara 0,2 –50 mikron dengan diameter antara 0,2–20 mikron. Bentuk kromosom pada
setiap fase pembelahan sel senantiasa berubah-ubah. Kromosom terdapat di dalam nukleus. Kromosom
berfungsi membawa sifat keturunan (membawa informasi genetika), karena di dalam kromosom
mengandung gen. Kromosom tersusun atas benang kromatin, benang kromatin tersusun atas serabut-
serabut protein, DNA dan RNA. Kromosom tersusun dari sentomer dan lengan.
Macam-macam kromosom berdasarkan letak sentromernya:
1. Telosentrik, yaitu jika letak sentromer berada di ujung, sehungga hanya memiliki 1 lengan
2. Akrosentrik, yaitu jika letak sentromer hampir di ujung.
3. Submetasentrik, yaitu jika letak sentromer hampir di tengah sehingga kedua lengan tidak sama
panjang.
4. Metasentrik, yaitu jika letak sentromer berada tepat di tengah sehingga panjang masing-masing
lengan sama.
Sentromer : bagian dari kromosom tempat berpegangan benang spindel/gelendong, di bagian ini tidak
terdapat gen. dan tidak menyerap zat warna jika diberikan pewarnaan. Sentromer terdapat kinetokor untuk
melekatnya benang spindel akan memisah ketika anafase.
Gambar Sentromer
Kromosom tubuh yang berpasangan bersifat homolog. Kromosom homolog adalah kromosom yang
mempunyai bentuk, ukuran dan fungsi yang sama. Pada manusia mempunyai 46 kromosom. Kromosom
tubuh terdiri atas 22 pasang autosom (22AA). Kromosom seks manusia terdiri atas 1 pasang gonosom, yang
menentukan jenis kelamin perempuan bersifat homolog (dinotasikan dengan XX) dan yang menentukan
jenis kelamin laki-laki bersifat nonhomolog (dinotasikan dengan XY).
B. Gen
adalah segmen/penggalan DNA yang terkait dengan sifat tertentu yang diwariskan kepada keturunannya.
Gen merupakan ekspresi DNA dengan protein yang dibuat yang berada di sekelilingnya.
Sifat-sifat Gen:
1. Mengandung informasi genetik
2. Dapat menduplikasi diri
3. Ditentukan oleh susunan kombinasi dari basa nitrogennya
4. Masing-masing gen memiliki fungsi yang berbeda
Fungsi Gen:
1. Mengatur perkembangan dan proses metabolisme individu (organisme)
2. Menyampaikan informasi genetik dari generasi ke generasi berikutnya
3. Sebagai zarah tersendiri yang terdapat dalam kromosom
Alel
Alel adalah gen-gen yang terletak pada lokus yang bersesuaian dari kromosom yang homolog . Ekspresi dari
alel dapat serupa misalnya A dengan A, atau a dengan a. tetapi orang lebih sering menggunakan istilah alel
untuk ekspresi gen yang secara fenotipik berbeda. Contoh : gen A ( bentuk bulat) alelnya a (bentuk lonjong),
gen A ( bentuk bulat) bukan alel dari gen B ( warna kuning) maupun gen b (warna Putih) : AaBb, MM, mm,
MMBB
Struktur DNA
Struktur DNA terdiri dari suatu molekul besar kompleks dengan dua pita panjang saling berpilin
membentuk heliks ganda. Setiap DNA terbentuk dari ratusan hingga ribuan polimer nukleotida. Setiap
nukleotida terdiri dari:
1. Gula pentosa deoksiribosa atau 2-deoksiribosa (H−(C=O)−(CH2)−(CHOH)3−H)
3. Basa nitrogen atau nukleobasa yaitu Purin [Adenin dan Guanin] dan Pirimidin [Timin dan
Sitosin]
Dalam menyusun molekul ADN basa nitrogen memiliki pasangan tertentu :
Adenin selalu berpasangan dengan Timin (A-T) yang dihubungkan oleh 2 ikatan hidrogen
Guanin selalu berpasangan dengan Sitosin (G-S) yang dihubungkan oleh 3 ikatan hidrogen
Fungsi DNA
DNA sebagai materi genetik memiliki beberapa fungsi pada tubuh makhluk hidup, diantaranya yaitu:
1. Membawa informasi genetik
2. Memiliki peran dalam pewarisan sifat
3. Mengekspresikan informasi genetik
4. Menyintesis molekul kimia lain
5. Menduplikasikan diri atau bereplikasi
Sifat DNA
Berikut beberapa karakteristik dari DNA yang terdapat dalam makhluk hidup:
1. Jumlah DNA konstan pada setiap jenis sel dan spesies
2. Kandungan DNA dalam sel bergantung sifat ploidi atau jumlah kromosom
3. Bentuk DNA pada inti sel eukariotik seperti benang yang tidak bercabang
4. Bentuk DNA pada inti sel prokariotik, plastid, dan mitokondria berbentuk sirkuler
Replikasi DNA
Replikasi atau proses menduplikasikan diri ini terjadi saat interfase sebelum sel membelah dengan tujuan
agar sel anakan hasil pembelahan mengandung DNA yang identik dengan DNA sel induk. Replikasi DNA
dapat terjadi dengan adanya sintesis rantai nukleotida baru dari rantai nukleotida lama melalui proses
menggunakan komplementasi pasangan basa untuk menghasilkan suatu molekul DNA baru yang sama
dengan molekul DNA lama, proses yang terjadi tersebut dipengaruhi oleh enzim helikase, enzim polimerase,
dan ligase
Berbeda dengan DNA, RNA merupakan rantai tunggal polinukleotida. Tiap ribonukleotida terdiri dari 3
gugus molekul, yaitu gula 5 karbon (ribosa), gugus fosfat, membentuk punggung RNA bersama ribosa, basa
nitrogen, yang terdiri dari basa purin yang sama dengan DNA sedangkan pirimidin berbeda, yaitu sitosin
dan urasil, dan gugus fosfat.
Fungsi RNA
RNA berperan dalam proses sintesis protein di dalam sel. Akan tetapi, pada beberapa jenis virus, RNA
berperan seperti DNA untuk membawa informasi genetik.
Macam-Macam RNA
RNA genetik, yaitu RNA yang berperan seperti DNA dalam membawa informasi genetik. RNA tipe ini
hanya ada dalam beberapa jenis virus.
RNA nongenetik, yaitu RNA yang hanya berperan dalam proses sintesis protein. RNA tipe ini ada dalam
organisme yang memiliki DNA. Ada tiga macam RNA nongenetik, yaitu:
a. RNA duta (mRNA), rantai tunggal panjang yang tersusun atas ratusan nukleotida. RNA ini terbentuk
melalui proses transkripsi di dalam inti sel oleh DNA. Fungsi dari mRNA adalah sebagai pembawa
kode genetik (kodon) dari inti sel ke sitoplasma.
b. RNA pemindah (tRNA), rantai tunggal pendek yang dibentuk DNA di dalam inti sel kemudian
diangkut ke sitoplasma. Fungsi dari tRNA adalah sebagai penerjemah kodon dari mRNA dan
pengangkut asam-asam amino dari sitoplasma ke ribosom.
c. RNA ribosom (rRNA) memiliki rantai tunggal, tidak bercabang, serta fleksibel pada ribosom yang
dibentuk DNA di dalam inti sel. Jumlahnya lebih banyak daripada mRNA ataupun tRNA. Fungsi dari
rRNA adalah sebagai mesin perakit polipeptida pada sintesis protein.
E. Sintesis Protein
Sintesis protein merupakan proses untuk mengubah asam amino yang terdapat dalam linear menjadi
protein dalam tubuh. Ada tiga aspek penting dalam mekasnisme sintesis protein, yakni lokasi
berlangsungnya sintesis protein pada sel; mekanisme berpindahnya informasi atau hasil transformasi dari
DNA ke tempat terjadinya sintesis protein; dan mekanisme asam amino penyusun protein pada suatu sel
berpisah membentuk protein-protein yang spesifik.
Sintesis protein berlangsung di dalam ribosom, salah satu organel yang berukuran kecil dan padat
dalam sel (juga nukleus) dengan menghasilkan protein yang non-spesifik atau sesuai dari mRNA yang di
translasi. Ribosom sendiri memiliki diameter sekitar 20 nm serta terdiri atas 65% RNA ribosom (rRNA) dan
35% protein ribosom (disebut Ribonukleoprotein atau RNP).
F. KODE GENETIK
Kode genetik adalah cara pengkodean urutan nukleotida pada DNA atau RNA untuk menentukan urutan
asam amino pada saat proses sintesis protein. Informasi pada kode genetik ditentukan oleh basa nitrogen
pada rantai DNA yang akan menentukan susunan asam amino yang dibawa oleh RNA mesenger ( RNAm).
Dari susunan kode kode genetik itu ternyata bisa digunakan sebagai bahasa sandi antar DNA dan RNA untuk
mengumpulkan asam amino yang merupakan kumpulan 3 basa nitrogen yang akhirnya bisa menjadi protein.
Ada 61 kodon yang diketahui untuk asam amino. Setiap kodon itu ‘dibaca’ untuk membangun asam
amino tertentu dari 20 asam amino yang biasanya ditemukan di protein.
Satu kodon yaitu AUG mempunyai fungsi untuk membangun asam amino metionin dan juga bertindak
sebagai kodon start untuk memberi sinyal mulai pada pembuatan protein. Tiga kodon yang tidak membuat
asam amino disebut kodon stop meliputi UAA, UAG, UGA. Ketiganya memberi tahu sel jika pembuatan
polipetida telah selesai.
Ciri-ciri kode genetik
1. Terdiri dari triplet, artinya 1 kodon terdiri dari 3 basa
2. Non overlapping, artinya susunan 3 basa pada kodon berbeda dengan kodon lain
3. Degenerate, artinya 1 asam amino mempunyai kodon lebih dari 1
4. Universal, artinya kode yang sama berlaku untuk semua makhluk hidup.
Contoh Soal
1. Perhatikan diagram berikut.
Berdasarkan rantai DNA sense tersebut, rantai tRNA yang terbentuk adalah…
A. AUC CCU AAC GGA
B. ACU GGA CCU AAG
C. UAG CCU GGA UUG
D. AGC UUA GGA CGC
E. CCU GGA UUC GCG
Pembahasan:
Pertama, tentukan terlebih dahulu kodon yang terbentuk pada mRNA, yaitu UCG AAU CCU GCG. Lalu,
tentukan kode genetik pada tRNA yang merupakan pasangan dari kodon, yaitu AGC UUA GGA CGC. Di sini,
tampak bahwa kode yang terbentuk mirip dengan kode pada rantai DNAnya, hanya saja basa T pada DNA
diganti U pada tRNA.
Jadi, rantai tRNA yang terbentuk adalah AGC UUA GGA CGC.
Jawaban: D
2. Jika rantai DNA adalah ATT GTA AAA CGG, kode genetik yang dibawa oleh mRNA pada sintesis protein
adalah…
A. TAA CAT TTT CGG
B. ATT GTA AAA GCC
C. AUU GTA UUU GCC
D. AUU GUA AAA CGG
E. UAA CAU UUU GCC
Pembahasan:
Urutan sintesis protein sebagai berikut
DNA rantai sense : ATT-GTA-AAA-CGG
DNA rantai antisense : TAA-CAT-TTT-GCC
Rantai kodon mRNA : UAA-CAU-UUU-GCC
Jawaban: E
PEMBELAHAN SEL
Pembelahan sel membahas tentang macam pembelahan sel, mekanisme pembelahannya, serta contoh
dari pembelahan sel. Pembelahan sel adalah mengenai penggandaan kromosom serta mekanisme pewarisan
kromosom dari ‘sel induk’ ke ‘sel anak’. Reproduksi sel bertujuan untuk menambah jumlah dan jenis sel, atau
membentuk sel-sel lain dengan tujuan tertentu. Sel merupakan unit kehidupan terkecil yang reproduktif. Sel
baru dihasilkan melalui proses membelah diri menjadi 2 sel baru/ sel anak. Pembelahan sel adalah peristiwa
alami yang harus terjadi karena mempengaruhi kelangsungan hidup suatu makhluk hidup. Ada tiga jenis
pembelahan sel, yaitu amitosis, mitosis, dan meiosis.
Fase ini membutuhkan waktu paling lama dibandingkan dengan fase fase pembelahan sel (fase mitotik).
Terbagi atas tiga fase, yaitu:
Fase G1 (Growth 1/pertumbuhan 1)
Merupakan fase paling aktif berlangsung selama 9 jam. Pada fase ini sel mengadakan pertumbuhan
dan perkembangan. Pada fase ini sel bertambah ukuran dan volumenya.
Fase S (Sintesis)
Merupakan fase sintesis DNA atau duplikasi kromosom, dengan waktu 10 jam
Fase G2 (Growth 2/Pertumbuhan 2)
Merupakan fase yang didalamnya terjadi proses sintesis protein. Pada fase ini sel siap untuk
mengadakan pembelahan
Gambar Interfase
Sekali lagi bahwa fase Mitosis tidak diawali dengan Interfase tetapi Fase Profase , karena Interfase
merupakan persiapan mitosis , merupakan fase istirahat sel tidak membelah.
sedangkan Mitosis itu Fase sel melakukan pembelahan / reproduksi
Mitosis terjadi pada sel-sel tubuh (somatic). Terdiri atas 4 tahapan yang saling berurutan : profase,
metafase, anafase dan telofase
1. Profase
Benang kromatin memendek dan menebal menjadi kromosom
Tiap kromosom mengadakan replikasi menghasilkan kromatid
Sentriol (pada sel hewan) mulai memisah dan mengarahkan benang-benang gelendong
Pada akhir profase ditandai dengan menghilangnya membran inti
Gambar Profase
2. Metafase
Kromosom berjajar di bidang equator/ bidang pembelahan
Gambar Metafase
3. Anafase
Merupakan tahap pembelahan inti
Sentromer membelah dan kromatid memisahkan diri bergerak ke kutub yang berlawanan,
berperan sebagai kromosom tetapi bergeraknya masih dalam benang gelendong
Gambar Anafase
4. Telofase
Kromosom sampai di kutub masing-masing dan menjadi kromatin kembali
Benang spindel mulai lenyap dan nukleolus muncul kembali
Membrane inti terbentuk kembali
Sekat sel/ lekukan sel terbentuk sehingga sel terbagi dua bagian (sitokinesis)dengan jumlah
kromosom sama dengan jumlah kromosom sel induk
Gambar Telofase
3. MEIOSIS
Meiosis terjadi pada alat reproduksi/gametangium/ gonat pada saat pembentukan gamet
(gametogenesis). Menghasilkan sel anak yang memiliki jumlah kromosom setengah dari jumlah kromosom
sel induk (n) sehingga disebut sebagai pembelahan reduksi. Meiosis diperlukan agar hasil peleburan
antara gamet jantan dan gamet betina tetap memiliki jumlah kromosom 2n. Meiosis terdiri dari 2 tahap,
yaitu : Meiosis I dan Meiosis II. , masa istirahat antara keduanya disebut interfase.
Sel somatik manusia terdiri dari 46 kromosom (23 pasang kromosom), setengah berasal dari tiap orang tua.
Masing-masing dari 22 autosom maternal memiliki kromosom paternal yang homolog. Pasangan kromosom
ke 23 adalah kromosom seks yang menentukan jenis kelamin seseorang,
Sel ovum dan sperma hanya mempunyai setengah kromosom (haploid / n), apabila ovum dan sperma
bersatu (fertilisasi) akan terbentuk zigot diploid (2n) yang akan tumbuh menjadi individu baru dengan gen
hasil kombinasi dari ovum dan sperma.
a. Meiosis I
1) Profase I, dibagi menjadi beberapa tahap:
Leptoten
Benang-benang kromatin menjadi kromosom
Zigoten
Kromosom homolog berdekatan dan bergandengan.tiap pasang kromosom homolog disebut
bivalen
Pakiten
Tiap-tiap bagian kromosom homolog mengganda, tetapi masih dalam satu ikatan sentromer
sehingga terbentuk tetrad.
Diploten
Kromatid dari tiap-tiap belahan kromosom memendek dan membesar. Kromatid homolog
tampak saling menjauhi tetapi tetap saling terikat bersama oleh kiasma. Terjadi pindah silang
(crossing over).
Diakinesis
Kromatid masih melanjutkan gerakan untuk saling menjauhi dan kiasmata mulai bergerak
menuju ujung- ujung kromosom. Sentrosom membentuk dua sentriol yang masing-masing
membentuk benang gelendong pembelahan. Satu sentriol tetap sedang yang lain bergerak kea
rah kutub yang berlawanan. Membran inti dan nukleolus hilang.
2) Metafase
Menyerupai tahap metaphase pada mitosis, pembeda dengan metaphase pada mitosis adalah
sentromer setiap pasang homolog menempel pada gelendongnya, satu di atas dan satu di
bawah bidang equator
3) Anafase I
Setiap pasangan kromosom homolog berpisah bergerak kea rah kutub yang berlawanan
Sentromer belum membelah
4) Telofase I
Selubung inti terbentuk, nucleolus muncul kembali
Kromatin muncul kembali
Terjadi sitokinesis
Sentriol berperan sebagai sentrosom kembali
b. Meiosis II
1) Profase II
Sentrosom membentuk dua sentriol yang letaknya berlawanan kutub dan dihubungkan oleh
spindel
Membran inti dan nukleus lenyap
Kromatin berubah menjadi kromosom yang dijerat oleh spindel
2) Metafase II
Kromosom berada di equator
Kromatid berkelompok dua-dua
Belum terjadi pembelahan sentomer
3) Anafase II
Kromososm melekat pada kinetokor spindel ke arah kutub yang berlawanan, sehingga
sentromer terbelah
Masing-masing kromatid bergerak ke arah yang berlawanan
4) Telofase II
Kromatid berkumpul pada kutub pembelahan dan berubah kembali jadi kromatin
Membran inti dan nukleus terbentuk lagi
Akhir pembelahan meiosis II akan terbentuk 4 sel yang masing-masing mengandung setengah
dari kromosom induknya (n)
Gambar Meiosis I dan II
Jumlah kromosom anak Diploid (2n) Jumlah kromosom anak Diploid (2n)
2 Diploid (2n) Haploid (n)
B. GAMETOGENESIS
Gametogenesis merupakan proses pembentukan sel-sel gamet di dalam tubuh makhluk hidup. Pada
proses perkembangbiakan generatif (seksual) hewan maupun tumbuhan, bahan baku tersebut berupa sel
kelamin yang disebut gamet. Gamet jantan dan betina diperlukan untuk membentuk zigot, embrio,
kemudian individu baru. Gametogenesis melibatkan pembelahan meiosis dan terjadi pada organ
reproduktif. Pada hewan dan manusia, gametogenesis terjadi pada testis dan ovarium, sedangkan pada
tumbuhan terjadi pada putik dan benang sari. Hasil gametogenesis adalah sel-sel kelamin, yaitu gamet
jantan (sperma) dan gamet betina (ovum atau sel telur).
1. Gametogenesis pada Hewan
Gametogenesis pada hewan yang dibagi menjadi dua, yaitu spermatogenesis dan oogenesis.
Spermatogenesis merupakan proses pembentukan gamet jantan (sperma). Sementara oogenesis adalah
proses pembentuk an gamet betina (ovum atau sel telur). Gametogenesis memegang peranan yang
sangat penting dalam perkembangbiakan hewan. Spermatogenesis dan Oogenesis termasuk
pembelahan meiosis, karena terjadi di jaringan organ reproduksi dan menghasilkan 4 sel anak yang
haploid.
a. Spermatogenesis
Di dalam testis terdapat saluran-saluran kecil yang disebut tubulus seminiferus. Pada dinding
sebelah dalam saluran inilah, terjadi proses spermatogenesis. Di bagian tersebut terdapat sel-sel
induk sperma yang bersifat diploid (2n) yang disebut spermatogonium.
Pembentukan sperma terjadi ketika spermatogonium mengalami pembelahan mitosis menjadi
spermatosit primer (sel sperma primer). Selanjutnya, sel spermatosit primer mengalami meiosis I
menjadi dua spermatosit sekunder yang sama besar dan bersifat haploid. Setiap sel spermatosit
sekunder mengalami meiosis II, sehingga terbentuk 4 sel spermatid yang sama besar dan bersifat
haploid.
Mula-mula, spermatid berbentuk bulat, lalu sitoplasmanya semakin banyak berkurang dan
tumbuh menjadi sel spermatozoa. Setiap spermatozoa mempunyai ekor (flagela) untuk membantu
pergerakan dan mengandung akrosom yang dapat menghasilkan enzim proteinase dan
hiakironidase yang berperan untuk menembus lapisan pelindung sel telur. Satu spermatosit primer
menghasilkan dua spermatosit sekunder dan akhirnya terbentuk 4 sel spermatozoa (jamak =
spermatozoon) yang masing-masing bersifat haploid dan fungsional (dapat hidup).
b. Oogenesis
Oogenesis terjadi di dalam ovarium, sel induk telur yang disebut oogonium tumbuh besar
sebagai oosit primer sebelum membelah secara meiosis. Berbeda dengan meiosis I pada
spermatogenesis yang menghasilkan 2 spermatosit sekunder yang sama besar. Meiosis I pada oosit
primer menghasilkan 2 sel dengan komponen sitoplasmik yang berbeda, yaitu 1 sel besar dan 1 sel
kecil. Sel yang besar disebut oosit sekunder, sedangkan sel yang kecil disebut badan polar (polar
body) atau kutub primer.
Oosit sekunder dan badan kutub primer mengalami pembelahan meiosis tahap II. Oosit
sekunder menghasilkan dua sel yang berbeda. Satu sel yang besar disebut ootid yang akan
berkembang menjadi ovum. Sedangkan sel yang kecil disebut badan kutub. Sementara itu, badan
kutub hasil meiosis I juga membelah menjadi dua badan kutub sekunder. Jadi, hasil akhir oogenesis
adalah satu ovum (sel telur) yang fungsional dan tiga badan kutub yang mengalami degenerasi
(mati).
Pada manusia (wanita), pematangan oosit primer terjadi hingga memasuki masa pubertas.
Selanjutnya akan terjadi pematangan akhir, ovulasi, dan pembelahan meiosis I. Sekitar satu sel
telur matang dan dilepaskan melalui ovulasi dalam satu bulan. Pola ovulasi ini terus berlangsung
hingga menopause, berhentinya siklus menstruasi. Jika pada sel telur yang diovulasikan terjadi
fertilisasi, pembelahan meiosis II terjadi dan sel telur berkembang menjadi embrio.
b. Megasporogenesis
Proses megasporogenesis terjadi di dalam bagian betina bunga, yaitu bakal biji (ovulum)
yang dibungkus oleh bakal buah (ovarium) pada pangkal putik. Di dalam bakal biji terdapat
sporangium yang mengandung megasporofit yang bersifat diploid. Selanjutnya, megasporofit
mengalami meiosis menghasilkan 4 megaspora haploid yang letaknya berderet. Tiga buah
megaspora mengalami degenerasi dan mati, tinggal sebuah megaspora yang masih hidup.
Megaspora yang hidup ini mengalami pembelahan kromosom secara mitosis 3 kali berturut-
turut, tanpa diikuti pembelahan sitoplasma. Hasilnya berupa sebuah sel besar yang disebut
kandung lembaga muda yang mengan dung delapan inti haploid. Kandung lembaga ini dikelilingi
kulit (integumen). Di ujungnya terdapat sebuah lubang (mikropil) sebagai tempat masuknya
saluran serbuk sari ke dalam kandung lembaga.
Selanjutnya, tiga dari delapan inti tadi menempatkan diri di dekat mikropil. Dua di antara
tiga inti yang merupakan sel sinergid mengalami degenerasi. Sementara itu, inti yang ketiga
berkembang menjadi sel telur. Tiga buah inti lainnya bergerak ke arah kutub kalaza, tetapi
kemudian mengalami degenerasi pula. Ketiga inti ini dinamakan inti antipoda. Sisanya, dua inti
yang disebut inti kutub, bersatu di tengah kandung lembaga dan terjadilah sebuah inti diploid
(2n). Inti ini disebut inti kandung lembaga sekunder. Ini berarti kandung lembaga telah masak,
yang disebut megagametofit dan siap untuk dibuahi.
Tokoh peletak prinsip dasar genetika adalah Gregor Johan Mendell (1822-1884) seorang biarawan dan
penyelidik tanaman berkebangsaan Austria. melakukan penelitian tentang pewarisan sifat dari induk terhadap
keturunannya dengan menggunakan tanaman kacang ercis (Pisum sativum). Alasan pemilihan kacang ercis
sebagai tanaman percobaan:
Memiliki pasangan sifat yang menyolok
Bisa melakukan penyerbukan sendiri
Segera menghasilkan keturunan/umurnya pendek
Mampu menghasilkan banyak keturunan,
Mudah disilangkan
Dalam eksperimennya, Mendel menyilangkan dua varietas (bunga ungu x bunga putih), persilangan ini disebut
sebagai hibridisasi. Kedua induk disebut generasi P (parental) dan keturunan hibridnya disebut generasi F1
(filial 1). Selanjutnya hibrid F1 melakukan polinasi sendiri dan menghasilkan hibrid F2 (filial 2) (Gambar 1).
Dengan menganalisis ribuan tumbuhan generasi F2, Mendel menyimpulkan dua prinsip dasar pewarisan sifat
yaitu
Hukum pemisahan bebas (segregation), dikenal sebagai Hukum Mendel I yaitu pada saat pembentukan
gamet pada individu terjadi pemisahan alel secara bebas. Hukum ini berlaku untuk persilangan monohibrid
(persilangan dengan satu sifat beda).
Hukum berpasangan secara bebas (independent assortment), dikenal sebagai Hukum Mendel II yaitu pada
saat pembentukan gamet masing-masing alel akan memisah secara bebas dan bergabung secara bebas.
Hukum Mendel II ini dapat dijelaskan melalui persilangan dihibrida, yaitu persilangan dengan dua sifat
beda.
Berdasarkan persilangan di atas, kita bisa mengetahui perbandingan fenotip dan genotipnya. Perlu
diingat kalau fenotip adalah sifat yang tampak. Jadi, berdasarkan hasil F2 kita bisa tahu kalau
perbandingan fenotipnya adalah 3 : 1 (3 sifat merah : 1 sifat putih). Sedangkan, untuk perbandingan
genotipnya diperoleh MM : Mm : mm = 1 : 2 : 1.
Sehingga, akan diperoleh F2 = bulat kuning (B_K_), bulat hijau (B_kk), kisut kuning (bbK_), kisut hijau
(bbkk).
Untuk perbandingan fenotipnya adalah sebagai berikut:
Perbandingan fenotip = bulat kuning : bulat hijau : kisut kuning : kisut hijau = 9 : 3 : 3 : 1.
pial Rose (RRpp) pial Pea (rrPP) pial Walnut (RRPP) pial Single (rrpp)
Contoh :
Ayam jantan berjengger rose homozigot disilangkan dengan ayam betina berjengger pea homozigot.
Dari hasil persilangan tersebut, ternyata diperoleh bahwa seluruh F1 berjengger walnut. Jika F1
disilangkan dengan sesamanya, kemungkinan perbandingan F2-nya adalah ....
Pembahasan :
3. Polimeri
Yaitu interaksi dua gen atau lebih di mana masing-masing gen saling menguatkan satu sama lain.
Contoh :
Gandum bersekam merah tua disilangkan dengan gandum bersekam putih. Seluruh keturunan F1
bersekam merah sedang. Jika F1 disilangkan dengan sesamanya, perbandingan fenotipe F2-nya adalah .
…
Pembahasan :
4... Kriptomeri
Kriptomeri adalah peristiwa tersembunyinya gen dominan jika tidak berpasangan dengan gen
dominan lainnya. Jadi, jika gen dominan tersebut berdiri sendiri, maka sifatnya akan tersembunyi
(kriptos). Contoh kasus kriptomeri terdapat pada persilangan bunga Linaria maroccana yang ditentukan
oleh pigmen hemosianin dan sifat keasaman plasma sel. Pigmen hemosianin akan berwarna merah pada
plasma yang asam dan berwarna ungu pada plasma yang bersifat basa. Warna ungu merupakan hal yang
tidak biasa karena merupakan fenotip baru.
Contoh :
Disilangkan bunga Linaria merah dengan bunga Linaria warna putih. Keturunan pertama menghasilkan
bunga Linaria warna ungu. Apabila F1 disilangkan dengan sesamanya, perbandingan fenotip F2 nya
adalah ....
Pembahasan:
P : merah x putih
AAbb aaBB
G : Ab Ab
F1 : AaBb
ungu [warna ungu muncul karena A dan B berada bersama]
P2 : AaBb x AaBb
G : AB AB
Ab Ab
aB aB
ab ab
F2 : 9 A-B- : ungu
3 A-bb : merah
3 aaB- : putih
1 aabb : putih
Perbandingan fenotif pada F2 = ungu : merah : putih = 9 : 3 : 4
Linaria maroccana (sumber: pinterest.com)
5. Gen Komplementer
Yaitu interaksi antargen dominan dalam mengekspresikan suatu sifat. Gen komplementer ini dapat
ditemukan pada bunga Lathyrus odoratus, di mana gen C merupakan penghasil pigmen antosianin,
sedangkan gen P penghasil enzim untuk mengaktifkan antosianin.
Contoh :
Saat dua bunga Lathyrus odoratus berbunga putih disilangkan, seluruh F1 berbunga ungu. Jika F1
disilangkan dengan sesamanya, perbandingan fenotipe F2 keturunananya adalah…
Pembahasan :
POLA-POLA HEREDITAS DAN PAUTAN
Pewarisan sifat dari orang tua kepada anaknya disebut dengan istilah hereditas. Pada proses terjadinya
pewarisan sifat, terdapat bentuk-bentuk tertentu atau pola-pola dalam mewariskannya. Berikut ini dalah pola-
pola dalam pewarisan sifat .
1. Determinasi Seks
Berikut ini -tipe penentuan jenis kelamin (determinasi seks) yang berdasarkan tipe XY, XO, ZD, dan haplo-
diploid.
a. Tipe XY
Tipe penentuan seks ini dapat dijumpai pada lalat buah, manusia, tumbuh-tumbuhan berumah dua,
dan pada hewan menyusui. Pada nukleus lalat buah terdapat 8 buah kromosom (4 pasang) yang
terdiri dari 3 pasang kromosom tubuh/autosom dan 1 pasang kromosom seks. Formula kromosom
lalat buah betina adalah 3AA + XX (3 pasang kromosom autosom + 1 pasang kromosom X), sedangkan
lalat buah jantan adalah 3AA + XY (3 pasang kromosom autosom + 1 kromosom X + 1 kromosom Y).
Jumlah kromosom pada manusia adalah 46 buah (23 pasang). Pada wanita, terdapat 22 pasang autosom
dan 1 pasang kromosom X (22AA + XX), sedangkan pada laki-laki terdapat 22 pasang autosom, 1
kromosom X, dan 1 kromosom Y (22AA + XY).
b. Tipe XO
Tipe XO ini dijumpai pada serangga seperti belalang (Ordo Orthoptera) dan kepik (Ordo Hemiptera).
Pada belalang tidak dijumpai adanya kromosom Y sehingga hanya mempunyai kromosom X saja. Oleh
karena itu, belalang jantan bertipe XO dan belalang betina bertipe XX (mempunyai sepasang
kromosom X).
c. Tipe ZW
Tipe ini dijumpai pada serangga (kupu-kupu), beberapa jenis ikan dan reptil. Berbeda dengan tipe seks
pada manusia dan lalat buah yang homogametik (terdiri dari kromosom kelamin yang sama) pada
betina atau wanita, tipe seks ZW pada betina bersifat heterogametik (terdiri dari kromosom kelamin
yang berbeda). Agar tidak terjadi kekeliruan dengan tipe penentuan kelamin XY, maka digunakan Z dan
W. Oleh karena itu, yang betina mempunyai tipe ZW (atau XY) dan yang jantan mempunyai tipe ZZ (atau
XX).
d. Tipe Haplo-Diploid
Terdapat pada beberapa serangga yang dapat melakukan partenogenesis. Partenogenesis merupakan
terbentuknya individu baru dari sel telur tanpa didahului pembuahan ovum oleh sel sperma. Perintiwa
partenogenesis terjadi pada pembentukan lebah madu jantan sehingga bersifat haploid [n] yang
memiliki 16 buah kromosom. Sementara itu, lebah madu betina terbentuk dari hasil perkawinan
sehingga bersifat diploid [2n] yang memiliki 32 kromosom. Oleh karena itu, penentuan jenis kelamin
pada tipe ini tidak dipengaruhi oleh kromosom kelamin seperti pada makhluk hidup lainnya melainkan
tergantung dari sifat ploidi makhluknya.
Akibat letaknya yang saling berdekatan, gen 1 dan gen 2 tersebut akan tetap bersama sampai saat
pembentukan gamet (sel kelamin). Pautan dari dua macam gen atau lebih akan menghasilkan jumlah gamet
yang lebih sedikit dibandingkan dengan gen-gen yang tidak berpautan. Oleh karena itu, keturunan yang
dihasilkan akan memiliki perbandingan fenotip dan genotip yang lebih sedikit pula.
Contoh kasus pautan gen dapat kalian temui pada persilangan tanaman ercis di bawah ini .
Persilangan ercis bunga ungu pollen lonjong (PPLL) dengan ercis bunga merah pollen bulat (ppll) akan
menghasilkan keturunan pertamanya (F1) yaitu ercis bunga ungu pollen lonjong (PpLl). Ketika dilakukan
persilangan kembali pada antar sesama F1, maka akan menghasilkan keturunan (F2) dengan perbandingan
fenotip 3 : 1. Hal ini disebabkan karena adanya pautan antara gen P dengan gen L, serta alelnya yaitu gen p
dengan gen l. Akibatnya, pada F2 hanya terbentuk dua macam gamet, yaitu PL dan pl.
3. Pindah Silang
Berdasarkan tempat terjadinya, pindah silang dibedakan menjadi pindah silang tunggal dan pindah silang
ganda.
a. Pindah Silang Tunggal
Pindah silang ini hanya terjadi pada satu tempat saja. Hasil dari pindah silang ini akan membentuk 4
gamet. Gamet tersebut adalah gamet tipe parental, yaitu gamet yang mempunyai gen-gen seperti
induknya dan gamet tipe rekombinasi, yaitu gamet tipe baru hasil pindah silang.
Persentase nilai pindah silang tersebut menunjukkan kekuatan pindah silang antara gen-gen yang
terpaut.
Rasio fenotip F2 = betina mata merah : jantan mata merah : jantan mata putih
50% 25% 25%
Pada persilangan ini, gen penentu warna mata hanya dibawa oleh kromosom X saja. Hasil persilangan
tersebut menunjukkan bahwa warna merah dominan terhadap warna putih dan gen dominan (+)
terpaut pada kromosom X. Beberapa contoh gen yang hanya terdapat pada kromosom X adalah gen
penentu warna bulu pada burung, gen penentu warna rambut pada kucing, gen penentu kelainan buta
warna, anodontia, dan hemofilia. Kelainan-kelainan tersebut akan dibahas pada subbab Hereditas Pada
Manusia.
b. Pautan Kromosom Y
Pautan kromosom Y berarti bahwa pada kromosom Y terdapat gen yang hanya diturunkan
pada keturunan laki-laki atau jantan saja. Oleh karena itu, jika gen dominan terdapat pada kromosom Y,
maka setiap keturunan jantan atau laki-laki akan mewarisi sifat dominan tersebut. Pewarisan sifat ini
disebut holandrik.
Gen pada kromosom Y dapat terpaut seperti halnya pada kromosom X. Beberapa contoh gen yang hanya
terdapat pada kromosom Y adalah gen penentu jari-jari berselaput, gen penentu tumbuhnya rambut
pada telinga, serta gen penentu tumbuhnya rambut panjang dan kaku pada manusia.
6. Gen Letal
Individu baru yang dihasilkan dari perkawinan induk tidak selalu berada dalam keadaan hidup. Secara
genetik, hal ini dapat disebabkan oleh adanya gen letal, yaitu gen yang jika berada dalam keadaan
homozigotik, dapat menyebabkan kematian individu. Dengan adanya gen letal, fungsi gen akan mengalami
gangguan dalam menumbuhkan sifat atau fenotip. Gen letal akan berpengaruh atau dapat menyebabkan
kematian saat individu masih berada dalam tahap embrio, pada saat kelahiran individu, atau setelah
individu berkembang dewasa. Contoh gen letal adalah thalasemia, hemofilia, ayam “Creeper” dan tikus
kuning. Gen letal penyebab hemofilia akan dibahas pada subbab Hereditas Pada Manusia.
Hereditas pada manusia merupakan sebuah proses penurunan sifat dari induk kepada keturunannya
melalui gen. Hereditas bukan termasuk ke dalam penurunan berupa tingkah laku, melainkan lebih ke arah
penurunan bentuk atau struktur tubuh dari makhluk hidup. Sehingga antara induk dengan keturunannya
memiliki kemiripan atau serupa.
Pada manusia, terdapat beberapa pola penurunan sifat yang akan diturunkan. Pada dasarnya, banyak hal
bisa diturunkan induk kepada anaknya atau dari orang tua ke anak-anaknya. Contoh sederhana yang umum
terjadi adalah penurunan penyakit yang diakibatkan oleh adanya gen. Gen ini terletak pada autosom atau juga
bisa dipicu oleh gen pada kromosom seks yang disebut sebagai gonosom.
2. Jenis Kelamin
Jenis kelamin pada manusia dikendalikan oleh sepasang kromosom seks, yaitu kromosom XX
untuk perempuan dan kromosom XY untuk laki-laki. Berdasarkan susunan tersebut, kromosom
perempuan bersifat homogametik, sedangkan susunan kromosom seks laki-laki bersifat heterogametic.
Bila terjadi pembelahan meiosis, maka seorang perempuan hanya akan menghasilkan satu macam sel
gamet yaitu X, sedangkan laki-laki akan menghasilkan dua macam sel gamet yaitu X dan Y. Perhatikan
skema berikut ini
Dari skema tersebut nampak jelas bahwa yang menentukan jenis kelamin anak adalah ayah, sebab
ibu hanya menghasilkan satu macam kromosom seks, sedangkan ayah menghasilkan dua macam
kromosom seks. Seorang ibu akan memberikan jenis kromosom seks yang sama baik kepada anak laki-
laki maupun anak perempuan, sedangkan ayah akan memberikan kromosom X kepada anak perempuan
dan kromosom Y kepada anak laki-laki.
Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah contoh soal persilangan terkait penurunan penyakit buta
warna berikut. Seorang laki-laki penderita buta warna (cb) merah dan hijau beristrikan wanita
normal, tetapi pembawa sifat buta warna (carrier). Tentukan persentase anak yang mungkin lahir.
Jawab:
Jadi, kemungkinan anaknya 50% normal (terdiri dari 25% wanita normal dan 25 % laki-laki
normal) dan
50% anak menderita buta warna (terdiri dari 25% wanita buta warna dan 25 % laki-laki buta
warna).
2. Hemofilia
Hemofilia adalah penyakit keturunan yang mengakibatkan darah seseorang sukar membeku.
Penderita hemofilia jika terluka darahnya akan membeku sekitar 50 menit hingga 2 jam. Hal ini
akan mengakibatkan penderita mengalami kehilangan banyak darah dan dapat menimbulkan
kematian. Penyakit ini dikendalikan oleh gen resesif (h) yang terpaut kromosom X. Contoh silsilah
penyakit hemofilia adalah pada keluarga kerajaan Eropa. Ratu Victoria dari Inggris menderita
hemofilia. Penderita hemofilia memiliki genotip yang berbeda antara wanita dan laki-laki. Genotip
hemofilia dapat dibedakan sebagai berikut.
1) Genotip wanita hemofilia:
HH = XHXH = homozigot dominan = normal
Hh = XHXh = heterozigot = normal carrier = pembawa sifat
hh = XhXh = homozigot resesif = penderita hemofilia
2) Genotip laki-laki hemofilia:
XHY = laki-laki normal
XhY = laki-laki hemofilia
Untuk memperjelas, berikut ini contoh soal mengenai persilangan yang melibatkan gen hemofilia
yang tertaut kromosom seks X.
normal
hemofilia
Jadi, kemungkinan anaknya 75% normal (terdiri dari 25% wanita normal, 25% wanita normal
carrier, dan 25 % laki-laki normal) dan 25% menderita hemofilia (pada anak laki-laki).
3. Anodontia
Anodontia adalah kelainan yang dibawa oleh kromosom X dan muncul dalam keadaan resesif. Ciri-
cirinya antara lain tidak memiliki gigi sehingga tampak ompong.
Kelainan ini lebih sering dijumpai pada pria sebab seorang pria yang mengandung satu gen a (gen
anodontia) sudah menampakkan gejalanya (XaY), sementara pada wanita baru menampakkan
sebagai penderita jika genotipnya XaXa.
Penderita Anodontia
4. Webbed Toes
Webbed toes adalah kelainan sifat yang ditandai dengan pertumbuhan selaput diantara jari-jari,
seperti halnya kaki bebek atau kaki katak. Sifat tersebut dikendalikan oleh resesif (wt) sedangkan
gen dominan Wt menentukan keadaan normal.
Penderita Hipertrikosis
7. Anenamel (Gigi Tak Beremail)
Kelainan ini dibawa oleh gen yang bersifat dominan pada kromosom X. Gen g menentukan gigi
normal, sementara gen G anenamel. Ciri-cirinya antara lain gigi kekurangan lapisan email sehingga
giginya berwarna coklat dan lebih cepat rusak. Penderita bergenotip XGY, XGXG, dan XGXg. sementara
genotip normalnya adalah XgY dan XgXg.
Penderita Anenamel
2. Brakidaktili
Brachydactily adalah keadaan seseorang yang mempunyai jari-jari pendek atau tidak normal. Hal
ini terjadi karena pendeknya tulang-tulang pada ujung jari dan tumbuh menjadi satu. Gen yang
menyebabkan penyakit ini adalah gen dominan (B) yang bersifat letal. Oleh karena itu, individu
yang memiliki genotipe homozigot dominan (BB) akan mengalami kematian. Adapun penyakit
brakidaktili disebabkan oleh genotipe heterozigot (Bb). Keadaan genotipe homozigot resesif (bb)
merupakan individu normal.
P Genotipe : Bb Bb
Gamet : B, b B, b
F1
Game
t B b
B BB Bb
b Bb bb
1 BB : meninggal (25%)
2 Bb : brakidaktili (50%)
1 aa : normal (25%)
3. Gangguan Mental
Gangguan mental atau cacat mental merupakan kelainan yang diwariskan dari kedua orangtuanya.
Beberapa gangguan mental yang diketahui adalah imbisil, debil, dan idiot. Ciri-ciri dari penderita
gangguan mental, antara lain warna rambut dan kulit kekurangan pigmen, bereaksi lamban, tidak
berumur panjang, dan biasanya IQ rendah.
Salah satu penyebab gangguan mental adalah rusaknya sistem saraf akibat kadar asam fenilpiruvat
yang tinggi dalam tubuh, atau biasanya disebut fenilketonuria (FKU). FKU disebabkan oleh
ketidakmampuan tubuh untuk mensintesis enzim yang dapat mengubah fenilalanin menjadi asam
amino tiroksin. Produksi enzim tersebut dikendalikan oleh gen dominan. Oleh karena itu, seorang
anak yang memiliki gen homozigot resesif tidak bisa memproduksi enzim tersebut.
P Genotipe : Aa Aa
Gamet : A, a A, a
F1
Game
t A a
A AA Aa
a Aa aa
1 AA : normal (25%)
2 Aa : normal heterozigot atau carrier FKU (50%)
1 aa : gangguan mental FKU (25%)
4. Polidaktili
Penderita polidaktili memiliki jumlah jari tangan dan kaki lebih dari normal. Polidaktili adalah
suatu kelainan yang diwariskan oleh gen autosom dominan P, sedangkan gen p untuk normal. Hal
ini terjadi karena kelainan ditentukan oleh autosom, ekspresi gen yang terjadi berbeda sehingga
lokasi tambahan jari berbeda. Misalnya seorang laki-laki penderita polidaktili menikah dengan
seorang wanita polidaktili heterozigot pula.
F1
Game
t P p
P PP Pp
p Pp pp
5. Sicklemia
Adalah suatu kelaian dimana penderita mempunyai hemoglobin yang tidk normal sehingga eritrosit
berbentuk bulan sabit. Sel darah ini mudah rusak sehingga mengakibatkan anemia pada
penderitanya. Sifat sicklemia ditentukan oleh gen dominan S s sedangkan gen resesif s menentukan
sifat normal. Genotip homozigot dominan SS bersifat letal.
6. Thalasemia
Thalasemia adalah kelainan genetik yang disebabkan rendahnya kemampuan pembentukkan
hemoglobin. Hal ini dapat terjadi karena gangguan salah satu rantai globin. Thalasemia
menyebabkan kemampuan eritrosit dalam mengangkut oksigen menjadi rendah sehingga
menyebabkan anemia. Thalasemia dapat dibedakan menjadi thalasemia mayor dan thalasemia
minor. Thalasemia mayor (ThTh) biasanya menyebabkan kematian, sedangkan thalasemia minor
(Thth) tidak terlalu parah.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh persilangan individu Thalasemia berikut.
7. Dentinogenesis Imperfecta
Dentinogenesis Imperfecta adalah kelainan pada gigi manusia yang menyebabkan tulang gigi
(dentin) berwarna seperti air susu. Kelainan ini disebabkan oleh gen dominan Dt, sedangkan
keadaan normal diatur oleh gen dt. Contoh persilangannya adalah sebagai berikut.
9. Anonychia
Yaitu kelainan kuku jari tangan/kaki tidak ada/tidak baik pertumbuhannya dan tidak
terdapat kuku
• Biasanya kuku tidak ada pada jari telunjuk & jari tengah
• Penyebabnya : gen dominant An (bila an an = normal)
10. Katarak
• Penyakit pada mata yang dapat menyebabkankebutaan
• Penyebabnya : gen dominan K
• Penderita katarak bergenotip KK atau Kk, sedangkan orang normal bergenotip kk.
4. Golongan Darah
Salah satu aplikasi (manfaat) mempelajari golongan darah seseorang adalah untuk transfusi
darah. Oleh karena itu, dikenal istilah donor (yang memberikan darah) dan resipien (yang menerima
transfusi darah). Begitu pentingnya darah bagi kehidupan manusia, penelitian mendalam tentang
darah pun kian banyak dilakukan. Dua komponen penyusun darah adalah sel-sel darah (leukosit dan
eritrosit) dan cairan (plasma). Plasma sendiri, terdiri dari atas fibrinogen (protein untuk pembekuan
darah) dan serum.
Penelitian mengenai penggolongan darah diawali oleh Dr. Karl Landsteiner pada tahun 1901.
Dari hasil penelitiannya, diketahui bahwa di dalam sel darah merah (eritrosit) terdapat suatu
substansi asing yaitu antigen yang akan bereaksi dengan substansi pada plasma darah yaitu antibodi
(zat anti). Selanjutnya, penggolongan darah pada manusia ini didasarkan pada antigen (aglutinogen)
yang terdapat di dalam eritrosit.
a. Golongan Darah Sistem A,B,O
Berbeda dengan pewarisan yang telah kalian pelajari sebelumnya, pewarisan golongan darah ini
ditentukan oleh adanya alel ganda (beberapa alel atau seri alel yang terdapat dalam satu lokus
yang sama). Simbol untuk alel tersebut adalah I (berasal dari kata isoaglutinin, merupakan
protein pada permukaan sel eritrosit). Orang yang mampu membentuk aglutinogen A akan
mempunyai alel IA, yang mampu membentuk aglutinogen B mempunyai alel IB, dan yang
mampu membentuk aglutinogen A dan B mempunyai alel IA dan IB. Sementara itu, orang yang
tidak mampu membentuk aglutinogen A dan B mempunyai alel resesif i. Golongan darah
ditentukan oleh adanya interaksi alel-alel tersebut. Perhatikan Tabel berikut
Golongan Darah Antigen dalam
Alel dalam Kromosom Genotip
(Fenotip) Eritrosit
A A IA IA IA atau IAi
B B I B
IB IB atau IBi
AB A dan B IA dan IB IB IA
O - i ii
Suryo, Genetika Manusia, hlm. 349
b. Sistem M, N
Penggolongan sistem ini ditemukan oleh Landsteiner dan Lavine, didasarkan pada ada tidaknya
antigen M dan N. Jika pada penggolongan darah A, B, AB, dan O terdapat antibodi dalam darah
seseorang, maka pada golongan darah ini darah seseorang tidak mengandung antibodi M atau N.
Oleh karena itu, untuk menguji apakah seseorang mempunyai antingen M atau N atau keduanya
digunakan antibodi dari kucing. Dengan tidak adanya antingen M atau N dalam darah
manusia, maka penggolongan darah dengan sistem ini tidak berpengaruh atau tidak berperan
dalam transfusi darah. Perhatikan tabel berikut.
Alel dalam
Reaksi terhadap Genotipe
Golongan Darah Kromosom
Antibodi (antiserum)
(fenotip)
Anti-M Anti-N
M + - LM LM LM
N - + LN LN LN
MN + + LM dan LN LM LN
Keterangan: + = aglutinasi, dan - = tidak aglutinasi
c. Sistem Rhesus
Penemuan sistem ini sejak tahun 1940 oleh Landsteiner dan Wiener. Berdasarkan ada tidaknya
faktor Rh (Rhesus) dalam eritrosit, golongan darah pada manusia dibedakan menjadi Rh+, yaitu
jika mempunyai antigen Rh dan golongan darah Rh -, jika tidak mempunyai antigen Rh. Transfusi
atau pencampuran darah dengan sistem Rh berbeda dapat menyebabkan terjadinya
penggumpalan akibat ketidaksesuaian Rh yang disebut incompatibilitas rhesus. Perhatikan tabel
golongan darah sistem Rh berikut
Fenotipe Genotipe Macam Gamet
Rh + I I ,I I
Rh Rh Rh rh
IRh dan Irh
Rh - I I
rh rh
Irh
Pada perkawinan antara pria Rh+ homozigot (IRhIRh) dengan wanita Rh– homozigot (Irh Irh), semua
anak yang dilahirkan akan mempunyai Rh+. Fetus dalam tubuh ibu akan menerima zat makanan
atau menerima pertukaran gas dan air melalui saluran penghubung yang disebut plasenta
Nah, jika seorang ibu Rh- mengandung bayi Rh+ maka setelah bayi lahir, eritrosit-
eritrosit bayi yang mengandung antigen Rh masuk dalam aliran darah ibu. Dengan demikian,
darah ibu akan membentuk antibodi. Bayi pertama yang dilahirkan akan selamat. Pada
kehamilan berikutnya tentu dihasilkan anak Rh+ lagi, bukan? Karena ibu telah mempunyai anti-
Rh, maka akan beraglutinasi dengan antigen Rh pada bayi yang dikandungnya. Akibatnya,
eritrosit bayi akan rusak dan mengalami kelebihan zat bilirubin yang akan masuk ke dalam
sirkulasi darah ibu Kelebihan dan penimbunan bilirubin tersebut menyebabkan penyakit
kuning, ditandai dengan kulit bayi yang kuning, tubuh menggembung oleh cairan, hati dan limfa
membengkak, dalam darah banyak eritrosit yang belum masak (eritroblas), serta otaknya
rusak. Penyakit inilah yang disebut eritroblastosis fetalis. Pada umumnya, bayi penderita
penyakit tersebut akan mati sejak lahir atau hidup beberapa saat saja.