Anda di halaman 1dari 10

Bahan Ajar

KD 3.1

B ahan
Ajar
Kompetensi Dasar
3.1 Menjelaskan pengaruh faktor internal dan faktor eksternal terhadap pertumbuhan dan
perkembangan makhluk hidup

Indikator Pencapaian Kompetensi


3.1.1 Menjelaskan konsepsi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan dan hewan
3.1.2 Menganalisis fisiologis perkecambahan pada biji tumbuhan
3.1.3 Membedakan tipe-tipe perkecambahan pada biji tumbuhan
3.1.4 Membedakan pertumbuhan primer dan sekunder pada tumbuhan
3.1.5 Menjelaskan peristiwa metamorfosis pada hewan
3.1.6 Menguraikan faktor internal dan eksternal yang memengaruhi proses pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan
3.1.7 Menguraikan faktor internal dan eksternal yang memengaruhi proses pertumbuhan dan
perkembangan pada hewan

URAIAN MATERI
A. Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan
Ciri makhluk hidup antara lain tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan dan perkembangan
merupakan dua proses yang berlangsung secara berkesinambungan. Seperti yang terlihat pada
gambar.

Gambar 1. Pertumbuhan dan Perkembangan pada tumbuhan dan manusia

Pertumbuhan
Pertumbuhan merupakan proses pertambahan ukuran, volume dan massa yang bersifat
irreversible (tidak dapat balik) karena adanya pembesaran sel dan pertambahan jumlah sel akibat
adanya proses penggandaan sel.Pertumbuhan pada makhluk hidup tidak berlangsung terus menerus,
tetapi akan berhenti pada tahap tertentu. Pertumbuhan pada makhluk hidup bersel satu (uniseluler)
ditunjukkan dengan bertambahnya volume dan ukuran sel. Pertumbuhan pada makhluk hidup
bersel banyak (multiseluler) terjadi karena jumlah sel bertambah banyak dan ukuran sel bertambah
besar. Sel dapat bertambah banyak karena sel mengalami proses penggandaan. Contohnya adalah

1|Page
Bahan Ajar
KD 3.1
bertambah tinggi dan berat badan seorang anak, bertambah besarnya badan hewan, dan bertambah
panjangnya ukuran batang tumbuhan.
Pertumbuhan tumbuhan terjadi karena adanya pertambahan jumlah sel dan pembesaran sel.
Proses ini terjadi akibat penggandaan sel secara mitosis pada jaringan yang bersifat meristematis.
Pertumbuhan merupakan proses kuantitatif, artinya dapat diukur dengan angka. Pengukuran
pertumbuhan dapat dilakukan menggunakan auksanometer.
Pertumbuhan tumbuhan mula-mula lambat, kemudian berangsur-angsur lebih cepat sampai
tercapai suatu maksimum, akhirnya laju tumbuh menurun. Apabila digambarkan dalam grafik,
dalam waktu tertentu maka akan terbentuk kurva sigmoid (bentuk S). Bentuk kurva sigmoid untuk
semua tanaman kurang lebih tetap, tetapi penyimpangan dapat terjadi sebagai akibat variasi-variasi
di dalam lingkungan. Ukuran akhir, rupa dan bentuk tumbuhan ditentukan oleh kombinasi
pengaruh faktor keturunan dan lingkungan. Pertumbuhan tanaman mula-mula lambat biasanya
tumbuhan mengalami fase adaptasi terhadap lingkungan tumbuhnya.

Gambar 2. Auksanometer Gambar 3. Grafik Pertumbuhan

Berdasarkan grafik tersebut, pertumbuhan dapat dibedakan menjadi empat fase yaitu:
1. fase lag (pertumbuhan lambat, sel-sel yang membelah hanya sedikit),
2. fase eksponensial (pertumbuhan mencapai maksimum, sel-sel aktif membelah dan mengalami
elongasi),
3. fase pertumbuhan lambat (pertumbuhan konstan, melambat),
4. fase stasioner (pertumbuhan terhenti atau nol, ukuran tumbuhan sudah tidak mengalami
perubahan).
5. fase kematian (tumbuhan mengalami penuaan)

Perkembangan
Perkembangan merupakan suatu perubahan kualitatif yang melibatkan perubahan struktur serta
fungsi sel menjadi lebih kompleks. Perkembangan terjadi karena adanya pertumbuhan,
morfogenesis, dan diferensiasi seluler. Jika perkembangan hanya sekedar masalah pertumbuhan,
maka zigot akan menjadi sebuah bola sel yang mengembang. Pada kenyataannya, pertumbuhan
disertai dengan morfogenesis, yaitu perkembangan bentuk. Dalam proses ini dihasilkan sel-sel,
jaringan-jaringan, dan organ-organ yang memberi struktur dan bentuk organisme dewasa.
Embrio yang terbungkus dalam biji memiliki kotiledon dan akar, serta tunas rudimenter, yaitu
produk mekanisme morfogenetik yang mulai beroperasi dengan pembelahan pertama zigot. Setelah
2|Page
Bahan Ajar
KD 3.1
benih berkecambah, morfogenesis terus membentuk sistem akar dan tunas tumbuhan yang sedang
tumbuh. Sebagai contoh, morfogenesis pada ujung tunas akan memantapkan bentuk daun dan sifat
morfologis lainnya.
Perbedaan mendasar antara tumbuhan dan hewan terdapat pada proses morfogenesisnya.
Pertumbuhan tumbuhan yang tanpa batas, merupakan fungsi dari bagian umbuha yang berada di
daerah ujung tunas dan ujung akar yang bersifat embrionik selama kehidupan tumbuhan tersebut.
Daerah ini bukan saja merupakan pusat untuk pertumbuhan berkelanjutan, tetapi juga untuk
morfogenesis berkelanjutan. Contoh perkembangan pada tumbuhan yaitu munculnya bunga sebagai
alat perkembangbiakan.

B. Fisiologis Perkecambahan pada biji Tumbuhan


Pada tumbuhan, pertumbuhan dan perkembangan diawali dengan perkecambahan bijji.
Perkecambahan merupakan berakhirnya masa dormansi biji. Masa dormansi biji adalah masa ketika
sel-sel penyusunnya tidak aktif membelah atau tidak tumbuh, tetapi sel tersebut tidak mati.
Perkecambahan dimulai dengan proses penyerapan air ke dalam sel-sel secara imbibisi. Proses ini
merupakan proses fisika. Selanjutnya, air yang masuk ke dalam biji akan membebaskan hormon
giberelin (GA) sebagai sinyal kepada aleuron (lapisan tipis di bagian luar endosperma) agar
menyekresikan enzim.
Bekerjanya enzim merupakan proses kimia. Enzim amilase bekerja memecah tepung menjadi
maltose, selanjutnya maltose dihidrolisis oleh maltase menjadi glukosa, selanjutnya glukosa diubah
menjadi energi. Energi diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan embrio.Protein juga
dipecah menjadi asam-asam amino. Asam-asam amino dirangkaikan menjadi protein yang berfungsi
untuk menyusun struktur sel dan menyusun enzim-enzim baru. Lemak dipecah menjadi asam lemak
dan gliserol. Asam-asam lemak terutama dipakai untuk menyusun membran sel.
Hasil proses perkecambahan berupa tumbuh dan berkembangnya plumula menjadi batang dan
daun serta perkembangan radikula menjadi akar. Embrio yang tumbuh belum memiliki klorofil,
sehingga embrio belum dapat membuat makanan sendiri. Pada tumbuhan, secara umum makanan
untuk pertumbuhan embrio berasal dari endosperma.

Gambar 4. Proses Perkecambahan

Proses perkecambahan dipengaruhi oleh oksigen, suhu, dan cahaya. Oksigen dipakai dalam
proses oksidasi sel untuk menghasilkan energi. Perkecambahan memerlukan suhu yang tepat untuk
aktivasi enzim. Perkecambahan tidak dapat berlangsung pada suhu yang tinggi, karena suhu yang
tinggi dapat merusak enzim. Pertumbuhan umumnya berlangsung baik dalam keadaan gelap.
Perkecambahan memerlukan hormon auksin dan hormon ini mudah mengalami kerusakan pada
intensitas cahaya yang tinggi. Karena itu di tempat gelap kecambah tumbuh lebih panjang daripada
di tempat terang .

C. Tipe-Tipe Perkecambahan pada Biji Tumbuhan


3|Page
Bahan Ajar
KD 3.1
Berdasarkan letak kotiledon pada saat biji berkecambah, tipe perkecambahan dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu hipogeal dan epigeal.

A B

Gambar 5. A. Tipe perkecambahan hipogeal; B. Tipe perkecambahan epigeal

1. Hipogeal
Perkecambahan tipe hipogeal ditandai dengan terbentuknya bakal batang yang muncul
ke permukaan tanah, tetapi kotiledon tetap berada di dalam tanah. Hal ini terjadi karena
pertumbuhan memanjang bagian epikotil yang menyebabkan plumula keluar menembus kulit
biji dan muncul di atas permukaan tanah. Contohnya kacang kapri (Pisum sativum), padi (Oryza
sativa), dan jagung (Zea mays). Tumbuhan yang mengalami tipe perkecambahan ini kebanyakan
adalah tumbuhan monokotil.
2. Epigeal
Perkecambahan tipe epigeal ditandai dengan bagian hipokotil tumbuh memanjang,
akibatnya kotiledon dan plumula terdorong kepermukaan tanah. Contohnya kacang hijau
(Phaseolus radiatus), melon (Cucums melo), jarak dan kacang tanah (Arachis hypogea).
Tumbuhan yang mengalami tipe perkecambahan ini kebanyakan adalah tumbuhan dikotil.

D. Pertumbuhan Primer dan Pertumbuhan Sekunder Pada Tumbuhan


Pada akhir perkecambahan terbentuk akar, batang, dan daun. Selanjutnya, tumbuhan
mengalami pola-pola pertumbuhan seperti berikut.
1. Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan yang terjadi akibat aktivitas meristem apikal. Pada
peristiwa ini terjadi proses pembelahan dan diferensiasi sel yang mengakibatkan akar dan
batang tumbuh memanjang. Meristem apikal terdapat pada ujung batang dan ujung akar.
Meristem apikal dibagi menjadi tiga daerah pembelahan, pemanjangan (elongasi), dan
diferensiasi.
2. Pertumbuhan Sekunder
Pertumbuhan sekunder terjadi akibat aktivitas pembelahan mitosis pada jaringan meristem
sekunder (meristem lateral) sehingga mengakibatkan diameter batang dan akar bertambah
besar. Ada dua macam meristem lateral, yaitu kambium vaskuler dan kambium gabus.
Untuk lebih jelasnya perbedaan pertumbuhan primer dan sekunder dapat kita lihat pada tabel 1.
Tabel 1. Perbedaan Pertumbuhan Primer dan Pertumbuhan Sekunder
PERTUMBUHAN PRIMER PERTUMBUHAN SEKUNDER
Arah tumbuhnya vertikal Arah tumbuh horizontal
Hasil dari pertumbuhan lapisan embrional biji Hasil pertumbuhan meristem primer yang meristematis
Disebabkan aktivitas meristem primer Disebabkan aktivitas jaringan parenkim
Ujung akar dan ujung batang Kambium gabus, vaskuler, perikambium

E. Peristiwa Metamorfosis

4|Page
Bahan Ajar
KD 3.1
Pada beberapa jenis hewan, dalam pertumbuhan dan perkembanganya mengalami proses
metamorfosis. Metamorfosis adalah peristiwa perubahan bentuk tubuh secara bertahap yang dimulai
dari larva sampai dewasa. Metamorfosis terjadi pada serangga dan amfibi. Metamorfosis pada
hewan dibedakan menjadi metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna. Metamorfosis
sempurna ditandai dengan adanya fase yang disebut pupa atau kepompong. Tahapan dalam
metamorfosis sempurna adalah sebagai berikut. telur → larva (ulat) →pupa (kepompong) →
dewasa (imago). Sedangkan metamorfosis tidak sempurna contohnya terjadi pada belalang.
Tahapan pada metamorfosis tidak sempurna yaitu telur → larva (nimfa) → semi imago → imago
(dewasa).

A B

Gambar 6.A. Metamorfosis sempurna pada kupu-kupu;


B. Metamorfosis tidak sempurna pada belalang

F. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan pada


Tumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dipengaruhi leh faktor internal dan eksternal.
1. Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan yang berasal dari dalam tubuh tumbuhan itu sendiri. Faktor internal yang
memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan meliputi faktor intraseluler dan
interseluler
a) Faktor Intraseluler
Faktor intraseluler terdapat di dalam sel tumbuhan, contohnya gen. Gen merupakan
faktor pembawa sifat dari induk kepada anaknya. Gen merupakan kode genetik yang
akan diterjemahkan menjadi protein tertentu yang berfungsi sebagai pembentuk enzim
yang memengaruhi reaksi metabolisme.
b) Faktor Interseluler
Faktor interseluler yang dilepaskan oleh sel untuk mengatur pertumbuhan dan
perkembangan yaitu hormon. Hormon pada tumbuhan disebut fitohormon. Hormon
yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan adalah
sebagai berikut.
1) Auksin
Di produksi Bagian koleoptil (titik tumbuh), ujung batang, ujung akar, serta jaringan
lain yang bersifat meristematis. Fungsi auksin sebagai berikut.
(a) Memacu pertumbhan memanjang tunas dan akar
(b) Merangsang pembentukan pembuluh floem dan xilem
(c) Merangsang aktivitas kambium
(d) Merangsang pembengkokan batang
(e) Merangsang pembentukan kar lateral (akar samping)
(f) Merangsang perkembangan bunga dan buah
Perhatikan Gambar 7 dan Gambar 8! Aktivitas auksin dipengaruhi oleh gaya
gravitasi bumi dan cahaya matahari. Pada Gambar 7 tanaman yang semula tumbuh
tegak jika direbahkan maka auksin akan terakumulasi pada sisi bawah. Hal ini

5|Page
Bahan Ajar
KD 3.1
mengakibatkan batang tumbuh membengkok ke atas karena terjadi
ketidakseimbangan sel antara bagian atas dan bawah.
Disisi lain, aktivitas auksin akan terhambat jka terkena cahaya matahari. Pada
Gambar 8 jika salah satu sisi batang terkena cahaya, persebaran auksin menjadi tidak
merata. Akibatnya, bagian yang tidak terkena cahaya matahari dapat tumbuh lebih
panjang. Hal ini dikarenakan kandungan auksin pada sisi yang terkena cahaya
matahari lebih rendah daripada bagian yang tidak terkena cahaya matahari. Oleh
karena itu, batang tumbuh membengkok menuju arah datangnya cahaya matahari.

Gambar 7. Peranan Gaya Gravitasi Gambar 8. Peranan cahaya matahari terhadap aktivitas
Terhadap Aktivitas auksin
Auksin
2) Giberelin
Di produksi di semua bagian tumbuhan. Berfungsi untuk.
(a) Memacu perpanjangan dan pembelahan sel
(b) Memacu perkembangan embrio pada perkecambahan
(c) Mempengaruhi pertumbuhan bunga lebih awal
(d) Mempengaruhi perkecambahan biji.
(e) Memperbesar ukuran buah
(f) Mengakhiri dormansi pada biji
3) Gas Etilen
Di produksi pada jaringan buah yang sudah tua, di ruas batang, dan jaringan daun
tua. Berfungsi untuk.
(a) Mempercepat proses pematangan buah
(b) Memacu perkecambahan biji
(c) Mendorong gugurnya daun
(d) Menunda pembungaan
(e) Menghambat pemanjangan batang kecambah
(f) Menyebabkan batang tumbuh menjadi tebal.
4) Sitokinin
Di produksi pada jaringan yang aktif membelah, misal akar. Berfungsi untuk.
(a) Menunda pengguguran dan penuaan daun.
(b) Mengatur pembentukan bunga dan buah
(c) Memperkecil dominasi apikal sehingga mendorong pertumbuhan tunas samping
dan perluasan daun.
(d) Memacu pembelahan sel dalam jaringan meristematik.
(e) Merangsang pembentukan pucuk dan mampu memecah masa istirahat biji.
(f) Memacu perkembangan akar dan tunas pada kultur jaringan
(g) Merangsang sintesis RNA dan protein
5) Asam Absisat
Di produksi pada daun, batang, dan buah yang masih muda. Berfungsi untuk.
(a) Menghambat pertumbuhan
(b) Menyebabkan dormansi biji dan tunas
(c) Menyebabkan kematian pada sel
(d) Menyebabkan absisi (gugurnya daun)
6|Page
Bahan Ajar
KD 3.1

6) Kalin
Kain adalah hormon yang berfungsi merangsang pembentukan organ pada
tumbuhan. Berdasarkan orga yang dibentuk, kalin dapat dbedakan menjadi.
(a) Rizokalin: hormon yang merangsang pembentukan akar
(b) Kaulokalin: hormon yang merangsang pembentukan batang
(c) Filoalin: hormon yang merangsang pembentukan daun
(d) Antokolin: hormon yang merangsang pembentukan bunga
7) Asam Traumalin
Di produksi pada semua jaringan tumbuhan. Berfungsi merangsang pembelahan sel
pada bagian jaringan tumbuhan yang terluka sehingga jaringan yang rusak akan
digantikan dengan jaringan baru.

2. Faktor Eksternal
Faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan pada tumbuhan adalah nutrisi, air, suhu,
kelembapan, dan cahaya.
a. Nutrisi
Makanan adalah sumber energi dan sumber materi untuk menyintesis berbagai
komponen sel. Unsur-unsur yang dibutuhkan tumbuhan dikelompokkan menjadi dua
macam,
1) Makronutrien (unsur makro), merupakan unsur-unsur mineral yang dibutuhkan
dalam jumlahbanyak. Unsur-unsur meliputi karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O),
fosfor (P), kalium (K), nitrogen (N), sulfur (S), kalsium (Ca), dan magnesium (Mg)
2) Mikronutrien (unsur mikro), merupakan unsur-unsur mineral yang dibutuhkan
dalam jumlah sedikit. Meliputi besi (Fe), boorn (B), mangan (Mn), molibdenum
(Mo), seng (Zn), tembaga (Cu), dan klor (Cl).
b. Air
Air termasuk senyawa utama yang sangat di butuhkan tumbuhan. Air berfungsi
antara lain untuk fotosintesis, mengakibatkan reaksi enzimatik, menjaga kelembapan, dan
membantu perkecambahan biji . tanpa air rekasi kimia dalam sel tidak dapat berlangsung
sehingga mengakibatkan tumbuhan mati.
c. Suhu
Pada umumnya, tumbuhan membutuhkan suhu tertentu untuk tumbuh dan
berkembang dngan baik, yang di sebut suhu optimum. Suhu paling rendah yang
memungkinan tumbuhan untu tumbuh di sebut suhu minimum, sedangkan suhu paling
tinggi yang memungkinkan tumbuhan untuk tumbuh di sebut suhu maksimum.Setiap
tumbuhan mempunyai suhu minimu, optimum, dan maksimum yang berbeda-beda.
Keberadaan suhu ini erat hubungannya dengan enzim. Jia suhu terlalu tinggi atau teralu
rendah, enzim akan rusak.
d. Kelembaan
Pengaruh kelembapan udara berbeda-beda terhadap berbagai tumbuhan, tanah dan
udara yang lembap berpengaruh bai bagi pertumbuhan. Kondisi lembap menyebabkan
banyak air di serap tumbuhan dan sedikt yang diuapkan. Kondisi tersebut mendukung
aktifitas pemanjangan sel-sel. Dengan demikian, sl-sl lebih cepat mencapai ukuran
maksimum sehingga tumbuhan bertambaha besar.
e. Cahaya
Tumbuhan membutuhkan cahaya untuk proses fotosintesis. Jika cahaya yang diterima
berlebihan, dapat merusak auksin dan klorofil sehingga menghambat pertumbuhan
7|Page
Bahan Ajar
KD 3.1
tanaman. Sebaliknya, jika tanaman yang kekurangan cahaya dapat mengalami etiolasi.
Seperti terlihat pada gambar.

Gambar 9. Tumbuhan yang mengalami etiolasi (kiri) dan tumbuhan yang normal (kanan)

Etiolasi adalah peristiwa pertumbuhan tanaman yang cepat di tempat gelap. Ciri-ciri
tanaman yang mengalami etiolasi sebagai berikut.
1) Tanaman berwarna pucat
2) Batang bersifat lemah dan kurus
3) Batang memanjang lebih cepat
4) Daun tidak berkembang akibat kekurangan klorofil

Berdasarkan pengaruh perubahan panjang penyinaran terhadap pebungaan


tumbuhan dibedakan menjadi tumbuhan :
1) Berhari pendek (Short–day plant); tumbuhan yang dapat berbunga jika memperoleh
penyinaran kurang dari 12 jam sehari. Contoh: Strawberi, dahlia, dan aster.
2) Berhari panjang (Long–day plant); tumbuhan yang dapat berbunga jika memperoleh
penyinaran selama lebih dari 12 jam sehari. Contoh: Gandum, kentang, bayam.
3) Netral (Day–neutral plant); tumbuhan yang pembungaannya tidak bergantung pada
lama penyinaran. Contoh: Mawar, bunga matahari dan anyer.

Gambar 12. Kontrol fotoperiodisme terhadap perbungaan

f. Nilai pH (Tingkat Keasaman)


Nilai pH yang dimaksud adalah pH tanah. Jika nilai pH tidak sesuai, tanaman dapat
mengalami keracunan.

8|Page
Bahan Ajar
KD 3.1

G. Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan pada Hewan


1. Faktor Internal
a. Gen
Gen adalah substansi/materi pembawa sifat yang diturunkan dari induk. Gen
mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup, misalnya bentuk tubuh, tinggi tubuh, warna
kulit, warna bulu, dan sebagainya.
b. Hormon
Hormon merupakan zat yang berfungsi untuk mengendalikan berbagai fungsi di
dalam tubuh. Meskipun kadarnya sedikit, hormon memberikan pengaruh yang nyata
dalam pengaturan berbagai proses dalam tubuh. Beberapa hormon pertumbuhan pada
hewan adalah sebagai berikut:
1) Tiroksin, mengendalikan pertumbuhan hewan. Pada katak hormon ini merangsang
dimulainya proses metamorfosis.
2) Somatomedin, mempengaruhi pertumbuhan tulang.
3) Ekdison dan juvenil, mempengaruhi perkembangan fase larva dan fase dewasa,
khususnya pada hewan Invertebrata.

2. Faktor Eksternal
a. Makanan atau Nutrisi
Makanan merupakan bahan baku dan sumber energi dalam proses metabolism
tubuh. Kualitas dan kuantitas makanan akan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan makhluk hidup. Zat gizi yang diperlukan manusia dan hewan adalah
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Semua zat ini diperoleh dari makanan
b. Suhu
Semua makhluk hidup membutuhkan suhu yang sesuai untuk menunjang
pertumbuhan dan perkembangannya. Suhu ini disebut suhu optimum, misalnya suhu
tubuh manusia yang normal adalah sekitar 37°C. Pada suhu optimum, semua makhluk
hidup dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Hewan dan manusia memiliki
kemampuan untuk bertahan hidup dalam kisaran suhu lingkungan tertentu
c. Cahaya
Cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup.
Selain tumbuhan, manusia juga membutuhkan cahaya matahari
untuk membantu pembentukan vitamin D.
d. Air
Air merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan perkembangan. Air sangat
dibutuhkan oleh makhluk hidup. Tanpa air, makhluk hidup tidak dapat bertahan hidup.
Air merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia di dalam tubuh. Tanpa air,
reaksi kimia di dalam sel tidak dapat berlangsung, sehingga dapat mengakibatkan
kematian.
e. Kelembapan
Kelembapan adalah banyaknya kandungan uap air dalam udara atau tanah. Kondisi
ini sangat mempengaruhi sekali terhadap pemanjangan sel. Kelembapan juga penting
untuk mempertahankan stabilitas bentuk sel.

9|Page
Bahan Ajar
KD 3.1
Sumber Rujukan
1. Aryulina, Diah. Dkk. 2007. Biologi SMA/MA kelas XII. Jakarta: Esis.
2. Irnaningtyas. 2015. Biologi untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.
3. Pujiyanto, Sri. 2012. Biologi SMA/MA kelas XII. Jakarta:Tiga Serangkai.

10 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai