1. Pertumbuhan
Adapun sel embrionik akan mati karena tidak ada sokongan sel lainnya.
Selama proses tumbuhnya akar, batang, ataupun daun pertumbuhan dapat
dikuantifikasi dalam bentuk panjang akar, jumlah daun, tinggi tumbuhan,
atau bahkan berat total tumbuhan. Berdasarkan gambaran tersebut, dapat
ditarik suatu kesimpulan bahwa pertumbuhan merupakan perubahan
kuantitatif dari ukuran sel, organ, atau keseluruhan organisme.
2. Perkembangan
Pertumbuhan pada tumbuhan ada yang berupa pertumbuhan primer, ada pula
yang berupa pertumbuhan sekunder. Kedua pertumbuhan ini sebenarnya
berasal dari jaringan yang sama, yakni meristem. Meristem merupakan suatu
jaringan yang memiliki sifat aktif membelah. Pertumbuhan primer berasal
dari meristem primer, sedangkan pertumbuhan sekunder berasal dari
meristem sekunder. Adakah perbedaan lain di antara kedua macam
pertumbuhan tersebut?
a. Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan yang terjadi selama fase embrio sampai perkecambahan
merupakan contoh pertumbuhan primer. Struktur embrio terdiri atas tunas
embrionik yang akan membentuk batang dan daun, akar embrionik yang akan
tumbuh menjadi akar, serta kotiledon yang berperan sebagai penyedia
makanan selama belum tumbuh daun.
Jika biji berkecambah, struktur yang pertama muncul adalah radikula yang
merupakan bakal akar primer. Radikula adalah bagian dari hipokotil dan
merupakan struktur yang berasal dari akar embrionik. Pada bagian ujung
atas, terdapat epikotil, yakni bakal batang yang berasal dari tunas
embrionik.
Pada ujung pucuk dan ujung akar, terdapat jaringan yang bersifat
meristematik. Jaringan meristem yang terletak di ujung akar menyebabkan
pemanjangan akar. Pertambahan panjang akar pada jagung mencapai 1 cm per
hari. Ujung akar akan menghasilkan tudung akar. Tudung akar akan
menghasilkan lendir yang dapat mempermudah akar menembus tanah. Menurut
Hopson (1990: 475), pada ujung akar terdapat tiga daerah pertumbuhan
berturut-turut dari ujung ke pangkal, yakni daerah pembelahan, daerah
pemanjangan, dan daerah diferensiasi.
b. Pertumbuhan Sekunder
Semakin tua, batang tumbuhan dikotil akan semakin membesar. Hal ini
disebabkan adanya proses pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan sekunder ini
tidak terjadi pada tumbuhan monokotil. Bagian yang paling berperan dalam
pertumbuhan sekunder ini adalah kambium dan kambium gabus atau felogen.
Materi Biologi SMA Kelas XII Tentang Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan
dan Perkembangan Tumbuhan - Pernahkah Anda memperhatikan pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan yang berada di daerah berbeda. Walaupun tumbuhan tersebut satu
jenis, pertumbuhan dan perkembangannya menunjukkan perbedaan. Permasalahan tersebut
umum kita temukan di bidang pertanian.
Meskipun pada prinsipnya pohon kelapa dapat tumbuh di mana saja, tetapi hasil yang diperoleh
akan bervariasi jika ditanam bertahap mulai dari daerah pantai (dataran rendah) hingga ke
daerah pegunungan (dataran tinggi). Iklim yang sesuai diperlukan oleh tumbuhan agar dapat
mengolah makanannya secara optimal dan didukung oleh kondisi tanah yang merupakan
sumber makanan selama hidupnya.
Faktor lingkungan yang mendukung, ditambah dengan potensi dari dalam tubuh tumbuhan
merupakan kombinasi yang mengoptimalkan produktivitas tumbuhan. Dengan demikian, ada dua hal
yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, yaitu:
Jadi, dapat dikatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan adalah hasil dari interaksi antara faktor
internal (potensi genetik) dengan faktor eksternal (kondisi lingkungannya). Hilangnya pertumbuhan
suatu organ atau jaringan makhluk hidup dapat disebabkan oleh salah satu faktor di atas saja atau
dapat disebabkan oleh kedua-duanya.
Secara genetis, tumbuhan memiliki kloroplas. Akan tetapi, jika tidak Kata Kunci ada cahaya, kloroplas
tersebut tidak akan terbentuk. Tidak terbentuknya kloroplas dapat disebabkan oleh faktor genetis dan
faktor lingkungan. Kloroplas pada tumbuhan dapat tidak terbentuk karena tidak diproduksinya enzim
yang diperlukan dalam pembentukan kloroplas atau karena lingkungan tidak menyediakan cahaya
atau mineral yang penting dalam pembentukan kloroplas.
Hormon merupakan senyawa kimia yang diproduksi dalam konsentrasi yang kecil oleh tubuh yang
akan memengaruhi sel atau organ target. Pada bahasan ini, kita akan mengenal beberapa hormon
pada tumbuhan yang membantu dalam proses pertumbuhan dan perkembangan.
a. Auksin
Pada 1800-an, Charles Darwin mengamati pertumbuhan rumput yang selalu menuju arah datangnya
cahaya matahari. Seorang ahli pertanian, Ciesielski, juga mengamati perkembangan akar yang
membelok menuju arah bumi. Kedua kejadian ini menghasilkan pertumbuhan ujung-ujung tumbuhan
yang berbelok. Hal ini baru dimengerti setelah ditemukan hormon auksin yang bertanggung jawab
dalam pemanjangan sel (batang) serta gerakan tropisme (gerakan sel bagian tumbuhan sesuai dengan
arah datangnya rangsangan) pada tumbuhan.
Auksin sangat mudah terurai oleh cahaya sehingga menimbulkan gerakan fototropisme (gerakan yang
disebabkan oleh rangsang cahaya). Auksin yang tidak terurai oleh cahaya dapat menimbulkan
pertumbuhan yang cepat di tempat gelap atau disebut etiolasi.
Auksin didominasi oleh senyawa golongan IAA (Indol Asetic Acid). Dalam konsentrasi sangat sedikit
(10-5 M), auksin dapat memengaruhi tumbuhan, di antaranya:
b. Giberelin
Giberelin ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang peneliti Jepang bernama Fujikuro di tahun
1930-an. Ketika itu, ia sedang mengamati penyakit Banane pada tumbuhan padi. Padi yang terserang
oleh sejenis jamur memiliki pertumbuhan yang cepat sehingga batangnya mudah patah. Jamur ini
kemudian diberi nama Gibberella fujikuroi yang menyekresikan zat kimia bernama giberelin.
Giberelin ini kemudian diteliti lebih lanjut dan diketahui banyak berperan dalam pembentukan bunga,
buah, serta pemanjangan sel tumbuhan. Kubis yang diberi hormon giberelin dengan konsentrasi
tinggi, akan mengalami pemanjangan batang yang mencolok. Beberapa fungsi dari hormon giberelin
adalah:
1) berperan dalam dominansi apikal, pemanjangan sel, perkembangan buah, perbungaan, dan
mobilisasi cadangan makanan dari dalam biji;
2) ikut berpengaruh terhadap pembentukan akar tumbuhan karena giberelin umum terdapat di
bagian meristematik pada akar.
c. Sitokinin
Aktivitas sitokinin pertama kali teramati ketika pembelahan sel oleh Folke Skoog dari Universitas
Wisconsin, Amerika Serikat. Sitokinin, sesuai dengan namanya (sito= sel, kinin= pembelahan) berperan
dalam pembelahan sel, pemanjangan sel, morfogenesis, dominansi apikal, dan dormansi.
d. Asam absisat
Asam absisat ditemukan oleh peneliti yang bekerja pada penelitian tentang dormansi pohon. Zat kimia
yang diambil dari dedaunan sebuah pohon ternyata memengaruhi pertumbuhan pucuk dan
menginduksi pembentukan tunas. Asam absisat berperan dalam penuaan, dormansi pucuk,
perbungaan, memacu sintesis etilen, dan menghambat pengaruh giberelin.
e. Etilen
Fenomena gas etilen pertama kali diamati oleh ilmuwan mulai abad ke 19. Pada masa itu, sumber
penerangan lampu jalanan yang digunakan berasal dari pemanasan oleh batubara. Pepohonan yang
berada di sekitar pembuangan gas pembakaran diketahui menggugurkan daunnya secara tidak wajar.
Pada tahun 1901, sekelompok peneliti dari Rusia menemukan adanya gas etilen pada pembakaran
tersebut dan menyebabkan daun berguguran. Kini, etilen telah secara luas digunakan sebagai zat
pengatur tumbuh pada tumbuhan. Pengaruh etilen ini adalah sebagai berikut.
1) Hormon ini akan menghambat pembelahan sel, menunda perbungaan, dan menyebabkan absisi
atau pengguguran daun.
2) Buah terlebih dahulu akan mengalami pematangan sebelum mengalami pengguguran. Jadi, etilen
membantu dalam proses pematangan buah.
a. Makanan (Nutrisi)
Semua makhluk hidup membutuhkan makanan (nutrisi) untuk sumber energi. Unsur yang diperlukan
tumbuhan dalam jumlah besar yang disebut elemen makro atau unsur makro. Elemen makro terdiri
atas karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen, sulfur, fosfor, kalium, dan magnesium. Selain itu, ada elemen
yang disebut elemen mikro atau unsur mikro seperti besi, klor, tembaga, seng, molibdenum, boron,
dan nikel. Elemen mikro adalah unsur yang diperlukan tumbuhan dalam jumlah sedikit
Keadaan fisiologis berupa kekurangan elemen makro atau mikro disebut defisiensi. Defisiensi yang
terjadi pada tumbuhan akan berpengaruh terhadap proses pertumbuhan. Contohnya, daun
tumbuhan akan menguning jika kekurangan besi (Fe), karena Fe berfungsi dalam pembentukan
klorofil. Selain itu, besi merupakan salah satu unsur yang diperlukan pada pembentukan enzim-enzim
pernapasan yang mengoksidasi karbohidrat menjadi karbondioksida dan air. Contoh lainnya, jika
tumbuhan kekurangan unsur fosfor, tepi daunnya akan menggulung.
Jadi, media tanam untuk tumbuhan harus memenuhi elemen-elemen yang dibutuhkan tumbuhan.
Pemupukan merupakan salah satu cara penambahan nutrisi yang dibutuhkan tumbuhan. Pengaruh
nutrisi tumbuhan dapat terlihat jika bercocok tanam menggunakan hidroponik.
Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai
media tanam. Media tanam dapat berupa air, kerikil, pecahan genting, dan gabus putih. Media kultur
yang sering digunakan adalah kultur air. Tumbuhan ditanam pada air yang telah dicampurkan berbagai
mineral untuk menyuplai kebutuhan tumbuhan. Jika tumbuhan yang ditanam pada kultur air
kekurangan nutrisi, tumbuhan tidak akan tumbuh baik.
b. Cahaya
Cahaya merah, biru, hijau, dan biru violet berperan sebagai sumber energi dalam proses fotosintesis.
Makanan hasil fotosintesis yang terdapat pada tumbuhan akan digunakan untuk pertumbuhan. Biji
yang ditanam dan ditempatkan di tempat teduh akan tumbuh cepat, tetapi abnormal (tubuh lemah).
Peristiwa dinamakan etiolasi.
Cahaya dapat mengubah leukoplas menjadi kloroplas. Tersedianya cahaya yang memadai akan
meningkatkan pembentukan kloroplas. Pada tumbuhan yang sama, tetapi hidup pada tempat yang
berbeda pencahayaannya akan menimbulkan perbedaan ukuran daun.
Daun dari tumbuhan yang berada di tempat yang cukup mendapatkan cahaya memiliki ukuran yang
lebih sempit, tetapi jaringan mesofilnya lebih tebal daripada daun dari tumbuhan yang berada di
tempat yang kurang mendapatkan cahaya. Tinggi tumbuhan pada tempat yang kurang cahaya, lebih
tinggi daripada tumbuhan yang hidup pada tempat cukup cahaya.
Hal ini disebabkan pada tumbuhan yang hidup pada tempat yang kurang mendapatkan cahaya,
transpirasinya rendah sehingga kandungan air lebih tinggi. Tingginya kandungan air memacu
pembelahan sel dan pelebaran sel. Akan tetapi, berat tumbuhan menjadi lebih rendah karena aktivitas
fotosintesis rendah. Stomata pada tumbuhan yang berada di tempat yang kurang mendapatkan
cahaya memiliki jumlah lebih sedikit, tetapi ukurannya besar.
Tumbuhan yang berada pada tempat yang mendapatkan cahaya cukup, memiliki jumlah stomata lebih
banyak dengan ukuran yang kecil. Sistem perakaran tumbuhan yang hidup pada tempat yang cukup
mendapatkan cahaya lebih lebat dibandingkan dengan sistem perakaran tumbuhan yang berada pada
tempat kurang mendapatkan cahaya.
Adanya perbedaan letak geografis menyebabkan perbedaan lamanya pencahayaan yang diterima oleh
tumbuhan. Pada daerah yang memiliki empat musim, kadang-kadang waktu siang lebih lama daripada
waktu malam atau waktu malam lebih lama daripada waktu siang.
Respons tumbuhan terhadap lama pencahayaan dinamakan fotoperiodisme. Respons tumbuhan yang
dimaksud adalah pertumbuhan, perkembangan, dan produksi. Fotoperiodisme dikendalikan oleh
fitokrom yang ditemukan oleh Sterling B. Hendrik. Fitokrom adalah suatu protein berwarna biru pucat
yang terdistribusikan pada jaringan tumbuhan dengan konsentrasi rendah serta mampu menerima
cahaya merah (λ = 660 nm) dan infra merah (λ = 730 nm).
Berdasarkan respon tumbuhan terhadap waktu terang atau waktu gelap, tumbuhan dapat dibedakan
menjadi tumbuhan hari pendek (short-day plant), tumbuhan hari panjang (long-day plant), dan
tumbuhan hari netral (neutralday plant). Penggolongan ini sebenarnya bergantung waktu gelap.
Tumbuhan hari pendek adalah tumbuhan yang membentuk bunga jika lamanya waktu malam lebih
panjang daripada waktu siang. Tumbuhan yang tergolong hari pendek adalah kedelai, tembakau,
stroberi dan Chrysanthemum indicum.
Tumbuhan hari panjang adalah tumbuhan yang membentuk bunga jika lamanya waktu malam lebih
pendek daripada waktu siang. Tumbuhan yang termasuk long-day plant adalah gandum, bit, dan
bayam. Tumbuhan hari netral adalah tumbuhan yang berbunga jika lamanya waktu siang sama dengan
waktu malam. Tumbuhan yang tergolong neutralday plant adalah jagung, kacang merah, mentimun,
dan kapas.
c. Temperatur
Temperatur sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tumbuhan. Hal ini karena berkaitan dengan
aktivitas enzim dan kandungan air dalam tubuh tumbuhan. Semakin tinggi temperatur, semakin besar
pula transpirasi. Akan tetapi, kandungan air dalam tubuh tumbuhan akan semakin rendah sehingga
proses pertumbuhan akan semakin lambat.
Temperatur yang rendah dapat memecahkan masa istirahat pucuk atau biji. Perlakuan temperatur
yang rendah akan memacu pembentukan ruas yang lebih panjang daripada ruas dari tumbuhan yang
tumbuh di daerah bertemperatur tinggi. Perlakuan dengan temperatur dapat merangsang
perkecambahan biji, peristiwa ini dinamakan vernalisasi.
Termoperiodis adalah perbedaan temperatur antara siang dan malam, yang dapat berpengaruh
terhadap pertumbuhan suatu jenis tumbuhan. Tumbuhan tomat akan tumbuh baik jika temperatur
siang mencapai 26°C dan temperatur malam mencapai 20°C. Pembentukan buah terjadi jika
temperatur malam mencapai 15°C. Akan tetapi, buah tidak terbentuk jika temperatur malam
mencapai 25°C.
d. Air
Air merupakan senyawa yang sangat penting bagi tumbuhan. Air berfungsi membantu reaksi kimia
dalam sel. Selain itu, air menunjang proses fotosintesis dan menjaga kelembapan. Kandungan air yang
terdapat dalam tanah berfungsi sebagai pelarut unsur hara sehingga unsur hara tersebut mudah
diserap oleh tumbuhan. Selain itu, air memelihara temperatur tanah yang berperan dalam proses
pertumbuhan. Pertumbuhan akan berlangsung lebih aktif pada malam hari daripada siang hari karena
pada malam hari kandungan air dalam tubuh tumbuhan lebih tinggi daripada siang hari.
e. pH
Derajat keasaman tanah (pH tanah) sangat berpengaruh terhadap ketersediaan unsur hara yang
diperlukan oleh tumbuhan. Pada kondisi pH tanah netral unsur-unsur yang diperlukan, seperti Ca, Mg,
P, K cukup tersedia. Adapun pada pH asam, unsur yang tersedia adalah Al, Mo, Zn, yang dapat
meracuni tubuh tumbuhan.
f. Oksigen
Keadaan kadar oksigen yang terdapat dalam tanah selalu berlawanan dengan kadar air dalam tanah.
Jika kandungan air tinggi, kandungan udara akan rendah. Kandungan oksigen dalam tanah sangat
penting untuk respirasi sel-sel akar yang akan berpengaruh terhadap penyerapan unsur hara