Anda di halaman 1dari 7

Pertumbuhan dan Perkembangan pada Makhluk Hidup

Pertumbuhan berbeda dengan perkembangan, tetapi kedua proses tersebut akan berjalan sejalan
dengan bertambahnya usia dari organisme yang bersangkutan. Pertumbuhan adalah peristiwa perubahan
biologis yang terjadi pada seluruh makhluk hidup berupa pertambahan ukuran volume, tinggi, dan massa
yang bersifat irreversible (tidak akan kembali lagi). Pertumbuhan bersifat kuantitatif yang artinya dapat
diukur dalam satuan ukuran panjang dan berat. Perkembangan adalah proses menuju tercapainya
kedewasaan. Perkembangan tidak dapat diukur secara kuantitatif, tetapi dapat dinyatakan secara kualitatif.
Tanda-tanda kedewasaan organisme secara umum adalah kematangan fungsional pada organisme tersebut
menjadi lebih sempurna. Suatu makhluk hidup dikatakan sudah dewasa apabila alat reproduksi seksualnya
telah berfungsi, misalnya tumbuhan telah mampu berbunga, sedangkan pada hewan dan manusia apabila
kelenjar kelaminnya telah mampu menghasilkan sel kelamin. Pertumbuhan dan perkembangan sering juga
disebut morfogenesis.

Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan

Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan tingkat tinggi diawali dari biji. Biji merupakan
hasil pembuahan (fertilisasi) antara spermatozoa dengan ovum yang tumbuh menjadi zigot. Zigot kemudian
tumbuh menjadi embrio. Embrio di dalam biji dilengkapi dengan cadangan makanan (endosperma).
Selanjutnya embrio akan berkecambah menghasilkan individu muda. Dalam perkecambahan tersebut, sel-
sel embrio membelah. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hasil dari 3 kegiatan, yaitu:
pembelahan sel, pembesaran sel, dan diferensiasi sel-sel.

 Pembelahan sel, yaitu sel membelah secara mitosis untuk menghasilkan 2 sel anak. Dua sel anak yang
terbentuk kemudian akan membelah lagi menghasilkan 4 sel anak, dan seterusnya sehingga terjadi
pertambahan jumlah sel
 Pembesaran sel, yaitu pertambahan ukuran sel anak sebagai akibat bertambahnya substansi material
dalam sel
 Diferensiasi sel-sel, yaitu perubahan sel-sel selama masa pertumbuhan hingga terbentuk organ-organ
yang mempunyai struktur dan fungsi berbeda, misalnya akan, batang, dan daun
A. Struktur Biji

Biji merupakan hasil perkembangbiakkan secara generative pada Spermatophyta. Di dalam biji,
terdapat embrio yang dikelilingi oleh kotiledon yang membesar karena mengandung cadangan makanan
(endosperma). Embrio dan endosperma dibungkus oleh selaput biji yang terbentuk dari integument bakal
biji.
Biji tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu biji monokotil (berkeping satu) dan biji
dikotil (berkeping dua). Di dalam belahan biji, terdapat calon individu baru (embrio) yang dilengkapi
dengan cadangan makanan. Embrio dikelilingi oleh kotiledon (duan lembaga), endosperma, atau keduanya.
Kotiledon berguna untuk menyerap zat-zat makanan dari endosperma yang kemudian dipindahkan ke
embrio ketika biji mulai berkecambah. Kotiledon pada biji dikotil berjumlah satu pasang. Biji tumbuhan
monokotil hanya memiliki satu kotiledon.

Embrio berupa kuncup embrionik yang memanjang melekat pada kotiledon. Kuncup embrionik
memiliki bagian plumula (pucuk dengan sepasang calon daun), epikotil (ruas batang di bawah calon daun
atau di atas kotiledon), hipokotil (ruas batang di bawah epikotil atau melekat pada kotiledon), dan radikula
(calon akar). Epikotil dengan hipokotil mudah dibedakan karena memiliki warna yang berbeda. Hipokotil
berwarna kecokelatan, sedangkan epikotil berwarna kehijauan.

Pada biji monokotil, akar lembaga (radikula) diselubungi oleh koleoriza dan pucuk lembaga
(plumula) yang diselubungi oleh koleoptil. Saat berkecambah, koleoptil akan mendesak tanah naik ke atas
menuju ke udara sehingga ujung tunasnya akan tumbuh lurus ke atas melalui saluran yang terbentuk oleh
koleoptil tubular.

B. Proses Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan

Proses pertumbuhan dan perkembangan dimulai dari tahap embrio hingga menjadi tumbuhan
lengkap (tumbuhan dewasa). Proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dibagi menjadi 3 tahap,
yaitu perkecambahan, pertumbuhan primer, dan pertumbuhan sekunder.
1. Perkecambahan

Fisiologi Perkecambahan

Perkecambahan atau germinasi merupakan berakhirnya masa dormansi biji. Perkecambahan adalah
keluarnya radikula menembus kulit biji. Masa dormansi biji adalah masa ketika sel-sel penyusunnya tidak
aktif membelah atau tidak tumbuh, tetapi sel tersebut tidak mati. Pengakhiran masa dormansi biji
memerlukan kondisi lingkungan tertentu. Berakhirnya masa dormansi biji ditandai dengan terserapnya air
ke dalam sel-sel biji yang terjadi secara imbibisi. Selanjutnya air yang masuk ke dalam biji akan
membebaskan hormon giberelin (GA) sebagai sinyal kepada aleuron (lapisan tipis di bagian luar
endosperma) agar menyekresikan enzim. Enzim menghidrolisis sari makanan yang terdapat dalam
endosperma. Bekerjanya enzim tersebut merupakan proses kimia.

Hasil proses perkecambahan berupa tumbuh dan berkembangnya plumula menjadi batang dan daun
serta perkembangan radikula menjadi akar. Embrio yang baru tumbuh belum memiliki klorofil sehingga
belum dapat melakukan fotosintesis untuk menghasilkan makanan sendiri. Makanan untuk embrio
diperoleh dari cadangan makanan (endosperma).

Proses perkecambahan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu air, oksigen, suhu, dan cahaya. Air
diperlukan dalam perkecambahan untuk mengaktifkan enzim-enzim. Oksigen diperlukan dalam proses
oksidasi sel untuk menghasilkan energi. Suhu yang optimum diperlukan dalam aktivitas enzim karena
enzim tidak dapat bekerja pada suhu yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. Perkecambahan memerlukan
hormone pertumbuhan auksin. Hormone tersebut mudah mengalami kerusakan jika terkena cahaya yang
berintensitas terlalu tinggi sehingga proses perkecambahan akan lebih cepat jika tidak ada cahaya atau
dalam kondisi gelap.

Tipe Perkecambahan

Berdasarkan letak kotiledon pada saat biji berkecambah, tipe perkecambahan dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu:
1) Perkecambahan tipe hypogeal. Ditandai dengan terbentuknya bakal batang yang muncul ke permukaan
tanah, tetapi kotiledon tetap berada di dalam tanah. Hal ini terjadi karena pertumbuhan memanjang
bagian epikotil menyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas permukaan tanah.
Contohnya kacang kapri (Pisum sativum), padi (Oryza sativa), dan jagung (Zea mays)
2) Perkecambahan tipe epigeal. Ditandai dengan bagian hipokotil tumbuh memanjang, akibatnya
kotiledon dan plumula terdorong ke atas permukaan tanah. Contohnya kacang hijau (Phaseolus
radiatus), melon (Cucumis melo), jarak (Ricinus communis), dan kacang tanah (Arachis hypogaea)
2. Pertumbuhan Primer

Setelah biji berkecambah, selanjutnya akan membentuk akar, batang, dan daun. Pada bagian ujung
akar dan ujung batang, terdapat jaringan yang sel-selnya aktif membelah secara mitosis, yang disebut
jaringan meristem. Aktivitas sel-sel jaringan meristem primer menyebabkan pertumbuhan memanjang
pada bagian ujung batang maupun ujung akar. Proses pertumbuhan memanjang pada ujung akar dan ujung
batang disebut pertumbuhan primer. Tumbuhan memiliki 2 titik pertumbuhan primer, yaitu titik tumbuh
pada akar dan titik tumbuh pada batang.

a. Titik tumbuh akar

Titik tumbuh akar merupakan bagian jaringan meristem akar yang dilindungi oleh tudung akar
(kaliptra). Tudung akar mengeluarkan lendir polisakarida yang berfungsi untuk melumasi akar sehingga
mengurangi gesekan antara ujung akar dan butir-butir tanah pada saat akar menembus tanah. Jaringan
meristem akar banyak mengandung cadangan makanan yang diperlukan dalam metabolisme. Hasil
metabolisme digunakan untuk proses perpanjangan akar.

Berdasarkan aktivitas sel dan struktur jaringannya, titik tumbuh akar dibagi menjadi 3 daerah, yaitu
zona pembelahan sel (pembentukan sel), zona pemanjangan sel, dan zona diferensiasi. Namun, zona-
zona tersebut bergabung tanpa ada batasan yang jelas.
1) Zona pembelahan sel (pembentukan sel) tersusun dari kumpulan sel yang berukuran kecil,
berdinding tipis, berbentuk seragam, dan sel-selnya aktif membelah secara cepat
2) Zona pemanjangan sel terletak di belakang zona pembelahan, sel-selnya memanjang sampai
berukuran sepuluh kali panjang semula sehingga mendorong ujung akar. Sel-sel penyusunnya tampak
berbeda baik ukuran maupun bentuknya
3) Zona diferensiasi (pematangan) sel menunjukkan perbedaan bentuk dan ukuran sel-sel yang semakin
jelas. Dinding sel mengalami penebalan karena terjadi penimbunan substansi material di bagian
dalamnya. Pada zona ini, terjadi proses organogenesis dan lapisan epidermis akar telah memiliki
rambut-rambut akar untuk menyerap garam-garam mineral dari dalam tanah

Jaringan primer akar terbentuk dari ketiga jenis jaringan meristem primer berikut:

1) Protoderm, yaitu meristem primer yang terletak paling luar dan akan membentuk epidermis
2) Prokambium, terletak di bagian paling dalam, akan menjadi stele (silinder pusat) yang terdiri atas
perisikel, berkas pembuluh xylem dan floem. Dari lapisan sel-sel perisikel, dapat tumbuh akar lateral
(samping)
3) Meristem dasar, terletak di antara protoderm dan prokambium, akan membentuk jaringan dasar, yaitu
sel-sel parenkim pengisi korteks
b. Titik tumbuh batang

Titik tumbuh batang merupakan bagian jaringan meristem pada ujung batang dengan tunas berupa
kuncup. Kuncup tersusun atas sejumlah daun kecil yang menyelubungi pusat kuncup. Pada bagian paling
ujung, terdapat meristem apical berupa massa sel berbentuk seperti kubah. Meristem apical akan menjadi
meristem primer (protoderm, prokambium, dan meristem dasar). Pada sisi-sisi meristem apical, muncul
primordia daun muda.

Titik tumbuh batang tidak memiliki pelindung khusus seperti pada ujung akar, tetapi jaringan
pembalut bakal daunnya berfungsi sebagai pelindung. Titik tumbuh batang dapat dibagi menjadi 3 daerah
pertumbuhan, yaitu zona pembelahan sel, zona pemanjangan, dan zona diferensiasi
1) Zona pembelahan sel, memiliki sel-sel yang meristematic dan juga memiliki bakal daun. Permukaan
bawah bakal daun lebih cepat tumbuh dibandingkan dengan permukaan atas sehingga daun muda
melengkung menutupi ujung titik tumbuh
2) Zona pemanjangan, sel-selnya mengalami pemanjangan dan pembesaran. Pada zona ini, mulai terlihat
jaringan calon pembuluh
3) Zona diferensiasi (pematangan), sel-sel mengalami diferensiasi sehingga terbentuk beberapa lapisan
jaringan dengan struktur yang berbeda, seperti epidermis, korteks, floem, dan xylem.

3. Pertumbuhan Sekunder

Jika kita perhatikan secara cermat batang-batang tumbuhan di sekitar lingkungan tempat kita
tinggal, dari hari ke hari bukan hanya semakin tinggi, tetapi juga semakin besar. Batang tumbuhan menjadi
besar karena mengalami pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan sekunder merupakan hasil aktivitas
jaringan meristem sekunder, yaitu cambium pembuluh dan cambium gabus (felogen). Pada umumnya
pertumbuhan sekunder terjadi pada batang tumbuhan Gymnospermae dan dikotil. Jaringan cambium
pembuluh terletak di antara jaringan pembuluh xylem (pembuluh kayu) dan pembuluh floem (pembuluh
kulit). Pembelahan sel-sel cambium pembuluh terjadi secara radial, yaitu membelah ke arah luar
membentuk floem sekunder dan membelah ke arah dalam membentuk xylem sekunder.

Pada tumbuhan tahunan (perennial), pertumbuhan sekunder terjadi bertahun-tahun sehingga lapisan
demi lapisan xylem sekunder membentuk kayu dengan formasi melingkar yang disebut lingkaran tumbuh
(lingkaran tahun). Pembentukan lingkaran tumbuh sangat dipengaruhi oleh musim. Di daerah beriklim
tropis, umumnya lingkaran tumbuh yang terbentuk pada musim hujan lapisannya lebih tebal daripada
lapisan yang terbentuk pada musim kemarau. Ketika musim hujan, kuantitas air yang diserap dari tanah
meningkat dan pertumbuhan xylem sekunder akan lebih cepat. Sebaliknya, di musim kemarau, intensitas
penyerapan air berkurang sehingga xylem sekunder yang terbentuk akan lebih kecil dan terkesan berwarna
lebih gelap karena sel-selnya lebih padat dan kering akibat kekurangan air. Lingkaran tumbuh
memungkinkan kita menaksir umur suatu pohon.
Floem sekunder dan jaringan di luarnya berkembang menjadi kulit. Selama bertahun-tahun,
pertumbuhan kayu lebih cepat dan tidak seimbang dengan pertumbuhan kulitnya. Epidermis yang
dihasilkan oleh pertumbuhan primer akan pecah-pecah, mengelupas, kering, dan jatuh dari batang.
Epidermis berfungsi sebagai pelindung sehinnga jika mengalami kerusakan akan mengganggu jaringan
yang terdapat di dalamnya. Untuk itu, tumbuhan membentuk jaringan pelindung baru yang dihasilkan oleh
cambium gabus (felogen). Sel-sel cambium gabus akan membelah ke arah luar membentuk felem dan ke
arah dalam membentuk feloderm. Ketiga jaringan sekunder felem, felogen, dan feloderm secara kolektif
disebut periderm.

Felem merupakan lapisan gabus yang terdiri atas sel-sel mati yang mengandung suberin (bahan
berlilin) pada dinding selnya sehingga kedap air dan udara. Sementara itu, feloderm merupakan korteks
sekunder yang terdiri atas sel-sel hidup dan tidak mengandung suberin. Lapisan gabus tidak semuanya
rapat, terdapat celah-celah yang disebut lentisel. Lentisel berfungsi sebagai jalur keluar masuknya udara
pernapasan.

Anda mungkin juga menyukai