PENDAHULUAN
Salah satu ciri organisme adalah tumbuh dan berkembang. Kedua aktifitas kehidupan ini tidak
dapat dipisahkan karena prosesnya berjalan bersamaan. Pertumbuhan diartikan sebagai
pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversibel. Irreversibel maksudnya tidak
dapat kembali pada keadaan awal. Sedangkan perkembangan adalah proses menuju kedewasaan.
Pertumbuhan pada tanaman terbagi dalam beberapa tahapan,yaitu perkecambahan yang diikuti
dengan pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder (Wikipedia, 2012).
Perkecambahan merupakan proses munculnya tanaman kecil dari dalam biji. Untuk itu
perlu diketahui bagaimana proses perkecambahan itu terjadi beserta kondisi-kondisi pada
kecambah yang diberikan oleh faktor-faktor penyebab perkecambahan (Wikipedia, 2012).
Kekurangan cahaya matahari akan mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan.
Selain itu, kekurangan cahaya saat perkembangan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi,
dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil,
tipis dan berwarna pucat. Sebaliknya, tumbuhan yang tumbuh ditempat terang menyebabkan
tumbuhan tumbuh lebih lambat dengan kondisi relative pendek, daun berkembang, tampak lebih
segar dan batang kecambah lebih kokoh. Dengan itu maka dilakukan percobaan ini.
1.5 HIPOTESIS
Kacang hijau yang disimpan di tempat gelap lebih tinggi dibandingkan kacang hijau yang ditempat
terang.
2. Pertumbuhan Primer
Setelah fase perkecambahan, diikuti pertumbuhan tiga sistem jaringan meristem primer yang
terletak di akar dan batang. Pada fase ini tumbuhan membentuk akar, batang, dan daun. Tiga sistem
jaringan primer yang terbentuk sebagai berikut.
a. Protoderm, yaitu lapisan terluar yang akan membentuk jaringan epidermis.
b. Meristem dasar yang akan berkembang menjadi jaringan dasar yang mengisi lapisan korteks
pada akar di antara style dan epidermis.
c. Prokambium, yaitu lapisan dalam yang akan berkembang menjadi silinder pusat, yaitu floem
dan xilem.
Pertumbuhan primer pada akar
Akar muda yang keluar dari biji segera masuk ke dalam tanah, selanjutnya membentuk sistem
perakaran tanaman. Pada ujung akar yang masih muda, terdapat empat daerah pertumbuhan
sebagai berikut.
a. Tudung akar (kaliptra)
Tudung akar atau kaliptra berfungsi sebagai pelindung terhadap benturan fisik ujung akar terhadap
tanah sekitar pertumbuhan. Fungsi lain ujung akar, yaitu memudahkan akar menembus tanah
karena tudung akar dilengkapi dengan sekresi cairan polisakarida. Perbedaan antara tudung akar
dikotil dan monokotil sebagai berikut.
Pada tudung akar dikotil, antara ujung akar dengan kaliptra tidak terdapat batas yang jelas dan
tidak memiliki titik tumbuh pada kaliptra tersebut.
Pada tudung akar monokotil, antara ujung akar dan kaliptra terdapat batas yang jelas atau nyata
dan mempunyai titik tumbuh tersendiri yang disebut kaliptrogen. Sel-sel kaliptra yang dekat
dengan ujung akar mengandung butir-butir tepung yang disebutkolumela.
b. Meristem
Meristem merupakan bagian dari ujung akar yang selnya senantiasa mengadakan pembelahan
secara mitosis. Meristem ini terletak di belakang tudung akar. Pada tumbuhan dikotil, sel-sel
tudung akar yang rusak akan digantikan oleh sel-sel baru yang dihasilkan oleh sel-sel me-ristem
primer dari perkembangan sel-sel meristem apikal.
c. Daerah pemanjangan sel
Daerah pemanjangan sel terletak di belakang daerah meristem. Sel-sel hasil pembelahan meristem
tumbuh dan berkembang memanjang pada daerah ini.
Aktivitas pertumbuhan dan perkembangan memanjang dari sel mengakibatkan pembelahan sel di
daerah ini menjadi lebih lambat dari bagian lain. Pemanjangan sel tersebut berperan penting untuk
membantu daya tekan akar dan proses pertumbuhan memanjang akar.
d Daerah diferensiasi
Pada daerah ini, sel-sel hasil pembelahan dan pemanjangan akan mengelompok sesuai dengan
kesamaan struktur. Sel-sel yang memiliki kesamaan struktur, kemudian akan memperoleh tugas
membentuk jaringan tertentu.
1) Auksin
Auksin mula-mula ditemukan oleh Darwin, dengan percobaan pengaruh penyinaran
terhadap koleoktil. Auksin adalah hormon yang berperan merangsang pembelahan sel dan
pengembangan sel. Hormon auksin/ IAA memiliki sifat menjauhi cahaya. Hormon ini diproduksi
pada ujung tunas akar dan batang. Pengaruh hormon auksin dalam konsentrasi yang berbeda pada
bagian tubuh tanaman mengakibatkan terjadinya pertumbuhan yang tidak seimbang. Bagian yang
mengandung auksin lebih banyak memiliki kecepatan tumbuh yang lebih besar. Adapun bagian
yang kekurangan akan mengalami pertumbuhan lebih lambat. Jika ini terjadi pada pucuk
batang,terjadi pembengkokan arah pertumbuhan.
2) Giberelin
Giberelin merupakan jenis hormon yang mulamula ditemukan oleh Kuroshawa dari
Jepang. Hormon ini berpengaruh terhadap sifat genetik, pembungaan, penyinaran, dan mobilisasi
karbohidrat selama perkecambahan. Hormon ini berperan dalam mendukung perpanjangan sel,
aktivitas kambium mendukung pembentukan RNA baru, dan sintesis protein.
3) Sitokinin
Sitokinin ditemukan oleh Kinetin. Sitokinin berfungsi untuk:
a) merangsang pembelahan sel;
b) merangsang pembentukan tunas;
c) menghambat efek dominasi apikal oleh auksin pada batang;
d) mempercepat pertumbuhan memanjang.
4) Etilen
Dalam keadaan normal, etilen akan berbentuk gas dan berperan apabila terjadi perubahan
secara fisiologis pada suatu tanaman. Hormon ini berperan pada proses pematangan buah.
Hubungan etilen dengan auksin yaitu etilen memengaruhi pembentukan protein yang diperlukan
dalam aktivitas pertumbuhan.
5) Asam Absisat
Asam absisat merupakan hormon yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman
(inhibitor) yaitu bekerja berlawanan dengan hormon auksin dan giberelin dengan jalan mengurangi
atau memperlambat kecepatan pembelahan dan pembesaran sel. Asam absisat akan aktif pada saat
tumbuhan berada pada kondisi yang kurang baik, seperti pada musim dingin, musim kering, dan
musim gugur.
6) Asam Traumalin
Asam traumalin disebut sebagai hormon luka/kambium karena hormon ini berperan
apabila tumbuhan mengalami kerusakan jaringan. Jika terluka, tumbuhan akan merangsang sel-sel
di daerah luka menjadi bersifat meristem lagi sehingga mampu mengadakan pembelahan sel untuk
menutup luka tersebut. Perlu Anda ketahui selain hormon, vitamin dapat berpengaruh dalam
pertumbuhan dan perkembangan, misalnya vitamin B12, vitamin B1, Vitamin B6, vitamin C (asam
askorbat). Vitamin-vitamin tersebut berfungsi dalam proses pembentukan hormon dan berfungsi
sebagai koenzim.
7) Kalin
Hormon yang berfungsi untuk memacu pertumbuhan organ tumbuhan, di antaranya:
1) rhizokalin, dapat memacu pertumbuhan akar;
2) kaulokalin, dapat memacu pertumbuhan batang;
3) fitokalin, dapat memacu pertumbuhan daun;
4) anthokalin, dapat memacu pertumbuhan bunga.
1. Cahaya/Sinar Matahari
Kecambah yang tumbuh dari biji dan diletakkan di tempat tidak ada sinar matahari (gelap)
ternyata akan tumbuh lebih cepat, memiliki daun kecil dan tipis berwarna kekuning-kuningan,
batangnya lemah, dan akarnya tidak banyak, sedangkan kecambah yang tumbuh dari biji dan
diletakkan di tempat ada sinar matahari akan tumbuh lebih lambat, memiliki daun yang tumbuh di
antara kotiledon, cepat menghijau dan tebal, batangnya kuat, dan akarnya banyak. Hal ini terjadi
karena pada daun yang tidak mendapat sinar matahari akan mengandung air lebih banyak
sedangkan zat gulanya lebih sedikit. Akibatnya jumlah jaringan mesofil meningkat sehingga daun
yang terbentuk menjadi lebih lebar dan tipis. Adapun pada daun yang mendapat sinar matahari
akan mengandung sedikit air dan jumlah gulanya banyak, akibatnya akan cepat mengadakan
respirasi dan fotosintesis, sehingga daunnya menjadi lebih tebal menghijau, jaringan palisadenya
berlapis-lapis, lapisan kutikula menebal sehingga terbentuk daun yang lebih tebal dan sempit,
berwarna hijau.
2. Suhu (Temperatur)
Setiap proses pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan selalu dipengaruhi oleh
suhu lingkungannya. Agar pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan optimal, maka
diperlukan adanya suhu ideal yang disebut temperatur optimum. Di Indonesia pada daerah tropis
temperatur optimum tumbuhan berkisar antara 22o - 37o C, di daerah dingin atau kutub temperatur
optimumnya akan lebih rendah daripada daerah tropis dan sebaliknya di daerah panas seperti hutan
pasir akan lebih tinggi dari daerah tropis. Contohnya pertumbuhan jagung berkisar antara 30oC
35oC. Jika tumbuhan masih mampu melakukan pertumbuhan dan perkembangan pada temperatur
rendah disebut temperatur minimum, sebaliknya jika tumbuhan masih mampu tumbuh dan
berkembang pada temperatur tertinggi disebut temperatur maksimum. Apabila tumbuhan berada
lebih rendah dari temperatur minimum atau lebih tinggi dari temperatur maksimum, maka
tumbuhan tersebut akan mati.
3. Kelembapan Udara
Kelembapan udara di sekitar tempat tumbuhan sangat berpengaruh terhadap proses
pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut. Umumnya tanah dan udara sekitar yang kurang
lembab (airnya cukup) akan sangat baik atau cocok bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman,
karena pada kondisi seperti itu tanaman menyerap banyak air dan penguapan (transpirasi) air
semakin menurun, sehingga memungkinkan cepat terjadinya pembelahan dan pemanjangan sel-
sel untuk mencapai ukuran maksimum. Tetapi ada jenis tumbuhan pada proses pertumbuhan dan
perkembangannya secara optimal justru berada pada kondisi tidak lembab atau kering, contohnya
pohon mangga yang akan bertunas dan bersemi, bahkan berbuah pada saat musim kemarau yang
kurang air.
5. Derajat Keasaman/pH
Derajat keasaman atau pH tanah sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
dan perkembangan suatu tanaman. Contohnya tanah yang bersifat asam terhadap tanah padsolik
merah kuning (PMK), agar tanaman dapat tumbuh dengan baik maka jenis tanah ini ditambahkan
keasaman dengan pengapuran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 VARIABEL TERIKAT, BEBAS, DAN KONTROL PERKECAMBAHAN
VARIABEL TERIKAT VARIABEL BEBAS VARIABEL KONTROL
Pertumbuhan panjang Volume air (0 mil/hari, 2 Pencahayaan (terang dan
tumbuhan setiap hari mil/hari, 4 mil/hari,dst gelap)
b. Gelap
. Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-4 Hari ke-5 Hari ke-6
0 cm 1,8 cm 11cm 17cm 22 cm 26 cm
c. Redup
Hari ke-1 Hari ke 2 Hari ke-3 Hari ke-4 Hari ke-5 Hari ke-6
0 cm 1,2 cm 8cm 15 cm 20,5 cm 25,8 cm
Berdasarkan tabel diatas, pertumbuhan kecambah yang di tempat gelap memiliki batang
yang lebih tinggi dan tidak kokoh dibandingkan kecambah yang di tempat terang. Serta kecambah
yang di tempat gelap memiliki daun yang tipis dan berwarna kuning (pucat). Hal itu dikarenakan
kecambah yang di tempat gelap mengalami Etiolasi yaitu pertumbuhan tumbuhan yang sangat
cepat di tempat gelap namun kondisi tumbuhan lemah, batang tidak kokoh, daun kecil dan
tumbuhan tampak pucat. Gejala etiolasi terjadi karena ketiadaan cahaya matahari. Kloroplas yang
tidak terkena matahari disebut etioplas. Kadar etioplas yang terlalu banyak menyebabkan
tumbuhan menguning. Padahal hormon auksin bekerja dengan baik karena tumbuhan tidak terkena
cahaya.
Kondisi tersebut bertolak belakang dengan kondisi kecambah yang berada di tempat
terang. Kecambah yang di tempat terang memiliki batang yang kokoh, daun yang tebal dan
berwarna hijau segar. Hal tersebut karena kecambah tersebut karena kecambah mendapatkan sinar
matahari yang cukup. Tetapi kecambah yang berada di tempat terang memliki batang yang lebih
pendek dibandingkan kecambah yang berada di tempat gelap karena hormon auksin yang harusnya
bekerja pada kecambah tersebut malah terurai akibat terkena sinar matahari. Kerja hormon auksin
ini sinergis dengan hormon sitokinin dan hormon giberelin. Kecambah yang pada salah satu
sisinya disinari oleh matahari maka pertumbuhannya akan lambat karena kerja auksin dihambat
oleh matahari tetapi sisi tumbuhan yang tidak disinari oleh cahaya matahari pertumbuhannya
sangat cepat karena kerja auksin tidak dihambat, sehingga hal ini akan menyebabkan ujung
tanaman tersebut cenderung mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut
denganfototropisme. Kecambah kacang hijau termasuk ke dalam tipe perkecambahan epigeal
karena perkecambahan dimana hipokotil tumbuh mengangkat kotiledon ke atas permukaan tanah
BAB III
KESIMPULAN
Kecambah yang berada di tempat terang memiliki ciri-ciri,yaitu:
1. Memiliki batang yang pendek.
2. Batangnya kokoh, tidak bengkok.
3. Daunnya lebar, tebal, dan berwarna hijau segar
Kecambah kacang hijau termasuk ke dalam tipe perkecambahan epigeal karena perkecambahan
dimana hipokotil tumbuh mengangkat kotiledon ke atas permukaan tanah