Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM TESTIS RANA DAN MENCIT

Dosen Pengampu :
Dr. Elsa Lisanti, S.Pt, M.Si.

Disusun oleh :
Kelompok 9
Salma Nur Rabbani – 1308620041
Vira Jannaty Oktawiyadini – 1308620005
Angelita Frisca – 1308620028
Rahmah Khairunnisa Qonita – 1308620030

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2021
BAB 1
PENDAHULUAN
a. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui perbedaan struktur
pada testis katak (Rana sp.) dan mencit (Mus musculus).

b. Tinjauan pustaka
Salah satu ciri dari makhluk hidup adalah dapat bereproduksi. Hal ini
diperlukan untuk menjaga agar jenis tidak mengalami kepunahan dan tidak
mengalami kepunahan. Reproduksi dilakukan dengan cara generatif dan
vegetatif. Reproduksi vegetatif dilakukan tanpa adanya peleburan antara
gamet jantan dan betina. Sedangkan reproduksi generatif adalah reproduksi
yang terjadi karena adanya peleburan gamet jantan dan betina (Tenzer, 2014).
Kelas vertebrata memiliki kekhususuan dalam bentuk sistem
reproduksi jantannya, pada dasarnya setiap kelas vertebrata menghasilkan
sperma dalam sistem reproduksi jantan yang memiliki fungsi untuk membuahi
sel telur pada organisme betina. Namun karena kekhususan dan perbedaan
dalam bentuk sistem reproduksi tiap-tiap kelas, maka berdasarkan tempatnya,
fertilisasi atau pembuahan sel telur betina oleh sperma jantan dibagi menjadi
2, yaitu fertilisasi internal maupun eksternal. Pada organisme katak jantan
tidak memiliki organ khusus untuk melakukan kopulasi sehingga fertilisasi
terjadi diluar tubuh katak betina.
Kelenjar aksesoris berperan penting pada proses reproduksi. Kelenjar
ini menghasilkan sekreta yang merupakan bagian dari plasma semen,
berfungsi sebagai nutrisi dan media transpor bagi spermatozoa, perlindungan
terhadap berbagai kuman infeksi, pembilas saluran uretra terhadap sisa-sisa
urin, dan berperan terhadap proses netralisasi pH saluran reproduksi jantan
dan betina sebelum dilewati spermatozoa. Pada beberapa hewan laboratorium,
seperti tikus dan mencit, sekreta kelenjar aksesoris ini membentuk sumbat
vagina serta mempengaruhi motilitas spermatozoa dan fertilisasi setelah
kopulasi (Kusdiantoro, 2001).
Spermatogenesis adalah proses dinamis perkembangan sel-sel
spermatogenik dari tahap spermatogonia sampai berbentuk spermatozoa
terjadi didalam tubulus seminiferus testis, Proses ini melalui proliferasi,
deferensiasi dan transformasi dengan demikian spermatogenesis dapat dibagi
menjadi 3 tahap yaitu : Proliferasi dan deferensiasi, kemudian Meiosis dan
transformasis (Widotama, 2008). Hormon yang berperan yaitu FSH dari
adenihypophysa, testosterone serta LH (Wiknjosastro, 2006). Sperma
terbentuk melalui serangkaian pembelahan meosis dalam saluran sperma
(spermatic tubule) yang sangat panajang tapi tersusun dalam kumparan yang
ekstensif. Sel intertisial yang tersebar dalam saluran testis, terus-menerus
mensekresikan testosterone, androgen utama pada laki-laki.
Tingkatan perkembangan sel germa dalam tubulus seminiferus adalah
sebagai berikut :
1. Spermatogonium : Ukuran relative kecil, bentuk agak oval, inti berwarna
kurang terang, terletak berderet didekat/melekat membran basalis.
2. Spermatosit I : Ukuran paling besar, bentuk ulat, inti berwarna kuat, letak
agak menjauh dari membran basalis.
3. Spermatosit II : Ukuran agak kecil (½ x spermatosit I), bentuk bulat, warna
inti lebih kuat, letak makin menjauhi membran basalis (mendekati lumen).
4. Spermatid : Ukuran kecil, bentuk agak oval, warna inti kuat, kadang-kadang
pignotis, letak didekat lumen.
5. Spermatozoid : Spermatozoa muda melekat secara bergerombol pada sel
sertoli, yang muda terdapat didalam lumen.
BAB 2
METODOLOGI

A. Alat dan bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah mikroskop,
kaca objek, kaca penutup, dan preparat awetan testis katak (Rana sp.) dan mencit
(Mus musculus).

B. Cara kerja
1. Menyiapkan mikroskop dan preparat awetan yang akan diamati.
2. Meletakkan preparat awetan di bawah mikroskop dan diamati bagian-bagian
yang terlihat.
3. Mengidentifikasi dan membedakan bagian-bagian yang terlihat di bawah
mikroskop.
4. Mencatat hasil pengamatan

BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Testis pada Katak (Rana sp.)

Keterangan:
a.Tubulus seminiferus
b. Lumen
c. Membran basalis
d. Ruang Interestitial
e. Spermatosit primer
f. Spermatozoa

2. Testis pada Mencit (Mus musculus).

Keterangan:
a. Tubulus seminiferus
b. Lumen
c. Membrana basalis
d. Spermatosit
B. Pembahasan
1. Testis pada Katak (Rana sp)
Bagian-Bagian yang nampak di preparat :
Testis merupakan organ reproduksi jantan yang mempunyai dua peranan
penting, yaitu menghasilkan spermatozoa dan menghasilkan hormon testosteron.
a. Tubulus seminiferus : berada di dalam testis yang merupakan saluran
panjang yang. Fungsi sebagai tempat pembentukan sel sperma dan
merupakan tempat terjadinya proses spermatogenesis. (Maskoeri,
1993). Tubuli seminiferi muncak terdiri atas tiga komponen utama,
yaitu: lamina propria, sel Sertoli (sel somatis), dan sel-sel epitel
germinal (Sri Wahyuni, et. al, 2012).
b. Lumen : rongga yang berada di bagian tengah tubulus seminiferus.
Fungsinya untuk menyalurkan spermatozoa ke epididimis untuk
dimatangkan.
c. Membrana basalis : membran atau jaringan yang terletak paling dasar
atau terluar dari tubulus seminiferus. Membrana basalis langsung
berbatasan dengan jaringan ikat. Spermatogonia terletak di membran
basal tubuli dengan inti sel bergranul kromatin dengan ukuran
bervariasi (Sri Wahyuni, et. al, 2012).
d. Spermatosit : sel-sel yang mengalami perkembangan sel spermatozoa.
(Frandson, 1993).
e. Ruang interstitial : tempat yang terdapat jaringan interstitial. Terdapat
sel Leydig berfungsi memproduksi hormon testosteron pada sistem
reproduksi hewan jantan.

2. Testis pada Mencit


Bagian-bagian yang nampak di Preparat
a. Tubulus seminiferus : tempat spermatozoa diproduksi. Tubulus
seminiferus berupa saluran-saluran panjang yang berlekuk-lekuk.
Tubuli seminiferi muncak terdiri atas tiga komponen utama, yaitu:
lamina propria, sel Sertoli (sel somatis), dan sel-sel epitel germinal (Sri
Wahyuni, et. al, 2012). Di dalam tubulus seminiferus terjadi tingkatan-
tingkatan spermatogenesis yang meliputi spermatogonium, spermatosit
I, dan spermatosit II. Tubulus seminiferus mengandung banyak epitel
banyak lapis yang mengandung sel sertoli dan sel spermatogenik.
Fungsi sel sertoli adalah sebagai pemberi nutrisi. Sel sertoli berkembang
dari sel penunjang yang tidak mengalami diferensiasi dari gonad
prapubertas (Phadmacantyet al, 2013).
b. Lumen : Lumen berupa rongga yang terletak di tengah-tengah tubulus
seminiferus. Lumen berfungsi sebagi ruang untuk berkontraksi dan otot-
otot yang berada pada lapisan otot sehingga dapat menimbulkan
kegiatan-kegiatan yang berguna bagi organ tersebut. Pada lumen tubuli
terdapat sel spermatozoa non motil dan infertil, bercampur dengan
cairan testis (Sri Wahyuni, et. al, 2012). Pada lumen ditemukan
spermatozoa dengan kepadatan yang lebih tinggi dibandingkan kaput
(Sri Wahyuni, et. al, 2012).
c. Membrana basalis : bagian tubulus seminiferus terletak di dasar dan
berhubungan dengan jaringan ikat. Pada membrana basalis sel-sel
spermatogonia mengalami perkembangan tahap pertama.
Spermatogonia terletak di membran basal tubuli dengan inti sel
bergranul kromatin dengan ukuran bervariasi (Sri Wahyuni, et. al,
2012).
d. Spermatosit : sel-sel sperma yang mengalami perkembangan sel
spermatozoa. Spermatosit terdiri dari dua macam, yaitu spermatosit
primer (I) dan spermatosit sekunder (II).
KESIMPULAN

Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa Gametogenesis adalah proses
pembentukan sel kelamin atau gamet. Proses pembentukan gamet jantan disebut
spermatogenesis, dan spermatogenesis terjadi dalam tubulus seminiferus di testi.
Spermatogenesis terdiri dari 5 tingkatan, yaitu: spermatogonium, spermatosit primer,
spermatosit sekunder, spermatid, dan spermatozoid. Dari pengamatan dapat dilihat
bagian-bagian yang meyusun testis pada mencit (Mus musculus) dan testis katak
(Rana sp.). Pada preparat awetan testis mencit terlihat jelas bagian-bagian dari testis,
seperti terdiri dari tubulus seminiferus, lumen, membrana basalis, sel-sel interstitial,
spermatosit primer dan spermatozoa. Sedangkan pada pengamatan preparat testis katak
(Rana sp.), terdapat bagian-bagian yang juga dimiliki oleh testis mencit, seperti:
Tubulus seminiferus, Lumen, Membrana basalis, Spermatosit
DAFTAR PUSTAKA

Frandson, R.D. (1993). Anatomy and Physiology of Farm Animals 6th ed.
Lippincott: Philadelphia.
Kusdiantoro, dkk. 2001. Morfologi dan Kandungan Karbohidrat Kelenjar Aksesoris
Organ Reproduksi Tikus Jantan pada Umur Sebelum dan Setelah Pubertas, J,
Hayati, V (8) : 91-97
Phadmacanty, Ni Luh Putu Rischa., Nugraha, Taufiq Purna., Wirdateti. (2013). Organ
Reproduksi Jantan Sulawesi Giant Rat (Paruromys dominator). JURNALSAIN
VETERINER31 (1): 100-110.

Tenzer, Amy., Lestari, Umie., Handayani, Nursasi., Listyorini, Dwi., Gofur, Abdul.
2014. Struktur Perkembangan Hewan 1 Bagian 2. Malang: Universitas Negeri
Malang.

Wahyuni, S., Agungpriyono, S., Agil, M., & Yusuf, T. L. (2012). Histologi dan
histomorfometri testis dan epididimis muncak (Muntiacus muntjak muntjak) pada
periode ranggah keras. Jurnal Veteriner, 13(3), 211-219

Widotama, G. (2008). Pengaruh Isolat Herba Vernonia cinerea terhadap


Spermatogenesis Tikus Putih. Jurnal Kimia, 2(2), 117-124

Wiknjosastro, H. (2006). Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Anda mungkin juga menyukai