Anda di halaman 1dari 5

PRAKTIKUM II

DIFUSI, OSMOSIS, dan PLASMOLISIS

Judul : Difusi, Osmosis, dan Plasmolisis


Tujuan :
 Untuk mengamati proses terjadinya difusi, osmosis, dan plasmolysis
 Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi kecepatan difusi
 Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi osmosis
 Untuk mengetahui bahan apa saja yang digunakan pada proses difusi, osmosis, dan
plasmolysis
 Untuk mengetahui cara kerja dari proses difusi, osmosis, dan plasmolysis
Hasil :
Difusi Zat Cair
Zat Cair Waktu/10 menit Jarak
1 4 cm
2 6 cm
Tinta Merah 3 7 cm
4 8 cm
5 9,5 cm
1 4 cm
2 6 cm
Tinta Biru 3 8 cm
4 9 cm
5 10,5 cm

Difusi Gas
Senyawa Perubahan Kertas Lakmus Waktu/Menit
HCl  Lakmus biru menjadi merah Menit ke – 6
 Lakmus merah menjadi merah
NH₄OH  Lakmus biru menjadi biru Menit ke - 1
 Lakmus merah menjadi biru
Plasmolisis
Rhoeo discolor (m= 100x) dengan
menggunakan air suling, terdapat :
 Dinding sel
 Sitoplasma
 Pigmen berwarna ungu
 Stomata tipe amarylidaceae

Rhoeo discolor (m = 100x) dengan


menggunakan air gula yang sudah direndam
selama 10 menit, terdapat :
 Dinding sel
 Sitoplasma
 Pigmen berwarna ungu yang cukup
banyak

Rhoeo discolor (m = 100x) dengan


menggunakan air garam, terdapat :
 Dinding sel
 Sitoplasma
 Pigmen berwarna ungu tetapi sedikit
dan agak memudar
Pembahasan :
 Pada pengamatan kali ini proses transportasi dalam sel yang akan diamati adalah proses
difusi, dimana proses ini berarti perpindahan molekul zat berkonsentrasi tinggi menuju zat
berkonsentrasi rendah tanpa melalui selaput membrane (Endang Sri Lestari : 2009).
Penggunaan lakmus merah dan biru pada pengamatan kali ini berguna sebagai indicator
difusi gas. Karena larutan yang digunakan adalah NH4OH yang bersifat basa, maka lakmus
merah akan berubah menjadi biru, dan sebaliknya larutan HCL yang bersifat asam akan
merubah lakmus biru menjadi merah. Namun pada kenyataannya, dalam jangka waktu 6
menit 55 detik larutan HCL belum merubah warna lakmus biru menjadi merah satu pun.
Berbeda halnya dengan larutan NH4OH yang pada jangka waktu yang sama telah merubah
lakmus merah menjadi biru sejauh 30 cm. Sehingga, kecepatan rata-rata difusi NH4OH
adalah 1 lakmus/57 detik. Hal ini terjadi karena waktu yang terbatas, sehingga pengamatan
tidak diteruskan dengan waktu yang lebih panjang. Perbedaan kecepatan difusi pada
NH4OH dan HCL terjadi karena perbedaan kemampuan menghantar arus listrik pada
larutan NH4OH dan HCL. NH4OH adalah elektrolit lemah, sedangkan HCL adalah
elektrolit kuat. Karena larutan larutan elektrolit lebih lambat berdifusi dibandingkan
larutan nonelektrolit, dan larutan elektrolit kuat lebih lambat berdifusi dibandingkan
larutan elektrolit lemah, maka HCL berdifusi lebih lambat daripada NH4OH.
 Ketika beberapa tetes tinta dimasukkan ke dalam air, tinta akan bercampur dengan air, dan
dalam beberapa menit kemudian tanpa di aduk, tinta sudah bercampur dengan air secara
keseluruhan. peristiwa bercampurnya air dan tinta disebut peristiwa difusi. difusi
merupakan perpindahan zat dari larutan berkonsentrasi tinggi (hipertonik) ke larutan
berkonsentrasi rendah (hipotonik) baik melaui selaput pemisah maupun tidak, tanpa
menggunakan energi (energi sel). dalam percobaan sebelumnya, yang bertindak selaku
hipertonik adalah tinta, sedangkan hipotonik adalah air.
 Pada percobaan difusi zat cair, didapatkan tinta tinta yang diteteskan kedalam air melalui
lubang yang ada dimasing-masing ujung tabung. Tinta tersebut langsung menyebar secara
perlahan menempuh jarak tertentu. Hal ini terjadi konsentrasi ditempat tetesan awal lebih
tinggi dari pada sekelilingnya. Maka tinta-tinta tersebut menyebar hingga tercapai titik
keseimbangan. Pada awalnhya tinta biru menempuh jarak yang lebih cepat 1 cm
dibandingkan dengan tinta merah dalam waktu yang sama. Namun, setelah 10 menit, tinta
merah lebih cepat. Hal ini mungkin terjadi saat penetesan tinta merah ada yang tumpah
atau berselang waktu tersebut.
 Plasmolisis adalah peristiwa terlepasnya protoplasma dari dinding sel karena konsentrasi
di luar sel lebih tinggi daripada di dalam sel, begitu sebaliknya dengan proses
deplasmolisis. Percobaan tentang proses plasmolisis dan deplasmosisi, kami
menggunakan daun Rhoe discolor sebagai objek. Pada saat daun Rhoe discolor ditetesi
media air dapat dilihat sel daun berwarna ungu kehijau-hijauan dan sel-selnya masih
bersatu serta stomatanya masih tertutup, hal ini dikarenakan karena adanya klorofil. Tetapi
setelah ditetesi dengan menggunakan air gula terjadi perubahan warna dari yang semula
berwarna ungu berubah menjadi warna putih dan sel-selnya merenggang serta stomatanya
terbuka. Peritiwa ini menandakan bahwa terjadi peristiwa plasmolisis, yang disebabkan
karena terlepasnya protoplasma dari dinding sel karena sel berada pada larutan hipotonik.
Kesimpulan :
 Difusi gas NH4OH lebih cepat dari pada HCL
 Gas NH4OH lebih ringan dari pada gas HCL
 Banyaknya volume larutan yang digunakan mempengaruhi laju difusi gas
 Difusi zat cair dipengaruhi oleh kepekatan larutan
 Tinta biru lebih pekat dari tinta merah
 Kecepatan difusi berbeda-beda tergantung faktor yang mempengaruhi
 Plasmolisis adalah peristiwa lepasnya membran plasma dan dinding sel akibat keluarnya
air dari dalam sel
 Plasmolisis terjadi jika sel tumbuhan berada dalam larutan hipertonik
 Plasmolisis dapat kembali ke keadaan semula jika sel ditempatkan dilarutan yang
hipertonis
 Osmosis adalah perpindahan molekul air (pelarut) dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi
yang rendah
 Rhoeo discolor ditetesi dengan air gula hasilnya menjadi berubah bentuk dan terjadi
pengerutan
Daftar Pustaka
Kimbal, J.W. Biology. Addison Wesley Publ. Co. Reading Massachusetts
Sihombing, Betsy. et al., 2000. Panduan Praktikum Biologi Umum. Jurusan Biologi FMIPA
Universitas Negeri Jakarta.
Trihandaru S. 2012. Pemodelan dan Pengukuran Difusi Larutan Gula dengan Lintasan Cahaya
Laser. Yogyakarta.
Pratiwi. 2006. Biologi untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Taiz, Zeiger. 2002. Plant Physiology 3th Edition. Sunderland : Sinauer Associates
Suyitno. 2003. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan Dasar. Yogyakarta : Universitas Negeri
Yogyakarta
Nathania, Benita. 2012. Pengaruh Aplikasi Biourin Gajah terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.). E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika. Vol. 1 No. 1.
Jawab Pertanyaan!
1. Faktor yang mempengaruhi terjadinya difusi?
2. Mana yang lebih cepat antara difusi gas dan difusi zat cair, jelaskan!
3. Apakah hanya molekul kecil yang dapat berdifusi, jelaskan!
4. Mengapa semakin tinggi konsentrasi zat perendam, semakin banyak sel yang terplasmolisis?
Jelaskan!
5. Mungkinkah sel yang telah mengalami plasmolisis akan dapat kembali pada keadaan semula?
Jelaskan!
Jawab
1. Ukuran partikel, ketebalan membran, luas area, suhu, jarak.
2. Difusi gas, karena dalam ikatan molekul gas tidak serapat atau sekuat ikatan molekul pada
zat cair. Sehingga partikel gas dapat bergerak bebas kesana kemari (terkhusu untuk dalam tabung
difusi). Keran molekul gas ukurannya lebih kecil dari molekul air.
3. Ya, karena zat yang dapat melewati membran dengan difusi adalah zat dengan molekul yang
berukuran kecil. Sementara itu, zat bermolekul besar seperti asam amino, glukosa, dan beberapa
garam mineral tidak dapat menembus membran secara langsung. Tetapi membutuhkan protein
pembawa untuk dapat menembus membran. Proses seperti ini disebut difusi terbantu.
4. Karena semakin tinggi/ besar konsentrasi zat perendam, semakin tinggi hipertonis larutan
yang merendam suatu sel, sehingga plasmilisis lebih banyak dialami oleh sel. Vakoula akan
mendorong air keluar menuju larutan yang hipertonis. Konsentrasi zat yang semakin besar
mengakibatkan air cepat berpindah ke konsentrasi tinggi
5. Mungkin, hal itu bisa terjadi apabila sel yang terplasmolisis ditempatkan di larutan hipertonis.
Sel akan kembali ke semula karena air diluar sel akan berosmosis kedalam sel yang bersifat
hipertonis

Anda mungkin juga menyukai