Anda di halaman 1dari 14

Praktikum Fisiologi Tumbuhan

DIFUSI DAN OSMOSIS

Disusun Oleh:

Nama : Putri Arsila

NIM : 4162141003

Kelompok : 5 (Lima)

Kelas : Pend.Biologi Reguler B 2016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
I. JUDUL PRAKTIKUM : DIFUSI DAN OSMOSIS
II. TUJUAN PRAKTIKUM :
1. Untuk mengetahui proses terjadinya difusi
2. Untuk mengetahui proses teerjadinya osmosis
3. Untuk memahami perbedaan proses terjadinya difusi dan osmosis
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya difusi
dan osmosis
5. Untuk membandingkan terjadinya proses osmosis pada jenis tumbuhan
yang berbeda
III. TINJAUAN TEORITIS

Makhluk hidup mengalami poses metabolisme, salah satunya adalah


transportasi. Seperti halnya manusia tumbuhanpun memerlukan zat-zat dari luar
untuk kelangsungan hidupnya. Untuk itu dalam mewujudkan keserasian dalam
tubuh, setiap makhluk hidup perlu adanya sirkulasi zat. Dimana sirkulasi zat ini
terjadi dalam gerakan sitoplasma atau dalam bentuk diffusi dan osmosis (Yahya,
2015).

Difusi dapat diartikan perpindahan zat (padat, cair, dan gas) dari larutan
konsentrasi tinggi (hipertonis) ke larutan dengan konsentrasi rendah (hipotenis).
Dengan kata lain setiap zat akan berdifusi menuruni gradien konsentrasinya. Hasil
dari difusi adalah konsentrasi yang sama antara larutan tersebut dinamakan
isotonis. Kecepatan zat berdifusi melalui membran tidak hanya tergantung pada
gradien konsentrasi, tetapi juga pada besar muatan, dan daya larut dalam lemak
(lipid).

Osmosis merupakan difusi air melalui selaput semipermeabel. Air akan


bergerak dari daerah yang mempunyai konsentrasi larutan rendah ke daerah yang
mempunyai konsentrasi tinggi. Tekanan osmosis dapat diukur dengan suatu alat
yang disebut osmometer. Air akan bergerak dari daerah dengan tekanan osmosis
rendah ke daerah dengan tekanan osmosis tinggi. Membran akan mengerut jika
berada pada lingkungan yang mempunyai konsentrasi larutan lebih tinggi. Pada
transpor aktif sangat diperlukan untuk melawan gradien konsentrasi. Transpor
aktif sangat diperlukan unutk memelihara keseimbangan molekul-molekul di
dalam membran. Sumber energi untuk transpor aktif adalah ATP (adenosin
trifosfat) (Roza, 2013).

Reverse osmosis (RO) adalah teknologi pemurnian air yang menggunakan


membran semipermeabel. Dalam proses osmosis normal, pelarut alami bergerak
dari area dengan konsentrasi zat terlarut rendah (Potensi Air Tinggi), melalui
membran, ke daerah konsentrasi zat terlarut tinggi (Potensi Air Rendah).
Pergerakan pelarut murni didorong untuk mengurangi energi bebas dari sistem
dengan menyamakan konsentrasi zat terlarut pada setiap sisi membran,
menghasilkan tekanan osmotik. Reverse osmosis melibatkan mekanisme difusif
sehingga efisiensi pemisahan tergantung pada konsentrasi zat terlarut tekanan, dan
laju aliran air. Membran merupakan penghalang bagi gerakan molekul dan ion
zat-zat. Keleluasan gerak ion dan molekul sangat penting untuk menjaga
kestabilan pH yang sesuai dan mengendalikan konsentrasi ion dalam laru-tan. Hal
tersebut diatas dilakukan dengan cara difusi, osmosis, dan transpor aktif
(Campbell, 2008 ).

Contoh peristiwa osmosis dalam kehidupan sehari-hari dapat ditemukan


seperti pada tumbuhan dan hewan. Pada tumbuhan, peran utama osmosis adalah
dalam proses penyerapan air dari dalam tanah oleh akar. Konsentrasi cairan yang
berada di dalam jaringan akar lebih pekat (hipertonis) dibandingkan larutan
mineral di dalam tanah yang mengakibatkan air (pelarut) berpindah dari dalam
tanah ke jaringan akar . Pada sel hewan, contoh proses osmosis dapat ditemukan
pada pengosongan pori cangkang Nautilus, sehingga memungkinkan hewan ini
terapung di dalam air (Sari,2018).

Difusi larutan gula dalam air tenang sangat lambat karena ukuran
molekulnya yang besar. Untuk mengukurnya dengan ketelitian tinggi. Salah satu
metode untuk menghitung laju difusi yaitu menggunakan pemodelan matematika
yang melingkupi proses difusi, yaitu persamaan diferensial parsial tentang
dinamika konsentrasi gula dalam ruang satu dimensi, dan pemodelan lintasan
cahaya melalui larutan tersebut, dengan memperhatikan indeks bias yang
bervariasi menurut konsentrasi larutan gula secara linear. Model ini kemudian
diselesaikan secara numerik dengan teknik beda berhingga implisit untuk
persamaan diferensial parsialnya, serta metoda rekursif Snellius untuk lintasan
cahayanya. Percobaan aktual juga dilakukan untuk menunjukkan bahwa model
matematika yang dibangun sesuai dengan hasil percobaan (Mardiatin, 2014).

Air merupakan komponen utama tanaman, yaitu membentuk 80-90 %


bobot segar jaringan yang sedang tumbuh aktif. Air sebagai komponen esensial
tanaman memiliki peranan antara lain : (a) sebagai pelarut, di dalamnya terdapat
gas, garam, dan zat terlarut lainnya, yang bergerak keluar masuk sel, (b) sebagai
pereaksi dalam fotosintesis dan pada berbagai proses hidrolisis, (c) air esensial
untuk menjaga turgiditas diantaranya dalam pembesaran sel, pembukaan stomata
dan menyangga bentuk daun-daun muda atau struktur lainnya
Komponen potensial air pada tumbuhan terdiri atas potensial osmosis
(solut) dan potensial turgor (tekanan). Dengan adanya potensial osmosis cairan
sel, air murni cenderung memasuki sel. Sebaliknya potensial turgor di dalam sel
mengakibatkan air meninggalkan sel. Pengaturan potensial osmosis dapat
dilakukan jika potensial turgornya sama dengan nol yang terjadi saat sel
mengalami plasmolysis

IV. ALAT DAN BAHAN


 ALAT
Nama Alat Jumlah
Gelas piala 6 unit
Pisau 1 lembar
Penggaris 1 unit
Pengaduk 1 unit
Stopwatch 1 unit
Pipet tetes 2 unit

 BAHAN
Nama Bahan Jumlah
Metilen blue 2 tetes
Kristal CuSO4 1 gram
Aquadest secukupnya
Umbi kentang 2 buah
Wortel 1 buah
Lobak 1 buah
Larutan garam 50 ml

V. PROSEDUR KERJA
A. DIFUSI
1. Isilah gelas piala dengan akuades, kemudian teteskan metilen
blue kedalam air gelas piala tersebut sebanyak 1-2 tetes. Amati
arah penyebaran warna biru tersebut dan catat waktu yang
dibutuhkan dimulai waktu menetes sampe warna menyebar
sempurna
2. Ulangi langkah pertama tetapi setelah penetesan larutan
langsung diaduk
3. Masukkan kristal CuSO4 pada gelas piala 2 yang telah diisi
dengan aquades, amati penyebaran warnanya dan catat waktu
sampe larutan merata
4. Ulangi langkah nomor tiga tetapi setelah kristal CuSO4
dimasukkan segera diaduk

B. OSMOSIS
1. Buatlah 2 buah silinder masing-masing dari umbi kentang ,
wortel, dan lobak dengan ukuran tinggi silinder 5 cm dan
diameter 2 cm, lalu buattlah lubang didalam silinder tersebut
hingga 2/3 dari tinggi silinder
2. Isilah gelas piala A dengan larutan air + pewarna sebanyak 50
ml. sementara gelas piala B diisi dengan larutan garam dengan
volume yang sama. Berilah label gelas piala A dan B
3. Masukkan masing-masingnya satu silinder umbi kentang,
wortel, dan lobak ke dalam gelas piala B, lalu kedalam tabung
tiap silinder tersebut diisikan larutan garam hingga setengah dari
isi lubang silinder
4. Masukkan masing-masing satu silinder umbi kentang, wortel,
dan lobak ke dalam gelas piala B, lalu ke dalam lubang tiap
silinder tersebut diisikan dengan larutan pewarna hingga
setengahnya
5. Biarkan selama 24 jam, kemudian amati dan catat perubahan
yang terjadi setelah perlakuan

VI. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


A. HASIL PENGAMATAN
1. DIFUSI
Perlakuan Tanpa diaduk Diaduk

Arah gerak waktu Arah gerak waktu

Metilen blue Menyebar, secara 02.22 Menyebar, namun 02.04


merata searah dengan secara acak
jarum jam
Kristal CuSO4 Menyebar, namun 11.51 Mengikuti arah 02.01
secara acak lalu adukan yang
berkumpul menjadi searah dengan
satu pada dasar jarum jam
tabung

2. OSMOSIS

Jenis Kondisi silinder piala A Kondisi silinder gelas piala


umbi B

Awal Setelah 24 awal Setelah 24


jam jam

Kentang Struktur kentang Struktur Struktur Struktur


keras, warna kentang kentang keras, kentang
kentang kuning, lembek, warna warna kentang tetap keras,
warna larutan kentang kuning, , warna
garam bening, kuning, warna volume kentang
dan warna air larutan garam, larutan garam kuning
pewarna hijau berubah agak tetap pucat,
pekat kehijauan, volume
warna air larutan
pewarna hijau garam tetap
pekat

Wortel Struktur wortel Struktur Struktur Struktur


keras, warna wortel keras, wortel keras, wortel agak
wortel orange warna wortel warna wortel mengerut,
cerah, warna orange cerah, orange cerah, warna
larutan garam warna larutan warna larutan wortel
bening, massa garam bening, garam bening, orange
wortel pekat, massa wortel massa wortel pucat,
warna air pekat, warna pekat, warna larutan
pewarna hijau air pewarna air pewarna garam
pekat hijau pekat hijau pekat berkurang,
air pewarna
hampir
habis (sisa
sedikit)

Lobak Struktur lobak Struktur lobak Struktur lobak Struktur


keras, warna agak keras, keras, warna lobak keras,
lobak putih warna lobak lobak putih warna
hijau, warna putih hijau hijau, warna lobak putih
larutan garam pucat, larutan larutan garam hijau,
bening, warna garam bening, warna warna
air pewarna berwarna air pewarna larutan
hijau pekat kehijauan, air hijau pekat garam putih
pewarna hijau keruh,
pekat warna air
pewarna
hijau pekat

B. PEMBAHASAN
A. Difusi
1. Proses difusi dengan pengadukan

Saat melakukan proses percobaan dengan menggunakan larutan methylen


blue dan Kristal CuSO4 dengan bantuan pengadukan akan lebih cepat proses
larutnya didalam air dibandingkan dengan tanpa pengadukan. Meskipun proses
pengadukannya dilakukan secara bersamaan dan teratur akan membutuhkan
waktu yang berbeda pula pada larutan methylen blue yaitu 02 : 04 detik dan
Kristal CuSO4 memerlukan waktu 02 : 51 detik. Hal ini disebabkan karena sifat
larutan pada methylen blue bersifat cair dan mudah larut dalam air sehingga air
dan methylen blue menjadi cepat homogen dalam waktu yang tidak lama.
Sedangkan pada Kristal CuSO4 larutannya bersifat padat dan sukar larut dalam air
serta membutuhkan waktu yang cukup lama dalam proses kelarutannya.

2. Proses difusi tanpa pengadukan

Saat melarutkan methylen blue dan Kristal CuSO4 didalam air tanpa
pengadukan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menjadi homogen atau
bersatu dengan air. Hal ini disebabkan karena konsentrasi pada larutan methylen
blue dan Kristal CuSO4 lebih kecil dibandingkan dengan konsentrasi air yang ada
pada proses percobaan tersebut. Sehingga besarnya konsentrasi air akan
mempengaruhi cepat atau lambatnya kelarutan pada larutan methylen blue dan
Kristal CuSO4. Dalam proses percobaan yang dilakukan dengan menggunakan
konsentrasi air 100 ml dan sekitar 2 tetes larutan methylen blue membutuhkan
waktu sekitar 02 menit 22 detik. Hal ini membuktikan bahwa kelarutan methylen
blue sangat dipengaruhi oleh konsentrasi air. Oleh karena itu, semakin sedikit
konsentrasi air yang digunakan maka semakin cepat pula kelarutannya.
Sedangkan pada larutan Kristal CuSO4 yang menggunakan konsentrasi 100 ml air
dan sekitar 1 sendok spatula larutan Kristal CuSO4 membutuhkan waktu 11 menit
51 detik,. Hal ini membuktikan juga, bahwa kelarutan Kristal CuSO4 sangat
dipengaruhi oleh air juga. Tetapi jika dibandingkan dengan larutan methylen blue
lebih cepat prosesnya dibandingkan dengan larutan Kristal CuSO4 yang begitu
lambat proses kelarutannya dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Jadi difusi
merupakan transport menurun yang artinya materi yang berasal dari daerah
berkonsentrasi tinggi ke daerah berkonsentrasi rendah. Perbedaan jumlah
konsentrasi yang ada pada dua larutan disebut gradien konsentrasi. Difusi akan
terus terjadi hingga seluruh partikel tersebar luas secara merata atau mencapai
keadaan kesetimbangan dimana perpindahan molekul tetap terjadi walaupun tidak
ada perbedaan konsentrasi. Contoh yang sederhana adalah pemberian gula pada
cairan teh tawar. Lambat laun cairan menjadi manis, hal itu terjadi karena gula
larut dalam air. Difusi yang paling sering terjadi adalah difusi molekuler. Difusi
ini terjadi jika terbentuk perpindahan dari sebuah lapisan (layer) molekul yang
diam dari solid atau fluida. Difusi dan osmosis adalah termasuk transport pasif
artinya transport yang tidak memerlukan energi (ATP). Adapun hal yang
mempengaruhi difusi yaitu diantaranya sebagai berikut:

1. Berat molekul semakin besar maka difusi semakin cepat


2. Kelarutan dalam medium, semakin besar kelarutan difusi semakin cepat
3. Beda potensial kimia, makin besar bedanya semakin cepat difusi terjadi.
4. Perbedaan konsentrasi, makin besar perbedaan konsentrasi antara dua bagian,
makin besar proses difusi terjadi
5. Jarak tempat berlangsungnya difusi, makin dekat jarak tempat terjadinya
difusi, makin cepat proses difusi berlangsung
6. Area tempat berlangsungnya difusi, makin luas area difusi makin cepat proses
difusi
7. Struktur tempat berlangsungnya difussi, adanya pori-pori pada membrane
meningkatkan proses difusi. Makin banyak jumlah pori makin meningkat
proses difusi
8. Ukuran dan tipe molekul yang berdifusi, molekul yang lebih kecil berdifusi
lebih cepat.

B. Osmosis
1. Proses Solanum tuberosum atau kentang sebelum direndam

Sebelum melakukan proses percobaan yang dilakukan pertama adalah mengambil


dua sampel kentang dengan menggunakan stinles stil dengan ukuran panjang 2
cm. Setelah melakukan proses pemotongan Solanum tuberosum, kemudian
mengukur diameternya dengan diameter 1 cm dan beratnya 1,60 gram
untuk Solanum tuberosumyang akan direndam kedalam larutan NaCl. Sedangkan
untuk Solanum tuberosum yang akan direndam kedalam air aquadest di ukur
diameternya dengan diameter 1 cm dan beratnya 1,67 gram.

2. Proses Solanum tuberosum atau kentang sesudah direndam

Setelah diamati dalam proses perendaman ternyata Solanum


tuberosum yang berada dilarutan NaCl mengalami perubahan bentuk menjadi
lebih kecil. Hal ini disebabkan karena larutan NaCl menyerap air yang ada
pada Solanum tuberosum dan air yang berada di Solanum tuberosum berpindah ke
larutan NaCl. Sedangkan Solanum tuberosum yang berada di dalam air
aquadest bentuknya tetap dan tidak berubah itu dikarenakan air aquadest tidak
menyerap air yang berada di Solanum tuberosum. Setelah dilakukan proses
perendaman dua sampel Solanum tuberosum diangkat dan dikeringkan. Setelah
itu, dilakukan proses pengukuran pada dua sampel Solanum tuberosum. Pada
sampel Solanum tuberosum yang berada dilarutan NaCl diukur panjangnya
dengan panjang 1,6 cm, diameternya 0,8 cm, dan beratnya 1,21 gram, ternyata
berbeda ukuran panjang, diameter, dan beratnya dari ukuran sebelum direndam
dalam larutan NaCl. Hal ini di karenakan larutan NaCl menyerap air dari Solanum
tuberosum yang mengakibatakan ukuran Solanum tubrosum berubah. Sedangkan
pada sampel Solanum tuberosum yang berada di aquadest di ukur panjangnya
dengan panjang 2 cm, diameter 1 cm dan beratnya 2 gram, ternyata ukranan
panjang dan diameternya sama tetapi yang berubah hanya ukuran beratnya. Hal
ini disebabkan karena aqudest terlalau berpengaruh dalam proses tersebut namun
membuatan berat Solanum tuberosum menjdi besar. Jadi proses osmosis adalah
mengalirnya zat cair melalui membran, dari yang konsentrasinya tinggi ke yang
konsensentrasinya rendah. Namun pada osmosis yang berpindah adalah pelarut
seterti contohnya larutan NaCl dengan Solanum tuberosum.

Hal ini terjadi karena adanya proses osmosis, karena perpindahan molekul
selama potongan kentang direndam dalam air dan dalam cekungan yang diberi
garam. Konsentrasi kentang yang diberi garam lebih besar daripada konsentrasi
air, sehingga molekul air berpindah dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.
Apabila garam pada cekungan ditambah, maka perubahan volume air akan
semakin besar dan cepat karena konsentrasi zat semakin besar. Hal tersebut
mengakibatkan air semakin cepat berpindah. Inilah fungsi garam dalam praktikum
kali ini, yaitu agar mempercepat proses osmosis pada kentang. Kentang yang
mengalami peristiwa osmosis akan mengalami perubahan pada strukturnya yaitu
yang semula kaku akan menjadi lembek. Hal itu disebabkan karena air yang ada
di luar kentang akan masuk ke dalamnya sehingga kentang yang kaku dimana hal
ini bisa dikatakan bahwa kandungan air dalam kentang masih sedikit akan
menjadi lembek karena kandungan air dalam kentang bertambah yang
menyebabkan garam dalam cekungannya menjadi larut oleh perembesan air dari
luar tadi. Sedangkan pada kentang yang tidak diberi garam, tidak terjadi
perubahan volume air dan struktur kentang, karena larutan dan kandungan air
yang ada pada kentang sama-sama hipotonik.

3. Proses yang terjadi pada wortel

Pada percobaan tersebut terjadi penurunan dan kenaikan massa wortel.


Terjadi penurunan massa pada wortel yang di rendam pada larutan garam. Hal
tersebut terjadi karena air pada bergerak ke luar menuju larutan garam. Larutan
garam mempunyai konsentrasi yang lebih tinggi dari pada wortel. Hal tersebut
membuktikan bahwa osmosis adalah proses perpindahan zat dari yang
konsentrasinya rendah menuju konsentrasi tinggi sehingga massa pada wortel
berkurang. Perpindahan air pada yang bersifat hipotonis (konsentrasi rendah)
menuju larutan garam yang bersifat hipertonis (konsentrasi tinggi). Sedangkan ke
wortel yang di rendam pada air massanya akan bertambah. Hal ini dikarenakan air
memiliki konsentrasi yang lebih rendah dari pada kandungan pada dan wortel
sehingga wortel yang di rendam dalam air massa akan bertambah sebab
konsentrasi pada dan wortel berpindah ke air. Wortel mengapung pada tabung
gelas piala yang berisi larutan garam dan tenggelam pada gelas piala yang berisi
air biasa, hal ini di karenakan kadar garam larutan garam dan massa jenisnya lebih
besar dari kadar dan massa jenis wortel. Sedangkan kadar dan massa jenis air
tawar lebih kecil dari kadar dan massa jenis wortel sehingga wortel tenggelam.

4. Proses yang terjadi pada Lobak

Lobak yang dimasukkan kedalam larutan garam mengalami penurunan


dan tidak bertambah panjang malah ukurannya berkurang 0,1 cm. Hal ini
dikarenakan air yang berada dalam bahan memiliki konsentrasi lebih rendah dari
konsentrasi larutan diluarnya sehingga air yang berada dalam lobak
tersebut bergerak ke larutan di luarnya. Sedangkan pada lobak yang dimasukkan
atau direndam dalamlarutan air tidak mengalami perubahan. Dikarenakan
konsentrasi larutan dalam lobak yang lebih tinggi sehingga larutan aquadest
bergerak ke larutan yang memiliki konsentrasi yang lebih rendah yaitu lobak itu
sendiri.

VII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Proses terjadinya difusi dalam praktikum ini menunjukkan bahwa sifat
larutan pada methylen blue bersifat cair dan mudah larut dalam air
sehingga air dan methylen blue menjadi cepat homogen dalam waktu yang
tidak lama. Sedangkan pada Kristal CuSO4 larutannya bersifat padat dan
sukar larut dalam air serta membutuhkan waktu yang cukup lama dalam
proses kelarutannya.
2. Proses terjadinya osmosis pada praktikum ini menunjukkan bahwa larutan
garam dan aquadest sangat mempengaruhi akhir dari konsentrasi larutan
tersebut. Dimana ini semua dapat menguji kebenaran dari teori osmosis
3. Perbedaan dari proses difusi dan osmosis terdapat pada bahan pelarut dan
terlarutnya bahan yang diuji. Dimana difusi berperan sebagai pelarut,
sedangkan osmosis terjadinya bahan yang terlarut karena perbedaan
konsentrasi yang diberikan
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi dan osmosis. Untuk difusi yang
mempengaruhi adalah berat molekul, beda potensial kimia, perbedaan
konsentrasi, dan lain-lain. Sedangkan osmosis yang mempengaruhi adalah
bahan uji yang digunakan untuk melarutkan objek seperti larutan garam
dan aquadest
5. Perbandingannya tidak jauh berbeda, karena sama-sama mengalami proses
osmosis. Hanya saja perbedaan ukuran dan beda potensial kimia dari
beberapa objek mempengaruhi hasil akhir yang tampak seperti perbedaan
larutan garam dan warna dari air pewarna.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, dkk. 2008. Biologi Jilid I Edisi kedelapan. Erlangga : Jakarta

Mardiatin, P., & Purwoto, S. (2014). Penurunan Kandungan Bakteri Escherichia


Coli dan Timbal pada Air Bersih Menggunakan Membran Reverse
Osmosis. WAKTU, 12(1), 65-70.2

Roza, M. (2013). KAJIAN SIFAT KONDUKTANSI MEMBRAN KITOSAN


PADA BERBAGAI VARIASI WAKTU PERENDAMAN DALAM
LARUTAN Pb. PILLAR OF PHYSICS, 1(1). 1
Sari, Y. P., Rahman, A., & Kasrina, K. (2018). PENGEMBANGAN LEMBAR
KERJA PESERTA DIDIK BERDASARKAN STUDI PENGARUH
OSMOSIS TERHADAP WARNA MATA. Pendidikan dan Pembelajaran
Biologi, 2(2).

Yahya, Y. (2015). PERBEDAAN TINGKAT LAJU OSMOSIS ANTARA UMBI


SOLONUM TUBEROSUM DAN DOUCUS CAROTA. Jurnal Biology
Education, 4(1).
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai