PRAKTIKU
M BIOLOGI
Pengamatan Proses Difusi dan Proses Osmosis pada Sel Hewan dan Sel Tumbuhan
Disusun Oleh:
Beginta V. Br. Sembiring (3)
Jonathan R. M. Sinambela (20)
Kezia P. Aritonang (21)
Maria M. Hutabarat (23)
Moses T. P. Turnip (24)
Yolanda C. Samba (35)
Alat Bahan
Gelas Beker ukuran 200ml 1 buah Pewarna makanan
Gelas Beker ukuran 500ml 1 buah Air
Sendok Makan Garam 500g
Cutter Telur 8 butir
Penggaris Abu Piring 10 bungkus
Botol Aqua 1L 2 buah Wortel 2 buah
Toples bertutup 1 buah Lobak 2 buah
Kain Lap
Wadah 1 buah
Difusi memiliki dua macam jenis, yaitu difusi sederhana dan difusi terban
tu :
1. Difusi Sederhana
Pada jenis ini, difusi adalah perpindahan zat padat, cair, atau gas baik itu m
elewati atau tidak melewati membran dari bagian berkonsentrasi tinggi (hiper
tonis) ke bagian berkonsentrasi rendah (hipotonis). Akibat perpindahan ini, k
onsentrasi zat menjadi sama (isotonis). Sel ingin mengambil nutrisi, atau terja
di pada molekul/partikel hydropobhic (tidak berpolar). Partikel akan langsung
berdifusi tanpa memerlukan energi, dan bisa melewati membran langsung.
2. Difusi Terbantu
Proses ini terjadi di sel yang ingin mengambil nutrisi, terjadi di partikel ya
ng punya polar/ion (hydrophilic). Difusi jenis ini terbagi 2 yaitu difusi diperm
udah oleh saluran protein dan difusi dipermudah oleh protein transpor. Jenis d
ifusi ini memerlukan bantuan protein yang spesifik berupa saluran protein da
n protein transpor agar partikel bisa melewati membran. Contohnya pada bakt
eri Escherichia coli yang akan menurun metabolismenya jika dipindahkan ke
dalam medium laktosa karena tidak dapat melalui membran sel.
Kecepatan difusi suatu partikel atau molekul suatu zat dipengaruhi oleh b
eberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi proses difusi adalah sebagai berikut :
1. Ukuran Molekul yang Meresap
Jika molekul berukuran besar, proses difusi akan lebih lambat untuk
melewati membran daripada molekul yang ukurannya lebih kecil.
2. Suhu
Gerakan molekul akan lebih cepat ketika terjadi kenaikan suhu. Hal ini
tentunya berdampak pada laju difusi yang juga semakin cepat. Ketika
suhu semakin tinggi, partikel akan mendapat energi yang lebih besar
untuk bergerak, sehingga kecepatan difusinya semakin besar.
3. Konsentrasi Zat
Laju difusi juga didasarkan kepada besar gradien konsentrasi yang ada
pada dua zat.
4. Wujud Materi
Proses difusi pada zat padat biasanya akan lebih lambat dibandingkan
dengan zat cair dan zat gas. Contohnya proses difusi O2 pada hewan
bersel satu. Difusi dapat terjadi karena konsentrasi O2 di udara lebih
tinggi daripada konsentrasi O2 di dalam sel.
5. Ketebalan Membran
Semakin tipis membran sel menyebabkan kecepatan difusi semakin
besar.
7. Jarak
Semakin dekat jarak antara dua konsentrasi menyebabkan kecepatan
difusi semakin besar.
2. Keterlarutan lipid
Molekul memiliki tingkat keterlarutan yang tinggi, maka dapat me
resap lebih cepat dibandingkan molekul yang memiliki tingkat keterlarutan ren
dah, misalnya lipid.
4. Ukuran molekul
Molekul dengan ukuran yang lebih kecil dibandingan garis pusat lub
ang membran akan lebih mudah meresap.
5. Gradien Konsentrasi
Semakin besar perbedaan konsentrasi antara kedua sisi membran, laju Os
mosis akan lebih cepat.
3. Telur Asin
Perubahan Sebelum Pengasinan Setelah Pengasinan
Warna kuning telur Kuning Jingga terang
Rasa Biasa (seperti telur pada Sangat asin
umumnya)
Keadaan kuning & putih Kuning Telur: Biasa Kuning Telur :Lebih kera
telur Putih Telur: Biasa s
Putih Telur: Lebih lunak
Berikut ini adalah perbandingan hasil telor asin kelompok kami dengan
kelompok lain dengan waktu perebusan yang sama, yaitu 10 menit:
Dalam praktikum kali ini kami membuat telur asin dengan telur bebek da
n abu gosok serta garam. Telur bebek sebelumnya diamplas terlebih dahulu untu
k membuang kotoran yang menempel di cangkang agar lebih mempermudah pr
oses osmosis. Digunakan telur bebek karena memiliki pori pori yang lebih besar
sehingga memudahkan proses osmosis pada telur. Selain itu cangkang telur beb
ek lebih tebal sehingga telur bebek tidak mudah pecah. Ini akan mempengaruhi
pada saat telur direndam di media (abu gosok) dengan garam. Abu gosok diguna
kan sebagai media pembaluran telur agar garam lebih cepat masuk melalui cang
kang telur. Telur yang direndam di larutan garam akan mengalami osmosis kare
na telur tersebut ditempatkan di lingkungan dengan konsentrasi lebih rendah (en
cer) daripada di dalam telur (isi telur). Telur sebagai sel tunggal yang terbungku
s cangkang yang memiliki pori-pori dan merupakan membran yang bersifat sele
ktif permeabel. Hal itu menyebabkan air garam masuk ke dalam telur melewati
membran/cangkang telur karena konsentrasi di dalam lebih tinggi daripada di lu
ar& sehingga telur menjadi asin. Air dan garam masuk ke putih telur karena kon
sentrasi putih telur lebih pekat
daripada larutan garam. Hal ini sesuai dengan pengertian osmosis yaitu perpind
ahan molekul zat terlarut dari konsentrasi rendah (hipotonik) ke konsentrasi lebi
h tinggi (hipertonik)
2. Bagaimana ciri-ciri kulit sayuran lobak dan wortel apabila dimasukkan ke dalam la
rutan garam selama 2-3 jam?
= Ciri ciri kulit lobak: tetap berwarna putih, tekstur lunak, tidak ada kulit yang terkelup
as.
Ciri ciri kulit wortel: berwarna jingga pucat, tidak ada kulit yang terkelupas, lunak.
Ini terjadi karena sel tumbuhan mengalami plasmolisis dalam larutan hipertonik.Plas
molisis terjadi jika sel tumbuhan diletakkan di larutan garam terkonsentrasi (hipertoni
k), sel tumbuhan akan kehilangan air dan juga tekanan turgor, menyebabkan sel tum
buhan lemah.
3. Bagaimana ciri-ciri kulit sayuran lobak dan wortel apabila dimasukkan ke dalam la
rutan pewarna makanan selama 2-3 jam?
=Ciri ciri kulit lobak : tetap keras, bagian luar lobak menjadi berwarna hijau karena
pewarna yang diberikan bewarna hijau
Ciri ciri kulit wortel: tetap keras, bagian luar wortel menjadi berwarna hijau karena
pewarna yang diberikan berwarna hijau
4. Pada proses pembuatan telur asin menerapkan prinsip difusi atau osmosis?
Jelaskan!
=
8. Mengapa pembuatan telur asin dengan metode ditanam pada abu piring tidak
dapat dikonsumsi langsung melainkan harus menunggu waktu?
= Masuknya zat terlarut (garam) ke telur asin tidak dapat terjadi dengan cepat
(langsung). Oleh karena itu diperlukan waktu selama 14 hari.Telur yang awalnya tidak a
sin dapat berubah menjadi telur asin melalui proses pengasinan. Proses pengasinan adalah p
roses pemberian garam yang berlebih. Setelah proses penggaraman, selama sekitar 10-14 ha
ri menunggu tersebut, telur akan terendam, lalu garam dapat masuk atau meresap ke pori-p
ori telur (menggunakan konsep transpor membran) dan membuat telur awet serta rasanya b
erubah menjadi asin.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
1. https://id.scribd.com/document/427009950/Laporan-Praktikum-Telur-A
sin-2# diakses pada Kamis, 14 September 2023. Pkl. 17.20
2. https://www.academia.edu/32869439/1_Laporan_Praktikum_Difusi_O
smosis_docx diakses pada Kamis, 14 September 2023. Pkl. 17.24
3. https://www.bing.com/search?pglt=41&q=fermentasi+adalah&cvid=f73
a3b4acfc94cc89c8b53d48502fa4f&aqs=edge..69i57j0l3j46j0l4.9701j0j1
&FORM=ANNTA1&PC=U531 diakses pada Kamis, 14 September 2023.
Pkl. 17.32
4. https://www.bola.com/ragam/read/5392697/apa-itu-osmosis-pahami-a
rti-dan-perbedaannya-dengan-difusi diakses pada Kamis, 14 September
2023. Pkl. 17.40