Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN

PRAKTIKU
M BIOLOGI
Pengamatan Proses Difusi dan Proses Osmosis pada Sel Hewan dan Sel Tumbuhan

Disusun Oleh:
Beginta V. Br. Sembiring (3)
Jonathan R. M. Sinambela (20)
Kezia P. Aritonang (21)
Maria M. Hutabarat (23)
Moses T. P. Turnip (24)
Yolanda C. Samba (35)

SMA ST. THOMAS 1 MEDAN


I. Tujuan: Tahun Ajaran :
1. Megetahui proses terjadinya
2023/2024difusi dan osmosis
2. Mengetahui faktor mempengaruhi kecepatan difusi dan osmosis
3. Mengaplikasikan dan membuktikan teori difusi dan osmosis
4. Mampu mengidentifikasi proses osmosis dan difusi pada sel hewan
maupun tumbuhan
5. Memahami cara pembuatan telur asin dan manfaat telur asin bagi tu
buh

II. Alat dan Bahan

Alat Bahan
Gelas Beker ukuran 200ml 1 buah Pewarna makanan
Gelas Beker ukuran 500ml 1 buah Air
Sendok Makan Garam 500g
Cutter Telur 8 butir
Penggaris Abu Piring 10 bungkus
Botol Aqua 1L 2 buah Wortel 2 buah
Toples bertutup 1 buah Lobak 2 buah
Kain Lap
Wadah 1 buah

III. Prosedur Kerja

1) Pengamatan proses Terjadinya Difusi


1. Dituangkan air biasa ke gelas A sebanyak 50 ml, dan tuangkan air
biasa sebanyak 100 ml ke dalam gelas B.
2. Dimasukkan masing-masing satu sendok makan pewarna ke dalam ke
dua gelas bersamaan dengan berjalannya timer
3. Diamati perbedaan yang ada terjadi di gelas A dan di gelas B.
4. Dicatat waktu saat pewarna menyebar merata di masing masing gelas

2) Pengamatan Proses Osmosis pada Sel Tumbuhan


1. Disiapkan dua buah wortel dan lobak.
2. Dipotong wortel dan lobak sesuai ukuran yang diinginkan
3. Diberi lubang di tengah sayuran wortel dan lobak tersebut tanpa
menembus dasar atau samping sayuran.
4. Dipotong botol aqua dengan tinggi lebih rendah dari ukuran wortel
5. Diisi 2 botol Aqua yang sudah dipotong dengan pewarna makanan
dan 2 lagi dengan air garam
6. Dimasukkan satu wortel ke dalam botol berisi pewarna dan satu lai
nnya ke dalam botol berisi air garam. Dilakukan hal yang sama pada lobak
7. Diberi air pewarna pada lobak dan wortel yang terdapat pada botol ber
isi air garam
8. Diberi air garam pada lobak dan wortel yang terdapat pada botol
berisi air pewarna
9. Dibiarkan selama 3 jam
10. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi pada setiap botol lob
ak dan wortel

3) Pembuatan Telur Asin


1. Disiapkan telur 8 butir yang berkualitas baik Dicuci semua telur bebek
dengan air mengalir
2. Diamplas kulit telur bebek untuk menghilangkan kotoran bebek yang
menempel
3. Telur bebek dikeringkan
4. Dituang seluruh abu piring ke wadah
5. Dituang garam secukupnya ke wadah
6. Diberi air matang sedikit demi sedikit
7. Diaduk semua bahan sampai adonan tidak terlalu encer dan tidak terl
alu keras
8. Dilapisi semua telur dengan adonan abu piring sampai seluruh bagian
tertutup dan tidak ada yang berongga
9. Dimasukkan semua telur yang sudah dilapisi ke toples bertutup yang
sudah disiapkan untuk proses pengasinan
10. Dimasukkan semua sisa abu piring ke toples bertutup yang sudah ber
isi telur untuk menutupi rongga yang ada
11. Toples ditutup dan bagian luarnya ditutup kain lap
12. Telur dibiarkan selama 14 hari
13. Telur diambil dan dicuci kemudian direbus
14. Dicatat perubahan yang terjadi

IV. Tinjauan Teori

Difusi adalah pergerakan molekul dari area dengan konsentrasi tinggi ke


area dengan konsentrasi rendah. Difusi dalam prosesnya melibatkan dua zat yan
g salah satunya berkonsentrasi lebih tinggi dari zat lain. Kondisi ini menyebabk
an perpindahan dan pembauran ke seluruh partikel secara merata. Difusi juga di
katakan sebagai peristiwa mengalirnya atau berpindahnya suatu zat dalam pelar
ut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Perb
edaan konsentrasi yang ada pada dua larutan disebut gradien konsentrasi. Conto
h difusi adalah saat membuat teh manis, menyemprot pengharum ruangan atau p
arfum,dll.

Difusi memiliki dua macam jenis, yaitu difusi sederhana dan difusi terban
tu :
1. Difusi Sederhana
Pada jenis ini, difusi adalah perpindahan zat padat, cair, atau gas baik itu m
elewati atau tidak melewati membran dari bagian berkonsentrasi tinggi (hiper
tonis) ke bagian berkonsentrasi rendah (hipotonis). Akibat perpindahan ini, k
onsentrasi zat menjadi sama (isotonis). Sel ingin mengambil nutrisi, atau terja
di pada molekul/partikel hydropobhic (tidak berpolar). Partikel akan langsung
berdifusi tanpa memerlukan energi, dan bisa melewati membran langsung.

2. Difusi Terbantu
Proses ini terjadi di sel yang ingin mengambil nutrisi, terjadi di partikel ya
ng punya polar/ion (hydrophilic). Difusi jenis ini terbagi 2 yaitu difusi diperm
udah oleh saluran protein dan difusi dipermudah oleh protein transpor. Jenis d
ifusi ini memerlukan bantuan protein yang spesifik berupa saluran protein da
n protein transpor agar partikel bisa melewati membran. Contohnya pada bakt
eri Escherichia coli yang akan menurun metabolismenya jika dipindahkan ke
dalam medium laktosa karena tidak dapat melalui membran sel.
Kecepatan difusi suatu partikel atau molekul suatu zat dipengaruhi oleh b
eberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi proses difusi adalah sebagai berikut :
1. Ukuran Molekul yang Meresap
Jika molekul berukuran besar, proses difusi akan lebih lambat untuk
melewati membran daripada molekul yang ukurannya lebih kecil.

2. Suhu
Gerakan molekul akan lebih cepat ketika terjadi kenaikan suhu. Hal ini
tentunya berdampak pada laju difusi yang juga semakin cepat. Ketika
suhu semakin tinggi, partikel akan mendapat energi yang lebih besar
untuk bergerak, sehingga kecepatan difusinya semakin besar.

3. Konsentrasi Zat
Laju difusi juga didasarkan kepada besar gradien konsentrasi yang ada
pada dua zat.

4. Wujud Materi
Proses difusi pada zat padat biasanya akan lebih lambat dibandingkan
dengan zat cair dan zat gas. Contohnya proses difusi O2 pada hewan
bersel satu. Difusi dapat terjadi karena konsentrasi O2 di udara lebih
tinggi daripada konsentrasi O2 di dalam sel.

5. Ketebalan Membran
Semakin tipis membran sel menyebabkan kecepatan difusi semakin
besar.

6. Luas Suatu Area


Semakin besar luas area menyebabkan kecepatan difusi semakin besar.

7. Jarak
Semakin dekat jarak antara dua konsentrasi menyebabkan kecepatan
difusi semakin besar.

Osmosis adalah perpindahan molekul terlarut melalui selaput semipermea


bel dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat atau dari bagian ya
ng konsentrasi pelarut (mis. air) rendah (hipotonis) ke konsentrasi pelarut (mis.
air) tinggi (hipertonis). Membran semipermeabel harus dapat dilewati oleh pelar
ut, tetapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang
membran.
Beberapa faktor yang memengaruhi osmosis, seperti:
1. Suhu
Pergerakan molekul dapat dipengaruhi oleh suhu. Resapan akan terjadi
lebih cepat pada suhu tertinggi dibandingkan dengan suhu rendah.

2. Keterlarutan lipid
Molekul memiliki tingkat keterlarutan yang tinggi, maka dapat me
resap lebih cepat dibandingkan molekul yang memiliki tingkat keterlarutan ren
dah, misalnya lipid.

3. Luas permukaan membran


Kadar resapan menjadi cepat jika permukaan membran yang digunaka
n untuk proses resapan lebih besar.

4. Ukuran molekul
Molekul dengan ukuran yang lebih kecil dibandingan garis pusat lub
ang membran akan lebih mudah meresap.

5. Gradien Konsentrasi
Semakin besar perbedaan konsentrasi antara kedua sisi membran, laju Os
mosis akan lebih cepat.

V. Hasil Pengamatan dan Pembahasan

1. Air yang diberi pewarna


Variabel Pembeda Gelas A Gelas B
Volume Air 50 ml 100 ml
Diameter Gelas Lebih Kecil Lebih Besar
Takaran Pewarna 1 sendok makan 1 sendok makan
Waktu 20 detik 1 menit 10 detik
Didapati
bahwa pewarna di gelas A menyebar lebih cepat dari pada di gelas B padahal uk
uran diameter gelas B lebih besar dari gelas A. Saat pewarna di gelas A sudah m
enyebar, pewarna di gelas B masih terlihat belum menyebar merata. Percobaan
ini belum dapat membuktikan teori difusi yakni, luas permukaan semakin sebes
ar semakin cepat pula proses difusi yang terjadi. Kami mengambil kesimpulan,
bahwa perbedaan volume air berpengaruh pada kecepatan difusi sebab partikel
pewarna lebih cepat menyebar di gelas 50ml karena ukurannya lebih sedikit dari
pada gelas B yang berisi 100ml. Selain itu jarak antar dua konsentrasi juga mem
pengaruhi sesuai teori, jarak konsentrasi gelas A lebih kecil sehingga kecepatan
difusinya lebih cepat.

2. Lobak dan Wortel


Sebelum Sesudah
Lobak yang di dalamnya pewarna dan di luar a Pewarna: 3.1cm Pewarna:2cm
ir garam Air garam: 5cm Air garam:6.1c
m
Lobak yang diberi garam di dalam dan pewarn Air garam: 2.1 cm Air garam: 3cm
a di luar Pewarna:5.7cm Pewarna: 4.3c
m
Wortel yang di dalamnya pewarna dan di luar a Pewarna: 2.2cm Pewarna:0,5cm
ir garam Air garam: 3.5cm Air garam: 2.5c
m
Wortel yang diberi air garam di dalam dan pew Air Garam: 5cm Air garam:8.2c
arna di luar Pewarna: 6.4 cm m
Pewarna:3.3cm

1. Lobak didalam pewarna diluar air garam


Setelah dibiarkan selama 3 jam didapati bahwa volume pewarna didalam
lobak berkurang dari 3.1cm menjadi 2cm dan volume garam diluar bertambah y
akni dari 5cm menjadi 6.1cm. Didapati juga air garam berubah menjadi warna k
ehijau hijauan, ini disebabkan air yang berpindah dari wortel masih membawa p
artikel pewarna makanan yang berwarna hijau. Hal ini sesuai dengan teori osmo
sis, yakni perpindahan zat pelarut dari konsentrasi rendah (pewarna) ke konsentr
asi tinggi (air garam). Namun, tidak dapat dibuktikan teori plasmolisis, karena l
obak tidak menjadi lunak ataupun layu.
2. Lobak yang diberi garam didalam dan pewarna diluar
Didapati bahwa air garam mengalmi pertambahan dari 2.1cm menjadi 3 c
m dan pewarna mengalami penyusutan dari 5.7cm menjadi 4.3cm. Hal ini terjad
i karena ada peristiwa osmosis yang memindahkan zat pelarut agar kedua laruta
n memiliki konsentrasi yang sama. Tidak dapat dibuktikan teori plasmolisis kare
na lobak tidak layu dan lunak.
3. Wortel yang diberi pewarna didalam dan garam diluar
Didapati pewarna didalam wortel mengalami penyusutan sangat besar yai
tu dari 2.2 cm menjadi 0.5cm dan garam diluar dari 3.5cm menjadi 2.5 cm. Dala
m percobaan ini memang tidak dapat membuktikan secara jelas teori osmosis se
bab kedua larutan sama sama berkurang. Tetapi perubahan tinggi air pewarna ya
ng sangat besar merupakan ciri-ciri terjadinya osmosis, air pewarna pada wortel
berpindah ke air garam. Mungkin terdapat salah pengukuran akhir dari air gara
m karena ketidakpastian alat ukur yang digunakan.
4. Wortel yang diberi air garam didalam dan pewarna diluar
Didapati bahwa air garam pada wortel bertambah dari 5cm menjadi 8.2c
m dan pewarna diluar mengalami penyusutan yaitu dari 6.4cm menjadi 3.3cm.
Hal ini terjadi karena berpindahnya zat terlarut pada pewarna ke air garam yang
terdapat di dalam wortel. Wortel juga menjadi sedikit elastis/lunak, merupakan d
ampak dari osmosis yang disebut dengan plasmolisis.

3. Telur Asin
Perubahan Sebelum Pengasinan Setelah Pengasinan
Warna kuning telur Kuning Jingga terang
Rasa Biasa (seperti telur pada Sangat asin
umumnya)
Keadaan kuning & putih Kuning Telur: Biasa Kuning Telur :Lebih kera
telur Putih Telur: Biasa s
Putih Telur: Lebih lunak

Berikut ini adalah perbandingan hasil telor asin kelompok kami dengan
kelompok lain dengan waktu perebusan yang sama, yaitu 10 menit:

Kel. Gambar Deskripsi


1. Rasanya sangat asin (tidak laya
k untuk makan) , tidak berbau b
usuk saat dikeluarkan dari wada
h dan saat dimakan

2. Rasa asinnya pas (layak makan)


namun hanya pada kuningnya, p
utihnya masih kurang terasa, be
rbau busuk saat dikeluarkan dari
wadah namun tidak berbau saat
dimakan

3 Telurnya bau busuk, sangat tida


k layak makan, di bagian putihn
ya ada bintik bintik hitam, bagia
n kuningnya sudah berwarna hit
am, sudah berjamur.

4 Rasanya asin, kuningnya seperti


berpasir, tidak berbau busuk
saat dikeluarkan dari wadah,
tidak berbau busuk saat
dimakan

5 Rasa nya asin, dan masih bisa di


makan. Tidak ada bau aneh
terlalu menyengat dari wadah
saat pertama kali di ambil, dan
tidak ada bau aneh saat di
makan.

6 Rasanya sangat asin dan tidak


layak makan karena kadar
garam terlalu tinggi, kuning
telur seperti berpasir, tidak
berbau saat dikeluarkan dari
wadah, tidak berjamur,kuning
telur berwarna orange cerah

Dalam praktikum kali ini kami membuat telur asin dengan telur bebek da
n abu gosok serta garam. Telur bebek sebelumnya diamplas terlebih dahulu untu
k membuang kotoran yang menempel di cangkang agar lebih mempermudah pr
oses osmosis. Digunakan telur bebek karena memiliki pori pori yang lebih besar
sehingga memudahkan proses osmosis pada telur. Selain itu cangkang telur beb
ek lebih tebal sehingga telur bebek tidak mudah pecah. Ini akan mempengaruhi
pada saat telur direndam di media (abu gosok) dengan garam. Abu gosok diguna
kan sebagai media pembaluran telur agar garam lebih cepat masuk melalui cang
kang telur. Telur yang direndam di larutan garam akan mengalami osmosis kare
na telur tersebut ditempatkan di lingkungan dengan konsentrasi lebih rendah (en
cer) daripada di dalam telur (isi telur). Telur sebagai sel tunggal yang terbungku
s cangkang yang memiliki pori-pori dan merupakan membran yang bersifat sele
ktif permeabel. Hal itu menyebabkan air garam masuk ke dalam telur melewati
membran/cangkang telur karena konsentrasi di dalam lebih tinggi daripada di lu
ar& sehingga telur menjadi asin. Air dan garam masuk ke putih telur karena kon
sentrasi putih telur lebih pekat
daripada larutan garam. Hal ini sesuai dengan pengertian osmosis yaitu perpind
ahan molekul zat terlarut dari konsentrasi rendah (hipotonik) ke konsentrasi lebi
h tinggi (hipertonik)

VI. Jawaban Pertanyaan

1. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi!


= Ada beberapa faktor yang memengaruhi kecepatan difusi, yaitu :
 Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, maka semakin cepat partikel
itu akan bergerak, dengan demikian kecepatan difusi akan semakin tinggi.
 Ketebalan membran. Semakin tebal membran, akan membuat kecepatan dif
usi semakin lambat. Dan sebaliknya, semakin tipis membran, kecepatan difusi aka
n semakin cepat.
 Luas suatu area. Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan dif
usinya.
 Jarak. Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, kecepatan difusinya akan
semakin lambat.
 Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak de
ngan lebih cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya.

2. Bagaimana ciri-ciri kulit sayuran lobak dan wortel apabila dimasukkan ke dalam la
rutan garam selama 2-3 jam?
= Ciri ciri kulit lobak: tetap berwarna putih, tekstur lunak, tidak ada kulit yang terkelup
as.
Ciri ciri kulit wortel: berwarna jingga pucat, tidak ada kulit yang terkelupas, lunak.
Ini terjadi karena sel tumbuhan mengalami plasmolisis dalam larutan hipertonik.Plas
molisis terjadi jika sel tumbuhan diletakkan di larutan garam terkonsentrasi (hipertoni
k), sel tumbuhan akan kehilangan air dan juga tekanan turgor, menyebabkan sel tum
buhan lemah.
3. Bagaimana ciri-ciri kulit sayuran lobak dan wortel apabila dimasukkan ke dalam la
rutan pewarna makanan selama 2-3 jam?
=Ciri ciri kulit lobak : tetap keras, bagian luar lobak menjadi berwarna hijau karena
pewarna yang diberikan bewarna hijau
Ciri ciri kulit wortel: tetap keras, bagian luar wortel menjadi berwarna hijau karena
pewarna yang diberikan berwarna hijau

4. Pada proses pembuatan telur asin menerapkan prinsip difusi atau osmosis?
Jelaskan!
=

5. Apakah ciri-ciri berlangsungnya proses osmosis pada pembuatan telur asin?


= Ciri-ciri berlangsungnya proses osmosis pada pembuatan telur asin terlihat
dengan keluarnya air dari dalam telur bersamaan dengan masuknya larutan garam
ke dalam telur. Itu sebabnya pada saat pengambilan telur asin didapatkan lebih
banyak air pada toples.

6. Apakah manfaat mengonsumsi telur asin?


= Ada banyak manfaat dari mengonsumsi telur asin, beberapa diantara nya adalah
sebagai berikut;
 Membantu regenerasi sel.
 Mencegah anemia.
 Meningkatkan fungsi penglihatan.
 Melancarkan peredaran darah.
 Meningkatkan fungsi otak.
 Menjaga sistem kekebalan tubuh.
 Menjaga kesehatan tulang.
 Mendukung perkembangan janin

7. Apakah dampak negatif mengonsumsi telur asin?


= Meski mengonsumsi telur asin itu enak dan kaya manfaat, namun telur asin juga bi
sa membawa dampak buruk. Mengonsumsi telur asin setiap hari dan berlebihan
dapat menyebabkan gangguan pada fungsi ginjal, merusak lapisan lambung, darah
tinggi karena kandungan garam yang tinggi di dalamnya. Selain itu, efek samping
dari mengonsumsi telur asin yang berlebihan juga dapat meningkatkan risiko koleste
rol, stroke hingga serangan jantung.

8. Mengapa pembuatan telur asin dengan metode ditanam pada abu piring tidak
dapat dikonsumsi langsung melainkan harus menunggu waktu?

= Masuknya zat terlarut (garam) ke telur asin tidak dapat terjadi dengan cepat
(langsung). Oleh karena itu diperlukan waktu selama 14 hari.Telur yang awalnya tidak a
sin dapat berubah menjadi telur asin melalui proses pengasinan. Proses pengasinan adalah p
roses pemberian garam yang berlebih. Setelah proses penggaraman, selama sekitar 10-14 ha
ri menunggu tersebut, telur akan terendam, lalu garam dapat masuk atau meresap ke pori-p
ori telur (menggunakan konsep transpor membran) dan membuat telur awet serta rasanya b
erubah menjadi asin.

LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

1. https://id.scribd.com/document/427009950/Laporan-Praktikum-Telur-A
sin-2# diakses pada Kamis, 14 September 2023. Pkl. 17.20
2. https://www.academia.edu/32869439/1_Laporan_Praktikum_Difusi_O
smosis_docx diakses pada Kamis, 14 September 2023. Pkl. 17.24

3. https://www.bing.com/search?pglt=41&q=fermentasi+adalah&cvid=f73
a3b4acfc94cc89c8b53d48502fa4f&aqs=edge..69i57j0l3j46j0l4.9701j0j1
&FORM=ANNTA1&PC=U531 diakses pada Kamis, 14 September 2023.
Pkl. 17.32

4. https://www.bola.com/ragam/read/5392697/apa-itu-osmosis-pahami-a
rti-dan-perbedaannya-dengan-difusi diakses pada Kamis, 14 September
2023. Pkl. 17.40

Anda mungkin juga menyukai