Anda di halaman 1dari 6

Nama: Paraf Ketua Paraf Guru SKOR

Kelas: XI MIPA 2
Tanggal:

JURNAL PRAKTIKUM

1. PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN TERHADAP MASSA KENTANG


2. PENGARUH PENGADUKAN TERHADAP WAKTU LARUT GULA PASIR DI
DALAM AIR

A. Landasan Teori

Dalam mekanisme transportasi zat keluar atau kedalam sel melalui membran sel
terdiri atas dua cara yaitu, transpor pasif dan transpor aktif. Transport pasif merupakan
mekanisme perpindahan zat secara transpor pasif yang tidak memerlukan energi dan
terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi antara zat dan larutan di kedua sisinya.
Transpor pasif dibagi menjadi dua yaitu, difusi dan osmosis.
Pada jurnal ini kita akan fokus pada materi osmosis. Osmosis adalah proses
perpindahan air melalui membran yang bersifat semipermeabel bergerak dari larutan
hipotonis (larutan dengan konsentrasi zat rendah) ke larutan hipertonis (larutan dengan
konsentrasi tinggi) sehingga memperoleh larutan isotonis (larutan dengan konsentrasi
seimbang).
Dua faktor penting yang mempengaruhi osmosis adalah :
1.      Kadar air dan materi terlarut yang ada di dalam sel.
2.      Kadar air dan materi terlarut yang ada di luar sel.

Hipotonis berarti memiliki konsentrasi larutan solut yang lebih rendah namun
memiliki konsentrasi air yang lebih tinggi. Sedangkan hipertonis adalah sebaliknya. Yaitu,
memiliki konsentrasi larutan solut yang tinggi namun memiliki konsentrasi air yang rendah.
Dalam konteks ini, osmosis bergerak dari hipotonis ke hipertonis.

Mekanisme osmosis sendiri dapat memberikan pengaruh yang berbeda pada sel
hewan dan sel tumbuhan, seperti gambar di bawah ini:

Menurut Keenan 1948, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya


osmosis pada sel yaitu:
1. Ukuran zat yang terlarut, semakin banyak zat yang terlarut maka peristiwa
terjadinya osmosis akan semakin cepat. Karena zat terlarut memiliki tekanan
osmotik yang berfungsi untuk memecah zat pelarut yang bergerak melalui
membran semipermeabel.
2. Ketebalan membran, ketebalan suatu membran sel dapat menghambat
terjadinya osmosis karena pada ketebalan tertentu dapat mempersulit zat
terlarut untuk melewati membran sel tersebut.
3. Luas permukaan membran sel.
4. Suhu lingkungan.
5. Jarak antar zat pelarut dan zat terlarut.

B. Latar Belakang
Sel adalah unit biotik terkecil di dunia. Semua organisme yang hidup tersusun
atas sel yang bergabung seperti batu bata yang disusun menjadi sebuah dinding. Sel
mampu melakukan metabolisme dan respirasi berkat adanya organel-organel yang
terstruktur dan terspesialisasi dengan fungsi yang spesifik.
Sel mempunyai pembungkus yang disebut membran sel atau membran plasma
yang bersifat semi permeabel yang berarti memegang kendali atas zat-zat tertentu yang
masuk dan keluar dari sel. Membran sel tidak hanya membungkus bagian terluar sel
namun juga ditemukan sebagai pembungkus organel-organel nya, termasuk inti sel atau
yang disebut nukleus. Ratio antara luas permukaan dan volume sel berpengaruh besar
bagi respirasi sel, semakin besar ratio luas permukaan terhadap volume dari sel tersebut
maka akan semakin bagus bagi proses respirasi sel bekerja.

perpindahan molekul atau ion melewati membran ada dua macam, yaitu : transpor
pasif dan transpor aktif. Salah satu contoh dari trasnpor pasif yaitu Osmosis dan difusi.
Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian
yang lebih tinggi konsentrasi airnya ke bagian yang lebih rendah konsentrasi airnya. Dua
faktor penting yang mempengaruhi osmosis adalah :
1.      Kadar air dan materi terlarut yang ada di dalam sel.
2.      Kadar air dan materi terlarut yang ada di luar sel.

Pada saat keadaan lingkungan di luar sel mempunyai konsentrasi air yang lebih
tinggi dibanding konsentrasi air yang ada di dalam sel tersebut, maka:
1. Sel bersifat hipertonis dan lingkungan di luar sel bersifat hipotonis.

Hipotonis berarti memiliki konsentrasi larutan solut yang lebih rendah namun
memiliki konsentrasi air yang lebih tinggi. Sedangkan hipertonis adalah sebaliknya. Yaitu,
memiliki konsentrasi larutan solut yang tinggi namun memiliki konsentrasi air yang rendah.
Dalam konteks ini, osmosis bergerak dari hipotonis ke hipertonis.

Umbi-umbian adalah salah satu jenis tanaman yang mengalami peristiwa transpor
pasif yaitu difusi dan osmosis. Kentang adalah salah satu jenis umbi-umbian yang banyak
digunakan sebagai bahan pangan dengan nilai ekonomis yang tinggi. Namun kentang memiliki
kadar air yang tinggi menyebabkan kentang memiliki umur simpan yang pendek dan mudah
mengalami pembusukan. Maka dilakukanlah metode dasar proses osmosis untuk menurunkan
kadar air kentang sehingga memiliki umur simpan yang cukup lama dan 3 mengubah kualitas
kentang tersebut. Metode tersebut dilakukan dengan merendam kentang di dalam larutan seperti
larutan garam gula ataupun zat lainnya yang bersifat hipertonis daripada kentang.

Praktikum proses osmosis pada uji coba kentang di dalam larutan garam dan air

Bertujuan untuk memahami bagaimana proses terjadinya peristiwa osmosis dalam tubuh
makhluk hidup, contohnya seperti yang terjadi pada sel darah merah dan sel tumbuhan dalam
prosee penyerapan air.

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh larutan hipertonis dan hipotonis dengan kentang?
2. Bagaimana proses terjadinya peristiwa osmosis pada kentang dalam air dan
larutan garam?
3. Apakah sel kentang mengalami kondisi turgid dalam gelas berisi air?
4. Bagaimana proses terjadinya plasmolisis pada kentang di dalam larutan garam?
5. Apa perbedaan yang nampak pada kentang di dalam air,larutan garam 10% ,dan
larutan garam 20%?

D. Hipotesis
H0 : kentang pada gelas yang berisi air akan mengalami tekanan turgid atau dalam
keadaan turgid karena air bersifat hipotonis daripada kentang.

H1 : kentang pada gelas yang berisi larutan garam 10% akan mengalami penyusutan
karena larutan garam 10% bersifat hipertonis dari pada kentang,maka air akan keluar dari
kentang.

H2 : kentang pada gelas yang berisi larutan garam 20% akan akan mengalami penyusutan
yang lebih signifikan karena larutan garam 20% bersifat hipertonis dari pada
kentang,maka air akan keluar dari kentang.

Tujuan
1. Memahami proses osmosis pada sel, pengaruh larutan hipotonis dan hipertonis.
2. Memahami dan menjelaskan transpor pasif pada sel
3. Memahami pengaruh osmosis pada sel tumbuhan
4. Memahami dan mampu menjelaskan proses osmosis yang terjadi pada kentang.
5. Mendeskripsikan dan menghitung keadaan kentang setelah dan sebelum
mengalami proses osmosis.
6. Membuktikan peristiwa osmosis.
7. Menyimpulkan hasil uji coba berdasarkan pada data yang telah diperoleh.
8. Membuat laporan praktikum dengan data yang telah diperoleh sebelumnya.

E. Alat dan Bahan

1. Alat 2. bahan

-pisau -kentang

-wadah 3 buah -air

-penggaris -garam

-tissue

-stopwatch

-timbangan

F. Cara Kerja
1. Kupas kentang dan buat irisan berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 3,5 cm,
lebar 1,5 cm,dan tinggi 1 cm.
2. Siapkan wadah, beri label A,B,C pada masing-masing wadah.
3. Pada wadah 1 , tuangkan air sebanyak 100ml tanpa larutan apapun.
Pada wadah 2, buatlah larutan garam sebanyak 10% = 10 gram garam + 100ml air.
Pada wadah 3, buatlah larutan garam sebanyak 20%= 20 gram garam+ 100ml air.
4. Masukkan masing-masing kentang tadi pada wadah. Diamkan selama 60 menit, gunakan
watch timer.
5. Setelah 60 menit, angkat semua kentang dari wadah. Lap sampai kering menggunakan
tissue.
6. Timbang dan ukur masing-masing kentang.
7. Masukkan hasil pengukuran pada tabel pengamatan.

G. Tabel Pengamatan

Kentang Air Larutan garam 10% Larutan garam 20%


Awal 1,4 gr 1,4 gr 1,4 gr
Akhir 1,6 gr 1,1 gr 0,8 gr
Selisih 1,6 – 1,4 = 0,2 gr 1,1 – 1,4 = 0,3 gr 0,8 – 1,4 = 0,6 gr

H. Analisis dan Pembahasan


Osmosis adalah perpindahan air, dari larutan hipotonis (lebih rendah/encer) ke
larutan hipertonis (lebih tinggi/pekat) melalui membran semipermeabel.
Peristiwa ini terjadi pada saat kentang direndam dalam larutan gula 10% dan
20%. Perpindahan air secara osmosis terjadi dari sel-sel kentang (hipotonis) keluar
menuju ke larutan (hipertonis). Sehingga terjadi perubahan kentang seperti percobaan
yang telah di lakukan.
Pada larutan gula 20% dan 10%, sel-sel kentang mengalami kekurangan air,
akibatnya terjadi plasmolisis. Kondisi ini mengakibatkan penurununan tekanan turgor.
Menurunnya tekanan turgor mengakibatkan kentang menjadi lebih empuk dan lembek.
Sedangkan penurunan berat kentang terjadi akibat perpindahan air dari sel-sel
kentang ke larutan. Semakin tinggi larutan yang digunakan (hipertonis), maka akan
semakin lembek kentangnya. Kondisi sebanding juga terjadi pada penurunan berat
kentang.
Kondidi sebaliknya terjadi pada kentang yang direndam pada larutan air suling
biasa. Perpindahan air secara osmosis terjadi air suling (hipotonis) menuju sel-sel kentang
(hipertonis). Mengingat larutan dalam kentang lebih pekat dari air suling, masuklah air
suling ke dalam sel-sel kentang. Akibat masuknya air pada sel kentang membuat sel
dalam keadaan turgid (tekanan turgor tinggi). Inilah yang menyebabkan kentang menjadi
keras. Alasan inilah yang juga membuat kentang menjadi lebih berat.
I. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, omosis perupakan peristiwa berpindahnya zat dari
bagian yang berkosentrasi rendah ke bagian konsentrasi tinggi, yang dapat menyebabkan
perubahan tekstur dan juga warna.

J. DAFTAR PUSTAKA
Kelompok 4. 2021.” Pengaruh Konsentrasi Larutan Terhadap Massa Kentang”,
kelompok 4. Depok : SMAN 12 Depok.
Nugrah Pratama. 2017. “LAPORAN PERCOBAAN OSMOSIS PADA
KENTANG”, https://nugrahpratama21.blogspot.com/2017/07/laporan-percobaan-
osmosis-pada-kentang.html?m=1, diakses pada 12 Agustus, 2021.

Buku Paket Sekolah. 2020. “Big Book Biologi”, Top Pocket Master Biologi.

K. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai