Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM UJI OSMOSIS

MATA KULIAH
FISIOLOGI TUMBUHAN PRAKTIKUM

OLEH:
NI KADEK PUSPITA WIDYANTARI

2013091019

3 BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS


PENDIDIKAN GANESHA 2021
I. Judul
Laporan Praktikum Uji Osmosis Pada Tumbuhan

II. Tujuan Praktikum


Untuk membuktikan proses terjadinya osmosis pada tumbuhan

III. Landasan Teori

Osmosis adalah proses perpindahan air dari zat yang berkonsentrasi rendah (hipotonis) ke
larutan yang berkonsentrasi tinggi (hipertonis), proses ni biasa melalui membran selektif
permeabel dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Osmosis adalah difusi air
melalui membran semi-permeabel, dari larutan yang banyak air ke larutan yang sedikit air.
Definisi paling sederhananya adalah difusi air melalui membran semi-permeabel (permeabel
hanya kepada elarut, tidak kepada terlarut). Osmosis melepaskan energi, dan bisa melakukan
kerja, sebagaimana akar pohon yang bisa membelah batu. Pelarut (dalam banyak kasus adalah
air) bergerak dari larutan berkonsentrasi lebih rendah (hipotonik) ke larutan berkonsentrasi lebih
tinggi (hipertonik) yang bertujuan menyamakan konsentrasi kedua larutan. Efek ini dapat dilihat
dari bertambahnya tekanan pada larutan hipertonik relatif terhadap larutan hipotonik. Sehingga
tekanan osmotik didefinisikan sebagai tekanan yang diperlukan untuk menjaga kesetimbangan,
dengan tidak adanya aliran pelarut. Tekanan osmotik merupakan properti koligatif, yaitu
properti yang gayut terhadap konsentrasi molar zat terlarut dan bukan terhadap jenis zatnya
(Lakitan,
2008).
Osmosis adalah kasus khusus dari transpor pasif, dimana molekul air berdifusi melewati
membran yang bersifat selektif permeabel. Jika terdapat dua larutan yang tidak sama
konsentrasinya, maka molekul air melewati membran sampai kedaan larutan seimbang.
Dalam proses osmosis, pada larutan hipertonik, sebagian besar molekul air terikat (tertarik) ke
molekul gula (telarut), sehingga hanya sedikit molekul air yang bebas dan bisa melewati
membran. Sedangkan pada larutan hipotonik, memiliki lebih banyak molekul air yang melewati
membran. Oleh sebab tu, dalam osmosis aliran netto molekul air adalah dari larutan hipotonik ke
hipertonik. Pada transpor pasif, gradien konsentrasi mendorong terjadinya difusi zat terlarut
menembus membran sel dengan bantuan protein transpor. Protein ini tidak memerlukan energi
dalam membantu pergerakan zat terlarut. Jadi, transpor pasif juga disebut difusi terfasilitasi
(Prasaja, 2012).

Terdapat 2 faktor penting sesuai dengan hukum Fick pertama yang menentukan laju osmosis ke
dalam jaringan (melewati membran) yaitu :
- Faktor perbedaan (gradien) potensial air antara cairan sel penyerapan dengan larutan
tanah di luarnya
- Permeabilitas membran terhadap zat-zat (Innenarity, 2002).

Sedangkan menurut Keenan, et al,. 1984, faktor- faktor yang mempengaruhi terjadinya osmosis
pada sel hidup :
- Ukuran zat terlarut : semakin banyak zat terlarut maka peristiwa terjadinya osmosis akan
semakin cepat. Karena zat terlarut memiliki tekanan osmotik yang berfungsi untuk
memecah zat pelarut yang bergerak melalui membran semipermeable
- Tebal membran : semakin tebal suatu membran akan menghambat terjadinya osmosis.
Karena dapat menyebabkan semakin sulitnya zat terlarut menembus membran tersebut
- Luas permukaan
- Jarak zat pelarut dan zat terlarut
- Suhu
Umbi adalah salah satu jenis tanaman yang mengalami peristiwa difusi dan osmosis, umbi
merupakan bagian tanaman yang terbentuk di dalam tanah (Rukmana, 1995). Misalnya umbi
kentang ( Solanum tuberosum L.) yang memiliki karakteristik tumbuh menyukai daerah dingin
dan lembab sebagai tempat tumbuhnya, kisaran suhu antara 15,5 – 21oC dan membutuhkan pH
5,5 – 6,5 (Wirawan, 2006).

Dehidrasi osmosis dilakukan dengan merendam bahan pangan di dalam larutan (garam, gula
atau bahan lain) dengan tekanan osmosis lebih tinggi daripada tekanan osmosis intraselular bahan
pangan tersebut. Akibatnya, air dalam bahan akan keluar melintas membra sel menuju larutan
perendam itu.

IV. Alat dan Bahan

Alat:
- Gelas
- Pisau
- Sendok
- Talenan
- Piring

Bahan :
- Air
- Gula
- Garam
- Pewarna makanan cair
- Wortel
- Kentang
- Sayur sawi putih

V. Langkah Kerja
1. Potong wortel, kentang dengan ukuran 2x2x2 dan potong sayur sawi putih dengan ukuran
3x3x3.
2. Cuci semua bahan yang sudah dipotong sesuai ukuran.
3. Siapkan 7 gelas. Kemudian 1 gelas diisi dengan air dan pewarna saja dan 3 gelas di isi
dengan air gula dan pewarna dan 3 gelas untuk air garam dan juga pewarna.
4. Setelah itu tunggu gula, garam dan pewarna sampai larut lalu masukkan bahan ke masing-
masing gelas.
5. Tunggu sampai 2 jam untuk proses osmosis
VI. Hasil dan Pembahasan
Hasil:
Gelas Larutan Foto Awal Foto Setelah Direndam Foto Setelah Dibelah
1 Air+kentang+wort
el+sawi+pewarna
2 Air+gula1Sdt+ken
tang+wortel+sawi
+pewarna

3 Air+gula1Sdm+ke
ntang+wortel+saw
i+pewarna
4 Air+gula2Sdm+ke
ntang+wortel+saw
i+pewarna

5 Air+garam1Sdt+k
entang+wortel+sa
wi+pewarna
6 Air+garam1Sdm+
kentang+wortel+s
awi+pewarna

7 Air+garam2Sdm+
kentang+wortel+s
awi+pewarna
Pembahasan:
Pada uji praktikum osmosis yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pengamatan osmosis pada
kentang, wortel, sayur sawi, dimana pengamatan ini terdapat 3 macam larutan yaitu air garam, air gula,
dan air biasa. Kentang pada air garam, air gula, dan air biasa sebelum direndam memiliki warna kuning,
teksturnya keras, ketebalannya 2x2x2 cm, pada wortel sebelum di rendam memiliki warna orange,
teksturnya keras, dan sayur sawi sebelum direndam memilki warna putih dan teksturnya keras. Setelah
kentang, wortel dan sayur sawi direndam selama 2 jam pada larutan air gula memakai pewarna bewarna
merah pada bahan berubah menjadi merah, teksturnya keras dan ada juga yang agak lembek. Kemudian
kentang, wortel, dan sayur sawi direndam selama 2 jam pada larutan air garam memakai pewarna
berwarna merah pada bahan berubah menjadi merah dan teksturnya lembek. Hal ini menandakan bahwa
kentang, wortel, dan sayur sawi yang direndam ke dalam air garam mengalami proses osmosis. Hal ini
menandakan bahwa kentang, wortel dan sayur sawi yang direndam ke dalam air biasa tidak mengalami
proses osmosis.
Yang menyebabkan kentang dan wortel tidak berubah teksturnya adalah sifat air yang hipotonik,
artinya memiliki konsentrasi yang rendah sehingga air dapat masuk ke dalam sel kentang maupun wortel
dan menyebabkan sel menggembung bahkan bisa lebih keras dari sebelumnya. Penjelasan berarti bahwa
larutan hipotonik yaitu air akan masuk ke dalam sel yang mempunyai membran semipermeabel dan sel
akan membengkak turgid. Larutan garam isotonik adalah larutan yang konsentrasi zat terlarut dan
pelarutnya sama, sehingga larutan garam isotonik tidak memeberikan efek transport aktif ke dalam sel.
Kentang berperan sebagai membran atau selaput, sedangkan air yang berada di luar meresap ke
dalam kentang tersebut melalui membran semipermeabel dan menyebabkan air di dalam kentang
bertambah banyak. Kentang bersifat semipermeabel karena hanya air saja yang bisa masuk, buktinya garam
yang bercampur dengan air pun tidak bisa masuk ke dalam kentang maupun wortel meskipun telah
menyatu.

VII. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum uji osmosis pada tumbuhan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa osmosis merupakan peristiwa berpindahnya zat dari bagian yang berkonsentrasi rendah ke
bagian yang berkonsentrasi tinggi melewati membran semipermeabel. Pada bahan yang
mengalami peristiwa osmosis menyebabkan berubahnya warna dan tesktur pada bahan tersebut.

VIII. Daftar Pustaka


Dwidjoseputro, D.1986.Pengantar Fisiologi Tumbuhan.Gramedia.Jakarta. Kimball,
J.W.1992.Biologi jilid 1. Erlangga. Jakarta
Sobono. 1992.Histologi Umum.Bumi Aksara.Jakarta. Wilkina.1992.Fisiologi Tumbuhan.Bumi
Aksara.Jakarta.
Yahya. 2015. Perbedaan Tingkat Laju Osmosis Antara Umbi Solonum Tuberosum Dan Doucus
Carota. Jurnal Biology Education, 4(1): 196-206.
Lakitan, B. (2013). Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Rajawali Press.

Anda mungkin juga menyukai