Oleh :
Nama : Ni kadek puspita widyantari
NIM : 2013091019
Kelas : 3 Biologi
I. Tujuan:
3. Fertile Echinidea
4. 1 – 5 cc syringe
5. Pipet tetes
7. Beaker glass
8. Petri dish
9. Tissue
11. Microscope
A. Spawning
1) Menyuntikkan 0,55 M KCl sebanyak 0,1 – 0,2 ml ke dalam mulut dan anus
dari Echinidea.
2) goyangkan secara perlahan sampel Echinidea yang telah diinjeksi
dengan KCl.
4) Apabila yang keluar adalah sperma, letakkan Echinidea pada petri dish
dengan posisi mulut berada di atas. Kumpulkan sperma tanpa FSW ke dalam
5) Apabila yang keluar adalah telur, letakkan Echinidea pada beaker glass yang
berisi FSW penuh dengan posisi bagian mulut berada di atas. Kumpulkan
telur yang mengendap di dasar beaker glass kemudian bilas dengan FSW
B. Fertilisasi
3) Mengambil sedikit telur dengan pipet dan meneteskan pada object glass
(dibuat 3 seri sesuai dengan jumlah seri sperma yang akan digunakan).
sudah siap selanjutnya meneteskan sperma pada object glass yang telah
C. Perkembangan Embryo
1) Menambahkan stok telur dengan sperma untuk mengamati proses
perkembangan embryo Echinidea
V. Pertanyaan
Jawaban :
Menghasilkan sperma dengan ekor yang relative panjang dan kuat, jumlah
sperma banyak untuk meningkatkan peluang keberhasilan (namun jika terlalu
banyak sperma yang mencapai telur maka fertilisasi akan mengalami
gangguan), menghasilkan sel telur yang jauh lebih banyak dari hewan yang
fertilisasinya secara internal.
Jawaban :
• Faktor Internal
a) Jumlah dan distribusi yolk, yolk akan mempengaruhi polaritas pada zigot
yang mengakibatkan pembelahan menjadi tidak sempurna. Sel telur yang
mengandung kuning telur yang banyak dan persebarannya tidak merata
akan menyebabkan terhalangnya pembelahan sel. Contohnya pada sel
telur burung yang memiliki kuning telur yang berlimpah, maka pembelahn
selnya hanya terjadi pada satu kutub yaitu animal pole, akibatnya
blastomere yang dihasilkan ukurannya tidak seragam dan akan berdampak
pada letak blastocoels dari spesies hewan tersebut.
b) Adanya sitoplasma (ribosom dan sentriol), yang sangat berpengaruh
terhadap pembelahan sel. Pada beberapa zigot hewan-hewan multiseluler
sitoplasma juga terdapat pada satu kutub zigot (animal pole), sehingga
pembelahan sel pada kutub ini berjalan lebih cepat jika dibandingkan
dengan kutub yang lain (vegetal pole).
• Faktor Eksternal
a) Suhu (pembelahan zigotakanterhenti apabila suhu terlau rendah dan zigot
akan rusak apabila suhu tinggi).
b) Zat kimia dalam air
c) Tekanan air
d) pH air
e) Kadar garam (air yang hipertonis atau hipotonis dapat mempengaruhi
pembelahan zigot).