Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM MORFOLOGI FISIOLOGI TUMBUHAN

(OSMOSIS DAN DIFUSI)

Di Susun Oleh :

GIRLIANA AMARA ROSA


JIHAN SAFITRI
SALSA PUTRI NABILA
SRI HIDAYATI

Pengajar :
Apt. Hayatun Nufus S.farm, M.Farm

PROGRAM STUDI D-III FARMASI


POLTEKKES GENESIS MEDICARE
2023

PRAKTIKUM 9
PRAKTIKUM IX
DIFUSI & OSMOSIS

PENDAHULUAN :

Mekanisme lalu lintas membran sel dibedakan menjadi dua yaitu tanspor pasif dan
transport aktif. Transpor pasif merupakan difusi suatu zat melintasi membran biologis tanpa
pengeluaran energi, misalnya: difusi dan osmosis. Sedangkan transpor aktif merupakan
pergerakan zat melintasi membran plasma dengan diiringi penggunaan energi akibat adanya
gerakan yang melawan gradient konsentrasi yang diperantai oleh membran plasma, misalnya
transport natrium kalium, eksositosis dan endositosis (Campbell, 2008: 143).

Menurut Rachmadiarti (2007:69), difusi adalah gerakan molekul dari konsentrasi lebih
tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah, yaitu penurunan gradien konsentrasi sampai
mencapai keseimbangan dan penyebarannya seimbang. Difusi merupakan proses fisik yang
dapat diamati dengan beberapa tiap molekul. Sebagai contoh, ketika cat warna di tempatkan
dalam air molekul zat warna dan molekuair bergerak dalam berbagai arah, yang arahnya dari
daerah dengan konsentrasi lebih rendah. Akhirnya, zat warna larut dalam air, menghasilkan
larutan berwarna. Pada proses difusi molekul yang berukuran besar dapat melewati membran
sel tanpa bantuan protein pembawa sedangkan pada proses difusi terfasilitasi membutuhkan
bantuan protein pembawa. Alasan yang benar yaitu pada proses difusi molekul yang
berukuran kecil dapat melewati membran sel tanpa bantuan protein pembawa sedangkan
pada proses difusi terfasilitasi membutuhkan bantuan protein pembawa.

Menurut Sumadi dan Marianti A. (2007), proses difusi terfasilitasi menggunakan


fasilitas protein membrane khusus yang dapat mentranspor materi melalui membran yang
biasanya disebut protein membran transpor (Tanzyah, 2015: 1004). Pada proses difusi
sederhana tidak memerlukan adanya energi karena pada proses ini pergerakan terjadi
berdasarkan gradien konsentrasi, yaitu dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah
(Tanzyah, 2015: 1005). Kecepatan molekul dalam proses difusi dapat menyebabkan
kecepatan difusi tersebut menjadi tinggi ataupun rendah. Menurut BSCS (2006), empat
faktor utama yang mempengaruhi laju difusi adalah konsentrasi, temperatur, luas permukaan
zat terlarut dan tekanan (Tanzyah, 2015: 1006).

Salah satu bagian difusi adalah osmosis yaitu perpindahan air dari larutan yang
mempunyai konsentarsi rendah ke larutan yang mempunyai konsentrasi tingi melalui
membran semipermiabel. Osmosis adalah berdifusinya zat pelarut dari
larutan yang konsentrasinya rendah ke larutan yang konsentrasinya tinngi melalui selaput
semipermiabel. Osmosis adalah perpindahan ion atau molekul zat dari kerapatan rendah ke
kerapatan tinggi melalui suatu membran (Yahya, 2015: 160). Osmosis merupakan kasus
khusus pada transport pasif. Osmosis memungkinkan difusi molekul air menyeberangi
membrane yang permeable terhadap air tetapi
tidak permeable terhadap bahan terlarut yang terdapat didalam air. Cairan sitoplasma dan
ekstasel merupakan larutan yang dapat mengandung air (Bresnick, 2003: 58).
Sel akan mengerut jika berada pada lingkungan yang mempunyai konsentrasi larutan
lebih tinggi. Hal ini terjadi karena air akan keluar meninggalkan sel secara osmosis.
Sebaliknya, jika sel berada pada lingkungan yang hipotonis (konsentrasi rendah) sel akan
banyak menyerap air, karena air berosmosis dari lingkungan ke dalam sel. Larutan yang
menyebabkan sel menggelembung, atau tetap penuh, disebabkan oleh masuknya air disebut
larutan hipotonik. Larutan yang menyebabkan sel berkerut disebabkan karena kehilangan air
disebut larutan hipertonik (Campbell. 2008: 144).

Difusi adalah suatu proses berpindahnya suatu zat dari tempat dengan konsentrasi
yang lebih tinggi ke tempat dengan konsentrasi zat yang lebih rendah. Difusi zat terlarut dari
suatu larutan ke dalam larutan lainnya dapat berlangsung melalui suatu membran dengan
permeabilitas tertentu yaitu permeabel untuk zat tersebut.

Osmosis adalah berdifusinya zat pelarut dari larutan yang konsentrasinya rendah ke
larutan yang konsentrasinya tinngi melalui selaput semipermiabel. Osmosis adalah
perpindahan ion atau molekul zat dari kerapatan rendah ke kerapatan tinggi melalui suatu
membran. ( Tanzyah dkk. 2015)

TUJUAN :

∙ Mengamati proses terjadinya osmosis dan difusi


∙ Memahami perbedaan osmosis dan difusi
∙ Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi difusi dan osmosis

ALAT :

✔ Timbangan

✔ Pisau/Cutter

✔ Beaker Glass

✔ Kertas saring

✔ Penggaris

✔ Stopwatch
BAHAN :

✔ Kentang (Solanum tuberosum)

✔ Garam

✔ Betadine Sol 15 ml

✔ Air

CARA KERJA

Difusi
a. Persiapkan semua alat dan bahan.
b. Masukkan air ke dalam beaker glass sebanyak 100 ml.
c. Tetesi air dengan betadine sebanyak 5 tetes.
d. Amati perubahan yang terjadi pada betadine dan air.
Osmosis
a. Persiapkan semua alat dan bahan.
b. Potong kentang berbentuk balok dengan ukuran 1 x 1 x 3 cm dengan berat yang sama
sebanyak 2 buah
c. Siapkan 2 beaker glass yang telah diberi air sebanyak 100 ml masing2. d. Pada beaker
glass yang pertama ditambahkan garam dapur sebanyak 2 sendok, aduk hingga larut.
d. Masukkan kentang kedalam kedua beaker glass tersebut (1 berisi air dan 1 berisi air
garam).
e. Tunggu selama 30 menit – 1 jam.
f. Keluarkan masing2 kentang dari beaker glass taruh diatas kertas saring, lalu timbang
masing2.
g. Amati perubahan kentang dari tekstur, warna dan panjang kentang.

HASIL PENGAMATAN

DIFUSI

Sebelum Perlakuan Sesudah Perlakuan

Keterangan :
Keterangan : Betadine menyebar
Air Jernih Betadine menyatu

OSMOSIS
LARUTAN SEBELUM DIRENDAM SESUDAH DIRENDAM
A (AIR)

B (Air + Garam)
Kondisi Awal Kondisi Akhir
LARUTAN
Berat Panjang Berat Panjang
Kentang Kentang Kentang Kentang

A (Air) 2.98 gram 3.5 cm 3.39 gram 3.7 cm

B (Air + garam) 2.98 gram 3.5 cm 2.36 gram 3 cm

PEMBAHASAN
Dari praktikum yang telah dilakukan,didapatkan hasil berupa proses difusi dan proses
osmosis. Dimana percobaan difusi yang kami lakukan menggunakan air dan betadine.
Pada percobaan difusi ini menghasilkan data pada menit pertama, Betadine tersebut
yang awalnya tidak tercampur, lama-lama menjadi tercampur dengan air dan airnya sedikit
keruh berwana kekuningan, proses tercampurnya sendiri membutuhkan waktu 15 menit. Hal
tersebut terjadi dikarenakan adanya proses difusi yang merupakan berpindahnya suatu zat
dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Pada pengamatan proses difusi air bertindak
sebagai cairan hipotonik, sedangkan pada betadine sebagai cairan hipertonik. Proses difusi
sendiri akan terus terjadi hingga seluruh partikel tersebar luas secara merata atau mencapai
keadaan kesetimbangan dimana perpindahan molekul tetap terjadi walaupun tidak ada
perbedaan konsentrasi.
Pada percobaan osmosis, pertama-tama potong 2 buah kentang dengan panjang yang
sama yaitu 3.5 cm dan berat kentang 2.98 gram. Kemudian letakkan kedua potongan kentang
ke dalam gelas kimia yang berisi air 100 ml dan larutan garam. Lalu biarkan kentang
terendam selama 45 menit. Selanjutnya bandingkan kedua potongan kentang tadi dengan
menghitung panjang dan berat pada kentang tersebut. Kemudian terakhir amati dan catat
perubahan yang terjadi pada kentang yang berada di larutan garam dan air biasa. Pada
praktikum kali ini, dua potongan kentang dimasukkan kedalam larutan garam dan air biasa.
Pada praktikum proses osmosis kentang yang direndam air biasa selama 45 menit , tekstur
kentang seperti tidak ada perubahan, tetap keras teksturnya. Akan tetapi panjang potongan
kentang mengalami perubahan dari 3.5 cm menjadi 3.7 cm dan berat yang naik dari 2.98
gram menjadi 3.39 gram. Hal ini dikarenakan pada air mempunyai sifat hipotonik, sedangkan
pada kentang bersifat hipertonik. Akibatnya air akan berosmosis melalui membrane plasma
ke dalam kentang yang bersifat hipertonik.
Kemudian pada kentang yang direndam ke dalam larutan garam selama 45 menit, tekstur
kentang lembek dan mengalami penyusutan, yaitu dengan perubahan berat yang semakin
turun yaitu dari 2.98 gram menjadi 2.36 gram dan panjang yang berkurang yaitu dari 3.5 cm
menjadi 3 cm,berat kentang mengalami penyusutan. Hal ini disebabkan karena larutan garam
bersifat hipertonik (lebih pekat), sedangkan kentang bersifat sebagai hipotonik. Sehingga air
yang ada didalam kentang akan keluar sehingga menyebabkan membrane plasma akan
mengkerut dan terlepas dari dinding sel. Peristiwa ini disebut dengan plasmolysis.

KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan,dapat disimpulkan bahwa:
 Difusi merupakan proses berpindahnya suatu zat dari konsentrasi yang lebih tinggi
menuju ke konsentrasi yang lebih rendah untuk mencapai suatu larutan yang
setimbang.
 Osmosis yaitu perpindahan molekul ion dari konsentrasi rendah (air dalam kentang)
menuju konsentrasi yang lebih tinggi(larutan garam) dengan cara menerobos pori-pori
membrane plasma yang semipermeable.
 Osmosis dipengaruhi beberapa factor diantaranya yaitu: konsentrasi,ketebalan
membrane, suhu, luas permukaan membra dan ukuran molekul.
 Pada pengamatan proses difusi air bertindak sebagai cairan (hipotonik), sedangkan
pada betadine sebagai cairan (hipertonik).
 Plasmolysis merupakan dampak dari peristiwa osmosis

DAFTAR PUSTAKA
Anshory. 1984. Biologi umum. Genesa Exact: Bandung.
Pratiwi. 2006. Biologi untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Halliday dan Resnick. 1991. Fisika Jilid I (Terjemahan). Jakarta : Penerbit Erlangga.
Uwie. 2010. Anonim. 2004. Difusi Osmosis dan Plasmolisis.

Anda mungkin juga menyukai