Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM 2

TRANSPOR ZAT INTRA DAN EKSTRA SEL

Identitas Mahasiswa

Nama : Endah Aulia Pratama HV


NIM : 21035061
Program Studi dan Kelas : Pendidikan Kimia/ A

A. Hasil Kerja Pengamatan Proses Difusi


1. Proses Difusi dengan pewarna tanpa diaduk
Waktu : 3 menit 15 detik
2. Proses Difusi dengan pewarna dengan diaduk
Waktu : 3 detik
Foto-foto langkah kegiatan/cara kerja
1.Isi gelas dengan air 1/3 gelas

2.Teteskan dengan 2 tets pewarna makanan tanpa diaduk. Hitung waktunya hingga warna larut

3.Lakukan hal yang sama tetapi sambil diaduk. Hitung waktunya hingga larut.
B. Hasil Kerja Pengamatan Proses Osmosis
1. Tinggi larutan garam pada kentang sebelum ditempatkan kedalam mangkok isi air
Tinggi awal : 1,5 cm
2. Tinggi larutan garam pada kentang setelah ditempatkan kedalam mangkok isi air
selama 1 jam
Tinggi akhir : 2,5 cm
Foto-foto langkah kegiatan/cara kerja
1.Kupas kentang dan bentuk seperti mangkok lalu di isi dengan larutan garam dan ukur tinggi
larutan garam tersebut.

2.Rendam kentang dengan mangkok yang berisi air ( secukupnya)

3.Rendam kentang selama 1 jam dan ukur kembali tinggi air yang ada didalam kentang
C. Hasil Kerja Pengamatan Proses Plasmolisis dan Deplasmolisis
Gambar Hasil Pengamatan yang di
Gambar Asli Hasil Pengamatan
Gambar Sendiri
1. Kondisi sitoplasma awal sel epidermis
daun Rhoeo discolor

2. Kondisi sitoplasma sel epidermis daun


Rhoeo discolor setelah ditetesi larutan
NaCl 5%

3. Kondisi sitoplasma sel epidermis daun


Rhoeo discolor setelah ditetesi larutan
NaCl 10%
Gambar Hasil Pengamatan yang di
Gambar Asli Hasil Pengamatan
Gambar Sendiri
4. Kondisi sitoplasma sel epidermis daun
Rhoeo discolor setelah ditetesi larutan
NaCl 15%

5. Kondisi sitoplasma sel epidermis daun


Rhoeo discolor setelah ditetesi
aquades kembali

Pembahasan
Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian
berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan konsentrasi yang ada
pada dua larutan disebut gradien konsentrasi. Difusi akan terus terjadi hingga seluruh partikel
tersebar luas secara merata atau mencapai keadaan kesetimbangan dimana perpindahan
molekul tetap terjadi walaupun tidak ada perbedaan konsentrasi. Difusi ini terjadi jika terbentuk
perpindahan dari sebuah lapisan (layer) molekul yang diam dari solid atau fluida.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi, yaitu :
1. Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan
bergerak, sehinggak kecepatan difusi semakin tinggi.
2. Ketebalan membran. Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.
3. Luas suatu area. Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
4. Jarak. Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan
difusinya.
5. Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih
cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya.

Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang
lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh
pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran.
Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan
meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian
dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah
mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan
konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan
sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan
pada sifat zat terlarut itu sendiri. Osmosis adalah suatu topik yang penting dalam biologi
karena fenomena ini dapat menjelaskan mengapa air dapat ditransportasikan ke dalam dan
ke luar sel.
Dua faktor penting yang mempengaruhi osmosis adalah:
a. Kadar air dan materi terlarut yang ada di dalam sel.
b. Kadar air dan materi terlarut yang ada di luar sel.

Sel tumbuhan dapat mengalami kehilangan air, apabila potensial air di luar sel lebih
rendah dari pada potensial air di dalam sel. Jika sel ehilangan air cukup beasar, maka ada
kemungkinan volume isi sel akan menurun besar sehingga tidak dapat mengisi seluruh bagian
ruangan yang dibentuk oleh dinding sel. Artinya membran dan sitoplasma akan terlepas dari
dinding sel. Peristiwa ini disebut plasmolisis. Sel yang sudah terplasmolisis dapat disehatkan
kembali dengan memasukkannya ke dalam air murni. Plasmolisis adalah suatu proses
lepasnya protoplasma dari dinding sel yang diakibatkan keluarnya sebagian air dari
vakuola. Peristiwa plasmolisis adalah peristiwa lepasnya membran sel dari dinding sel sebagai
dampak dari hipertonisnya larutan di luar sel, sehingga cairan di dalam sel keluar dari sel dan
akibatnya tekanan turgor sel menjadi nol (0).
Kondisi sel yang terplasmolisis tersebut dapat dikembalaikan ke kondisi semula.
Proses pengembalian dari kondisi terplasmolisis ke kondisi semula ini dikenal dengan istilah
deplasmolisis. Prinsisp kerja dari deplasmolisis ini hampir sama dengan plasmolisis. Tapi,
konsentrasi larutan medium dibuat lebih hipotonis, sehingga yang terjadi cairan yang
memenuhi ruang antara dinding sel dan membran sel bergerak keluar, sedangkan air yang
berada i luar bergerak masuk e dalam dan dapat menembus membran, karena membran sel
mengijinkan molekul-molekul air masuk ke dalam . Masuknya moekul-molekul air tersebut
menyebabkan ruang sitoplasma terisi kembali dengan cairan sehingga membran sel kembali
terdesak ke arah luar sebagai akibat timbulnya tekanan turgor akibat gaya kohesi dan adhesi
air yang masuk.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Plasmolisis Dan Deplasmolisis :


a. Konsentrasi : meningkatnya konsentrasi suatu larutan karena menurunkan nilai
osmotiknya.
b. Ionisasi zat terlarut : potensial suatu larutan tidak ditentukan oleh macam zat,
tetapi ditentukan oleh jumlah pertikel yang ada didalam larutan tersebut.
c. Suhu : suatu larutan akan berkurang nilainya dengan naiknya suhu.
d. Hidrasi molekul zat terlarut : dampak air hidrasi terhadap suatu larutan dapat
menyebabkan larutan menjadi lebih pekat.

Referensi Pembahasan
1. Haryadi, Sri Setyadi. 1996. Pengantar Agronomi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama
2. Sastrodinoto, Soenarjo. 1980. Biologi Umum II. PT. Jakarta: Gramedia
3. Tjitrosomo.1987. Botani Umum 2. Penerbit. Bandung: Angkasa
4. Ariwibowo, Moekti.2002.Biologi SMA. Surabaya: ErlanggaWilkina. 1992. Fisiologi
Tumbuhan. Jakarta: Bumi Aksara
TUGAS EVALUASI
Jawab pertanyaan tugas evaluasi berikut.

1. Jelaskanlah apa yang terjadi pada larutan metilen blue/ pewarna yang segera
diaduk pada pengamatan proses difusi!

Jawab:
Saat memasukkan setetes methylene blue ke dalam gelas berisiair, warna biru segera
menyebar keseluruh volume air walaupun tanpa diaduk. Peristiwa ini merupakan contoh dari
peristiwa difusi.
Difusi merupakan salah satu contoh dari transporpasif. Difusi diartikan sebagai perpindahan
zat dari konsentrasi tinggi (hipertonik/ pekat) kekonsentrasi rendah (hipotonik atauencer).
Metilen blue merupakan cairan dengan konsentrasi zat terlarut yang tinggi, sedangkan air
mempunyai konsentrasi zat terlarut yang rendah. Dengan demikian, secara otomatis metilen
blue akan bergerak disepanjang air dan berhenti pada saat kondisi air sudah setimbang atau
metilen blue sudah merata.

2. Tuliskanlah faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran molekul zat dalam suatu


pelarut!

Jawab:
1. Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan
bergerak, sehinggak kecepatan difusi semakin tinggi.
2. Ketebalan membran. Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.
3. Luas suatu area. Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
4. Jarak. Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan
difusinya.
5. Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih
cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya.

3. Jelaskanlah apa yang terjadi pada larutan garam dalam wadah kentang yang
diletakkan dalam gelas piala/mangkok berisi aquades/air!

Jawab:
Terjadinya peristiwa osmiosis pada kentang. Proses osmosis sendiri akan lebih disebut
dengan sebutan plasmolisis yang dimana adalah sebuah proses untuk keluarnya cairan yang
berasal dari kentang untuk menuju kebagian dalam dari pada larutan. Hal itu sendiri akan
terjadi dikarenakan terdapatnya sebuah tekanan maupun sebuah konsentrasi yang dimana
berada pada kentang yang akan lebih rendah dari pada tekanan yang berasal pada larutan
garam yang menyebabkan membransemi-permeabel yang akan dapat untuk tembus oleh
sebuah zat pelarut. Kentang itu sendiri akan menjadi kehilangan air yang berada didalamnya
sehingga akan menjad ilemah.

4. Jelaskanlah apa yang terjadi pada sel epidermis daun Rhoeo discolor yang telah
ditetesi larutan garam kemudian ditetesi lagi dengan aquades!

Jawab:
Setelah larutan garam diteteskan di atas sayatan daun Rhoeo discolor terlihat sitoplasma
yang berwarna ungu mengkerut dan menjauhi dinding sel seolah-olah keluar dan pecah
dari sel. Lama-kelamaan sitoplasma memudar menjadi bercak-bercak berwarna ungu.
Hal ini terjadi karena larutan garam yang diteteskan berperan sebagai larutan hipertonik,
yakni larutan yang konsentrasinya lebih rendah daripada cairan di dalam sel, Sedangkan
air pada sel daun Rhoeo discolor berperan sebagai hipotonik.

Anda mungkin juga menyukai