Anda di halaman 1dari 7

PROSES OSMOSIS PADA TELUR

KELOMPOK 4 :
Afika mawarni
Jennifer batsyeba
Michael orlandio
Nicholas tanjaya
Rachel
Shallom
Vilya
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
B. Alat dan Bahan
C. Cara Kerja
D. Hasil Pengamatan dan Pembahasan

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Osmosis sering diasalah pahami oleh mahasiswa. Sebagai salah
satu contoh misalnya konsep yang menerangkan bahwa osmosis
adalah peristiwa yang merupakan kebalikan dari peristiwa
difusi. Kesalahan terjadi ketika memahami bahwa osmosis adalah
pergerakan atau perpindahan molekul dari konsentrasi rendah (
hipotonis ) menuju larutan dengan konsentrasi tinggi (
hipertonis ) melalui membrane semipermeabel semata.pada
pemahaman seperti ini tidak memperhatikan molekul mana yang
bergerak? jika diperhatikan bahwa yang mengalami pergerakan
adalah molekul pelarut ( air ) maka tidak akan terjadi
kesalahan dalam memahami konsep sederhana ini. Dengan demikian
baik difusi maupun osmosis sama – sama bergerak, berpindah
untuk meniadakan gradient konsentrasi sehingga pada ahir
proses akan didapatkan kondisi larutan yang seimbang (
isotonis ).
Dalam praktikum ini kita akan memanfaatkan membrane
semipermeabel alami yang dimiliki oleh telur. Berikutnya cara
untuk mengatahui peristiwa osmosis adalah dengan melakukan
pengamatan pada telur yang telah diisi dengan gula, rendam
telur dalam beker gelas dengan air yang sudah dicampur dengan
garam yang memiliki konsentrasi yang berbeda dan amati
perisiwa osmosis pada sedotan tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH
-) Apa yang dimaksud dengan osmosis?
-) Bagaimana cara membuktikan proses osmosis yang terjadi pada
telur?

C. TUJUAN
-) Mengetahui apa yang dimaksud dengan osmosis
-) Mendeskripsikan peristiwa osmosis pada telur
-) Membuktikan Peristiwa Osmosis
BAB II : PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
Osmosis merupakan bentuk perpindahan molekul air dari
kosentrasi yang rendah ke kosentrasi yang tinggi. Dengan
masuknya air melalui sel akan tentulah akan terbawa ion-ion
yang terdapat di dalam tanah karena larutan tanah mengandung
ion. Pertumbuhan juga bergantung pada pengambilan air, dan
banyak hal dalam hubungan air tumbuhan bergantung pada
interaksi antara sel dengan lingkungan. Tumbuhan memang
merupakan sistem yang dinamis dan sangat rumit, fungsi yang
satu berinteraksi dengan fungsi yang lain.
Dengan kata lain, tumbuhan adalah sistem multidimensi.
(Salisbury dan Ross, 1995).Perbedaan konsentrasi sangat umum
terjadi pada sel hidup.Misalnya jika pada senyawa organik
tertentu dalam sitosol masuk ke dalam sel dan dimetabolisme
oleh mitokondria, maka konsentrasi sitosol yang berada di
dekat mitokondria harus dipertahankan lebih rendah daripada
konsentrasi sitosol yang berada di dekat organel lainnya.Hal
ini penting diperhatikan terutama jika membicarakan difusi
air.
Pentingnya air sebagai pelarut dalam organisme hidup tampak
amat jelas, misalnya pada proses osmosis. Dalam suatu daun,
volume sel dibatasi oleh dinding sel dan relative hanya
sedikit aliran air yang dapat diakomodasikan oleh elastisitas
dinding sel. Konsekuensi tekanan hidrostatis (tekanan turgor)
berkembang dalam vakuola menekan sitoplasma melawan permukaan
dalam dinding sel dan meningkatkan potensial air vakuola.
Dengan naiknya tekanan turgor, sel-sel yang berdekatan saling
menekan, dengan hasil bahwa sehelai daun yang mulanya dalam
keadaan layu menjadi bertambah segar (turgid)
Molekul-molekul air bersatu sebagai akibat adanya ikatan
hidrogen.Pada saat itu berada dalam wujud cair, ikatan
hidrogennya sangat rapuh, kekuatannya hanya sekitar
seperduapuluh dari kekuatan ikatan kovalen.Ikatan-ikatan
tersebut terbentuk, terpisah, dan terbentuk kembali dengan
sangat cepat.Tiap ikatan hidrogen hanya mampu beberapa piko
detik, tetapi molekul-molekulnya secara terus-menerus
membentuk ikatan baru dengan pasangan penggantinya. Oleh
karenanya, dalam waktu yang singkat, sejumlah tertentu dari
seluruh molekul air akan berikatan dengan molekul tetangganya,
membuat molekul air lebih teratur dibanding cairan lainnya.
Secar keseluruhan, ikatan hidrogen menyatukan substansi
tersebut, suatu fenomena yang disebut kohesi.
potensial osmotik larutan luar lebih rendah dari
potensial osmotik sel-sel akar, maka air dapat masuk dari
larutan luar ke dalam sistem akar. Dengan meningkatnya
konsentrasi zat-zat terlarut maka masuknya air ke dalam akar
akan menjadi lebih lambat sampai arah pergerakan air mungkin
akan tebalik.

B. Alat dan Bahan


1. Telur bebek 5. Pipet tetes
2. Neraca 6. Garam
3. Beker gelas 250 ml 7. Stopwatch
4. Gula

C. Cara Kerja
1. Ambil sebutir telur, kemudian pukul-pukulah pelan-pelan pada
bagian ujung telur yang tumpul sehingga cangkangnya retak. Jangan
sampai selaput di dalamnya pecah.
2. Bersihkan bagian ujung telur yang tumpul dari cangkang yang sudah
retak-retak dengan cara mengambil retak-retakan cangkang dengan
hati-hati sehingga didapatkan ujung telur yang tanpa cangkang kurang
lebih 3 cm persegi.

3. Lakukan langkah pertama dan kedua sebanyak 3 kali, kemudian


isilah masing masing telur dengan 25g gula menggunakan pipet tetes.
4. Timbang berat awal ketiga telur yang telah diisi dengan gula
dengan neraca, kemudian catatlah.
5. Siapkan 3 buah beker gelas berukuran 250ml, kemudian isilah
ketiga beker gelas dengan air sebanyak 200ml.

6. Isilah beker gelas pertama dengan 10% garam, beker gelas kedua
dengan 25% garam dan beker gelas ketiga tanpa ditambahkan garam.

7. Taruh masing-masing telur kedalam beker gelas I,II,dan III.


Kemudian, tunggu selama 25 menit dan amati perubahan yang terjadi
D. Hasil Pengamatan dan Pembahasan
1. Hasil pengamatan telur bebek
Menit ke Perubahan
10 0.5 cm
15 0.8 cm
20 1 cm
25 1.25 cm

2. Analisa data
PB (G)
WP (menit) Air garam 10% Air garam 25% Air tawar
20 menit 32.84 -> 33.04 29.24 -> 29.39
25 menit 33.85 -> 33.95

Keterangan:
WP : waktu pengamatan (menit)

PB : perubahan berat setelah lamanya benda dimasukkan kedalam


larutan

3. Pembahasan

Proses osmosis alami yang terjadi pada telur bebek , proses osmosis
ini merupakan proses transport pasif karena tanpa energy aktifitas.
Osmosis adalah pergerakan atau perpindahan molekul dari konsentrasi
rendah ( hipotonis ) menuju larutan dengan konsentrasi tinggi (
hipertonis ) melalui membrane semipermeabel semata. Dari hasil
pengamatan kita dapat mengetahui dan menghitung nilai laju osmosis
yang terjadi pada telur bebek.

pada prosedur kerja yang telah dibuat, dimana telur bebek harus
dilubangi pada kedua kutub telur. Kutub telur pertama dilubangi
hingga menembus cangkang dan selaput telur sebaliknya pada kutub
telur berlawanan di lubangi hingga cangkangnya saja , kita dapat
mengamati bagaimana molekul air yang memiliki konsentrasi rendah
dapat berpindah ke cairan telur yang memiliki konsentrasi tinggi,
serta dapat mengamati bagaimana molekul air menembus membrane sel
telur ( selaput ) yang selektif permeabel. Dalam hal ini air sebagai
pelarut yang memiliki konsentrasi rendah ( hipotonis ) dan cairan di
dakam telur merupakan pelarut yang memiliki konsentrasi tinggi (
hipertonis ). Kesetimbangan dinamis akan terjadi jika konsentrasi
antara larutan air dan cairan telur sama dan terbentuk larutan yang
isotonis. Perpindahan larutan juga terjadi akibat adanya perbedaan
konsentrasi,

Perbedaan konsentrasi sangat umum terjadi pada sel hidup.Misalnya


jika pada senyawa organik tertentu dalam sitosol masuk ke dalam sel
dan dimetabolisme oleh mitokondria, maka konsentrasi sitosol yang
berada di dekat mitokondria harus dipertahankan lebih rendah
daripada konsentrasi sitosol yang berada di dekat organel
lainnya.Hal ini penting diperhatikan terutama jika membicarakan
difusi air.

BAB III : PENUTUP


A. Kesimpulan
1. Proses naiknya cairan yang terdapat dalam telur dapat diartikan
sebagai proses osmosis karna dilihat dari pengertiannya osmosis
merupakan proses perpindahan molekul air dari kosentrasi rendah ke
kosentrasi tinggi.
2. Cairan yang terdapat dalam telur dapat naik ke atas karena air
yang merupakan pelarut yang memilki konsentrasi rendah (hipotonik)
akan berpindah ke cairan telur yang memiliki konsentrasi tinggi
(hipertonik) melewati selaput membrane telur yang selektif permeable
dengan melawan gradient konsentrasi melalui proses osmoregulasi.
Maka air tersebut yang mengakibatkan tekanan pada cairan telur
tersebut naik dari konsentrasi rendah samapai tinggi.
3. Air yang merupakan pelarut yang meiliki konsentrasi rendah (
hipotonik ) akan berpindah ke cairan telur yang memiliki konsentrasi
tinggi ( hipertonik ) melewati selaput membrane telur yang selektif
permeable dengan melawan gradient konsentrasi melalui proses
smoregulasi.

4. Terjadi perbedaan kekentalan ( viskositas ) antara cairan telur


dan air pada ketiga gelas beker sebagai pelarut sehingga memacu
perpindahan larutan yang dibatasi oleh membrane dari larutan yang
hipotonik ke larutan yang hipertonik.

5. Terjadi transport pasif dalam membrane, yang terjadi tanpa energy


aktifitas, dan juga perbedaan potensial osmotic,potensial osmotic
air yang lebih besar dibandingkan dengan potensial osmotic cairan
telur.

Anda mungkin juga menyukai