Anda di halaman 1dari 9

Laporan Praktikum

Percobaan Osmosis dan Difusi

Oleh:
1. Alisia Firdaus (03)
2. Andre Alvian Alpharoedi (04)
3. Aulia Farid Afriansyah (05)
4. Ayu Adearista Putri (07)
5. Halawatin Salwa (14)

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
SMA NEGERI 1 TUBAN
Jl. W. R. Supratman No. 2 Tuban No.Telp./Fax. (0356) 321272
Website: http://www.smansatuban.sch.id
E-mail: sman1tuban@gmail.com
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Dasar Teori

Difusi

Difusi adalah proses bergeraknya molekul dari daerah dengan


konsentrasi lebih tinggi ke daerah dengan konsentrasi lebih rendah yang terjadi
secara spontan. Difusi jauh lebih sederhana dibandingkan dengan osmosis.
Terdapat perpindahan energi kinetik terjadi pada molekul-molekul karena
tabrakan antar molekul satu sama lain, karena molekul-molekul bergerak secara
acak. Energi kinetik ini menyebabkan gerakan konstan antar molekul-molekul,
karena itu molekul-molekul ini disebut terdifusi satu sama lain. Dengan demikian,
proses ini bergantung pada energi kinetik yang membuat molekul-molekul
bergerak secara konstan sampai kondisi kesetimbangan tercapai.

Osmosis

Osmosis adalah perpindahan molekul pelarut/air dari wilayah dengan


konsentrasi tinggi ke wilayah dengan konsentrasi rendah melewati membran
semi-permeable sampai kondisi kesetimbangan telah tercapai. Larutan yang
memiliki konsentrasi molekul terlarut lebih tinggi disebut hipertonik. Larutan
dengan konsentrasi molekul terlarut lebih rendah disebut hipotonik. Larutan
dengan konsentrasi molekul yang sama disebut isotonik. Osmosis terjadi ketika
molekul pelarut berpindah dari larutan hipotonik ke larutan hipertonik.

1.2 Tujuan
Mengetahui proses osmosis dan difusi pada sel tumbuhan
BAB 2
METODE PRAKTIKUM
Praktikum I (Percebaan Osmosis pada Kentang)
2.1 Alat dan Bahan
1. Gelas beker 200 mL sebanyak 2 buah
2. 1 buah kentang
3. Larutan garam 20% sebanyak 100 mL
4. Akuades sebanyak 100 mL
5. 2 Kantung plastik
6. 2 Karet gelang
7. Pisau
2.2 Prosedur Kerja
1. Isi satu gelas beker dengan air garam 20% sebanyak 100 mL dan satu
gelas beker lainnya dengan akuades sebanyak 100 mL.
2. Potong kentang bentuk kubus dengan panjang sisi masing-masing 3 cm
sebanyak dua buah, kemudian masing-masing irisan timbang beratnya.
3. Masukkan satu potong irisan kentang ke dalam gelas beker yang berisi
akuades dan satu potong lainnya ke dalam gelas beker berisi air garam.
4. Tutup gelas beker dengan plastik dan ikat menggunakan karet.
5. Biarkan selama 24 jam.
6. Setelah 24 jam, ambil potong kentang kemudian timbang kembali.
7. Catat volume air masing-masing gelas beker setelah 24 jam.
8. Isikan hasil pengamatan ke dalam tabel.

Praktikum II (percobaan osmosis pada bayam dan cabai)


2.3 Alat dan Bahan
1. Gelas beker 200 mL
2. Batang bayam dan cabai yang ujungnya telah dibelah menjadi beberapa
bagian
3. Air mineral

2.4 Prosedur Kerja


1. Isilah gelas beker dengan air mineral sebanyak 100 mL.
2. Masukkan cabai ke dalam air tersebut
3. Catatlah waktu hingga cabai tersebut mekar seperti mahkota bunga..
4. Lakukan hal yang sama pada potongan batang bayam.

Praktikum 11 (percobaan difusi pada sirup)


2.5 Alat dan Bahan
1. 1 sendok sirup berwarna
2. 200 mL air mineral
3. Gelas beker dan sendok
2.6 Prosedur Kerja
1. Isi gelas beker sebanyak 200 mL.
2. Masukkan satu sendok sirup berwarna ke dalam air tersebut.
3. Amati perubahan warna air ke dalam gelas beker, dan catatlah waktu
yang diperlukan hingga perubahan warna tersebut.
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN

Praktikum I (percobaan osmosis pada kentang)


3.1 Data Hasil Pengamatan

Gelas Kentang (gr) Volume Air (mL)


Perlakuan
beker Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

I Akuades 15, 4 gr 16,0 gr 100 mL 97 mL


Air garam
II 17, 9 gr 15,4 gr 100 mL 105 mL
20%

3.2 Pembahasan
Dari hasil percobaan yang telah kami lakukan, massa dan keadaan
kentang mengalami perubahan. Dapat kita ketahui bahwa sel – sel kentang
mengalami perubahan ukuran. Ada yang mengalami pertambahan ukuran
maupun pengurangan ukuran sesuai dengan medianya sendiri. Hal ini terjadi
kerena sifat larutan yang hipertonis maupun hipotonis terhadap kentang.
Pada larutan garam, kentang menjadi lebih empuk dan massanya
menyusut. Hal ini disebabkan karena kentang yang hipotonis terhadap
larutan garam. Sehingga air yang ada pada kentang keluar dari sel – selnya
yang menyebabkan kentang menjadi empuk dan mengalami penyusutan
massa. Air bergerak dari larutan yang konsentrasinya rendah ke larutan
yang konsentrasinya tinggi. Seperti dari praktik yang telah dilakukan, air
garam yang terdapat di dalam gelas ukur memiliki kerapatan tinggi,
sedangkan kentang memiliki kerapatan yang rendah. Setelah kentang
dimasukkan ke dalam air garam selama 24 jam, kentang tersebut menjadi
lebih ringan serta warnanya pun menjadi lebih kusam. Semakin hipertonis
larutannya, maka semakin lembek kentangnya, juga semakin banyak
pengurangan beratnya. Hal itu dikarenakan konsentrasi garam yang tinggi
dan massa jenis air garam lebih besar daripada masa jenis kentang
sehingga membuat larutan menjadi hipertonis yang akhirnya menambah
massa jenis larutan garam.
Begitu pun sebaliknya yang terjadi pada akuades terhadap kentang,
dimana konsentrasi akuades yang rendah dan massa jenis akuades lebih
kecil daripada masa jenis kentang sehingga membuat larutan menjadi
hipotonis yang akhirnya menambah massa kentang.
Untuk air garam, bertambah voumenya karena air yang ada dalam
kentang itu dikeluarkan ke lingkungan disekitarnya sehingga airnya
bertambah.

Praktikum II (percobaan osmosis pada bayam dan cabai)


3.3 Data Hasil Pengamatan

Sebelum Sesudah
Setelah 5 menit 30 detik

3.4 Pembahasan
Dari Percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa cabai
dan bayam yang direndam dalam air akan mengalami perekahan. Hal itu
dikarenakan proses osmosis yang berlangsung pada cabai dan batang
bayam tersebut. Cabai memiliki kerapatan yang lebih daripada batang
bayam sehingga cabai sulit untuk merekah.

Praktikum III (percobaan difusi pada sirup)


3.5 Data Hasil Pengamatan
Jenis Sebelum Saatmenuang Sesudah
Setelah 5 detik

Sirup marjan
rasa jeruk

3.6 Pembahasan
Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa sirup dapat langsung
tercampur dengan air dalam waktu yang sangat singkat yaitu, dalam kurun
waktu lima detik dikarenakan sirup ini memiliki konsentrasi yang rendah.
BAB 4

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Osmosis merupakan proses perpindahan molekul-molekul pelarut (air)
dari konsentrasi pelarut tinggi ke konsentrasi pelarut yang lebih rendah
melalui membran diferensial permeabel.  Larutan yang mempunyai
konsentrasi lebih tinggi akan naik. Hal ini berarti bahwa pada osmosis terjadi
dari konsentrasi yang lebih rendah kekonsentrasi yang lebih tinggi. Kentang
yang direndam dalam larutan gula mengalami osmosis dimana kandungan air
dalam kentang lebih besar sehingga air cenderung keluar yang menyebabkan
berat kentang berkurang (hipertonis). Kentang yang direndam dalam air biasa
mengalami difusi dimana kandungan air yang ada di luar kentang lebih besar
sehingga air cenderung masuk dan menyebabkan berat kentang bertambah
(hipotonis).
Untuk difusi, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat
disimpulakn bahwa praktikum itu menghasilkan difusi sederhana. Karena
konsentrasi sirup lebih rendah dibanding dengan air sehingga sirup dapat larut
dengan mudah.

5.2 Saran
Disarankan apabila melakukan uji praktek ini dikarenakan membutuhkan
waktu yang agak lama sehingga tidak dengan waktu yang mendadak. Juga
ketika melakukan pengamatan harus benar-benar memperhatikan kedua cairan
tersebut tercampur pada waktu keberapa.
Daftar Pustaka

http://desyputt.blogspot.co.id/2015/04/laporan-biodas-difusi-dan-osmosis.html
https://oktean.wordpress.com/biologi/difusi-dan-osmosis/
http://www.jendelasarjana.com/2014/03/pengertian-perbedaan-difusi-dan-
osmosis.html
Diakses pada tanggal 7 Agustus 2017

Anda mungkin juga menyukai