Anda di halaman 1dari 6

Laporan Praktikum Respirasi

Pada Hewan

Disusun Oleh : Frika Rahmawari (XI IPA 3/27)

SMA N 10 YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2014/2015
I. Tujuan Kegiatan
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi banyak sedikitnya oksigen yang
dibutuhkan hewan dalam respirasi.

II. Dasar Teori


Insecta (Serangga) bernapas dengan menggunakan tabung udara yang
disebut trakea. Udara keluar masuk ke pembuluh trakea melalui lubang-lubang
kecil pada eksoskeleton yang disebut stigma atau spirakel. Stigma dilengkapi
dengan bulu-bulu untuk menyaring debu. Stigma dapat terbuka dan tertutup
karena adanya katup-katup yang di atur oleh otot. Tabung trakea bercabang-
cabang ke seluruh tubuh. Cabang terkecil berujung buntu dan berukuran kurang
lebih 0,1 nano meter. Cabang ini disebut trakeolus (berisi udara dan cairan).
Oksigen larut dalam cairan ini kemudian berdifusi ke dalam sel-sel di dekatnya.
Jadi, pada Insecta, oksigen tidak diedarkan melalui darah, tetapi melalui trakea.

Faktor yang mempengaruhi laju konsumsi oksigen antara lain adalah temperatur
suhu cuaca. Jika temperatur suhu cuacanya tidak teratur bisa mempengaruhi
laju konsumsi oksigen semakin banyak atau tidaknya. Faktor spesies hewan, jika
menguji pernapasan pada hewan yang lebih besar pasti membutuhkan lebih
banyak laju mengkonsumsi oksigen. Faktor ukuran badan, jika hewan berukuran
kecil pasti tidak banyak membutuhkan oksigen dan jika ukuran badan hewannya
besar pasti membutuhkan oksigen yang banyak. Dan faktor aktivitasnya, semua
makhluk hidup jika aktivitasnya banyak pasti membutuhkan banyak oksigen juga
sama seperti halnya pada hewan jangkrik .

Serangga mempunyai alat pernapasan khusus berupa system trachea yang


berfungsi untuk mengengkut dan mngedarkan O2 ke seluruh tubuh serta
mengangkut dan mengeluarkan CO2 dari tubuh. Trachea memanjang dan
bercabang-cabang menjadi saluran hawa halus yang masuk ke seluruh jaringan
tubuh oleh karena itu, pengangkutan O2 dan CO2 dalam system ini tidak
membutuhkan bantuan sitem transportasi atau darah.
Udara masuk dan keluar melalui stigma, yaitu lubang kecil yang terdapat di
kanan-kiri tubuhnya. Selanjutnya dari stigama, udara masuk ke pembuluh
trachea yang memanjang dan sebagian ke kantung hawa. Pada serangga
bertubuh besar terjadinya pengeluaran gas sisa pernafasan terjadi karena
adanya pengaruh kontraksi otot-otot tubuh yang bergerak secara teratur.

Metode Winkler merupakan suatu cara untuk menentukan banyaknya


oksigen yang terlarut di dalam air. Dalam metode ini, kadar Oksigen dalam air
ditentukan dengan cara titrasi. Titrasi merupakan penambahan suatu larutan
yang telah diketahui konsentrasinya (larutan standar) ke dalam larutan lain yang
tidak diketahui konsentrasinya secara bertahap sampai terjadi kesetimbangan.
Dengan metode Wingkler, kita dapat mengetahui banyaknya oksigen yang
dikonsumsi oleh hewan air seperti ikan.
Respirometer Scholander digunakan untuk mengukur laju konsumsi oksigen
hewan-hewan seperti katak atau mencit. Alat ini terdiri atas syringe,
manometer,tabung spesimen, dan tabung kontrol.

III. Alat dan Bahan


- Respirometer sederhana - 3 ekor jangkrik
- Timbangan - Kapas
- Kristal KOH - Pipet
- Eosin - Vaselin

IV. Langkah Kerja


1. Membungkus Kristal KOH dengan kapas, lalu memasukkan ke dalam
tabung respirometer.
2. Memasukkan jangkrik yang telah diketahui berat tubuhnya ke dalam
respirometer, kemudian menutup dengan pipa berskala.
3. Mengoleskan vaselin pada celah penutup tabung serapat mungkin.
4. Menutup ujung pipa berskala dengan ibu jari kurang lebih 2 menit,
kemudian
lepaskan dan memasukkan setetes eosin dengan menggunakan pipet
kedalam pipa kapiler sampai pada angka 0.
5. Letakkan respirometer dan mengamati perubahan kedudukan eosin pada
pipa berskala setiap 2 menit selama 8 menit.
6. Melakukan percobaan yang sama (langkah 1 sampai dengan 5)
menggunakan
jangkrik lainnya dengan ukuran yang berbeda.
7. Mencatat data yang diperoleh pada tabel.

V. Hasil Pengamatan
Banyaknya oksigen yang dipakai (ml) Kebutuhan
Berat
Jangkrik oksigen selama
(gram) 2 menit I 2 menit II 2 menit III 2 menit IV
8 menit
1 0,7 0,12 0,2 0,26 0,31 0,89
2 0,8 0,15 0,36 0,47 0,56 1,54
3 0,9 0,22 0,38 0,49 0,58 1,67
Rata-rata 0,8 0,16 0,31 0,41 0,48 1,37
VI. Pembahasan
Dalam teori, berat badan jangkrik mempengaruhi laju pernapasan jangkrik.
Semakin berat jangkrik semakin cepat pula laju pernapasannya. Aktivitas
jangkrik yang berbeda juga turut mempengaruhi.Jangkrik yang bergerak lebih
aktif maka membutuhkan oksigen yang lebih banyak. Ini membuktikan bahwa
aktivitas juga mempengaruhi laju pernapasan.

VII. Pertanyaan
1. Apa alasan penggunaan Kristal KOH dalam kegiatan ini ?
2. Faktor apakah yang mempengaruhi berubahnya kedudukan eosin dalam pipa
berskala ?
3. Hitunglah kebutuhan oksigen oleh hewan percobaan tersebut setiap
menitnya ?
4. Buatlah grafik yang menggambarkan hubungan antara berat tubuh dengan
kebutuhan oksigen untuk bernafas. Dengan ketentuan sumbu X menunjukkan
berat tubuh jangkrik dalam gram dan sumbu Y menunjukkan kebutuhan
oksigen dalam ml ?
5. Berdasarkan grafik yang terbentuk, tariklah kesimpulan dari kegiatan !

VIII. Jawaban
1. Fungsi KOH adalah untuk mengikat CO2 hasil sampingan respirasi. Kegunaan
pengikatan gas karbon dioksida tersebut adalah agar terjadinya penyusutan
udara didalam tabung tertutup tersebut. Adapun reaksi yang terjadi antara
KOH dengan CO2 adalah sebagai berikut:
KOH + CO2 K2CO3 + H2O (Chang, 1996)

2. a. Spesies hewan
b.Ukuran hewan
c. Aktivitas
d. Suhu lingkungan
e. Jumlah pemberian KOH
f. Jenis Kelamin
g. Usia Hewan

3. Jangkrik 1
-0,89 : 8 = 0,11125
Jangkrik 2
-1,54 : 8 = 0,1925
Jangkrik 3
-1,67 : 8 = 0,20875
grafik kebutuhan oksigen
0.7
Jangkrik 3 (0,9
0.6 gram)
Jangkrik 2 (0,8
0.5 gram)

0.4

0.3 Jangkrik 1 (0,7


gram)
0.2

0.1

0
2 4 6 8
4.

5. Semakin berlebih berat jangkrik maka semakin banyak O2 yang diperlukan


untuk proses respirasi.

IX. Kesimpulan
a. Pada percobaan ini, dapat disimpulkan bahwa hewan melakukan proses
respirasi. Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa bertambahnya
massa suatu jangkrik dan bertambahnya jumlah energi yang dikeluarkan oleh
makhluk hidup mempengaruhi jumlah karbon dioksida dan oksigen yang
dihirup.

b. Faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan atau laju konsumsi O2 yaitu :


a. Spesies hewan
b. Ukuran hewan
c. Aktivitas
d. Suhu lingkungan
e. Jumlah pemberian KOH
f. Jenis Kelamin
g. Usia Hewan
X. Daftar Pustaka
1. https://vhiolette.wordpress.com/2012/04/26/respirasi-pada-insekta/
2. http://studyduck24.blogspot.com/2012/03/respirasi-dengan-jangkrik-
praktikum.html

Yogyakarta, 08 Februari 2015

Pembimbing penyusun,

Anda mungkin juga menyukai