Anda di halaman 1dari 6

I.

II.
III.

Judul Praktikum
Tujuan

: Respirasi Pada Belalang


: Menghitung penggunaan oksigen untuk respirasi

belalang
Dasar Teori
:
Pernapasan adalah pertukaran gas yang dibutuhkan untuk metabolisme
dalam tubuh. Hewan memiliki alat-alat pernapasan yang berbeda-beda.
Mammalia, Reptilia, dan Amphibia memiliki saluran pernapasan berupa
paruparu. Cacing (Annelida) dan Amphibia memiliki kulit yang berfungsi
juga sebagai tempat pertukaran gas. Ikan mengambil oksigen yang berada di
lingkungannya (air) dengan menggunakan sistem insang.
Sebagian besar Arthropoda, terutama serangga, telah memiliki system
saluran pernapasan. Meskipun demikian, terdapat kelebihan dan kekurangan
pada setiap mekanisme pernapasan yang dimiliki oleh setiap makhluk.
Misalnya, katak yang memiliki dua jenis mekanisme respirasi, tetap tidak
dapat berada lama di darat karena adanya ancaman dehidrasi. Paru-paru tidak
mampu mengikat udara yang terlarut dalam air, tetapi sistem pernapasan ini
menguntungkan untuk hidup di daratan karena letaknya di dalam saluran
pernapasan sehingga paru-paru terhindar daripenguapan air yang berlebihan.
Serangga adalah kelompok Arthropoda yang paling banyak jenisnya.
Meskipun serangga memiliki sistem peredaran darah terbuka, namun system
pernapasan serangga langsung mencapai jaringannya lewat saluran yang
disebutsistem trakea. Sistem trakea memiliki saluran-saluran tempat
pertukaran udara yang bermuara di stigma atau spirakel, yaitu berupa lubang
kecil yang berada di kedua tepi setiap ruas tubuh serangga. Spirakel memiliki
bulu-bulu untuk menyaring kotoran. Spirakel juga memiliki katup. Dengan
cara mengontraksikan otot-otot yang berhubungan dengan katup-katup
tersebut, serangga dapat mengatur membuka dan menutupnya spirakel.
Dalam tubuh serangga, terdapat trakea yang memanjang di sepanjang
tubuhnya. Trakea itu bercabang-cabang menjadi saluran-saluran udara yang
sangat kecil yang disebut trakeolus. Trakeolus bersentuhan langsung dengan
jaringan dalam tubuh serangga. Ujung trakeolus memiliki cairan. Pada cairan

inilah, oksigen dalam udara yang masuk ke dalam sistem trakea, berdifusi
masuk ke dalam sel-sel jaringannya. Sebaliknya, karbon dioksida juga keluar
melalui trakeolus.
IV.

Alat dan Bahan

a. Alat
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

kaAlat

Jumlah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah

Respirometer
Timbangan/ neraca
Pipet
Spatula
Kaca Arloji
Stopwatch

b. Bahan
No.
1.
2.
3.
4.
5.

V.

Bahan
Belalang
Eosin
KOH
Kapas
Vaselin

Jumlah
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya

Cara Kerja
1. Menyiapkan respirometer sederhana
2. Menimbang 1 ekor belalang.
3. Menimbang KOH sebanyak 0,5 gram kemudian menimbang kapas seberat 0,25 gram.
4. Membungkus KOH dengan kapas.
Memasukan KOH ke dalam tabung respirometer tersebut.

5. Memasukan Belalang pada tabung respirometer.


6. Menutup tabung respirometer dan mengolesi vaselin pada bagian sambungannya,
selanjutnya menetesi dengan cairan eosin pada bagian ujung pipa berskala dan
mencatat waktu yang diperlukan untuk setiap pergeseran 0,1 mL hingga mencapai 0,3
mL.
VI.

Hasil Pengamatan
a. Tabel Kelompok
Berat Belalang

Pergeseran Eosin

gram

0,0 - 0,1 ml
0,1 0,2 ml
0,2 0,3 ml

Waktu
Belalang

0,3 ml =
menit
1 menit =

Jumlah

ml

b. Tabel Kelas
Kel.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Berat Belalang

Pergeseran

Pergeseran

Pergeseran

Eosin/menit

O2/menit

O2/gram/menit

Keterangan :
Penggunaan O2/menit = Pergeseran eosin yang ada belalang pergeseran eosin tanpa belalang.
Penggunaan O2/gram/menit = Penggunaan O2/menit dibagi berat belalang
VII.

VIII.

Pertanyaan Penelitian
1. Apakah yang menyebabkan terjadinya pergeseran eosin dalam percobaan ini?
2. Apa fungsi KOH dalam percobaan tersebut?
3. Apakah fungsi eosin yang disuntikkan pada pipa respirometer?
4. Buatlah grafik hubungan antara berat jangkrik dengan kebutuhan oksigen?
5. Kesimpulan apa yang dapat diambil dari grafik tersebut?

Pembahasan

IX.

Kesimpulan

X.

Lampiran

Anda mungkin juga menyukai