Anda di halaman 1dari 7

TA 2017-2018

PROPOSAL PENELITIAN
“Uji Zat Makanan”

KELOMPOK 6
1. Irpya Ainun Awaliyah (04)
2. Khaerunnisa (06)
3. Muhammad Iqbal Syahyudi (07)
4. Putra Bangsawan (23)
XI IBNU SINA
TA 2017-2018
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillah dengan sepenuh kerendahan hati, penulis panjatkan puji serta


syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan izin, rahmat, dan hidayahNya, penulisan
proposal penelitian “Uji Zat Makanan” dapat selesai secara tepat waktu. Penulisan
Proposal penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui dan menyadari akan
pentingnya zat-zat yang terdapat pada bahan makanan.

Penulis menyadari, keberhasilan penyusunan proposal ini tidak terlepas dari


dukungan dan bantuan banyak pihak yang sudah memberikan masukan, semangat
serta doa kepada penulis dalam menghadapi setiap tantangan, sehingga pada
kesempatan ini penulis menghaturkan ungkapan terima kasih kepada:

1. Ibu Mardiah S.Pd selaku pembimbing dalam pembuatan proposal ini


2. Kedua orang tua penulis
3. Serta berbagai pihak yang telah berkontribusi terhadap pembuatan proposal
ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu

Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
penulis harapkan untuk penyempurnaan proposal selanjutnya.

Akhir kata semoga proposal ini dapat memberikan manfaat kepada penulis dan
pembaca.

Wasalamu’alaikum Wr.Wb.

Pangkep, 7 Februari 2018

Penulis

A. Latar Belakang Masalah


Manusia memerlukan makanan untuk tumbuh, bereproduksi, dan
memelihara kesehatan yang baik. Tanpa makanan, tubuh kita tidak dapat
menjaga suhunya, membangun atau memperbaiki jaringan, dan memelihara
detak jantung. Memakan makanan yang sehat dapat menghindarkan kita dari
berbagai penyakit atau pun sembuh lebih cepat. Faktor dan fungsi tersebut
dipenuhi dari zat-zat kimia di dalam makanan kita yang disebut nutrisi.
Nutrisi dikategorikan sebagai karbohidrat, protein, lemak, vitamin-vitamin
dan mineral.
Energi dapat diperoleh tubuh dari makanan yang telah dicerna dengan
baik, bisa dikalkulasi jika jumlah gram zat-zat pembentuk energi (karbohidrat
tak berserat, lemak, protein) dalam makanan tersebut diketahui. Misalnya,
seiris roti mengandung 12 gram karbohidrat, 2 gram protein, dan 1 gram
lemak dapat memberikan 67 kilokalori (280 kilojoule) energi. Sebagian besar
makanan mengandung beberapa nutrisi pembentuk energi, bersama vitamin,
mineral, air dan substansi lain.
Namun, tidak semua masyarakat indonesia sadar akan pentingnya zat-zat
tersebut. Seperti halnya protein, protein paling banyak terdapat pada susu dan
telur. Sebuah riset yang diungkapkan oleh Menteri Perindustrian (Menperin)
Saleh Husin pada kunjungan kerja ke Pabrik Sarihusada, Klaten, Jawa Tengah
menyampaikan "Tingkat konsumsi susu per kapita masyarakat Indonesia saat
ini rata-rata 12,10 liter/tahun setara susu segar, masih jauh di bawah konsumsi
per kapita negara-negara ASEAN lainnya," ulas Saleh di hadapan jajaran
direksi PT Sarihusada, Klaten, Kamis (17/9/2015). Jika dibandingkan dengan
negara lain seperti konsumsi susu Malaysia sebesar 36,2 kg/kapita/tahun,
Myanmar 26,7 kg/kapita/tahun, Thailand 22,2 kg/kapita/tahun, dan Filipina
17,8 kg/kapita/tahun.
Selain itu, dalam penelitian disebutkan konsumsi masyarakat Indonesia
terhadap ayam dan telur hanya 7 kg ayam dan 87 butir telur per tahun per
kapita. Jumlah tersebut ternyata masih sangat jauh dibandingkan dengan
negara tetangga seperti Malaysia, Thailand dan Filipina. “Bahkan dengan
Vietnam yang belum lama merdeka tingkat konsumsi ayam dan telur
masyarakat kita masih kalah,” kata Ketua Asosiasi Rumah Potong Hewan dan
Unggas Indonesia, Ir. Achmad Dawami.
Sehubung dengan hasil riset tersebut kami selaku penulis akan melakukan
penelitian terhadap zat-zat yang terdapat pada susu dan protein, guna
meningkatkan pengetahuan terhadap pentingnya zat-zat tersebut bagi tubuh
manusia.

B. Rumusan Masalah
Penelitian terhadap zat-zat makanan yang terdapat pada susu dan telur
dimaksudkan untuk mengetahui zat apa saja yang terkandung dalam bahan
makanan tersebut. Berdasarkan ulasan tersebut, masalah yang akan dijadikan
sebagai pokok penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Zat-zat apa saja yang terkandung pada susu?
2. Zat-zat apa saja yang terkandung pada telur?
3. Seberapa penting zat-zat tersebut bagi tubuh manusia?
4. Bagaimana dampak jika zat-zat tersebut tidak terpenuhi oleh tubuh
manusia?

C. Tujuan Penelitian
Untuk memperjelas arah penelitian ini, dirumuskan tujuan penelitian
sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui zat yang terkandung pada susu.
2. Untuk mengetahui zat yang terkandung pada telur.
3. Untuk mengetahui pentingnya zat-zat tersebut bagi tubuh manusia.
4. Untuk mengetahui dampak yang akan terjadi apabila zat-zat tersebut
tidak terpenuhi oleh tubuh manusia.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan agar kami selaku penulis dapat mengetahui zat-
zat yang terkandung pada susu dan telur, dapat mengetahui seberapa penting
zat tersebut bagi tubuh, dan dampak apa saja yang dapat ditimbulkan jika zat
tersebut tidak terpenuhi. Sehingga kami nantinya dapat mensosialisasikan
kepada masyarakat agar memperhatikan makanan yang dikomsumsi.

E. Landasan Teori
Makanan adalah bahan, biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan,
dimakan oleh makhluk hidup untuk memberikan tenaga dan nutrisi. Setiap
makhluk hidup membutuhkan makanan. Makanan dapat membantu kita dalam
mendapatkan energi, membantu pertumbuhan badan dan otak. Memakan
makanan yang bergizi akan membantu pertumbuhan kita, baik otak maupun
badan. Setiap makanan mempunyai kandungan gizi yang berbeda. Protein,
karbohidrat, vitamin, dan lemak adalah salah satu contoh gizi yang dapat kita
peroleh dari makanan.
Salah satu zat gizi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh ialah protein.
Protein merupakan salah satu zat gizi yang tergolong dalam kelompok makro.
Istilah protein berasal dari kata Yunani proteos yang berarti “utama atau yang
didahulukan”. Kata ini diperkenalkan oleh seorang ahli kimia Belanda,
Gerardus Mulder (1802-1880), ia berpendapat bahwa protein adalah zat yang
paling penting dalam setiap organisme. Seperlima bagian tubuh adalah
protein, sebagian ada di dalam otot, seperlima di dalam tulang keras dan
tulang rawan, sepersepuluh di dalam kulit, dan selebihnya di dalam jaringan
lain dan cairan tubuh. Protein merupakan zat makanan penting untuk
pertumbuhan, perkembangan, mengganti bagian yang rusak, dan sebagainya.
Protein dibagi menjadi dua golongan, yaitu protein hewani berasal dari
hewan dan protein nabati berasal dari tumbuhan. Protein hewani merupakan
protein sempurna karena mengandung asam amino esensial. Protein hewani
dapat diperoleh dari daging, ikan, susu, dan telur. Protein nabati merupakan
protein tidak sempurna karena kandungan asam amino esensialnya kurang
lengkap, jumlahnya kurang untuk memenuhi keperluan tubuh kecuali dari
kacang-kacangan terutama kedelai. Protein nabati dapat diperoleh dari padi-
padian, kacang-kacangan, dan sayuran. Perlu diketahui protein tidak dapat
dibuat atau disimpan sebagai cadangan tubuh, jadi harus dikonsumsi secara
teratur.
Mutu protein susu disebut terbaik didasarkan atas kelengkapan jenis dan
jumlah asam amino esensial yang sesuai untuk kebutuhan tubuh. pada era
penentuan mutu protein dengan menggunakan skor asam amino sesuai anjuran
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Dosen ahli gizi di Jurusan Gizi
Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II dan anggota Bidang Penelitian dan
Pengembangan Gizi Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) Dr. Marudut
mengatakan “penentuan mutu protein sesuai anjuran WHO adalah dengan
menggunakan DIAAS (Digestible Indispensable Amino Acid Score) yakni
skor pencernaan protein di usus halus (ileum)”. Dalam hal ini, protein susu
maupun telur ditetapkan sebagai protein terbaik di antara pangan sumber
protein lainnya. Oleh karena itu, protein susu sering digunakan sebagai protein
referensi untuk menilai mutu protein pangan lainnya yang diperdagangkan
baik nasional maupun internasional. “Hanya protein dengan kualitas
terbaiklah yang dapat menjamin pertumbuhan dan perkembangan anak pada
usia pertumbuhan serta membentuk atau mengganti jaringan yang rusak di
dalam tubuh,” jelas Marudut dalam diskusi Cerdas Frisian Flag Indonesia
bertajuk ‘Resolusi untuk Keluarga Sehat Indonesia’, Kamis (26/1/2017). Ia
mengatakan, berdasarkan Riskesdas 2013, stunting (anak balita bertubuh
pendek) pada balita dan prevalensi Penyakit Tidak Menular (PTM) di
Indonesia cenderung meningkat. Sehingga konsumsi pangan sumber protein
dengan kualitas terbaik dan sumber kalsium yang relatif tinggi dapat
melengkapi kekurangan zat gizi dari asupan makanan sehari-hari untuk
memenuhi kebutuhan tubuh akan zat gizi.
Uji protein dilakukan guna mengetahui kandungan bahan makanan yang
mengandung protein. Cairan Millon, Molisch, dan Biuret digunakan untuk
menunjukkan bahan makanan kelompok protein.
Konsekuensinya, pertumbuhan normal dan hidup sehat akan tercapai bila
disertai dengan aktifitas fisik. Asupan protein yang cukup sejak dini
merupakan investasi kesehatan di masa tua agar bisa tetap bisa bergerak aktif
di usia lanjut.

F. Metode Penelitian
Adapun metode yang nantinya kami gunakan ialah metode eksperiment,
metode deskriftif dan metode library riset. Metode eksperiment, dilakukan
dengan menguji beberapa zat makanan menggunakan cairan penguji.
Sedangkan metode deskriftif dan metode library riset dilakukan untuk
menguatkan hasil percobaan dari bahan-bahan yang diujikan. Penggunaan
metode-metode tersebut dilakukan untuk memperjelas dan mempermudah
penelitian yang akan kami lakukan mengenai zat yang terkandung dalam
makanan terkhusus pada susu dan telur sebagai sumber protein.

G. Kerangka Laporan

KERANGKA
JUDUL PENDAHULUAN
TEORETIS

Latar Belakang METEDOLOGI


Masalah PENELITIAN

Rumusan
Masalah PEMBAHASAN

Tujuan
KESIMPULAN
Penelitian DAN SARAN

Manfaat DAFTAR
Penelitian PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA

Apollo. 1997. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.


Surabaya: Apollo.
Irnaningtyas. 2014. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Suryaman, Maman., dkk. 2017. Bahasa Indonesia. Jakarta: Kemdikbud.
http://poskotanews.com/2012/10/12/konsumsi-ayam-dan-telur-penduduk-indonesia-
masih-rendah/
http://woyojoz.blogspot.co.id/2011/01/laporan-praktikum-biologi-uji-
makanan_27.html
https://www.google.co.id/search?q=landasan+teori+penelitian+tentang+zat+makanan
+yang+terdapat+pada+susu+dan+telur&rlz=1c1chwl_enid768id768&oq=landa
san+teori+penelitian+tentang+zat+makanan+yang+terdapat+pada+susu+dan+te
lur&aqs=chrome..69i57.27895j0j8&sourceid=chrome&ie=UTF-8

Anda mungkin juga menyukai