Disusun Oleh :
ALIMIN SAHID
XI MIPA 5
SMAN 4 MANDAU
TP.2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah tentang “Adat Keseharian
Masyarakat Budaya Melayu Riau” ini dapat diselesaikan dengan baik.
Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku
umatnya.
Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah
ini sehingga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi penyempurnaan makalah ini.
Saya mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha
Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
ALIMIN SAHID
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................
B. Rumusan Masalah.......................................................................................
C. Tujuan........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Keragaman Mata Pencaharian Masyarakat Melayu Riau.................................
B. Adat Istiadat Bertani dan Berkebun..............................................................
C. Menangkap Ikan..........................................................................................
D. Adat Istiadat Beternak.................................................................................
E. Adat Istiadat Berniaga..................................................................................
F. Adat Istiadat Menumbai...............................................................................
G. Adat Istiadat Berburu...................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
Untuk mengetahui tentang keseharian masyarakat melayu riau mulai dari mata
pencaharian, adat-adat, dan tradisi-tradisi mereka.
BAB II PEMBAHASAN
Bertani dan berkebun selain dilakukan dengan cara menatap juga dilakukan
dengan cara berpindah-pindah, yang disebut dengan perladangan berladang
merupakan usaha pengolahan tanah untuk membudidayakan tanaman
pangan dengan cara berpindah-pindah ataupun menetap. Selain berpindah-
pindah sistem perladangan belum mengenal irigasi pengolahan tanah dan
pemupukan.
Upacara ini dilakukan untuk mencari tempat yang cocok untuk dibuat ladang
dan tidak mengganggu kelestarian lingkungan sekitar baik Walau hidup
maupun makhluk gaib. Upacara ini dipimpin oleh tok bomo atau tok pawang
yaitu orang yang mempunyai pengetahuan tentang tradisi Ini upacara
dilaksanakan di tempat orang yang mempunyai hajat.
Upacara Ini adalah upacara untuk meminta izin kepada penunggu tanah untuk
melaksanakan hajat di tempat itu. Upacara ini tidak hanya dilakukan untuk
penentuan tempat beekebun tetapi juga untuk mendirikan rumah. Pada
upacara untuk mendirikan rumah perlu dibuat lubang terlebih dahulu lalu
menancapkan tiang seri yaitu yang pertama bangunan.
6. Mengilang tebu
Upacara ini merupakan serangkaian upacara panen padi yang dilakukan
setelah panen padi selesai. Untuk memanen kebun tebu yang berada di
sekitar ladang atau sawah yang telah dipanen. Cara mengilang tunggu ya itu
tumbuh di kilang dalam suatu kilang yang terbuat dari kayu bulat 3 buah yang
diukir dengan membentuk bentuk kepala, leher, dan badan bagian sawah.
C. Menangkap Ikan
4. Pesta Pantai
Pesta pantai dilakukan sebagai penyemangat kebersamaan untuk
mengangkat harkat hidup nelayan. Pesta juga bertujuan sebagai hiburan dan
penyadaran masyarakat untuk melestarikan budaya dan dukung program
wisata.
Menumbai hanya dapat dilakukan dua hingga tiga kali dalam setahun
prosesnya dilakukan dengan ritual dan dikerjakan menggunakan peralatan
tradisional. Sebagian Masyarakat melayu percaya bahwa pohon sialang
selalu dihuni oleh makhluk halus maka untuk setiap tahapan memanjat selalu
diiringi dengan mantra atau disebut nyanyian panjang. selain fungsinya untuk
melindungi diri dari hal-hal gaib nyanyian panjang juga berarti memberi saran
kepada lebah-lebah agar tertidur pulas sehingga tidak ada halangan untuk
sampai ke dalam.
G. Adat istiadat berburu
1) Kebiasaan berburu
Kebiasaan berburu masih dilakukan Suku Sakai yang hidup di sekitar minas
dan duri dan Talang Mamak siambul di Kecamatan seberida Kabupaten
Indragiri Hulu. Biasanya Suku Sakai berburu babi hutan dan nangoi karena
Binatang ini menjadi bahan makanan utama mereka. Waktu berburu
tergantung keadaan iklim pada musim hujan agak sulit melakukan perburuan
karena binatang buruannya terpencar di Rimba Raya. Pada musim kemarau
daerah perburuaan hanya pada tempat-tempat yang ada air karena binatang
buruan bisa berkumpul di sana.
Burung punai merupakan burung yang bulunya sangat cantik dan enak
dimakan sehingga burung ini sering jadi buruan. Untuk menangkap burung
punai biasanya dilakukan dengan cara menjaring burung hasil perburuan bisa
dimakan atau dijual.
A. Kesimpulan
Masyarakat Melayu Riau sangat menjaga dan melestarikan apa budaya adat
istiadat dari leluhur mereka. Bahkan, adat istiadat tersebut masih
dipergunakan hingga saat ini. Banyak Upacara-upacara untuk melakukan
atau menyudahi sesuatu yang dilakukan masyarakat Melayu Riau dan juga
Mata pencaharian mereka memiliki unsur-unsur kesenian yang sangat
melekat.
B. Saran
Saran saya, masyarakat Melayu Riau agar lebih menjaga dan melestarikan
budayanya kebiasaan ini perlu diilakukan dengan cara-cara yang sesuai
dengan keadaan sekarang, yakni dengan:
• Menghidupkan dan menyebarluaskan ungkapan, pepatah, dan
sebagainya yang mengandung adab sopan-santun melalui media cetak
dan media massa.
• Menerjemahkan dan menyebarluaskan pepatah, ungkapan, dan
manuskrip yang mengandung ajaran-ajaran.
• Menulis buku pelajaran yang mengajarkan adab sopan-santun dengan
kerangka rujukan falsafah dan nilai yang terkandung dalam pepatah,
ungkapan, pantun, dan sebagainya, mulai dari tingkat dasar.
C. Daftar Pustaka
Buku cetak Muatan Lokal Budaya Melayu Riau Kelas XI, dari MARWAN M.Pd.
dan BAMBANG KARIYAWAN YS, M.Pd.