Anda di halaman 1dari 11

Makalah BMR

“Adat Keseharian Masyarakat


Budaya Melayu Riau ”

Disusun Oleh :
ALIMIN SAHID
XI MIPA 5

SMAN 4 MANDAU
TP.2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah tentang “Adat Keseharian
Masyarakat Budaya Melayu Riau” ini dapat diselesaikan dengan baik.
Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku
umatnya.
Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah
ini sehingga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi penyempurnaan makalah ini.
Saya mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha
Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Duri, 23 Februari 2021

ALIMIN SAHID
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................

DAFTAR ISI.....................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................
B. Rumusan Masalah.......................................................................................
C. Tujuan........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Keragaman Mata Pencaharian Masyarakat Melayu Riau.................................
B. Adat Istiadat Bertani dan Berkebun..............................................................
C. Menangkap Ikan..........................................................................................
D. Adat Istiadat Beternak.................................................................................
E. Adat Istiadat Berniaga..................................................................................
F. Adat Istiadat Menumbai...............................................................................
G. Adat Istiadat Berburu...................................................................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.................................................................................................
B. Saran.........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Orang Melayu menetapkan identitasnya dengan tiga ciri pokok, yaitu


berbahasa Melayu, beradat-istiadat Melayu, dan beragama Islam. Dalam
makalah ini, penulis akan mengemukakan beberapa hal pokok yang berkaitan
dengan adat istiadat Melayu Riau.
Seperti diketahui bersama, segala hal yang bersangkutan dengan adat-
istiadat Melayu belum banyak ditulis atau dicatat dengan jelas. Sejak dulu
segala ketentuan adat- istiadat disampaikan dari satu generasi ke generasi
berikutnya secara lisan. Saat ini ketentuan adat yang disampaikan hanya
terbatas pada adat sopan-santun saja. Untuk dapat memahami adat-istiadat
yang berlaku dalam pergaulan, perlu diketahui sumbernya terlebih dahulu,
yaitu adat yang disebut “adat yang sebenar adat”. Sebelumnya, akan dibahas
pengertian adat.
Buku yang membahas tentang adat sangat banyak, baik yang ditulis oleh
ahli
Indonesia sendiri maupun ahli asing. Kata adat juga tercantum dalam kamus-
kamus Indonesia (baca: Melayu) dan ensiklopedi-ensiklopedi. Akan tetapi,
penulis berpendapat bahwa semua buku itu belum dapat menjelaskan adat
secara tuntas dan fundamental.
Saat ini penulis akan membahas tentang Adat Keseharian Budaya Melayu
Riau yang meliputi berbagai mata pencaharian serta adat istiadat keseharian
masyarakat nya yang akan dijelaskan dibawah ini.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan


dibahas di dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa saja keragaman mata pencaharian masyarakat melayu riau ?


2. Apa saja adat istiadat keseharian masyarakat melayu riau ?
3. Apa saja tradisi-tradisi nya ?

C. TUJUAN

Untuk mengetahui tentang keseharian masyarakat melayu riau mulai dari mata
pencaharian, adat-adat, dan tradisi-tradisi mereka.
BAB II PEMBAHASAN

A. Keragaman Mata Pencaharian Masyarakat Melayu Riau

Mata pencaharian masyarakat melayu Riau memiliki corak yang sederhana


biasanya berhubungan dengan pemanfaatan lahan dan sumber daya alam.
mata pencaharian tersebut berupa; berladang, beternak, menangkap ikan,
beniro, mengambil dan mengumpulkan hasil hutan atau laut serta berkebun
tanaman keras atau tanaman tahunan. Sedangkan mata pencaharian
penduduk yang sudah bercorak modern yaitu diantaranya ; Berniaga,
bertukang, dan industri pengolahan hasil pertanian

B. Adat Istiadat Bertani Dan Berkebun

Bertani dan berkebun selain dilakukan dengan cara menatap juga dilakukan
dengan cara berpindah-pindah, yang disebut dengan perladangan berladang
merupakan usaha pengolahan tanah untuk membudidayakan tanaman
pangan dengan cara berpindah-pindah ataupun menetap. Selain berpindah-
pindah sistem perladangan belum mengenal irigasi pengolahan tanah dan
pemupukan.

 Tata Cara Bercocok Tanam Dalam Masyarakat Melayu

Bercocok tanam dilakukan dengan sistem berladang kasang yaitu cara


berladang dengan menebang hutan kemudian dibakar dibersihkan lalu
ditanami tanaman tua atau muda. Bercocok tanam seperti ini melalui
tahapan sebagai berikut :

1) Memilih tempat, berdasarkan seperti kesuburan tanahnya dan hak milik.


2) Membersihkan sekeliling tempat yang akan dibakar dari daun-daun
kering supaya aki tidak menjalar ke hutan sekitarnya.
3) Menebas dilakukan dengan mematikan tumbuhan-tumbuhan kecil
sehingga memudahkan pekerjaan selanjutnya.
4) Orang menebang dilakukan dengan cara menebang pohon-pohon yang
besar dengan beliung dan parang agar mendapat sinar matahari.
5) Membakar hutan dilakukan sebulan atau lebih setelah setelah selesai
menumpas dan menebang hutan.
6) Menanam tanaman tua yang hasilnya agak lama dipanen dan tanaman
muda yang hasilnya cepat dipanen.
7) Pengolahan tanah dilakukan dengan membalik lapisan tanah dengan
menggunakan cangkul .
8) Menjaga tanaman dilakukan dengan menjaganya dari gangguan
binatang seperti babi hutan.
9) Memelihara atau merawat tanaman yang dalam proses tumbuh
dilakukan dengan membersihkan tanaman tanaman yang bisa
mengganggu pertumbuhan tanaman utama .
10) Ladang yang digunakan dibiarkan dalam jangka waktu yang cukup
lama sekitar10 sampai 15 tahun sehingga sebagian kembali menjadi
hutan.
11) Ladang yang telah menjadi hutan jika akan digunakan lagi maka
dibuka seperti cara Semula.

 Ritual Dalam Bercocok Tanam Masyarakat Melayu Riau

1. Upacara menentukan tempat berkebun

Upacara ini dilakukan untuk mencari tempat yang cocok untuk dibuat ladang
dan tidak mengganggu kelestarian lingkungan sekitar baik Walau hidup
maupun makhluk gaib. Upacara ini dipimpin oleh tok bomo atau tok pawang
yaitu orang yang mempunyai pengetahuan tentang tradisi Ini upacara
dilaksanakan di tempat orang yang mempunyai hajat.

2. Upacara menebang Kayu Besar

Pohon-pohon besar sering dianggap menjadi kediaman makhluk-makhluk


yang Tidak dapat dilihat Alias penunggu. Upacara ini dilakukan untuk menjaga
keseimbangan terhadap lingkungan sebagai permohonan izin untuk
menebang pohon besar tersebut makhluk halus akan bersedia menyingkirkan
di tempat itu jika dilakukan upacara tersebut jika tradisi ini tidak dilakukan
maka akan mengakibatkan malapetaka berupa serangan hama pada hutan
yang akan dibuka untuk berladang.

3. Upacara menyemah tanah

Upacara Ini adalah upacara untuk meminta izin kepada penunggu tanah untuk
melaksanakan hajat di tempat itu. Upacara ini tidak hanya dilakukan untuk
penentuan tempat beekebun tetapi juga untuk mendirikan rumah. Pada
upacara untuk mendirikan rumah perlu dibuat lubang terlebih dahulu lalu
menancapkan tiang seri yaitu yang pertama bangunan.

4. Upacara doa Padang


Upacara ini dilakukan dengan berdoa di ladang atau sawah ketika akan turun
berladang atau bersawah yang disertai dengan pemotongan kambing atau
sapi. Upacara diiringi kesenian rarak dan puncaknya yang mengadakan zikir
Lailahaillallah dan doa sambil menyebabkannya ke segala penjuru agar kamu
terhindar dari segala gangguan.

5. Upacara panen padi


Upacara diadakan ketika akan menanam padi upacara ini dilakukan dengan
memanen secara beramai-ramai dengan batobo. Jika hasil panen petani
mencapai batas nisab/zakat juga diadakan acara doa yang diikuti dengan
kesenian dzikir dan rebana.

6. Mengilang tebu
Upacara ini merupakan serangkaian upacara panen padi yang dilakukan
setelah panen padi selesai. Untuk memanen kebun tebu yang berada di
sekitar ladang atau sawah yang telah dipanen. Cara mengilang tunggu ya itu
tumbuh di kilang dalam suatu kilang yang terbuat dari kayu bulat 3 buah yang
diukir dengan membentuk bentuk kepala, leher, dan badan bagian sawah.

C. Menangkap Ikan

Upacara menyemah laut merupakan pesta rakyat nelayan yang diadakan


sekali setahun. Pesta biasanya berlangsung selama satu minggu penuh.
Persiapan upacara menyemah laut ini diadakan di Bukit Batu di bawah
pimpinan batin Cedun. Alat-alatnya yaitu Gendang, Nafiri, Sikat emas, 40
hidangan makanan, Bunga rampai, alat-alat tepung tawar, perlengkapan sirih
pinang bertih dalam jumlah besar, dan seekor kerbau yang dihiasi dan akan
dijadikan tumbal yang nantinya akan ditenggelamkan di laut Tanjung Jati.

1. Upacara penyemahan nelayan terubuk

Upacara ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan nelayan sehingga


semua nelayan ikut serta dalam upacara tersebut. Upacara Ini menciptakan
kerjasama yang erat antara pemimpin dan rakyat rakyat diberi lantai dan
sebagai tempat duduk untuk orang yang langsung terlibat dalam upacara
penyemahan.
2. Upacara penyembah laut
Upacara dilakukan untuk memberi persembahan kepada makhluk halus yang
bernama Raja Nuh yang berkuasa di tengah laut putih yang berkuasa di
sekitar pantai dan tuk Jatin kecik pembantu Raja Nuh Dan tuk putih.
3. Tradisi menangkap ikan
Tradisi ini banyak dilaksanakan di negeri Kuantan. Tradisi ini dilakukan ketika
keadaan air sungai mendukung untuk dilakukan penangkapan.

4. Pesta Pantai
Pesta pantai dilakukan sebagai penyemangat kebersamaan untuk
mengangkat harkat hidup nelayan. Pesta juga bertujuan sebagai hiburan dan
penyadaran masyarakat untuk melestarikan budaya dan dukung program
wisata.

D. Adat Istiadat Beternak


Hampir tiap tiap rumah tangga ada yang memelihara ayam meski hanya
beberapa ekor paling banyak 20 ekor. Selain itu masyarakat melayu juga
beternak kambing sapi dan kerbau karena masih banyaknya tanah atau
Padang di bumi Melayu yang ditumbuhi rumput yang hijau sebagai makanan
utama dan sapi dan kerbau. Lalu hasil dari peternakan itu akan dipakai untuk
keperluan sendiri.

E. Adat Istiadat Berniaga


Sebagian besar perniagaan masyarakat melayu bergantung pada :
1. kekayaan hutan
2. kekayaan rawa-rawa dan danau-danau 3. kekayaan laut.
Perniagaan dalam masyarakat melayu merupakan salah satu bagian
terpenting dalam kehidupan masyarakat mulai dari perdagangan dengan
modal kecil sampai dengan perniagaan dengan jumlah modal besar.

F. Adat istiadat menumbai


Upacara menumbai adalah upacara untuk mengambil madu lebah di pohon
sialang. Pohon sialang yaitu pohon tinggi besar dan tempat yang disenangi
lebah hutan untuk bersarang, jenis pohon sialang ada tiga jenis Sulur batang,
rumah keluang, dan Cempedak air.

Menumbai hanya dapat dilakukan dua hingga tiga kali dalam setahun
prosesnya dilakukan dengan ritual dan dikerjakan menggunakan peralatan
tradisional. Sebagian Masyarakat melayu percaya bahwa pohon sialang
selalu dihuni oleh makhluk halus maka untuk setiap tahapan memanjat selalu
diiringi dengan mantra atau disebut nyanyian panjang. selain fungsinya untuk
melindungi diri dari hal-hal gaib nyanyian panjang juga berarti memberi saran
kepada lebah-lebah agar tertidur pulas sehingga tidak ada halangan untuk
sampai ke dalam.
G. Adat istiadat berburu

1) Kebiasaan berburu

Kebiasaan berburu masih dilakukan Suku Sakai yang hidup di sekitar minas
dan duri dan Talang Mamak siambul di Kecamatan seberida Kabupaten
Indragiri Hulu. Biasanya Suku Sakai berburu babi hutan dan nangoi karena
Binatang ini menjadi bahan makanan utama mereka. Waktu berburu
tergantung keadaan iklim pada musim hujan agak sulit melakukan perburuan
karena binatang buruannya terpencar di Rimba Raya. Pada musim kemarau
daerah perburuaan hanya pada tempat-tempat yang ada air karena binatang
buruan bisa berkumpul di sana.

2) Menangkap burung quaran

Upacara ini dilakukan pada musim turunnya burung kuaran penangkapan


dilakukan di Padang yang ditumbuhi kayu yang rimbun dan memiliki daya tarik
bagi burung quaran. Burung quaran adalah Burung yang enak dimakan
sampai ke tulangtulangnya namun sekarang telah punah semenjak hilangnya
hutan tempat tinggal mereka.

3) Menangkap burung punai

Burung punai merupakan burung yang bulunya sangat cantik dan enak
dimakan sehingga burung ini sering jadi buruan. Untuk menangkap burung
punai biasanya dilakukan dengan cara menjaring burung hasil perburuan bisa
dimakan atau dijual.

4) Adat istiadat batobo

Batobo adalah sebutan untuk kegiatan bergotong-royong dalam


mengerjakan sawah ladang dan sebagai nya Yang biasa dilakukan oleh
suku Ocu .Batobo dilakukan untuk meringankan pekerjaan Pertanian
seseorang dengan demikian akan lebih cepat selesai dan lebih mudah.
Batobo didirikan Dalam sebuah kelompok yang mempunyai seorang ketua
untuk mengatur jadwal kerja setiap anggota. Kebanyakan kelompok
batobo melakukan kegiatan secara bergiliran untuk setiap anggota
kelompok batobo.
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Ragam mata pencaharian masyarakat Melayu Riau berupa:


berladang,beternak,menangkap ikan,Beniro,industri pengolahan hasil
pertanian,mengambil dan mengumpulkan hasil hutan atau Laut,berkebun
tanaman kertas atau tanaman tahunan,bertukang,berniaga.

Adat-adat keseharian masyarakat Melayu Riau yang dikenal antara lain:


bertani dan berkebun,menangkap
ikan,beternak,berniaga,menumbai,berburu,batobo.

Masyarakat Melayu Riau sangat menjaga dan melestarikan apa budaya adat
istiadat dari leluhur mereka. Bahkan, adat istiadat tersebut masih
dipergunakan hingga saat ini. Banyak Upacara-upacara untuk melakukan
atau menyudahi sesuatu yang dilakukan masyarakat Melayu Riau dan juga
Mata pencaharian mereka memiliki unsur-unsur kesenian yang sangat
melekat.

B. Saran

Saran saya, masyarakat Melayu Riau agar lebih menjaga dan melestarikan
budayanya kebiasaan ini perlu diilakukan dengan cara-cara yang sesuai
dengan keadaan sekarang, yakni dengan:
• Menghidupkan dan menyebarluaskan ungkapan, pepatah, dan
sebagainya yang mengandung adab sopan-santun melalui media cetak
dan media massa.
• Menerjemahkan dan menyebarluaskan pepatah, ungkapan, dan
manuskrip yang mengandung ajaran-ajaran.
• Menulis buku pelajaran yang mengajarkan adab sopan-santun dengan
kerangka rujukan falsafah dan nilai yang terkandung dalam pepatah,
ungkapan, pantun, dan sebagainya, mulai dari tingkat dasar.
C. Daftar Pustaka

Buku cetak Muatan Lokal Budaya Melayu Riau Kelas XI, dari MARWAN M.Pd.
dan BAMBANG KARIYAWAN YS, M.Pd.

Anda mungkin juga menyukai