Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENANGANAN LIMBAH PETERNAKAN


( Pengolahan limbah ternak berupa bokashi )

OLEH :

ALFIAN SALAMA SAMSUL


05.03.18.1553
3D Penyuluhan peternakan dan kesejahteraan hewan

BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN


POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN (POLBANGTAN) GOWA
KEMENTERIAN PERTANIAN
TAHUN 2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur Penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada Penulis, sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah
sebagai tugas dari mata kuliah penanganan limbah peternakan.
Makalah ini telah penulis susun semaksimal mungkin Terlepas dari semua itu, Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini masih terdapat kekurangan, baik dari susunan
kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka, Kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca untuk perbaikan pembuatan makalah selanjutnya. Akhir kata, kami
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Sekian dan terima kasih.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bone, 15 Juni 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................……..……2

DAFTAR ISI.........................................................................................................………….3

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………….……………………………..4

1.1. Latar belakang…………………………………………………………………………………………………………4

1.2. Tujuan…………………………………………………………………………………………………………………..…5

1.3. Manfaat…………………………………………………………………………………………………………………..5

BAB II METODELOGI...........................................................................................................6

2.1. Alat dan bahan…………………………………………………………………………………….……………….…6

2.2. Cara kerja………………..…………………………………………………………………………….……………..….6

BAB III PEMBAHASAN……………….….…………………………………………….…………………….……...…..7

3.1. Pengertian bokashi…………………………………………………………………………………………….…….7

3.2. Keunggulan pupuk bokashi………………………………………………………………………………………8

3.3. Penggunaan pupuk bokashi…………………………………………………………………………………….11

3.4. Penggunaan EM4 pada pupuk bokasi………………………………………………………………….…..12

BAB IV PENUTUP……………………………………………………………..………………………………….……....14

4.1. Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………………….14

4.2. Saran………………………………………………………………………………………………………………..……14

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………….…….15

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Limbah pertanian merupakan  sisa-sisa hasil pertanian yang berasal dari tumbuhan dan
hewan ternak  misalnya sisa dari pemanenan hasil  tanaman pangan, perkebunan, hortikultura,
sampah rumah tangga, kotoran hewan ternak  dan sebagainya. Pemanfaatan limbah pertanian
sangat perlu kita lakukan agar tidak terjadi pencemaran lingkungan selain itu dapat dijadikan
masukan/tambahan bagi petani ataupun masyarakat yang memanfaatkan limbah tersebut.

Masyarakat telah menyadari bahwa menggunakan bahan-bahan kimia non alami seperti
pupuk dan pestisida sintetik serta hormon tumbuhan dalam memproduksi hasil pertanian ternyata
menimbulkan efek terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.Selama ini para petani telah
banyak memanfaatkan bahan organik sebagai pupuk di lahan pertanian, karena bahan tersebut
merupakan bahan yang cepat melapuk. Salah satu contoh bahan organik yang digunakan antara
lain kotoran hewan (sapi, kambing, ayam, dll) dan limbah pertanian. Dengan munculnya
berbagai pupuk alternatif dan untuk menunjang pembangunan pertanian yang ramah lingkungan,
maka dengan ini digalakan pemanfaatan limbah pertanian sebagai bahan pembuatan pupuk
organik, bahkan beberapa petani/swasta telah mencanangkan adanya pertanian organik. Pada saat
ini banyak dijumpai berbagai merk dagang pupuk organik yang dijual dipasaran. Pupuk organik
dapat berupa pupuk kandang, kompos dan campuran keduanya.

          Untuk meningkatkan dan menjaga kestabilan produksi pertanian, khususnya tanaman


pangan, sangat perlu diterapkan teknologi yang murah dan mudah bagi petani. Teknologi
tersebut dituntut ramah lingkungan dan dapat memanfaatkan seluruh potensi sumberdaya alam
yang ada dilingkungan pertanian, sehingga tidak memutus rantai system pertanian. Penggunaan
pupuk bokashi EM merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan pada pertanian saat ini.
Mahalnya pupuk kimia dan langkanya kompos di pasaran membuat banyak praktisi
tanaman berpaling pada Pupuk Bokashi. Permintaan pasar pun mengalami peningkatan.
Walaupun memang sebelum mengenal Pupuk Bokashi mereka menggunakan kompos atau pupuk
kimia untuk memberikan nutrisi pada tanamannya.

4
Bokashi adalah pupuk kompos yang dihasilkan dari proses fermentasi atau peragian
bahan organik dengan teknologi EM4 (Effektive Microorganisme 4). Selain itu bokashi juga
terbukti meningkatkan kesuburan serta produktifitas tanaman meski efek ini baru dapat dirasakan
setelah bertahun-tahun penggunaan. Hal tersebut sangat wajar karena pupuk alami semacam
bokashi biasanya memang mengandung unsur hara dalam dosis kecil, namun lengkap unsur
makro dan mikronya. Belum di ketahui dengan jelas mengapa petani di Indonesia enggan
menggunakan bokashi. Padahal bila mau, bahan baku bokashi tersedia melimpah dan bahkan
seringkali dianggap sebagai limbah sehingga kerap dihargai sangat murah.

1.2.  Tujuan

1. Untuk mengetahui bahan apa saja yang dapat digunakan dalam pembuatan pupuk bokashi.
2. Untuk mengetahui proses pembuatan pupuk bokashi.
3. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan pembuatan pupuk bokashi

1.3. Manfaat

1. Dapat digunakan sebagai dasar rujukan tentang kualitas pupuk bokasi terhadap implementasi
tanaman dengan menggunakan aktivator EM4.
2. Pupuk bokasi yang dihasilkan dapat diaplikasikan untuk pengembangan pertanian organik,
seperti tanaman selada, tanaman kangkung, tanaman sawi, tanaman jagung, dan lain-lain.
3. Memberikan informasi kepada pembaca tentang keunggulan pupuk bokasi dibandingkan dengan
pupuk organik lain yang sering digunakan oleh masyarakat sesuai SNI.

5
BAB II
METODOLOGI

2.1. Alat dan Bahan

 Alat

1. Terpal
2. Sekop
3. Drum atau gentong plastik.
4. Ember plastik,

 Bahan
1. arang sekam
2. larutan dekomposer (EM4)
3. serbuk gergaji/dedak
4. jerami atau sisa hijauan
5. kotoran ternak yang telah kering
6. gula merah/gula pasir
7. air

2.2. Cara kerja

1. Potong kecil-kecil bahan organik sampai benar-benar kecil agar cepat dalam fermentasi,
kemudian campurkan bahan seperti dedak/serbuk gergaji dan arang sekam.
2. Encerkan 10 ml larutan EM4 dengan 1 liter air, tambahkan dua sendok gula pasir.
Kemudian siramkan pada campuran bahan baku tadi.
3. Larutkan 10 ml EM4 dengan 1 liter air biasa, kemudian tambahkan 2 sendok makan gula
merah/gula pasir.
4. Campurkan larutan itu dengan bahan organik yang sudah anda cincang tadi.
5. Tutup drum/gentong plastik tadi hingga rapat, atur kelembaban hingga 45ºC. Kemudian
lihat perubahan, jika dilihat teksturnya menyerupai tanah maka sudah bisa dipastikan
fermentasi anda berhasil. Kira- kira membutuhkan waktu 5-7 hari.

6
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Pengertian Bokashi

Bokashi adalah pupuk yang dibuat dengan proses bahan organik dengan teknologi
EM4 (Effective Microorganisms 4) atau disebut dengan hasil proses fermentasi pupuknya
dinamakan pupuk em4. Keunggulan penggunaan teknologi EM4 adalah pupuk organik
dapat dihasilkan dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan cara konvensional
EM4 (Effective Microorganisms 4) itu mengandung ragi, bakteri fotosintetik, jamur
pengurai selulosa Azotobacter sp.dan Lactobacillus sp. Bahan bahan yang dibutuhkan untuk
pembuatan bokashi dapat diperoleh dengan mudah di sekitar lahan pertanian, seperti
jerami, sekam (kulit padi), rumput, sisa tanaman kacang kacangan, serbuk gergajian
ataupun pupuk kandang. Tetapi perlu diketahui bahan yang paling baik digunakan sebagai bahan
pokok pembuatan bokashi adalah dedak (bekatul) karena kandungan zat gizinya sangat baik.

         Penambahan bahan organik akan meningkatkan kemampuan menahan air sehingga


kemampuan menyediakan air tanah untuk pertumbuhan tanaman meningkat. Kadar air yang
optimal bagi tanaman dan kehidupan mikroorganisme adalah sekitar kapasitas lapang .
Penambahan bahan organik di tanah pasiran akan meningkatkan kadar air pada kapasitas lapang,
akibat dari meningkatnya pori yang berukuran menengah (meso) dan menurunnya pori makro,
sehingga daya menahan air meningkat, dan berdampak pada peningkatan ketersediaan air untuk
pertumbuhan tanaman (Lingga, 2000). Dalam hal ini contoh dari produk pengomposan salah
satunya pupuk bokashi. Meskipun Pupuk Bokashi dan kompos sama-sama menggunakan bahan
organik sebagai bahan dasar pembuatan pupuk organik, Pupuk Bokashi diolah dengan
menggunakan teknologi EM (effective microorganisms) yang lebih efektif dan ramah
lingkungan. Dalam kandungan EM4 Sebagian besar mengandung  mikroorganisme  seperti
bakteri fotosintetik (Rhodopseudomonas sp.), bakteri  asam laktat (Lactobacillus sp.),
ragi,  Actinomycetes sp, dan jamur fermentasi.

Pupuk bokashi penguraiannya melalui fermentasi, maka bokashi lebih banyak


mengandung senyawa organik, asam amino, protein, gula, alkohol dan mikroorganisme yang

7
bermanfaat dibandingkan dengan kompos. Di samping itu proses penguraian bahan organik
padapembuatan berlangsung lebih cepat, sehingga waktu pembuatannya lebih cepat (Anonim,
2004 dalam Mihrani,2008).

Menurut Husna (2014), Pada proses pembuatan bokashi, proses fermentasi bahan
organik dilakukan dengan memanfaatkan bantuan Efektif Microorganisme turunan ke 4(EM-
4).EM-4 digunakan sebagai bakteri pengurai yang akan menguraikanbahan organik yang
digunakanuntuk proses pembuatan bokashi. Semua bahan EM bokashi menggunakan bahan
bahan yang biodegradable. Bahan tersebut relatif mempunyai hara yang lebih sedikit untuk
terfiksasi mineral tanahnya sehingga yang tersedia bagi tanaman akan lebih besar. Unsur
hara tersebut sangat bermanfaat bagi tanaman yaitu untuk mempercepat proses aktivitas
pertumbuhannya. Bahan tersebut dapat digunakan untukmenjaga kesuburan tanah
sertameningkatkan dan menjaga kestabilan produksi.beberapa gizi yang tersisa dari proses
fermentasi bokashi akan tertimbun dan bertahan di dalam tanah yang akan bermanfaat
bagi keberlanjutan lahan untuk proses budidaya tanaman.EM-4 merupakan bioteknologi
yang dikembangkan sejalan dengan prinsip-prinsip pertanian berkelanjutan yang terdiri
dari sejumlah mikroorganisme efektif yang bermanfaat untuk memperbaiki kondisi
tanah, menekan pertumbuhan mikroba yang menimbulkan penyakit dan memperbaiki
efisiensi penggunaan bahan organik oleh tanaman. Kelebihan EM-4 bukan saja dalam
bidang pertanian tapi juga dalam bidang peternakan, perikanan dan pengolahan limbah
(Ruhukail 2011).

3.2. Keunggulan Pupuk Bokashi

Menurut (Yuliana, 2015) Pemupukan dengan bokashi dapat memperbaiki sifat fisik,
kimia, dan biologi tanah sehingga meningkatkan hasil produksi. Hal tersebut dapat
tercapai karena bokashi mengandung C-organik, S, Ca, Mg, Cu, Zn, Fe, dan B sehingga
dapat meningkatkan hara makro dan mikro serta menambah kandungan C-organik
tanah.Pengkombinasian perlakuan berbagai dosis pupuk bokashi dan NPK organik diharapkan

8
memperoleh perlakuan terbaik yang memberikan pengaruh interaksi nyata dan meningkatkan
hasil produksi tanaman.

Menurut (Birnadi, 2014) Untuk meningkatkan kesuburan tanah dapat dilakukan yaitu
dengan penggunaan pupuk organik bokashi. Bokashi dapat digunakan untuk kebutuhan
tanaman meskipun bahan organiknya belum terurai. aplikasi bahan organik pada bokashi
dapat digunakan sebagai sumber energi oleh mikroorganisme efektif untuk berkembangbiak
dalam tanah serta untuk tambahan persediaan unsur hara tanaman. Respon tanaman di
pengaruhi oleh serapan atau masukan bahan organik.Pupuk organik yang dimasukkan dalam
tanah dalam jumlah yang subtansial akan berpengaruh nyata pada tanaman. Signifikai efek
residual pada tanah danhasil produksi sebagai dampak aplikasi bokashi merupakan hal yang
sangat penting untuk mencegah dampak negatif yang mungkin bisa muncul. Penggunaan bokasi
berlebihan akan menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan tanah (Suthamathy, 2013).

            Pupuk organik yang dibuat dengan menambahkan Efektif Mikroorganisme (EM), maka
pupuk organik tersebut dikenal dengan nama Pupuk Bokashi EM (Higa, 1994 dalam
Ruslan,2009). Bokashi adalah jenis pupuk organik merupakan bahan organik yang telah
difermentasikan dengan EM4. Bokashi dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi
tanah.Secara biologis dapat mengaktifkan mikroorganisme tanah yang berperan dalam
transformasi unsur sehingga dapat meningkatkan ketersediaan hara tanaman (Edison, 2000,
dalam Zahrah, 2011). Pupuk Bokashi merupakan salah satu pupuk organik yang banyak
memberikan manfaat bagi masyarakat. Dengan penggunaan pupuk bokashi diharapkan dapat
membantu menyuburkan tanaman, mengembalikan unsur hara dalam tanah, sehingga kesuburan
tanah tetap tejaga dan ramah lingkungan. Pembuatan bokashi sangat perlu untuk diterapkan,
karena merupakan teknologi baru yang tepat guna, dengan biaya murah serta mudah
dilaksanakan dengan memanfaatkan limbah ternak dan limbah pertanian yang ada. Penambahan
pupuk organik ke dalam tanah dengan kompos bokashi akan meningkatkan kandungan bahan
organik tanah dan mendorong pembiakan mikroorganisme tanah (Sinegar,2007 dalam Mas’ud,
2009).

9
Selain untuk pembuatan bokashi, EM4 dapat juga digunakan sebagai pestisida organic
seperti EM5, super EM5, EMRAS dan pestisida alami dari ekstrak tanaman. EM5 digunakan
sebagai pestisida untuk penanggulangan hama dan penyakit tahap awal. Sedangkan Super EM5
digunakan untuk menanggulangi hama dan penyakit pada tahap kronis (Sugihmoro, 1994).
Bahan untuk pembuatan bokashi dapat diperoleh dengan mudah di sekitar lahan
pertanian, seperti jerami, rumput, tanaman kacangan, sekam, pupuk kandang atau serbuk
gergajian. Semua bahan organik yang akan difermentasi oleh mikroorganisme fermentasi dalam
kondisi semi anaerobik pada suhu 40-500 C.

Prinsip pembuatan bokashi sama dengan kompos yang proses pembuatannya melalui
fermentasi bahan organik dan EM. Proses fermentasi bokashi terjadi dengan cepat 3-14 hari,
kemudian hasilnya dapat segera dimanfaatkan meskipun belum keseluruhan bahan dasar bokasi
mengalami fermentasi, tetapi sudah dapat dipergunakan sebagai pupuk. Apabila bokashi
dimasukkan ke dalam tanah, maka bahan organiknya dapat digunakan sebagai sumber energy
mikroorganisme efektif untuk hidup dan berkembang biak dalam tanah dan sekaligus sebagai
tambahan persediaan hara tanaman. Pupuk Bokashi, dapat memperbaiki sifat fisika, kimia,
dan biologi tanah, meningkatkan produksi tanaman dan menjaga kestabilan produksi tanaman,
serta menghasilkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian yang berwawasan lingkungan. Pupuk
bokashi tidak meningkatkan unsur hara tanah, namun hanya memperbaiki sifat fisika, kimia, dan
biologi tanah, sehingga pupuk anorganik masih diperlukan (Cahyani, 2003). Pupuk bokashi,
seperti pupuk kompos lainnya, dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kandungan material
organik pada tanah yang keras seperti tanah podzolik sehingga dapat meningkatkan aerasi tanah
dan mengurangi bulk density tanah (Susilawati, 2000, dan Cahyani, 2003).

Macam-macam pupuk bokashi saat ini antara lain yaitu:


1. Bokashi pupuk kandang
2. Bokashi pupuk kandang arang
3. Bokashi pupuk kandang tanah
4. Bokashi jerami
5. Bokashi cair
6. Bokashi ekspres 24 jam

10
Ada dua cara untuk mempercepat terjadinya pelapukan bahan organik yaitu pengaturan
kondisi iklim mikro seperti suhu dan kelembapan sehingga sesuai untuk pertumbuhan
mikroorganisme pengurai seperti penambahan atau pemberian mikroorganisme pengurai sebagai
starter atau aktivator. Salah satunya adalah dengan penambahan jamur Trichoderma sp. Jamur
Trichoderma sp merupakan salah satu agen antagonis yang bersifat saprofit dan bersifat parasit
terhadap jamur lain. Jamur ini termasuk Eukariota, Divisi Deuteromycota, Kelas deuteromycetes,
Ordo Moniliales, Famili Moniliaceae, dan Genus Trichoderma. Umumnya hidup pada tanah
yang lembab, asam dan peka terhadap cahaya secara langsung. Pertumbuhan Trichoderma
sp. Yang optimum membutuhkan media dengan pH 4-5. Kemampuan jamur ini dalam menekan
jamur patogen lebih berhasil pada tanah masam daripada tanah alkalis. Kelembaban yang
dibutuhkan berkisar antara 80-90% atau 35°C-35°C.

3.3 penggunaan pupuk bokashi

Cara pengaplikasian yang baik dlaam pemberian tanaman dengan pupuk bokasi dengan
cara yaitu :

1. Sistem sebar
Bokashi disebar di atas tanah secara merata dengan dosis 5-10 ton/Ha. Sistem ini
dilakukan sebelum  dan sesudah pengolahan tanah. Sistem alur/larikan  :caranya bokashi disebar
di sepanjang alur/barisan tanaman dengan dosis  5s/d 10 ton/ha. Sistem tugal ; bokasi diberikan
pada lubag tanam yang akan ditanami dengan dosis 150 – 200 gr/tanam. Pemberian ini dilakukan
pada tanaman sayuran atau sebagai pupuk susulan.

2.Cara melingkar
bokashi disebar secara melingkar di sekitar tanaman (untuk tanaman keras)  dengan cara
dibuat alur melikar di bawah tajuk pohon, setelah bokashi di sebar kemudian tanah ditutup
kembali. Untuk persemaian ;  media untuk  persamaian yaitu,  bokasi dicampur dengan pasir
dengan perbandingan 2 :1, bisa juga ditambah dengan tanah secukupnya.

11
Cara penggunaan bokashi secara khusus yaitu :

1. Bokasi jerami dan pupuk kandang baik digunakan  untuk melanjutkan fermentasi dan
pemupukan  pada lahan sawah.
2. Bokashi pupuk kandang dan bokashi expres baik digunakan untuk tanaman sayuran,
buah, terutama  untuk tanaman dalam pot.
Pembuatan bokashi dapat disesuaikan dengan ketersediaan bahan di masing-masing
lahan. Bokashi yang teksturnya kasar, seperti bokashi jerami, sangat baik untuk tanah  cenderung
liat dan berlumpur.

3.4. Penggunaan EM4 pada pupuk bokasi

Saat ini telah dikenal EM Bokashi yaitu bokashi dengan bahan organik yang
difermentasikan dengan mikroorganisme efektif, bukan dengan tanah dari hutan atau gunung. 
EM yang digunakan dalam pembuatan bokashi adalah  suatu kultur campuran berbagai
mikriorganisme EM4 sendiri mengandung Azotobacter sp., Lactobacillus sp., ragi, bakteri
fotosintetik dan jamur pengurai selulosa dapat digunakan sebagai inokulan untuk meningkatkan
keragaman mikroba tanah. Bahan untuk pembuatan bokashi dapat diperoleh dengan mudah di
sekitar lahan pertanian, seperti jerami, rumput, tanaman kacangan, sekam, pupuk kandang atau
serbuk gergajian. Namun bahan yang paling baik digunakan sebagai bahan pembuatan bokashi
adalah dedak karena mengandung zat gizi yang sangat baik untuk mikroorganisme.

Efek EM4 bagi tanaman tidak terjadi secara langsung. Hal ini yang terkadang tidak
disadari oleh pengguna. Pengguna EM4 akan lebih efisien bila telah lebih dulu ditambahkan
bahan organik yang berupa pupuk organik (bokashi) ke dalam tanah (Marsono, 2001). Untuk
karakteristik EM4 terdapat mikroorganisme yang ada saat ini dalam pupuk bokashi  yaitu :

a) EM4 dapat disimpan pada tempat yang teduh dalam wadah tertentu serta harus ditutup rapat
untuk jangka waktu 12 bulan (dilarang disimpan di lemari es)
b) EM4 dapat bekerja secara efisien tanpa zat kimia

12
c) EM4 dapat diperoleh di kios-kios pertanian/ toko
d) EM4 jangan sekali-kali dicampur dengan bahan kimia lainnya dalam pengaplikasiannya.

Beberapa pengaruh EM yang menguntungkan dalam pupuk bokashi tersebut adalah


sebagai berikut :

1. Memperbaiki perkecambahan bunga, buah, dan kematangan hasil tanaman.


2. Memperbaiki lingkungan fisik, kimia, dan biologi tanah
3. Menekan pertumbuhan hama dan penyakit dalam tanah
4. Meningkatkan kapasitas fotosintesis tanaman-menjamin perkecambahan dan pertumbuhan
tanaman yang lebih baik
5. Meningkatkan manfaat bahan organik sebagai pupuk
6. Meningkatkan ketersediaan unsur hara, serta menekan aktivitas hama dan mikroorganisme
pathogen.
7. Meningkatkan dan menjaga kestabilan produksi tanaman.
8. Mempercepat proses fermentasi pada pembuatan bokashi.

Oleh sebab itu, untuk meningkatkan dan menjaga kestabilan produksi pertanian,
khususnya tanaman pangan, sangat perlu diterapkan teknologi yang murah dan mudah bagi
petani. Penggunaan pupuk bokashi EM merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan
pada pertanian saat ini. Bagi petani yang menuntut pemakaian pupuk yang praktis, bokashi
merupakan pupuk organik yang dapat dibuat dalam beberapa hari dan siap dipakai dalam waktu
singkat.

13
BAB IV

PENUTUP

4.1.        Kesimpulan

Bokashi adalah pupuk yang dibuat dengan proses bahan organik dengan teknologi
EM4 (Effective Microorganisms 4) atau disebut dengan hasil proses fermentasi pupuknya
dinamakan pupuk em4. Keunggulan penggunaan teknologi EM4 adalah pupuk organik
dapat dihasilkan dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan cara konvensional
EM4 (Effective Microorganisms 4) itu mengandung ragi, bakteri fotosintetik, jamur
pengurai selulosa Azotobacter sp.dan Lactobacillus sp. Bahan bahan yang dibutuhkan untuk
pembuatan bokashi dapat diperoleh dengan mudah di sekitar lahan pertanian, seperti
jerami, sekam (kulit padi), rumput, sisa tanaman kacang kacangan, serbuk gergajian
ataupun pupuk kandang. Tetapi perlu diketahui bahan yang paling baik digunakan sebagai bahan
pokok pembuatan bokashi adalah dedak (bekatul) karena kandungan zat gizinya sangat baik.

4.2.        Saran

Sebaiknya dalam melakukan percobaan pembuatan pupuk kompos harus dilakukan


secara serius dan cermat serta selalu mempertimbangkan dari kebersihannya agar hasil yang
didapatkan bisa sesuai dengan apa yang diharapkan.

14
DAFTAR PUSTAKA

 Birnadi, S. 2014. Pengaruh Pengolahan Tanah dan Pupuk Organik Bokashi terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max L). KultivarWilis, 3(1) : 29-
46.

 Husna, N. 2014. Bokashi Sampah Kota (Shisako) dan Cendawan Mikoriza


Arbuskular sebagai Formulasi Media Tanam Organik Cabe (Capsicum Annuum L).
Ilmiah Agriba, 9(2) : 114-121.

 Ruhukail, N. L. 2011. Pengaruh Penggunaan EM, yang Dikulturkan pada Bokashi dan
Pupuk Anorganik terhadap Produksi Tanaman Kacang Tanah (Arachis Hypogaea L)
di Kampung Wanggar Kabupaten Nabire. Agroforestri, 6(2) : 11-120.

 Suthamathy, N and Seran T. H. 2013. Residual Effect of Organic Manure EM4


Bokashi Applied to Proceeding Crop of Vegetable Cowpea (Vigna Unguiculata)
on Succeedling Crop of Radish (Raphanus Sativus). Agriculture and Forestry
Science, 1(1) : 2-5.

 Yuliana, A. I., T. Sumarni, dan T. Islami. 2015. Application of Bokashi and SunnHemp
(Crotalaria Juncea L) to Improve Inorganic Fertilizer Efficiency on Maize (Zea Mays L).
Degraded and Mining Lands Management, 3(1) : 433-438.

15
16

Anda mungkin juga menyukai