Anda di halaman 1dari 2

Tugas GAP Pertanian Berkelanjutan LEISA

Nama : Rizky Fajar Pamungkas

Nim : 20180210142

Kelas : Agroteknologi C

Good practice agriculture merupakan sebuah penerapan sistem sertifikasi proses produksi
pertanian yang menggunakan teknologi maju ramah lingkungan dan berkelanjutan, sehingga
produk panen aman dikonsumsi, kesejahteraan pekerja diperhatikan dan usahatani memberikan
keuntungan ekonomi bagi petani. Dalam menjalankan GAP ini dapat dilakukan dengan berbagi
konsep sistem pertanian keberlanjutan, salah satunya adalah LEISA. LEISA (Low External
Input Sustainable Agriculture) merupakan suatu pilihan yang layak bagi petani dan bisa
melengkapi bentuk-bentuk lain produksi pertanian. Karena sebagian besar petani tidak mampu
untuk memanfaatkan input buatan atau hanya dalam jumlah yang sangat sedikit, maka perhatian
perlu dipusatkan pada teknologi yang bisa memanfaatkan sumber daya lokal secara efisien.
Dalam menerapkan GAP LEISA memiliki prinsip dasar yaitu:

1. Menjamin kondisi tanah yang mendukung tanaman


2. Optimalisasi ketersediaan dan daur unsur hara
3. Pengelolaan arus radiasi, air dan udara
4. Minimalisasi kehilangan hasil akibat opt
5. Pemanfaatan keterpaduan dan sinergi sumberdaya genetik

Contoh dari penerapan prinsip dasar LEISA sebagai berikut :


1. Teknologi penanaman padi menggunakan sistem Intensifikasi Padi Aerob Terkendali
Berbasis Organik (IPAT-BO). Teknologi ini meningkatkan hasil produksi dibanding
dengan metode SRI dan konvensional dikarenakan teknologi IPAT-BO dinilai baik,
baik secara hasil produksi, tingkat perakaran tanaman menjadi kuat dengan rumpun
yang banyak, dan mengefisiensikan air, karena menggunakan sistem aerob sehingga
tidak seperti konvensional (anaerob). Selain itu contoh lainnya adalah pengolahan
bahan organik, fusngsinya untuk penyimpanan unsur hara. Penggunaan kotoran
hewan merupakan contoh besar dari pengolahan bahan organic untuk tanaman yang
membuat tanah menjadi lebih subur karena unsur hara yang ada di tanah semakin
banyak.
2. Sebelum menanam tanaman kelapa sawit terlebih dahulu di tanami tanaman palawija
yang gunanya sebagai pengikat zat nitrogen. Batang- batang dan daun – daun yang
berguguran jatuh ketanah, lama kelamaan akan mengikat unsur hara sehingga unsur
hara naik ke permukaan tanah.
3. Pemanfaatan iklim mikro, salah satunya dengan sistem tumpang sari. Tumpang sari
adalah tanaman dua tanaman atau lebih dengan interval waktu yang singat, pada sesi
pengadilan yang sama. Tumpang sari merupakan sistem penanaman tanaman di
antara tanaman semusim dengan tanaman tahuanan. Tumpang sari ditagih untuk
dimanfaatkan Lingkungan-disetujui agar diperoleh produksi yang maksimal.
4. Penggunaan pestisida organik jenis insektisida yang di gunakan untuk mengusir hama
larva kumbang badak, pestisida ini mengandung bahan aktif anonnain dan resin yang
dapat membunuh hama tersebut.
5. Mengintegrasikan peternakan, pemeliharaan ikan dan tanaman sayuran.
Mengoptimalkan sumber daya local yang tersedia dengan komponen yang berbeda
dalam satu lahan produksi sehingga komponen tersebut bisa melengkapi dan memiliki
pengaruh yang besar. Kotoran ternak bisa di gunakan untuk pemupukan tanaman
sayuran, tanaman memiliki produk hijauan yang bisa di gunakan untuk pakan ternak,
lalu sisa sisa kotaran ikan juga bisa di gunakan untuk pemupukan tanaman dan air
dari kolam ikan bisa untuk penyiraman tanaman. Jadi saling terintegrasi satu sama
lain.

Anda mungkin juga menyukai