Anda di halaman 1dari 9

Problematika Rekayasa Budidaya Tanaman

Kelompok 7 :
1. M. Alfin Wirayudha (20200210175)

2. Ady Nugrahanto (20200210176)

3. Muh Wahyu Nur Hanafi (20200210188)

4. Riqi Mahdafikia (20200210190)

5. Dwi Septi Nur Amaliah (20200210192)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2021
Latar Belakang

Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan salah satu komoditas tanaman


hortikultura yang banyak diusahakan oleh petani di Indonesia. Hal ini mengingat banyaknya
manfaat yang dimiliki bawang merah dan juga bawang merah memiliki nilai ekonomis yang
tinggi serta mempunyai prospek pasar yang menarik. Salah satu manfaat bawang merah yakni
sebagai bahan penyedap makanan yang berguna menambah citarasa dan kenikmatan
makanan. Pembudidayaan bawang merah ini meluas hampir di seluruh wilayah Indonesia
dengan kondisi wilayah yang sesuai dengan syarat tumbuh bawang merah.

Salah satu faktor penting dalam hal budidaya ini yaitu bahan tanamnya. Bahan tanam
menjadi sangat penting dalam hal produksi mengingat produksi yang akan dihasilkan akan
bergantung pada mutu bahan tanam yang digunakan. Apabila sejak awal mutu bahan tanam
buruk, maka akan berdampak pada hasil produksinya pula. Budidaya bawang merah
memerlukan air yang cukup terutama saat pembentukan umbi. Tanaman bawang merah yang
kekurangan air pada fase pembentukan umbi dapat mengakibatkan penurunan produksi
secara signifikan. Hal utama dalam budidaya bawang merah adalah menjaga tanah dalam
keadaan cukup lembab

Tanaman bawang merah tidak tumbuh serempak karena masih mengalami dormansi.
Dormansi adalah suatu keadaan berhenti tumbuh yang dialami organisme hidup atau
bagiannya sebagai tanggapan atas suatu keadaan yang tidak mendukung pertumbuhan
normal. Dengan demikian, dormansi merupakan suatu reaksi atas keadaan fisik atau
lingkungan tertentu. Pemicu dormansi dapat bersifat mekanis, keadaan fisik lingkungan, atau
kimiawi. Bawang merah pada umumnya memiliki masa dormansi selama 3 bulan, sehingga
perlu dilakukan penyimpanan sebelum ditanam. Bawang merah siap ditanam apabila telah
disimpan selama 2 – 3 bulan. Jika bawang merah ditanam sebelum masa penyimpanan 2 – 3
bulan maka akan mengalami gagal tumbuh, dan pertumbuhan bawang merah tidak merata.
KASUS

Petani bawang merah di Imogiri, Bantul mengeluh karena pertumbuhan tanaman


bawang merahnya tidak serempak dan hasilnya rendah serta tidak mencapai target.
Sementara pemeliharaan telah dilakukan sesuai GAP dalam budidaya bawang merah,
benih yang digunakan berasal dari hasil panen bawang merah yang dipanen dari
lahannya 3 minggu sebelum benih ditanam. Upaya apa yang harus dilakukan oleh
petani untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi petani bawang merah tersebut?

TUJUAN

Untuk mengetahui cara mengatasi tanaman bawang merah yang tumbuh tidak
serempak.

ANALISIS KASUS (Klarifikasi)

Berdasar pada identifikasi masalah diatas, maka dapat dianalisis permasalahan


dihadapi oleh petani bawang merah ini berasal dari bahan tanam atau benih bawang
merah yang digunakan yaitu :

 Umur Benih

Benih yang digunakan oleh petani merupakan hasil panen bawang merah yang
dipanen dari lahannya 3 minggu sebelum benih ditanam. Benih tersebut belum
memenuhi umur benih yang sesuai untuk dibudidayakan, karena benih yang
baik untuk kegiatan budidaya setidaknya telah mengalami penyimpanan
selama 2 - 3 bulan. Umur benih ini akan sangat mempengaruhi pertumbuhan
tanaman bawang merah nantinya, sehingga umur benih menjadi penting
diperhatikan sebelum melakukan kegiatan budidaya agar mendapat hasil yang
maksimal.

 Masa Dormansi Benih

Benih bawang merah yang digunakan oleh petani yaitu benih yang berumur 3
minggu setelah panen, dimana dimungkinkan benih tersebut masih berada
dalam masa dormansinya. Masa dormansi merupakan saat dimana benih atau
bahan tanam sedang berada dalam masa istirahat (dorman) yang diperlukan
calon benih untuk menjadi benih yang siap tanam.

 Daya Tumbuh Benih

Pada kasus ini, tanaman bawang merah yang ditanam tidak tumbuh secara
serempak, yang dimungkinkan karena daya tumbuh benihnya rendah. Daya
tumbuh yang rendah ini disebabkan oleh umur benih yang belum sesuai dan
juga belum diadakan pengujian daya tumbuh terhadap benih yang digunakan.
Daya tumbuh benih akan tinggi atau bagus apabila umur benihnya telah
mengalami lama penyimpanan yang sesuai.

 Varietas Benih

Varietas benih menjadi satu hal yang penting dalam penyiapan bahan tanam
dalam kegiatan budidaya tanaman, dalam hal ini budidaya tanaman bawang
merah. Bawang merah memiliki beberapa varietas, diantaranya Kuning
(Rimpeg, Berawa, Sidapurna, dan Tablet), Bangkok Warso, Bima Timor,
Bima Sawo, Bima Brebes, Engkel, Bangkok, Philippines dan Thailand. Setiap
varietas memiliki perlakuan khusus yang diperlukan untuk menunjang
pertumbuhannya agar mampu tumbuh dan berproduksi secara maksimal. Pada
kasus ini tidak diketahui varietas bawang merah yang digunakan tersebut. Hal
ini kemudian menyebabkan tidak diketahuinya perlakuan khusus yang perlu
diberikan pada tanaman bawang merah yang ditanam. Tidak diketahuinya
varietas ini juga menyebabkan tidak diketahuinya mutu bahan tanam yang
digunakan.
TINJAUAN PUSTAKA

A. Bawang Merah
Bawang merah merupakan jenis tanaman semusim (berumur pendek) dan
berbentuk rumpun. Tinggi tanaman berkisar antara 15-25 cm, berbatang semu, berakar
serabut pendek yang berkembang di sekitar permukaan tanah dan perakarannya dangkal,
sehingga bawang merah tidak tahan terhadap kekeringan. Bunga bawang merah
berbentuk bongkol pada ujung tangkai panjang yang berlubang di dalamnya. Bawang
merah berbunga sempurna dengan ukuran buah yang kecil berbentuk kubah dengan tiga
ruangan dan tidak berdaging. Tiap ruangan terdapat dua biji yang agak lunak dan tidak
tahan terhadap sinar matahari. Daunnya berwarna hijau berbentuk bulat memanjang
seperti pipa dan bagian ujungnya meruncing. Daun yang baru bertunas belum tampak
lubang di dalamnya dan akan terlihat setelah tumbuh membesar. Pangkal daunnya dapat
berubah fungsi seperti menjadi umbi lapis. Oleh karena itu, bawang merah disebut umbi
lapis (Samadi, 1996).
Bagian pangkal umbi membentuk cakram yang merupakan batang pokok yang
tidak sempurna (rudimenter). Dari bagian bawah cakram tumbuh akar-akar serabut. Di
bagian atas cakram yakni di antara lapisan daun yang membengkak terdapat mata tunas
yang dapat tumbuh menjadi tanaman baru yang disebut tunas lateral. Sedang di bagian
tengah cakram terdapat mata tunas utama (inti tunas) yang kelak akan tumbuh bunga
yang dinamakan tunas apikal (Rahayu, 1995).
Pada lingkungan yang sesuai tunas-tunas lateral akan membentuk cakram baru,
sehingga terbentuk umbi lapis. Sedang pada tunas utama (tunas apikal) yang tumbuh
lebih dulu, kelak akan menjadi bakal bunga (primordia bunga). Keadaan ini
menunjukkan bahwa tanaman bawang merah bersifat merumpun. Setiap umbi yang
tumbuh dapat menghasilkan sebanyak 2-20 tunas baru dan akan tumbuh berkembang
menjadi anakan yang masing-masing juga akan menghasilkan umbi.
a. Penyediaan Bahan Tanam Bawang Merah
Bawang merah dapat diperbanyak dengan menggunakan dua cara yakni perbanyakan
dengan menggunakan  biji botani (True Shallot Seed = TSS) dan umbi bibit. Apabila
menggunakan umbi bibit maka harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Diambil dari umbi berukuran sedang (berdiameter 1,5-2 cm atau memiliki berat
2,5-7,5 g). Umbi berukuran kecil apabila ditanam mudah membusuk dan bila
tumbuh akan menghasilkan tanaman yang lemah dan produksinya rendah. Sedang
apabila menggunakan umbi besar merupakan pemborosan, karena umbi ukuran
besar harganya mahal dan akan memiliki hasil yang sama dengan umbi berukuran
sedang.
2. Dipillih dari umbi yang telah melalui masa dormansi paling sedikit 2-4 bulan.
Bibit yang baik adalah umbi yang telah disimpan selama 6-8 bulan dan akar muda
pada pangkal umbi telah keluar.
3. Diambil dari tanaman yang sehat dan telah berumur 60-80 hari, agar didapat umbi
yang cukup tua dengan memilih umbi yang terlihat padat dan tidak terasa lunak.
4. Umbi harus bebas penyakit. Umbi yang sehat berwarna cerah dan tidak terdapat
bercak hitam, yang merupakan tanda terserang penyakit cendawan.
5. Umbi utuh dan tidak cacat.
6. Benih dari jenis unggul dan murni (tidak tercampur dengan varietas lain).
Sedang apabila bahan tanam yang digunakan berasal dari benih atau biji yang disebut
True Shallot Seed (TSS). Teknologi pembijian bawang merah telah banyak
dikembangkan oleh pakar-pakar di dalam negeri. tanaman bawang merah yang berasal
dari biji sering terjadi pemecahan sifat dan harus disemai dulu selma 5-6 minggu.
Sebetulnya teknologi pembibitan dan budidaya bawang merah dari biji sudah banyak
diteliti oleh balai penelitian sayuran lembang. Benih disemai dulu pada bedengan
bersungkup plastik bening seperti menyemai benih kubis atau sayuran dataran tinggi
lainnya. Pada umur 5-7 minggu sejak disemai, bibit dicabut untuk segera dipotong
sebgaian daun-daunnya dan akar dibersihkan, kemudian direndam dulu dalam larutan
fungisida.

b. Syarat Tumbuh Bawang Merah


Bawang merah dapat ditanam dan tumbuh dengan baik bila tanahnya subur, banyak
humus (gembur), tidak tergenang air, beriklim kering dengan suhu agak panas dan
mendapat sinar matahari lebih dari 12 jam dan aerasinya (peredaran oksigen) baik. Jenis
tanah yang cocok untuk pertumbuhan tanaman bawang merah yaitu tanah lempung
berpasir atau lempung berdebu. Namun, dapat juga tumbuh pada tanah sawah atau tegalan
dengan tekstur sedang sampai liat. Selain itu, dapat tumbuh mulai dari ketinggian 0-1000
meter dpl, namun akan optimum pertumbuhannya pada ketinggian 10-200 m dpl dengan
curah hujan 300-2500 mm/th. Jenis tanah Alluvial, Glei Humus atau Latosol dengan pH
tanah antara 5,6-6,5. Apabila pH-nya terlalu asam (lebih rendah dari 5,5), garam
alumunium (Al) akan larut dalam tanah, garam tersebut akan bersifat racun terhadap
tanaman bawang sehingga tumbuhnya menjadi kerdil. Jika pH-nya lebih dari 6,5 (netral
sampai basa), unsur mangan (Mn) tidak dapat dimanfaatkan sehingga umbi-umbinya
menjadi kecil karena tanaman bawang tidak dapat menyerap unsur hara Mn. Kelembaban
yang sesuai untuk tanaman bawang merah yaitu 50 -70 % dengan suhu udara yang ideal
yaitu 25-32 0C.

B. Masa Dormansi Benih


Dormansi adalah suatu keadaan berhenti tumbuh yang dialami organisme hidup atau
bagiannya sebagai tanggapan atas suatu keadaan yang tidak mendukung pertumbuhan
normal. Dengan demikian, dormansi merupakan suatu reaksi atas keadaan fisik atau
lingkungan tertentu. Dormansi benih berhubungan dengan usaha benih untuk menunda
perkecambahannya, hingga waktu dan kondisi lingkungan memungkinkan untuk
melangsungkan proses tersebut. Pemicu dormansi dapat bersifat mekanis, keadaan fisik
lingkungan, atau kimiawi. Perlakuan tertentu perlu dilakukan untuk mematahkan atau
memperpendek dormansi benih sehingga benih menjadi tanggap terhadap kondisi yang
kondusif bagi pertumbuhan.

PENYELESAIAN KASUS

Berdasar pada analisis permasalahan, maka dapat ditentukan beberapa solusi yang
dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh petani bawang merah
tersebut, yakni sebagai berikut :
1. Penggunaan benih dengan umur simpan setidaknya 2 - 3 bulan. Hal ini dikarenakan
benih dengan umur tersebut telah mampu menjadi bahan tanam yang sesuai dengan
kriteria. Selain menggunakan benih dengan umur simpan tersebut, benih (umbi) juga
harus sesuai dengan syarat-syarat benih yang akan dijadikan bahan tanam bawang
merah, seperti :
 Diambil dari umbi berukuran sedang (berdiameter 1,5-2 cm atau memiliki berat
2,5-7,5 g).
 Umbi harus bebas penyakit.
 Umbi utuh dan tidak cacat.
 Benih dari jenis unggul dan murni (tidak tercampur dengan varietas lain).
2. Pemilihan varietas bawang merah yang sesuai dengan kondisi lahan dan iklim di
lahan. Hal ini diperlukan untuk meningkatkan produktivitas bawang merah yang
dibudidayakan
3. Benih yang digunakan dalam kasus ini baru berumur 3 minggu setelah panen dan
pada saat itu benih sedang mengalami masa dormansi. Masa dormansi ini akan
menghambat pertumbuhan tanaman karena tanaman sedang mengalami masa
istirahat. Untuk itu benih perlu mendapat perlakuan khusus sehingga dapat
memperpendek masa dormansi benih bawang merah. Salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk memperpendek masa dormansi benih yakni dengan memotong 1/3 –
1/4 bagian ujung umbinya dengan hati-hati untuk menghindari terpotongnya tunas
yang telah tumbuh di dalam umbi. Tujuan dilakukan pemotongan adalah untuk
merangsang tumbuhnya tunas, mempercepat tumbuhnya tanaman, umbi tumbuh
merata, merangsang tumbuhnya umbi samping, dan mendorong terbentuknya anakan.
Pemotongan dilakukan sehari sebelum penanaman, kemudian umbi yang telah
dipotong dimasukkan ke dalam larutan atonik yang telah diencerkan dalam air (dosis
sesuai anjuran) selama 5-10 menit, dan ditiriskan di tempat yang kering (dikering-
anginkan) terlebih dahulu untuk mencegah terjadinya pembusukan atau serangan
penyakit pada bekas potongan tadi.

KESIMPULAN

1. Umbi bawang merah yang sesuai untuk dijadikan benih/bahan tanam yaitu benih yang
telah disimpan selama setidaknya 2-4 bulan dan memenuhi syarat yang sesuai.

2. Menggunakan benih yang unggul

3. Masa dormansi bawang merah dapat diperpendek salah satu caranya yaitu dengan
cara memotong 1/3 – 1/4 bagian ujung umbinya dan memasukkan umbi ke dalam
larutan atonik sehari sebelum penanaman
DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2013. Dormansi. http://id.wikipedia.org/wiki/Dormansi . Diakses tanggal 20 Oktober


2013
Anonim. 2010. Dormansi Biji. http://biologigonz.blogspot.com/2010/03/ dormancy-
biji.html . Diakses tanggal 20 Oktober 2013
Samadi, B. dan Bambang C. 1996. Intensifikasi Budidaya Bawang Merah. Kanisius.
Yogyakarta. 74 hal.

Anda mungkin juga menyukai