( ZEA MAYS L.)
Oleh:
Ihza Mahardika Zain 20200210189
Rizqi Mahdafikia 20200210190
Daffa Wahyu Albana 20200210191
Dwi Septi Nur Amaliah 20200210192
Devianto Putra 20200210193
Ely Aulial Hikam 20200210194
Dedek Maisyaroh 20200210195
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jagung merupakan komoditas penting dalam industri pangan, kimia maupun industri
manufaktur. Di Indonesia jagung juga merupakan makanan pokok utama yang memiliki
kedudukan penting setelah beras. Usaha pengembangan jagung nasional harus didukung oleh
industri pascapanen sehingga mampu menciptakan keuntungan yang sebenarnya secara
bisnis. Salah satunya adalah dengan membuat produk olahan berbasis jagung yang
mempunyai umur simpan yang lama.
Kegiatan pascapanen merupakan bagian integral dari pengembangan agribisnis, yang dimulai
dari aspek produksi bahan mentah sampai pemasaran produk akhir. Peran kegiatan
pascapanen menjadi sangat penting, karena merupakan salah satu sub-sistem agribisnis yang
mempunyai peluang besar dalam upaya meningkatkan nilai tambah produk agribisnis.
Dibanding dengan produk segar, produk olahan mampu memberikan nilai tambah yang
sangat besar. Daya saing komoditas Indonesia masih lemah, karena selama ini hanya
mengandalkan keunggulan komparatif dengan kelimpahan sumberdaya alam dan tenaga kerja
tak terdidik, sehingga produk yang dihasilkan didominasi oleh produk primer.
Keberhasilan pengembangan jagung kini tidak hanya ditentukan oleh tingginya produktivitas
saja namun juga melibatkan kualitas dari produk itu sendiri. Agar komoditas tersebut mampu
bersaing dan memiliki keunggulan kompetitif. Agar dihasilkan mutu jagung yang baik maka
tehnik pasca panennya pun harus lebih diperhatikan dan ditangani lebih baik.
BAB II
PEMBAHASAN
Pemanenan dilakukan pada saat jagung telah mencapai masak fisiologis yaitu
berkisar 100 hari setelah tanam tergantung dari jenis varietas yang digunakan. Pada
umur demikian biasanya daun jagung/klobot telah kering dan berwarna kekuning-
kuningan.
b) Jagung siap dipanen dengan tongkol atau kelobot mulai mengering yang ditandai
dengan adanya lapisan hitam pada biji bagian lembaga.
Jagung untuk sayur (jagung muda, baby corn) dipanen sebelum bijinya terisi
penuh. Saat itu diameter tongkol baru mencapai 1-2 cm. Jagung untuk direbus dan
dibakar, dipanen ketika matang susu. Tanda-tandanya kelobot masih berwarna hijau,
dan bila biji dipijit tidak terlalu keras serta akan mengeluarkan cairan putih. Jagung
untuk makanan pokok (beras jagung), pakan ternak, benih, tepung dan berbagai
keperluan lainnya dipanen jika sudah matang fisiologis. Tanda-tandanya: sebagian
besar daun dan kelobot telah menguning. Apabila bijinya dilepaskan akan ada warna
coklat kehitaman pada tangkainya (tempat menempelnya biji pada tongkol). Bila biji
dipijit dengan kuku, tidak meninggalkan bekas.
2. Cara Panen
Cara panen jagung yang matang fisiologis adalah dengan cara memutar tongkol
berikut kelobotnya, atau dapat dilakukan dengan mematahkan tangkai buah jagung.
Pada lahan yang luas dan rata sangat cocok bila menggunakan alat mesin pemetikan.
3. Periode Panen
Pemetikan jagung pada waktu yang kurang tepat, kurang masak dapat menyebabkan
penurunan kualitas, butir jagung menjadi keriput bahkan setelah pengeringan akan
pecah, terutama bila dipipil dengan alat. Jagung untuk keperluan sayur, dapat dipetik
15 sampai dengan 21 hari setelah tanaman berbunga. Pemetikan jagung untuk
dikonsumsi sebagai jagung rebus, tidak harus menunggu sampai biji masak, tetapi
dapat dilakukan ± 4 minggu setelah tanaman berbunga atau dapat mengambil waktu
panen antara umur panen jagung sayur dan umur panen jagung masak mati.
g. Pengolahan jagung
Penanganan pasca panen secara garis besar dapat meningkatkan daya gunanya
sehingga lebih bermanfaat bagi kesejahteraan manusia. Hal ini dapat ditempuh
dengan cara mempertahankan kesegaran atau mengawetkannya dalam bentuk asli
maupun olahan sehingga dapat tersedia sepanjang waktu sampai ke tangan konsumen
dalam kondisi yang dikehendaki konsumen. Persyaratan mutu jagung untuk
perdaganagn menurut SNI dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu persyaratan
kualitatif dan persyaratan kuantitatif.
b. Produk terbebas dari bau busuk maupun zat kimia lainnya (berupa asam)
c. Produk harus terbebas dari bahan dan sisa-sisa pupuk maupun pestisida
Nilai ekonomis tanaman jagung terutama diperoleh dari tongkol jagung dan biji
pipilan jagung. Tongkol jagung (masak susu) dapat diolah menjadi berbagai produk
masakan, sedangkan tongkol jagung (masak penuh), antara lain dapat diolah menjadi
jagung giling dan tepung jagung. Beberapa contoh hasil olahan jagung, sebagai
berikut: mie jagung, bihun jagung, pati jagung, minyak jagung, pakan ternak dan lain-
lain.
1. Pengupasan
Pengopekan jagung semi (baby corn) dilakukan sampai jagung kelihatan, kulit muda
pada pangkal tongkol jagung ditinggalkan sepanjang 5 – 7 cm. Rambut-rambut
jagung dibersihkan. Sedangkan jagung yang akan digunakan untuk jagung sayur
biasanya tidak dikopek atau sebaliknya dikopek sampai bersih. Demikian juga jagung
yang akan dikonsumsi untuk jagung rebus. Berbeda dengan jagung yang akan
digunakan sebagai biji kering jagung, biasanya jagung dikopek dan dibuang
rambutnya sampai bersih kemudian dijemur. Tetapi ada juga jagung yang dikopek
hanya dengan mengupas kulitnya kemudian ditarik sampai ke pangkal tongkol
sehingga bijinya kelihatan, tanpa harus membuang kulitnya. Kulit jagung ini
digunakan untuk mengikat jagung satu dengan lainnya.
Tujuan pengopekan jagung adalah untuk menurunkan kadar air dan kelembaban
sekitar biji. Kelembaban pada biji jagung akan menyebabkan kerusakan biji dan
tumbuhnya cendawan. Selain itu pengopekan kulit jagung dapat memudahkan dan
memperingan pengangkutan selama proses pengeringan (Purwono dan Hartono,
2002)
2. Pengeringan
a. Pengeringan alami
b. Pengeringan buatan
Pengeringan buatan adalah pengeringan yang dilakukan dengan bantuan alat mekanis.
Penerapan cara ini untuk mengantisipasi kalau terjadi hari hujan terus menerus.
Beberapa jenis alat pengering yang biasa digunakan adalah omprongan, alat
pengering dengan aerasi, dan alat pengering tipe continuous.
3. Sortasi
4. Pemipilan
Salah satu kegiatan yang kritis dalam penanganan pascapanen di tingkat petani
adalah pemipilan karena kehilangan hasil pada tahap ini dapat mencapai 4%.
Pemipilan merupakan kegiatan melepaskan biji dari tongkol, memisahkan tongkol,
dan memisahkan kotoran dari jagung pipilan. Tujuannya adalah untuk menghindarkan
kerusakan, menekan kehilangan, memudahkan pengangkutan, dan memudahkan
pengolahan selanjutnya. Oleh karenanya, sebaiknya pemipilan dilakukan pada saat
yang tepat, yaitu saat kadar air jagung berkisar 17-20%. Penjemuran dalam bentuk
pipilan memakan waktu 2-4 hari pada musim hujan dan 1-2 hari pada musim
kemarau.
Pemipilan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara tradisional dan bantuan alat.
Petani di pedesaan masih banyak memipil jagung secara tradisional, yaitu dengan
menggunakan tangan. Dengan cara ini, kapasitas pipilnya hanya sekitar 10-2- kg/jam.
Meskipun kapasitasnya kecil, namun cara pemipilan ini cukup efektif dalam
memisahkan tongkol dengan kotoran lain. Selain itu, kerusakan yang ditimbulkan
relative kecil. Selain dengan tangan, pemipilan tradisional yang lain adalah
pemukulan jagung pada karung dengan tongkat. Kapasitas pipilan jagung pada cara
ini dapat ditingkatkan, tetapi kerusakan mekanis yang ditimbulkan lebih besar.
Kerugian lainnya adalah biji yang hilangpun meningkat karena banyak yang tertinggal
pada tongkol.
Pemipilan jagung dengan bantuan alat dapat dilakukan baik dengan alat sederhana
maupun bermesin. Pemipilan dengan alat bermesin umumnya dilakukan petani
dengan cara menyewa mesin pemipil jagung yang dioperasikan di lahan penanaman
atau dirumah-rumah petani. Kapasitas pemipilan cara ini mencapai 1-2 ton/jam.
Berbagai tipe alat pemipil yang tersedia di pasaran diantaranya Kikian, Pemipil tipe
Sulawesi Utara, Pemipil Sederhana tipe silinder, pemipil tipe mungil, pemipil tipe
ban, dll.
5. Pembersihan
Setelah jagung dipipil, terutama jagung yang dipipil dengan mesin atau alat
pemipil perlu dibersihkan dari kotoran-kotoran. Kotoran-kotoran yang tercampur
dengan jagung pipil misalnya tanah, potongan janggel, biji yang pecah, biji yang
lapuk, dan batu. Pembersihan jagung pipilan dari kotoran dapat dilakukan secara
manual atau dengan menggunakan alat. Pembersihan jagung pipilan secara manual
dilakukan dengan menampi atau mengaduk-aduk biji jagung dan menyapunya dengan
sapu lidi. Pembersihan jagung pipil dengan menggunakan alat berupa ayakan atau
saringan. Pembersihan jagung pipil dengan menggunakan ayakan atau saringan ini
selain membersihkan juga dapat sekaligus untuk sortasi (Wijandi, 2003).
6. Pengemasan Jagung
Di bagian luar karung (kecuali dalam bentuk curah) ditulis dengan bahan aman yang
tidak luntur dan jelas terbaca antara lain :
a. Produce of Indonesia
e. Berat bruto
f. Nomor karung
g. Tujuan
Ada beberapa tujuan pengemasan jagung, yaitu agar jagung bersih dari kotoran,
mengurangi serangan jamur dan hama (Purwono dan Hartono, 2002).
7. Penyimpanan Jagung
Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan apabila jagung akan disimpan dalam
gudang. Faktor-faktor tersebut adalah:
Alas : agar kadar air pada biji jagung terjaga, sebaiknya lantai gudang dialasi dengan
denga papan.
8. Pengangkutan Jagung
Setelah jagung dipanen dari tempat tanam, jagung diangkut ke tempat tertentu
untuk mendapatkan penanganan. Biasanya jagung diangkut masih dengan kulitnya
atau diangkut dalam bentuk jagung yang sudah kering. Pengangkutan jagung harus
dilakukan dengan hati-hati agar jagung tdak banyak mengalami kerusakan. Agar
jagung tidak mengalami kerusakan selama dalam pengangkutan, jagung perlu
dikemas dengan karung atau dengan keranjang. Kemasan jagung untuk pengangkutan
sebaiknya diatur yang rapi agar daya tampung dalam kendaraan semaksimal mungkin.
BAB III
KESIMPULAN
Panen merupakan pekerjaan akhir dari Budidaya tanaman (bercocok tanam). Tapi panen
merupakan awal dari pengerjaan pasca panen,yaitu melakukan persiapan untuk penyimpanan
dan pemasaran. Penanganan pascapanen hortikultura secara umum bertujuan untuk
memperpanjang kesegaran dan menekan tingkat kehilangan hasil yang dilaksanakan melalui
pemanfaatan sarana dan teknologi yang baik. Pentingnya penanganan pasca panen terhadap
jagung karena bias meningkatkan nilai jual.Pasca panen yang baik bertujuan untuk mencegah
penurunan kualitas hasil panen.
DAFTAR PUSTAKA
Suluut, litbang .2017 ‘’penanganan pasca panen dan pasca panen jagung untuk tingkat mutu
jagung’’. Sulawesi Utara.