Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

Teknologi Isolasi dan Perbanyakan Agensia Hayati


Pestisida Nabati
Fakultas Pertanian UMY
Semester Genap Tahun 2021/2022

Acara 2
Fungisida dan Bakterisida

I. Identitas Mahasiswa
Nama : Dwi Septi Nur Amaliah
NIM : 20200210192
Golongan :
Kelompok :
Hari/Tanggal : Rabu, 6 April 2022

II. Tujuan
1. Menguji Fungisida Nabati Bawang Putih. sambiloto, Lengkuas dan Daun
ketapang dalam mengendalikan busuk kering (Antraknosa) pada Cabai Merah.
2. Menguji Bakterisida Nabati Bawang Putih. sambiloto, Lengkuas dan Daun
ketapang dalam mengendalikan busuk basah (Erwinia) pada Wortel

III. Alat dan Bahan:


Alat : Cawan petri, drigalsky, cup plastic, mortar, kertas saring, pipet tetes.
Bahan : Wortel busuk, cabai busuk, aquadest steril, media NA, dan media PDA, daun
sirih, daun ketapang, bawang putih, lengkuas, fungisida sintetik, bakterisida sintetik,
wortel busuk, cabai busuk.

IV. Cara Kerja


V. Hasil Pengamatan

A. Aplikasi Fungisida (Tabulasi Golongan)

Ulangan Ke % Daya
Kelompok Formulasi Rata-Rata
1 2 3 4 Hambat
Sirih 1.4 1.2 1.3 1.1 1,25 27,54
Daun Ketapang 1.3 0.5 0.9 1.0 0,93 46,38
1
Bawang Putih 0.6 0.9 1.5 1.3 1,08 37,68
Lengkuas 1.5 1.1 0.5 0.9 1 42,03
Sirih 0.8 1.1 0.9 1.5 1,08 37,68
Daun Ketapang 1.1 0.6 0.9 1.3 0,98 43,48
2
Bawang Putih 0.6 1.0 0.6 0.7 0,73 57,97
Lengkuas 1.1 1.5 1.3 0.8 1,18 31,88
Sirih 1.2 0.6 0.7 1.5 1 42,03
Daun Ketapang 1.3 1.0 0.8 0.9 1 42,03
3
Bawang Putih 1.1 0.7 0.6 0.7 0,78 55,07
Lengkuas 1.1 0.8 0.7 0.9 0,88 49,28
Sirih 1.0 1.3 1.3 1.0 1,15 33,33
Daun Ketapang 0.7 0.6 1.4 1.2 0,98 43,48
4
Bawang Putih 1.5 1.5 0.7 1.3 1,25 27,54
Lengkuas 0.7 1.4 1.1 1.4 1,15 33,33
Sirih 1.0 1.0 0.8 0.5 0,83 52,17
Daun Ketapang 0.6 0.8 1.1 0.7 0,8 53,62
5
Bawang Putih 1.0 1.5 0.8 0.8 1,03 40,58
Lengkuas 1.4 0.5 1.2 1.0 1,03 40,58
Kontrol 0.0 0.4 0.3 0.2 0,23 86,96
Fungisida Sintetik 1.8 1.6 1.9 1.6 1,73 0

B. Aplikasi Bakterisida (Tabulasi Golongan)

Ulangan Ke % Daya
Kelompok Formulasi Rata-Rata
1 2 3 4 Hambat
Sirih 0.7 1.0 0.8 1.0 0,875 33,96
Daun Ketapang 0.8 1.1 0.9 0.8 0,90 32,08
1
Bawang Putih 1.4 1.2 0.7 1.3 1,15 13,21
Lengkuas 1.1 0.7 0.8 0.6 0,8 39,62
Sirih 0.9 0.7 1.0 1.0 0,90 32,08
Daun Ketapang 1.5 1.4 0.7 1.5 1,28 3,77
2
Bawang Putih 1.1 0.9 0.9 0.8 0,93 30,19
Lengkuas 0.6 1.5 0.6 1.3 1,00 24,53
Sirih 0.6 1.2 1.3 0.6 0,925 30,19
Daun Ketapang 0.6 1.3 1.2 0.7 0,95 28,30
3
Bawang Putih 0.9 1.1 1.0 1.0 1,00 24,53
Lengkuas 0.6 0.7 1.5 0.6 0,85 35,85
Sirih 0.9 1.2 1.2 1.3 1,15 13,21
Daun Ketapang 1.1 0.8 1.5 1.0 1,10 16,98
4
Bawang Putih 0.6 0.7 0.5 1.0 0,7 47,17
Lengkuas 1.1 0.9 1.4 1.4 1,2 9,43
Sirih 1.0 1.3 1.4 0.8 1,13 15,09
Daun Ketapang 0.8 1.4 1.4 1.4 1,25 5,66
5
Bawang Putih 0.7 1.0 0.5 0.5 0,68 49,06
Lengkuas 0.9 1.3 1.0 0.8 1,00 24,53
Kontrol 0.3 0.4 0.2 0.4 0,33 75,47
Bakterisida Sintetik 1.1 1.2 1.5 1.5 1,33 0
VI. Perhitungan

% Daya hambat =

A. Fungisida
 Sirih

= = 27,54%

 Daun ketapang
=

= = 46,38%

 Bawang putih
=

= = 37,68%

 Lengkuas
=

= = 42,03%

 Kontrol
=

= = 86,96%

 Fungisida sintetik
=

= = 0%

B. Bakterisida
 Sirih
=

= = 33,96%

 Daun ketapang
=

= = 32,08%

 Bawang putih

= = 13,21%

 Lengkuas
=

= = 39,62%

 Kontrol
=

= = 75,47%

 Fungisida sintetik
=

= = 0%
VII. Pembahasan
Banyaknya jenis tumbuhan yang memiliki khasiat sebagai fungisida maupun
bakterisida maka penggalian potensi tanaman sebagai sumber fungisida maupun
bakterisida botani sebagai alternatif pengendalian penyebab penyakit tanaman cukup
tepat. Beberapa bahan tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai fungisida maupun
herbisida adalah umbi bawang putih, daun sirih,lengkuas dan daun ketapang.Bawang
putih (Allium sativum): kandungan kimia bawang putih terdiri dari tanin, minyak
atsiri, dialilsulfida, aliin dan alisin. Alisin merupakan senyawa yang memiliki sifat
antibakteri yang kuat.
Menurut Prajnanta (1995), faktor yang berpengaruh dalam usaha peningkatan
produktivitas cabai, diantaranya faktor tanah, iklim, varietas dan kultur teknis. Faktor
lainnya yang sangat berpengaruh adalah adanya serangan organisme pengganggu
tanaman, baik hama, penyakit dan gulma. Penyakit tanaman mempunyai pengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman. Besar kecilnya pengaruh tersebut tergantung pula
pada intensitas serangan patogen pada tanaman baik berupa jamur, bakteri, virus,
maupun patogen lainnya. Jamur merupakan grup utama patogen yang terbawa benih
(seedborne) atau ditransmisikan melalui benih. Penyakit yang disebabkan oleh jamur
ini kritikal baik di lapang, selama transit maupun penyimpanan. Kualitas dan
kuantitas produksi sayuran dapat berkurang sampai 100% oleh penyakit yang
disebabkan oleh jamur. Beberapa patogen jamur terbawa benih yang penting pada
cabai salah satunya adalah jamur Cercospora dan Colletotrichum capsici
(Syamsuddin, 1986).
Suryaningsih et al. (1996) menyatakan populasi Colletotrichum gloeosporioides
di lapangan 5-6 kali lebih banyak daripada populasi C.capsici. Buah yang terserang
akan menimbulkan gejala bercak lunak berwarna hitam dan dapat berkembang
menjadi busuk lunak. Serangan yang berat dapat menyebabkan seluruh buah
mengering, keriput, dan buah menjadi rontok dan jatuh ke tanah. Patogen dapat juga
menyerang pada buah yang sudah dipetik. Penyakit akan berkembang selama dalam
pengangkutan dan dalam penyimpanan, sehingga hasil panen akan menjadi busuk dan
menimbulkan kerugian yang lebih besar lagi.
Pada praktikum kali ini diadakan pengujian daya hambat pada cabai
menggunakan fungisida dan bakterisida nabati. Bakterisida dan fungisida umumnya
berfungsi untuk menghambat pertumbuhan pathogen bakteri dan jamur pada tanaman.
Sumber fungisida dan bakterisida dalam praktikum ini berasal dari bahan alami, yang
berupa ekstrak daun sirih, ekstrak daun ketapang, ekstrak bawang putih, ekstrak
lengkuas. Berdasarkan penelitian oleh Kurnia (2020), pengaplikasian ekstrak daun
sirih (Piper sp.) dengan konsentrasi minimal 25% mampu memberikan daya hambat
bagi pertumbuhan jamur Candida albicans, dimana konsentrasi maksimal 100% akan
menghambat pertumbuhan jamur tersebut. Hal ini disebabkan oleh kandungan
senyawa fenol, flavonoid dan tanin pada daun sirih yang merupakan senyawa yang
berperan dalam mendenaturasi protein jamur sehingga mampu menghambat
metabolisme dan fisiologi jamur serta menghambat proses reproduksi jamur (Rezeki
et al., 2017). Pradhan (2013) menyatakan bahwa hasil rebusan daun sirih terbukti
berperan sebagai bakterisida dan antifungi karena mengandung berbagai macam
senyawa. Kemudian ektrak daun ketapang memiliki kandungan flavonoid, alkaloid,
tannin, triterpenoid/steroid, resin, saponin (Riskitavani dan Purwani, 2013). Penelitian
oleh Tampemawa et al. (2016) menunjukkan bahwa bahan aktif yang terkandung
dalam ekstrak daun ketapang berfungsi sebagai antimikroba. Ekstrak selanjutnya
yang digunakan adalah ekstrak bawang putih. Bawang putih diduga mampu bersifat
sebagai antibakteri dan memiliki kemampuan mengendalikan bakteri patogen
(Jeanna, 2015). Bawang putih mengandung senyawa alicin atau komponen biologis
yang berfungsi dalam memberikan aroma khas pada bawang ketika mengalami
kerusakan (Rika & Haryanto, 2017).

VII. Kesimpulan
Pada praktikun ini, dapat disimpulkan hasil Pengujian Fungisida dan bakterisida
Nabati Bawang Putih, Sirih, Lengkuas dan Daun ketapang dalam mengendalikan
busuk kering dan busuk basah pada Cabai Merah yang memberikan hasil bahwa
persentase daya hambat tertinggi terdapat pada perlakuan lengkuas dan bawang putih.
Ekstrak air bawang putih 15% menunjukkan efek penghambatan yang terbaik yaitu
menghambat pertumbuhan colletrichum.sp
Daftar Pustaka
Ayuni, S. U. 2018. Penapisan Plant Growth Promoting Rhizobacteria (Pgpr) Sebagai Kandidat
Pengendali Hayati Bakteri Burkholderia Glumae Penyebab Penyakit Hawar ara In Vitro.
Universitas sumatera Utara. Hlm 21
Hasnah dan I. Abubakar. 2007. Efektivitas Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum L.) untuk
Mengendalikan Hama Crocidolomia pavonana F. Jurnal Agrista 11(2): 108-113.
Kurnia, M. (2020). Efek Pemberian Daun Sirih (Piper sp.) Terhadap Pertumbuhan Candida
albicans. Medula, 10(2), 197–201.
Kumar, S., Meshram, S., dan Sinha, A. 2017. Bacterial diseases in rice and their eco friendly
management. International Journal of Agricultural Science and Research 7 (2): 31-42.
Languas, L Stunz, Ujang W Darmawan, and Illa Anggraeni. 2012. Pengaruh Ekstrak Rimpang
Lengkuas, Kunyit (Curcuma Domestica Val.), Terhadap Pythium Kaempferia Galanga L.
(Rhizome Extract on Pythium Sp .). 135–40.
Nurdiana, D., Fatimah, R., Studi, P., Fakultas, A., Universitas, P., Pertanian, L., Pertanian, F., &
Garut, U. (2016). Pengaruh berbagai jenis fungisida terhadap perkembangan jamur. Jagros,
1(1), 22–30.
Riskitavani, D. V., & Purwani, K. I. (2013). Studi Potensi Bioherbisida Ekstrak Daun Ketapang
(Terminalia catappa) terhadap Gulma Rumput Teki (Cyperus rotundus). Jurnal Sains Dan
Seni Pomits, 2(2), 2337–3520.
Pratiwi, A. E. N. (2019). Sistem Diagnosa Penyakit Pada Tanaman Cabai Merah Dengan Metode
Backward Chaining (Studi Kasus: Petani Cabai Merah Desa Grobongan Kabupaten
Madiun). Indonesian Journal of Applied Informatics, 3(1), 1.
https://doi.org/10.20961/ijai.v3i1.25892

Yogyakarta, 6 April 2022


Praktikan

Dwi Septi Nur Amaliah

Anda mungkin juga menyukai