Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOTEKNOLOGI PROTEKSI
Fakultas Pertanian UMY
Semester Genap Tahun 2021/2022

ACARA I

ISOLASI & MORFOLOGI Jamur Metharrizium sp. , Beauveria bassiana ,


Bakteri Bacillus thuringiensis

I. IDENTITAS MAHASISWA
Nama : Dwi Septi Nur Amaliah
No. Mahasiswa : 20200210192
Golongan : D2
Kelompok :
Hari/Tanggal : Rabu, 13 April 2022

II. TUJUAN
1. Membuat media sintetik untuk isolasi dan karakterisasi serta perbanyakan jamur Beuveria
bassiana, Metharizium sp., Trichoderma sp., dan Bakteri Bacillus thuringiensis
2. Melakukan Karakterisasi Beuveria bassiana, Metharizium sp., Trichoderma sp., dan
Bakteri Bacillus thuringiensis

III. ALAT DAN BAHAN


Alat :

1. Cup Plastic

2. Beaker Glass

3. Alat Pengaduk

4. Ph Stick Atau Ph Meter


5. Tabung Reaksi

6. Erlenmeyer

7. Autoclave

8. Gelas Preparat

9. Bunsen

10. Jarum Ose

11. Spidol

12. Mikroskop

13. Label

14. Karet Pengikat

Bahan :
1. Bibit Jamur Beuveria Bassiana, Metharizium Sp., dan Trichoderma Sp.
2. Bibit Bakteri Bacillus Thuringiensis
3. Dextrose, Agar
4. Ekstrak Kentang
5. Pepton
6. Beef Extract
7. Aquadest
8. Dedak
9. POC
10. Alkohol 70%
11. Cat Gram A, B, C, dan D

IV. CARA KERJA


a. Pembuatan Medium
1. PDA untuk Jamur Metharrizium sp. , Beauveria bassiana
2. NA untuk bakteri Bacillus thuringiensis
b. Peremajaan & pengamatan Morfologi jamur Metharrizium sp. Atau Beauveria
bassiana

c. Peremajaan & pengamatan Morfologi bakteri Bacillus thuringiensis

d. Tahapan Cat Gram


V. HASIL PENGAMATAN

A. Kultur Murni Jamur


1. Morfologi jamur Metharrizium sp.

Ket :

a. Konidia

b. Fialid

2. Morfologi jamur Beauveria bassiana

Beauveria, memiliki hifa pendek, hialin lurus, dan tebal. Kelompok hifa muncul
dari tengah dengan ukuran panjang 3-4 μm dan lebar 1-2 μm, bentuk koloni
berwarna putih, konidia bulat dengan ukuran (2-3) x (2-2,4) μm, hialin, bersel
satu, terbentuk secara soliter pada ujung konidiofor, dan melekat pada sterigma
yang pendek dengan pola pertumbuhan berselang seling, pertumbuhan
konidioforanya zigzag (simpodial).

3. Morfologi jamur Trichoderma sp.

B. Kultur Murni BakteriBacillus thuringiensis


1. Morfologi Bakteri Bacillus thuringiensis

2. Cat Gram Bakteri Bacillus thuringiensis

Keterangan :

a. Sel berbentuk basil

b. Berwarna ungu

VI. TINJAUAN PUSTAKA

Penggunaan mikroorganisme sebagai bioinsektisida harus terregistrasi dan terlabeli


sepertipada insektisida kimia. Menurut Zulfiana et al. (2017), pathogen bakteri dapat
digunakan sebagai agensia hayati yang dapat diperbanyak dengan mengisolasi bakteri dari
pupa S. litura yang telah mati menggunakan metode pengenceran. Kematian larva S. litura
dengan perlakuan isolat Bt memperlihatkan gejala antara lain mengerutnya larva yang
terinfeksi, perubahan warna menjadi kehitaman, dan ukuran mengecil yang disebabkan
oleh toksin bakteri yang menghambat sistem pencernaan larva hingga terjadi kematian.
(Schunemann et al., 2014).

Pemanfaat jamur entomopatogen untuk mengendalikan serangga memiliki kelebihan dalam


kapasitas produksi yang tinggi, siklus dari jamur spora yang tahan terhadap kondisi
lingkungan yang buruk (Rosmayuningsih et al., 2014). Berdasarkan penelitian oleh Arsi et
al. (2020) terdapat dua jenis jamur yang teridentifikasi mampu menginfeksi serangga,
yaitu, Metarhizium sp. dan B. bassiana. Terdapat perbedaan konidia yang sangat jelas
dimana konidia Metarhizium sp. memanjang seperti basil, sedangkan pada jamur B.
bassiana memiliki bentuk oval. Sementara itu jenis cendawan atau jamur lainnya yaitu
jamur Trichoderma sp., yang merupakan jamur antifungal/biofungisida atau mycroparasitik
jamur pathogen (Hanudin, 2012).

VII. PEMBAHASAN
1. Jamur Beauveria bassiana

Jamur Beauveria bassiana merupakan salah satu cendawan yang ditemukan pada
tanah yang menguntungkan bagi berbagai tanaman. Cendawan ini memiliki kemampuan
untuk menginfeksi beragam ordo serangga yang menjadi hama tanaman tanpa
menyebabkan penyakit tanaman atau merusak produk hasil tanaman. Beauveria bassiana
spesies jamur yang sering digunakan untuk mengendalikan serangga. B. bassiana
diaplikasikan dalam bentuk konidia yang dapat menginfeksi serangga melelui kulit
kutikula, mulut dan ruas-ruas yang terdapat pada tubuh serangga. Jamur ini ternyata
memiliki spektrum yang luas dan dapat mengendalikan banyak spesies serangga sebagai
hama tanaman.

Aisyah et al. (2015) menyatakan bahwa cendawan Metharrizium sp.memiliki warna


miselium hijau zaitun dan akan muncul pada serangga yang terinfeksi. Suhu optimum
bagi pertumbuhan M. anisopliae adalah 22-27℃, sedangkan pH yang optimum bagi
pertumbuhan M. anisopliae kisaran 3,3-8,5 (Pracaya, 2004). Berdasarkan penelitian
Athifa et al. (2018) interaksi antara hama salah satunya O. rhinoceros dengan varian
isolat M. anisopliae menunjukkan tingkat mortalitas tertinggi. Erawati dan Irma (2016)
mengungkapkan bahwa M. anisopliae akan menunjukkan mortalitas tinggi pada larva
inang jika hama dan lokasi aplikasi telah sesuai. Berdasarkan penelitian Sari & Rosmeita
(2020) Metarhizium anisopliae yang berasal dari tanaman Padi dan Jagung memiliki
morfologi, yaitu miselium bersekat, konidiofor bersusun tegak, berlapis dan bercabang
serta dipenuhi dengan konidia dengan bentuk bulat, silinder atau lonjong.

2. Jamur Metharrizium sp.

Metarhizium sp. adalah salah satu jamur patogen serangga yang dikenal sebagai
jamur green muscardine karena mempunyai konidia (spora) berwarna hijau. Jamur
Metarhizium sp. pertama kali diisolasi oleh Metschnikoff dari serangga hama yang
menyerang tanaman gandum Anisoplia austriaca pada tahun 1879 dan didentifikasi
sebagai Entomophthora anisopliae, dan pada tahun 1888 jamur ini digunakan pertama
kali dalam pengendalian hama secara hayati. Sejak saat itu eksplorasi isolat jamur
Metarhizium sp. semakin berkembang ke kelompok serangga lainnya, seperti
Lepidoptera, Hemiptera, Diptera,Hymenoptera, dan Coleoptera. Beberapa spesies
Metarhizium sp. berhasil diidentifikasi dari berbagai hama kumbang Coleoptera, tetapi
hanya spesies jamur Metarhizium sp. yang dilaporkan efektif menginfeksi kelompok
Scarabaeidae (Coleoptera) (Indrayani, 2017).

Beauveria bassiana masuk ke dalam divisi Ascomycotina, kelas Hypomycetes, ordo


Hypocreales, famili Clavicipitaceae, genus Beauveria. Koloni B. bassiana berbentuk
seperti lapisan tepung saat dikulturkan pada media PDA (potato dextrose agar)
(Tantawizal et al, 2015). Cendawan umumnya memiliki miselium (kumpulan hifa) yang
berwarna putih atau putih kekuningan (Sari dan Chindy, 2020). Bentuk konidiofor
bercabang dan berpola zig-zag dengan konidia berbentuk bulat atau oval di bagian ujung
sehingga berbentuk seperti botol. Cendawan bersifat kosmopolitan atau dapat hidup di
berbagai wilayah ekosistem (Tantawizal et al, 2015).

3. Jamur Trichoderma sp.

Trichoderma sp. adalah jamur yang paling umum dijumpai dalam tanah khususnya
tanah dengan kandungan bahan organic yang tinggi. Jamur mempunyai ciri morfologi
koloni berwarna hijau muda sampai hijau tua, hifa bersekat, berukuran (1,5-12 µm), dan
percabangan hifa membentuk sudut siku pada cabang utama. Konidium berbentuk bulat,
agak bulat sampai bulat telur pendek, berukuran (2,8-3,2) x (2,5-2,8) µm, dan berdinding
halus. Konidiofor bercabang mendukung fialid, yang berjumlah 3 atau lebih secara
bergerombol, dan agak ramping. Jamur dapat hidup baik secara saprofit maupun parasit
pada jamur lain, dan perkembangan secara aseksual dengan menghasilkan konidium yang
berkecambah membentuk individu baru (Sudantha, 1997).

Jamur Trichoderma spp merupakan salah satu jamur penghuni tanah yang berfungsi
sebagai pupuk biologis dan agens pengendali hayati terhadap mikroba lainnya khususnya
dari kelompok penyakit pathogen tanaman. Bentuk atau Morfologi koloni Trichoderma
sp. sangat bergantung pada media tempat tumbuhnya. Pada media yang nutrisinya lebih
banyak, koloni dapat terlihat lebih putih. Konidia dapat terbentuk dalam satu minggu,
warnanya dapat kuning, hijau atau putih. Mikroorganisme ini adalah jamur penghuni
tanah yang dapat diisolasi dari perakaran tanaman lapangan. Spesies Trichoderma
disamping sebagai organisme pengurai, dapat pula berfungsi sebagai agen hayati dan
stimulator pertumbuhan tanaman. Beberapa spesies Trichoderma telah dilaporkan sebagai
agensia hayati seperti T. Harzianum, T. Viridae, dan T. Konigii yang berspektrum luas
pada berbagai tanaman pertanian. Biakan jamur Trichoderma dalam media aplikatif
seperti dedak dapat diberikan ke areal pertanaman dan berlaku sebagai biodekomposer,
mendekomposisi limbah organik (rontokan dedaunan dan ranting tua) menjadi kompos
yang bermutu. Serta dapat berlaku sebagai biofungisida. Trichoderma sp dapat
menghambat pertumbuhan beberapa jamur penyebab penyakit pada tanaman antara lain
Rigidiforus lignosus, Fusarium oxysporum, Rizoctonia solani, Sclerotium rolfsii, dll.

4. Bakteri Bacillus thuringiensis


Bacillus thuringiensis mampu berproliferasi jika berada pada kondisi lingkungan
seperti temperatur dan ketersediaan nutrient yang memungkinkan, sebaran spora
dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal antara lain tanda untuk kekurangan
nutrisi, kepadatan sel, dan perkembangan siklus sel (Hilbert and Piggot, 2004). Pada
tahap infeksi, serangga–serangga lebih mudah mati karena racun kristal yang dihasilkan
oleh Bt. Penelitian oleh Tampubolon et al. (2013) menyatakan bahwa Bakteri B.
thuringiensis efektif dalam pengendalian ulat grayak (S. litura).
Secara morfologi, Bacillus thuringiensis mirip dengan B. cereus. Antara endotoksin
ataupun badan kristal paraspora pada B. thuringensis (Helgason dkk., 2000). Kristal
protein yang dibentuk selama sporulasi, terletak terpisah dari spora. Bentuk kristal
protein pada B. thuringiensis inipun bermacam-macam yaitu kuboid,bipiramid dan
pyramid (Tojo, 1986) dan ovaid atau amorphous (Mikolla dkk,1982) tergantung dari
strainnya.

VIII. KESIMPULAN

Dari hasil yang diperoleh dapat simpulkan bahwa :

1. Telah dilakukan pembuatan media sintetik untuk isolasi dan karakterisasi serta
perbanyakan jamur Beuveria bassiana, Metharizium sp., Trichoderma sp., yaitu
menggunakan media PDA dan Bakteri Bacillus thuringiensis menggunakan media NA.
2. Telah dilakukan karakterisasi Beuveria bassiana, Metharizium sp., Trichoderma sp.,
dimana jamur tersebut memiliki bagian konidiofor, konidia, miselium, dan fialid (khusus
untuk Trichoderma sp) dan Bakteri Bacillus thuringiensis yang bersifat Gram positif,
aerob, berflagela, berbentuk batang serta mengandung kristal, dan Endospora.

DAFTAR PUSTAKA

Arsi, A., Pujiastuti, Y., Kusuma, S. S. H., & Gunawan, B. (2020). Eksplorasi, isolasi dan
identifikasi Jamur entomopatogen yang menginfeksi serangga hama. Jurnal Proteksi
Tanaman Tropis, 1(2), 70. https://doi.org/10.19184/jptt.v1i2.18554
Faisal A. Isolasi dan Uji Toksisitas Isolat Bacillus Thuringiensis Lokal terhadap Larva Nyamuk
Aedes Aegypti. Published online 2018:1-64.
Gazali A, Ilhamiyah, Jaelani A. Bacillus thuringiensis: Biologi, Isolasi, Perbanyakan dan Cara
Aplikasinya. Published online 2017:65. http://eprints.ulm.ac.id/eprint/4082
Hanudin, B. 2012. Prospek Penggunaan Mikroba Antagonis Sebagai Agens Pengendali Hayati
Penyakit Utama Pada Tanaman Hias Dan Sayuran. Jurnal Litbang pertanian, 31 (1).
Nuraida, N., & Hasyim, A. (2009). Isolasi, Identifikasi, Dan Karakterisasi Jamur Entomopatogen
Dari Rizosfir Pertanaman Kubis. Jurnal Hortikultura, 19(4), 84124.
Mafazah A, Zulaika E. Potensi Bacillus thuringiensis dari Tanah Perkebunan Batu Malang
sebagai Bioinsektisida terhadap Larva Spodoptera litura F. J Sains dan Seni ITS.
2017;6(2):4-8. doi:10.12962/j23373520.v6i2.27447
Suanda, I. W. (2016). Karakterisasi Morfologis Trichoderma sp. Isolat JB dan Daya
Antagonisme terhadap Patogen Penyebab Penyakit Rebah Kecambah (Sclerotium rolfsii
Sacc.) pada Tanaman Tomat. Prosiding Seminar Nasional MIPA, 251–257.
Sopialena. 2018. Pengendalian Hayati dengan Memberdayakan Potensi Mikroba. Mulawarman
University Press. Samarinda.
Suanda IW. Karakterisasi Morfologis Trichoderma sp. Isolat JB dan Daya Antagonisme terhadap
Patogen Penyebab Penyakit Rebah Kecambah (Sclerotium rolfsii Sacc.) pada Tanaman
Tomat. Pros Semin Nas MIPA. Published online 2016:251-257.

Yogyakarta, .....

Asisten, Praktikan,

(..................................) (................................)

Anda mungkin juga menyukai