Wy. SUMATRA, SP
081338737989 (WA)
Agen hayati ??
Kelebihan pemanfaatan agen hayati :
Ramah lingkungan
Pengendalian
Selektif dapat berjalan
sendiri
Sudah tersedia di
alam
Teknik Pengendalian Hayati
Introduksi
Konservasi
Augmentasi
Introduksi
Usaha pemasukan, pelepasan dan evaluasi penggunaan
sarana PH dengan memindahkan agen hayati dari suatu
daerah ke daerah lain atau dari satu negara ke negara
lain.
Contoh :
Introduksi parasitoid telur Chelonus sp dari Bogor untuk
mengendalikan ngengat mayang kelapa Batrachedra sp. di
Flores.
Konservasi :
Usaha pelestarian musuh alami yang telah ada di suatu daerah dengan
memanipulasi lingkungannya.
Pada umumnya dilakukan dengan memelihara kondisi lingkungan yang
baik bagi perkembangbiakan musuh alami, seperti dengan pengaturan
pohon pelindung, penyediaan pengairan yang baik, penyediaan
tumbuhan yang dapat menjadi sumber makanan dari musuh alami
dewasa, mengurangi atau mencegah penggunaan pestisida, dll.
Contoh :
Penyemprotan lobang-lobang perangkap dengan air agar jamur
Metarhizium lebih efektif terhadap larva kumbang badak
Augmentasi
Penambahan populasi musuh alami. Usaha pengendalian hayati
dengan proses pembiakan massal musuh alaminya. Musuh alami bisa
dari luar negeri atau telah ada di wilayah tersebut.
Contoh :
Penggunaan lalat Jatiroto dan parasitoid telur Trichogramma di berbagai
pabrik gula merupakan augmentasi yang berhasil sejak tahun 1972.
Agen hayati
Predator
Patogen
Parasitoid
PREDATOR
PATOGEN Bakteri
Ektoparasit Virus
1. SL-NPV b
2. Baculovirus b
Keterangan :
a. Pengendali penyebab
penyakit
b. Pengendali hama Actinomycetes 1. Streptomyces
O R
AT
E D
PR
Predator :
Hewan yang memangsa hewan lain.
Predator membunuh beberapa individu mangsa selama
satu siklus hidup
Menochilus sexmaculatus
M. sexmaculatus merupakan
predator penting hama B. tabaci,
T. parvispinus dan berbagai
kutudaun.
Satu ekor M. sexmaculatus mampu
memangsa B. tabaci sebanyak 50
ekor B. tabaci, 200 kutudaun dan
17 thrips/hari.
Aktivitasnya terjadi antara pukul
09.00 – 13.00. Siklus hidup
berkisar antara 3 – 5 minggu.
PREDATOR ( PEMANGSA )
& CARA PELEPASAN
Hama sasaran :
o Kutu daun (Aphis sp).
o Kutu kebul (Bemisia tabaci)
o Kumbang kedelai (Paedhonia inclusa)
o Serangga hama ukuran lebih kecil
M. sexmaculatus
Menochilus sexmaculatus
- memangsa 200 – 400 telor atau
larva/hari (Kalsofen 1981). Releasing predator
- memangsa 10 – 50 imago/ hari
(BALITSA). Menochilus sexmaculatus in LAMPUNG
- Makanan alternatif; Polen tanaman
terutama jagung. Di lapangan dapat menekan 50 – 88.7 %
- 1 ekor/10 m2 per minggu di lepas Pop. kutu kebul (PTT Cabai di Lampung)
di tengah –tengah petak perlakuan
Kumbang kubah (Coccinella sp)
• predator wereng batang coklat, wereng putih,
wereng hijau, wereng zig-zag, aphis, hama putih
palsu dan penggerek batang padi.
• Larva predator ini aktif memangsa secara
berkelompok.
• Predator ini mempunyai ukuran tubuh 6-7 mm.
Kumbang dewasa berbentuk bundar memanjang
berwarna kuning, tubuh larva beruas-ruas dengan
alat mulut mengunyah.
• Tempat hidupnya pada seluruh bagian tanaman.
Rentang hidupnya 150 hari dengan jumlah telur
yang diletakkan 45 butir/betina.
Pembeda Kumbang koksi hama Kumbang koksi musuh alami
Telur Berwarna kuning pucat, bentuk Berwarna kuning cerah dan bentuk
seperti kapsul seperti kapsul
Nimfa Berwarna Kuning berambut bentuk Berwarna hitam dengan spot kuning
badan oval di bagian perut, badan lonjong
memanjang
Kepompong Berbentuk oval, kuning pucat, bagian Badan lengkung dengan warna
kepala terdapat bulu rumbai tajam dan tidak berambut
PARASITOID
Adalah serangga bagian dari musuh alami , yang hidupnya menumpang
pada atau di dalam tubuh inang sebelum parasitoid itu dewasa,
setelah dewasa dia akan hidup bebas
CONTOH PARASITOID:
• Trichogramma japonicum ( Padi )
• Trichogramma bactre-bactre ( Kedelai & Jagung )
Trichogramma chilonis
T. chilonis merupakan
parasitoid telur hama H.
armigera.
Serangga dewasa berbentuk
tabuhan kecil, panjang
tubuhnya sekitar 0.5 mm.
Tingkat parasitasi sekitar 60 –
70%. Siklus hidup 10 - 11 hari.
Seekor betina mampu
menghasilkan telur sebanyak
20 – 50 butir.
APLIKASI
• 100 pias per hektare
•Pemasangan persemaian 4 pias
dan pada pertanaman 8 X pada
tanaman umur 1 MST dan diulang
setiap minggu
Keuntungan penggunaan Trichogramma japonicum/ nana
Bakteri atau jamur dilarutkan dengan air steril dan dimasukkan pada media
cair EKG.
Jerigen ditutup dengan rapat dan menghidupkan aerator yang telah di
modifikasi mengeluarkan sirkulasi udara steril.
Inkubasi selama 14 hari dengan sirkulasi udara steril 24 jam.
Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR)
Actinoplanes, Alcaligens, Agrobacterium, Amorphosphosporangium, Athobacter, Bacillus,
Cellulomonas, Enterobacter, Erwinia, Pseudomonas, Hifnia, Micromonospora, Flavobacterium,
Rhizobacterium, Bradyrhizobium, Serratia, Streptomyces, Xanthomonas.
BIOCONTROL
(Antibiotik, fitoaleksin)
BIOFERTILIZATION
(Dekomposisi BO, pelarutan P
dan fiksasi N)
BIOSTIMULATION
(ZPT/Hormon)
MEKANISME KERJA PGPR
PERBANYAKAN PGPR
1. Pembuatan Biang PGPR
Disaring
Akar Bambu
(100 gr)
Air (1 Liter) Biang PGPR
Direndam selama
2-4 hari dalam
toples kaca bening tertutup
2. Perbanyakan PGPR
Pembuatan Nutrisi
Larutan Nutrisi
Larutan Nutrisi
yang telah Disaring
Siap Pakai
dingin
Perbanyakan PGPR
Biang Larutan
PGPR Nutrisi PGPR
Dengan PGPR
Tanpa PGPR
Kesimpulan
Agen hayati terdiri dari predator,
parasitoid, dan patogen dapat
digunakan sebagai alternatif
pengendalian OPT yang efektif,
ramah lingkungan dan tepat sasaran
Perbanyakan Agen hayati dapat
dilakukan secara massal,dengan
perlatan sederhana dan murah dan
dapat mudah diaplikasikan oleh
semua kalangan.
HIDUP ADALAH RANGKAIAN
PERENCANAAN
JIKA ANDA TIDAK MAU
MERENCANAKAN
KEHIDUPAN
ANDA HANYA AKAN
MENJALANKAN RENCANA
ORANG LAIN SAJA...