Anda di halaman 1dari 13

Pengendalian Hama Pada Tanaman Jagung

Agus Triwahyudi : 20021094


Amabel Odeliano Pasaribu : 20021038
Cindy Armita Tiara Dewi : 20021045
Dedi Kurniawan : 20021043

Dosen Pengasuh : Khairunnisa Lubis, S.P., M.P.

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
U N IVE R S ITAS ASAHAN
KISARAN
2023
PENDAHULUAN

Latar Belakang 1
Pengendalian Hama
2
Siklus Hidup Hama
3
Kesimpulan 4
LATAR BELAKANG

Latar Belakang

Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman biji-bijian yang menurut sejarahnya berasal dari Amerika. Orang-
orang Eropa datang ke Amerika membawa benih jagung tersebut ke negaranya. Melalui Eropa tananam jagung menyebar ke
Asia dan Afrika. Baru sekitar abad ke-16 tanaman jagung ini oleh orang-orang Portugis dibawa ke Pakistan, Tiongkok dan
daerah-daerah lainnya di Asia termasuk Indonesia.
Untuk meningkatkan produktivitas jagung maka perlu adanya peningkatan dari segi teknik budidaya. Dari segi teknis
budidaya hal yang perlu diperhatikan adalah resiko gagal panen akibat dari faktor serangan OPT (Organisme Penggagu
Tanaman), iklim, atau pemupukan. Dari ketiga faktor diatas, OPT merupakan faktor utama penyebab gagal panen pada
jagung.
Hama dan penyakit tanaman merupakan faktor biotik yang meresahkan para petani khususnya petani jagung. Pada tanaman
jagung ada beberapa hama dan penyakit yang mengakibatkan munculnya berbagai masalah baik penurunan produksi
maupun kualitas biji jagung. Menurut Subandi (2004) dalam Kalsum (2013) bahwa hama jagung dapat menyerang pada
seluruh fase pertumbuhan, baik vegetatif maupun generatif. Hama yang biasa ditemukan pada pertanian jagung adalah ulat
tanah (Agrotisipsilon), lalat bibit (Atherigona sp.), penggerek batang (Ostrinia furnacalis), penggerek tongkol (Helicoverpa
armigera), dan belalang (Locusta sp.).
Contoh Hama dan Pengendaliannya

Ulat Tanah
Ciri-ciri:
Larva biasa berada dalam tanah, berwarna coklat kehitaman, mempunyai
tujuh pasang kaki.
Serangan:
Hama ini menyerang tanaman umur 1-3 minggu, dengan cara menyerang
dan memotong pangkal batang pada waktu malam hari, siang hari ulat
bersembunyi dalam tanah.
Pengendalian
Hayati :
Hama ini dapat dikendalikan dengan menggunakan insektisida biologi dari
golongan bakteri seperti Bacilius thuringiensis atau insektisida biologi dari
golongan jamur seperti Beauvaria bassiana.
Secara kimiawi :
Dilakukan penyemprotan insektisida berbahan aktif profenofos, klorpirifos,
sipermetrin, betasiflutrin atau lamdasihalortrin.
Lalat Bibit

Ciri-ciri:
Lalat bibit berukuran kecil, telur berbentuk memanjang dan diletakkan pada
daun termuda.
Serangan:
Serangan terjadi pada tanaman yang baru tumbuh. Larva yang baru
menetas melubangi batang.
Pengendalian
1.Hayati Parasitoid yang memarasitteluradalah Trichogramma sp. danparasit
larva adalahOpius sp. Dan Tetrastichus sp. Predator Cubionajaponicola yang
merupakan predator imago.
2. Menggunakan varietas resisten .
3. Dengan menggunakan insektisida.
Ciri-ciri:
Ulat Penggerek Batang Telur diletakkan berwarna putih, berkelompok, satu kelompok telur
beragam antara 30 - 50 butir, seekor ngengat betina mampu meletakkan
telur 602 - 817 butir, umur telur 3 - 4 hari. Pupa biasanya terbentuk di
dalam batang, berwarna coklat kemerah merahan, umur pupa 6-9 hari.
Serangan:
Hama menyerang tanaman menjelang berbunga dengan menggerek dalam
batang, tanda terjadi seranganya itu adanya serbuk berwarna putih
berserakan di sekitar permukaan daun dan bunga jantan patah.
Pengendalian
1. Musnahkan tanaman yang terserang dan lakukan rotasi tanaman.
2. Pengendalian Hayati : Parasitoid (Trichogrammasp), Predator
(Euborelliaannulata), Bakteri (O. Furnacalis)
3. Kimia : Dengan menggunakan insektisidaKulturtekknis : waktutanam
yang tepatdantanamtumpang sari dengankacangtanahataukedelai
PengendalianHayati : Parasitoid (Trichogrammasp) , Predator
( Euborelliaannulata) , Bakteri ( O. Furnacalis) Kimia :
Denganmenggunakaninsektisida
Ulat Grayak Ciri-ciri:
Biasanya larva berada di permukaan bawah daun, umumnya terjadi pada
musim kemarau.
Serangan:
Serangan larva yang masih kecil merusak daun dan menyerang
secaraserentak berkelompok. dengan meninggalkan sisa-sisa epidermis
bagian atas,transparan dan tinggal tulang-tulang daun saja.
Pengendalian
1. Pembakaran tanaman dan pengolahan tanah yang intensif.
2. Pengendalian fisik / mekanis: Mengumpulkan larva atau pupa dan
bagian tanaman yang terserang kemudian memusnahkannya.
3. Pengendalian hayati: Pemanfaatan musuh alami seperti : patogen Sl-
NPV ( Spodoptera litura, (Nuclear Polyhedrosis Virus), cendawan
Cordisep Aspergillus flavus, Beauveriabassina, Nomuarea riley, dan
Metarhizium anisopliae, bakteri Bacillus thuringensis.
4. Pengendalian kimiawi: Menggunakan insektisida
Ciri-ciri:
Ulat Penggerek Tongkol Rata-rata produksi telur imago betina adalah 730 butir, telur menetas dalam
tiga hari setelah diletakkan. Larva terdiri dari lima sampai tujuh instar.
Khususnya pada jagung, masa perkembangan larva pada suhu 24 - 27,2°C
adalah 12,8 - 21,3 hari. Larva memiliki sifat kanibalisme. Pupa umumnya
terbentuk pada kedalaman 2,5 sampai 17,5 cm.
Serangan:
Imago betina akan meletakkan telur pada rambut jagung dan sesaat setelah
menetas larva akan menginvasi masuk kedalam tongkol dan akan memakan
biji yang sedang mengalami perkembangan. Serangan serangga ini akan
menurunkan kualitas dan kuantitas tongkol jagung.
Pengendalian
1. Pengendalian Hayati : menggunakan parasit (Trichogrammasp) ,
cendawan (Metarhiziumanisopliae) , bakteri (Bacillus thuringensis), virus
(Helicoverpaarmigera Nuclear Polyhedrosis Virus (HaNPV)
2. Kulturteknis : Pengolahan tanah secara intensif dapat merusak pupa
yang terbentuk dan dapat mengurangi populasi berikutnya
3. Kimia : Penyemprotan insektisida
Siklus Hidup Hama

Lalat Bibit Ulat Tanah


Ulat Penggerek Batang Ulat Grayak
Ulat Penggerek Tongkol
KESIMPULAN

Kesimpulan
Populasi serangga berpengaruh pada kerusakan tanaman. Itulah sebabnya, pengamatan populasi OPT
penting dilakukan untuk menduga tingkat kerusakan tanaman, tentu saja dengan mempertimbangkan
jenis hama dan tanaman, untuk mencegah kerugian atau melindungi tanaman dari kerusakan yang
disebabkan oleh hama diperlukan tindakan pencegahan dan pengendalian secara tepat dan benar.
Pengendalian tanpa mengunakan pestisida kimia perlu diterapkan karena ramah lingkungan sehingga
tidak menimbulkan efek negatif bagi lingkungan atau mahluk hidup lainnya dan aman untuk digunakan.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai