Anda di halaman 1dari 28

1

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar belakang

A.1 Penyakit

Penyakit tanaman dan banyaknya populasi patogen sudah menjadi masalah


besar sehingga bakteri akar pemacu pertumbuhan tanaman (plant growth-promoting
rhizobacteria, PGPR) saat ini semakin banyak dikembangkan, terutama dalam Upaya
peningkatan produksi pangan dan perbaikan kualitas lingkungan hidup. Rizobakteri
telah banyak diaplikasikan pada banyak tanaman karena dapat meningkatkan
pertumbuhan, daya tumbuh benih di lapangan, dan meningkatkan produksi tanaman.
Beberapa rizobakteri juga telah diperdagangkan .

Penyakit pada tanaman terjadi karena adanya interaksi antara tiga factor utama
yaitu factor tumbuhan atau inang, faktor organisme pengganggu tumbuhan atau pest
dan tentu saja lingkungan sekitar tanaman dan pest yang mempengaruhi langsung
terhadap perkembangaqn tumbuhan maupun pest sehingga terjadinya penyakit yang
selanjutnya disebut dengan segitiga penyakit. Faktor yang mempengaruhi terjadinya
penyakit pada tanaman serta memahami mengenai segitiga penyakit, sebenarnya juga
merupakan segitiga pertumbuhan tanaman. Dengan memahami segitiga penyakit ini
maka kita akan dapat meminimalisir terjadinya penyakit dan akan lebih memahami
mengenai pengendalian terhadap penyakit yang terjadi juga mengenai upaya-upaya
yang dapat dilakukan untuk menghindari terjadinya penyakit atau dengan kata lain
merupakan strategi untuk memaksimalkan pertumbuhan dan produksi tanaman yang
dibudidayakanOrganisme yang menyebabkan penyakit menular meliputi jamur,
oomycetes, bakteri, virus, viroid, organisme mirip virus, fitoplasma, protozoa,
nematoda dan tanaman parasit. Tidak termasuk ektoparasit seperti serangga, tungau,
vertebrata, atau hama lainnya yang mempengaruhi kesehatan tanaman dengan
mengkonsumsi jaringan tanaman. Patologi tanaman juga melibatkan studi identifikasi
patogen, etiologi penyakit, siklus penyakit, dampak ekonomi, epidemiologi penyakit
2

tanaman, resistensi penyakit tanaman, bagaimana penyakit tanaman mempengaruhi


manusia dan hewan, genetika patosistem, dan pengelolaan penyakit tanaman.
A.2 Hama

Hama dalam bahasa jawa sering disebut "omo'\ dalam bahasa lnggris disebut,
''pest'. Hubungannya dengan pengendalian, -racun hama disebut sebagai pestisida;
sida berarti racun. Dalam arti luas hama adalah organisme pengganggu tanaman, yang
meliputi binatang perusak, penyakit dan gulma. Mikro organisme patogen
merupak:an penyebab penyakit tanaman. Jika patogen tersebut adalah bakteri,
racunnya adalah bakterisida. Kalau jamur, racunnya adalah pungisida.

Masalah hama terjadi karena adanya sistem yang tidak seimbang.Beberapa hal
yang menyebabkan terjadinya permasalahan hama, yakni: Kebakaran, banjir dan
pembukaan lahan baru ,Penggunaan areal tanah yang luas hanya untuk satu jenis
tanaman (monokultur , Masuknya ham.a dari suatu daerah ke daerah lain , Punahnya
predator-predator hama dan pindahnya habitat predator hama karena penggunaan
pestisida Solusi pengendalian hama jangka panjang dibutuhkan untuk
mengembalikan keseimbangan alam di lahan pertanian, perkebunan dan lingkungan
alami. Ini tentu saja memerlukan waktu bertahun-tahun, sehingga PHT juga meliputi
solusi pengendalian hama jangka pendek, termasuk penggunaan pestisida alami.

hama merupakan pendefinisian yang bersifat "antroposentrik", berpusat pada


kebutuhan manusia. Pengetahuan tentang dasardasar biologi menunjukkan bahwa
herbivo jasad pemakan tumbuhan, merupakan suatu kumpulan trofi yang memang
bertugas mengatur populasi tumbuhan (atau secara metabolis, herbivora adalah jasad
yang hanya rnampu memanfaatkan energi yang telah diolah, atau jasad heterotrot).
Herbivora ini disebut hama atau jasad.pengganggu (OPT, Organisrne Pengganggu
Tanarnan) karena memakan tumbuhan yang diusahakan baik secara ekonomis
maupun stibslsten, oleh rilanusia.K1asifikasi berarti penggolongan. Oleh karena
demikian banyak jenis dan macam hama yang menyerang tanaman ataupun usaha
ekonomik manusia lainnya, naka agar rnasing-masing hama dapat dikenal dan
3

dijelaskan sec Selain itu, sebelum kesalahan identifikasi ditemukan, biaya penelitian
dan penyelidikannya akan terbuang sia-sia saja, tidak menghasilkan sesuatu karena
toh pad.a awalnya telah terjadi kesalahan. Oleh karena itu identifikasi yang benar
sangat penting artinya dalam menghadapi permasalahan hama, dan ini hanya dapat
dicapai dengan pemahaman taksonomi yang tepat.

A.3 Pengendalian OPT

Pengendalian OPT tanaman secara fisik ialah pengendalian OPT dengan cara
mengubah faktor lingkungan fisik, seperti suhu, kelembapan, dan lain-lain
sedemikian sehingga dapat menimbulkan kematian dan penurunan populasi OPT.
Dasar pemikirannya adalah bahwa setiap organisme perusak tanaman (OPT)
mempunyai batas-batas toleransi terhadap faktor-faktor fisik tertentu. Lebih rendah
atau lebih tinggi daripada batas toleransi tersebut, OPT tidak dapat hidup dan
berkembang biak.Macam bentuk pengendalian OPT tanaman secara fisik, antara lain:

Banyak jenis hama, terutama imagonya, yang tertarik cahaya lampu di malam
hari. Sifat-sifat hama seperti ini dapat dijadikan salah satu bentuk siasat pengendalian,
seperti yang pernah dilakukan petani padi di Jalur Pantai Utara, Jawa Barat tahun
1990-1991. Mereka mengadakan gerakan massal pemasangan lampu petromak untuk
mengumpulkan ngengat penggerek ba-tang. Ternyata tiap malamnya bisa ditangkap
ratusan ribu ngengat.

Memblongsong buah dengan kantong plastik atau pembungkus lainnya


sehingga hama tidak dapat meletakkan telur pada buah tersebut, seperti pengendalian
pada lalat buah (Bactrocera papayas) yang sering menyerang aneka jenis buah-
buahan.Beberapa contoh teknik pengendalian OPT secara Fisik. Dari kiri ke kanan: 1.
Pengggunaan TBS (Trap Barrier System) untuk mengendalikan hama tikus, 2.
Penggunaan lampu perangkap untuk mengendalikan penggerek batang padi, 3 & 4.
Penggunaan kepingan CD/DVD dan lembaran plastik mengkilap sehingga
memantulkan sinar matahari yang silau bagi burung untuk mendekati sawah, 5.
4

B. Tujuan

B.1 Penyakit Tanaman

Adapun tujuan dari praktikum pada materi penyakit tanaman yaitu untuk
mengidentifikasi dan mengetahui penyebab penyakit yang ada pada tanaman,baik itu
yang disebabkan oleh virus,jamur,bakteri maupun nematoda.

B.2 Hama Tanaman

Adapun tujuan dari praktikum pada materi penyakit tanaman ialah agar kita bisa
mengidentifikasi jenis-jenis hama yang ada pada tanaman,serta hewan apa saja yang
bisa menjadi hama pada tanaman pertanian.

B.3 Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman

Adapun tujuan dari praktikum pada materi pengendalian hama dan penyakit
tanaman ialah untuk mengetahui bagaimana cara-cara pengendalian hama dan
penyakit pada tanaman,serta bisa mencari solusi dari masalah penyakit dan hama
yang ada pada tanaman pertanian.
5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A.Penyakit

A1.jamur

Jamur terdiri dari struktur somatik atau vegetatif yaitu thallus yang merupakan
filament atau benang hifa, miselium merupakan jalinan hifa. Jamur terdiri dari dua
golongan yaitu yang bersifat unuseluler dikenal sebagai khamir atau ragi dan yang
bersifat multiseluler dikenal sebagai kapang. Sel khamir lebih besar dari pada
kebanyakan bakteri dengan ukuran beragam, biasanya berbentuk telur, memanjang
atau bola. Setiap spesies memiliki bentuk yang khas.Tubuh kapang pada dasarnya
terdiri dari dua bagian yaitu miselium dan spora. Miselium merupakan kumpulan
Hifa (filament)( Alemu,2015)

Jamur menyebabkan gejala local atau gejala sistemik pada inangnya, dan gejala
tersebut mungkin terjadi secara terpisah pada inang-inang yang berbeda, secara
bersamaan pada inang yang sama, atau yang satu mengikuti yang lain pada inang
yang sama. Umumnya jamur menyebabkan nekrosis local atau nekrosis umum atau
membunuh jaringan tumbuhan, hipotrofil, dan hipoplasia (kerdil) organ-organ
tumbuhan atau keseluruhan tumbuhan, dan hiperplansia (Pertumbuhan lebih) bagian
tumbuhan atau keseluruhan tumbuhan.Gejala nekrosis yang sangat umum adalah :
a. Bercak daun (leaf spot)- Luka atau noda yang bersifat lokal pada daun inang yang
terdiri atas sel-sel yang mati atau kolaps.
b. Hawar (Blight)- Organ daun, cabang, ranting, dan bunga menjadi coklat dengan
sangat cepat dan menyeluruh yang menyebabkan kematian.
c. Kanker-Luka nekrosis atau luka yang terlokalisasi, sering mencekung pada
permukaan batang jaringan tumbuhan berkayu.
d. Mati ujung (dieback)-Nekrosis ranting secara ekstensif yang berawal dari ujung
dan berkembang menuju pangkalnya.
e. Busuk akar-Hancur atau membusuknya sebagian atau seluruh system perakaran
tumbuhan.
6

f. Rebah kecambah atau patah rebah (damping off)-Kolaps dan mati dengan cepat
kecambah yang masih sangat muda pada pembibitan atau dilapangan.
g. Busuk batang bawah-Hancurnya batang bagian bawah.
h. Busuk basah dan busuk kering –terjadi maserasi (pembusukan) dan hancurnya
buah, akar, umbi, umbi lapis, dan daun yang berdaging.
i. Antraknosa –Luka nekrosis yang lekuk seperti mangkuk pada batang, daun, buah
atau bunga tumbuhan inang.
j. Kudis-Luka yang terlokalosasi pada buah, daun dan umbi, dan lain-lain, biasanya
sedikit menonjol dan puncaknya mencekung dan pecah, yang memberi bentuk seperti
kudis.
k. Decline-Tumbuhan yang tumbuh kurus; daun mengecil, kaku, menguning atau
merah; ada yang terdefolasi (menggugurkan daun) dan mati ujung (dieback).Hampir
semua gejala di atas mungkin dapat menyebabkan tumbuhan yang terinfeksi menjadi
sangat kerdil. Disamping itu, gejala yang lain seperti karat daun, embun (mildew),
layu daun bahkan penyakit tertentu menyebabkan hiperplansia pada beberapa
bagian.Organ tumbuhan, seperti akar pekuk (clubroot) mungkin menyebabkan
kekerdilan tumbuhan secara menyeluruh.Gejala-gejala yang berhubungan dengan
hipertrofi atau hiperplansia dan perubahan bentuk atau pemutaran (distorsi) bagian
tumbuh meliputi :
a. Akar pekuk – akar membesar terlihat seperti kumparan gada.
b. Bengkak atau puru – bagian tunbuhan membesar dan biasanya dipenuhi oleh
miselium jamur.
c. Kutil – Tonjolan seperti – kutil pada umbi dan batang.

d. Witches – broom (sapu setan) – cabang-cabang rantingyang mengarah ke atas


dengan banyak.Kriting daun – Daun yang berubah bentuk menebal, dan kriting.
Di samping hal di atas mungkin dapat di tambah tiga kelompok gejala lagi, yaitu :

a. Layu – Biasanya gejala sekunder yang menyeluruh yaitu daun atau tunas
kehilangan turgor dan merunduk karena terganggunya system vascular akar atau
batang.
7

b. Karat – Terdapat banyak luka-luka kecil pada daun atau batang, biasanya berwarna
seperti karat.
c. Mildew (embun) –Bagian daun, batang dan buah yang klorosis atau nekrosis,
biasanya ditutupi oleh miselium dan fruktifikasi jamur.

Pada banyak penyakit, pathogen tumbuh atau menghasilkan berbagai struktur pada
permukaan inang. Struktur tersebut, meliputi miselium, sklerotium,sporofor, tubuh
buah dan spora, yang disebut tanda (sign) dan dapat di bedakan dengan gejala
(symptoms), yaitu hanya berkenaan dengan penampakan tumbuhan atau jaringan
tumbuhan yang terinfeksi, misalnya, pada penyakit embun ( mildew) sebagai contoh,
orang melihat tanda-tanda terdiri dari miselium dan spora jamur keputih-putihan yang
tumbuh seperti bulu-bulu halus pada daun, buah atau batang tumbuhan, sedangkan
gejalanya terdiri dari luka nekrosis atau klorosis pada daun, buah dan batang,
menurunnya pertumbuhan tumbuhan dan sebagainya.
Cara-cara Penularan Penyakit
Pada tahun 1870 jamur Plasmopora viticola secara tidak sengaja terbawa dari
America Serikat ke eropa melalui bibitbibit anggur yang diimfort. Kapan dan
bagaimana penyakit ini masuk ke Indonesia masih belum jelas di ketahui, diduga
bersamaan dengan pembudidayaan tanaman anggur, sekitar tiga abad yang lalu.Selain
penularan penyakit melalui bibit, ternyata penularan penyakit dengan perantaraan
angin dan air lebih sering terjadi.Perlu ditambahkan bahwa di Negara beriklim sedang
jamur ini selama musim dingin dapat bertambah hidup dengan membentuk oospora
pada runtuhan daun dan buah yang berada di tanah, pada saat tersebut penularan
penyakit terhenti untuk sementara waktu sampai saat datangnya musim semi.

Cara-Cara Penanggulangan Penyakit

Terdapat beberapa macam cara untuk menanggulangi penyakit ini, diantaranya


adalah sacara mekanis, fisik,penggunaan varietas resisten dan secara kimia. Uraian
dari masing-masing cara adalah sebagai berikut :
1. Secara mekanis dan fisik.
8

Bahwa untuk memberantas penyakit ini di antaranya dapat di lakukan dengan


jalan menyingkirkan dan membakar semua daun dan sulur yang terserang.
2. Penggunaan varietas resisten. Beberapa ahli berpendapat bahwa tanaman anggur
varietas Amerika lebih tahan terhadap penyakit ini dari pada tanaman anggur varietas
Eropa.
3. Secara Kimia.
Penyakit ini dapat diberantas dengan efektif jika dilakukan program penyemprotan
fungisidia secara teratur. Pengendalian dengan pemakaian fungisida pada umunya
akan lebih efektif jika tunas-tunas hasil pangkasan telah mencapai panjang sedikitnya
15–20 cm.

A.2 Bakteri

Bakteri adalah organisme bersel tunggal terkecil, beberapa di antaranya hanya


memiliki diameter 0,4 mm. Sel berisi massa sitoplasma dan beberapa bahan inti (dia
tidak memilki inti sel yang jelas). Sel dibungkus oleh dinding sel dan pada beberapa
jenis bakteri dinding sel ini dikelilingi oleh lapisan lendir atau kapsula. Kapsula
terdiri atas campuran polipeptida dan polisakarida .Bakteri merupakan sel prokariotik
dan mempunyai berbagai bentuk yang sebagian m.m dan panjang 5besar
berbentuk batang dengan lebar kurang dari 1 DNA diselubungi oleh satu membran
inti, terdapat organela mitokondria dan protoplas. Daerah inti berupa anyaman
benang halus yang langsung berbatasan dengan sitoplasma berisi ribosom.Bakteri
berkembang biak dengan membelah diri ( Tiwari,2017).

1.Dampak Menguntungkan

Bakteri dapat membawa dampak menguntungkan di berbagai bidang seperti


bidang lingkungan, industri makanan dan minuman serta bidang kedokteran dan
farmasi/ Bakteri-bakteri yang menguntungkan ini telah banyak dikembangkan untuk
tujuan komersial.Peran bakteri di bidang lingkungan salah satunya adalah sebagai
dekomposer yang menguraikan bangkai dan sampah, penghasil biopeptisida (Bacilus
9

thuringiensis), membantu fiksasi nitrogen dan membantu meningkatkan kesuburan


tanah.

a.Bidang industri makanan dan minuman

Ada beberapa bakteri yang berperan dalam industri makanan dan minuman,
diantaranya Lactobacillus plantarium untuk pembuatan asam laktat; lactobacillus
bulgaricus dan streptococcus thermophilus untuk pembuatan yoghurt; lactobacillus sp
yang dimanfaatkan untuk pembuatan asinan sayuran dan buah; Acetobacter xylinum
yang dimanfaatkan untuk membuat nata de coco; serta Acetobacter aceti yang
dimanfaatkan untuk menghasilkan asam cuka.

b.Bidang Kedoteran dan Farmasi

Di bidang kedokteran dan farmasi, bakteri bermanfaat untuk memproduksi antibiotik


dan vitamin. Misalnya Streptomyces griseus yang menghasilkan antibiotik
streptomisin; Streptomyces aureofasiens yang menghasilkan penghasil antibiotik
aueromisin; Streptomyces rimosus yang menghasilkan antibiotik teramisin; dan
banyak lagi.Selain itu, bakteri juga dapat digunakan untuk memproduksi hormon
insulin rekombinan untuk mengobati penyakit diabetes. Dalam hal ini dengan cara
menyisipkan gen penghasil insulin manuisa ke dalam plasmid bakteri Escherihia coli.

2.Dampak Merugikan.

Gejala awal yang ditimbulkan pada tanaman yang terserang bakteri ini adalah
tanaman mulai layu, kemudian menjalar ke daun bagian bawah. Gejala yang lebih
lanjut seluruh tanaman menjadi layu, daun menguning hingga berwarna cokelat
kehitam-hitaman dan akhirnya dapat menyebabkan kematian pada tanaman. Tidak
semua bakteri buruk bagi tanaman dan tanah. Faktanya, sebagian besar bermanfaat,
dan ada jutaan! Namun, ada kurang lebih 200 jenis bakteri penyebab penyakit pada
tanaman. Mereka paling aktif di lingkungan yang hangat dan lembap, jadi inilah saat
Anda akan melihat bukti kehadiran mereka paling banyak.
10

Bakteri dapat menyebar melalui beberapa cara, termasuk serangga, udara,


tanaman sakit lainnya, atau alat. Mereka memasuki tanaman melalui lubang kecil
baik melalui kerusakan, atau pemotongan, tetapi juga melalui lubang alami di
tanaman itu sendiriBegitu tanaman terpengaruh, mereka bisa sulit dikendalikan.
Hapus tanaman atau bagian yang terinfeksi segera dari kebun. Jangan tambahkan
bagian-bagian ini ke tumpukan kompos Anda. Sebaliknya, hancurkan mereka.
Setelah ada, opsi kontrol terbatas. Semprotan berbasis tembaga memberikan bantuan,
tetapi bukan obat.

A.3 virus

kebanyakan virus berbentuk batang , dengan cakram protein membentuk tabung


yang mengelilingi genom virus ; partikel isometrik adalah struktur umum lainnya.
mereka jarangmemiliki amplop. sebagian besar memiliki genom RNA, yang biasanya
kecil dan beruntai tunggal (ss), tetapi beberapa virus memiliki genom RNA untai
ganda (ds), ssDNA atau dsDNA. Meskipun virus tumbuhan tidak menjangkau sebaik
rekan-rekan hewan mereka, satu virus tumbuhan telah dikenal sangat terkenal: virus
tembakau tembakau (TMV), virus pertama yang ditemukan. Virus ini dan virus
lainnya menyebabkan kerugian sekitar US$60 miliar pada hasil panen di seluruh
dunia setiap tahun.Virus tumbuhan menjadi 73 genera dan 49keluarga. Namun,
angka-angka ini hanya berhubungan dengan tanaman budidaya, yang hanya mewakili
sebagian kecil dari jumlah total spesies tanaman. Virus pada tumbuhan pembohong
belum dipelajari dengan baik, interaksi antara tumbuhan pembohong dan virusnya
seringkali tidak menyebabkan penyakit pada tumbuhan inang.

Beberapa penyakit pada tumbuhan yang disebabkan oleh virus sebagai berikut:

1. Tungro

Virus tungro yang berasal dari famili Caulimoviridae dapat menyerang tanaman
padi yang menyebabkan sel-sel daun mati sehingga pertumbuhan terganggu dan
kerdil. Penyebaran virus ini melalui perantaraan wereng cokelat dan wereng hijau.Hal
11

ini dikarenakan virus tidak mempunyai alat gerak untuk berpindah dari suatu tempat
ke tempat lain.Tanaman padi yang terinfeksi virus tungro menunjukkan gejala
perubahan warna pada daun muda, yaitu menjadi kuning-oranye dan umumnya
perubahan warna daun dimulai dari ujung daun, jumlah anakan sedikit, dan
pertumbuhannya terhambat. Berat dan ringannya gejala yang yang tampak
menunjukkan tingkat keparahan penyakit pada tanaman padi yang terinfeksi.

2. Mosaik

Penyakit mosaik dapat terjadi pada daun tembakau, kacang tanah, pepaya, cabai,
tomat, dan kentang. Gejalanya adalah daun menjadi bercak kuning. Penyebaran virus
mosaik terjadi melalui perantaraan serangga.Pada tahun 1886, Adolf Meyer pertama
kali menunjukkan bahwa penyakit mosaik tembakau dapat menular seperti penyakit
bakteri.

3. Penyakit TYLCV

Tomato Yellow Leaf Curl Virus (TYLCV) adalah virus yang menyebabkan daun
tumbuhan tomat berwarna kuning dan menggulung sehingga menurunkan hasil
panen.Virus keriting daun kuning tomat (TYLCV) sudah banyak dilaporkan
mengakibatkan kehilangan hasil yang cukup besar pada berbagai komoditas sayuran
di banyak negara tropis dan subtropis di seluruh dunia.

A.4 Nematoda

Nematoda merupakan salah satu hewan mikroseluler yang paling banyak dan
mudah ditemukan. Banyak spesies nematoda yang diketahui hidup di tanaman dan
beberapa nematoda menyebabkan penyakit pada tanaman inangnya. Nematoda parasit
tanaman dapat menyebabkan kerusakan hampir mencapai 100%. Hal ini akan
menyebabkan tanaman puso dan petani gagal panen. Nematoda yang menyebabkan
kerusakan pada tanaman hampir semuanya hidup didalam tanah, baik yang hidup
bebas didalam tanah bagian luar akar dan batang didalam tanah bahkan ada beberapa
parasit yang hidupnya bersifat menetap didalam akar dan batang. Tumbuhan yang
12

terinfeksi nematoda mengakibatkan munculnya gejala pada akar dan juga pada bagian
tumbuhan di atas permukaan tanah. Gejala pada akar mungkin terlihat seperti puru
akar (root knot atau root gall), luka akar, akar bercabang lebih lebat, ujung akar rusak
dan akar membusuk apabila infeksi nematoda disertai oleh bakteri dan jamur
patogenik-tumbuhan atau saprofit (Bostock,2014).
Serangan nematoda dapat mempengaruhi proses fotosintesa dan transpirasi serta
status hara tanaman.Akibatnya pertumbuhan tanaman terhambat, warna daun kuning
klorosis dan akhirnya tanaman mati. Selain itu serangan nematoda dapat
menyebabkan tanaman lebih mudah terserang patogen atau OPT lainnya seperti
jamur, bakteri dan virus.Nematoda yang menyebabkan kerusakan pada tanaman
hampir semuanya hidup didalam tanah, baik yang hidup bebas didalam tanah bagian
luar akar dan batang didalam tanah bahkan ada beberapa parasit yang hidupnya
bersifat menetap didalam akar dan batang. Tumbuhan yang terinfeksi nematoda
mengakibatkan munculnya gejala pada akar dan juga pada bagian tumbuhan di atas
permukaan tanah (Leung,2014).

A.5 Gulma

Gulma adalah semua jenis vegetasi tumbuhan yang menimbulkan gangguan pada
lokasi tertentu terhadap tujuan yang diinginkan manusia. Gulma yang tumbuh pada
setiap lahan budidaya pertanian akan berbeda jenisnya dari satu lahan ke lahan yang
lainnya dan juga bergantung pada jenis dan umur dari tanaman pokoknya, begitu pula
dengan lahan bekas budidaya tanaman tertentu.(Leonberger,2016).
Pengendalian gulma merupakan salah satu komponen penting dalam setiap sistem
dan siklus produksi pertanian. Oleh karena itu pengelolaan gulma pra dan pasca
budidaya harus dilakukan dengan tepat dan bijaksana agar memberikan keuntungan
secara ekonomi dan tidak menimbulkan dampak negatif pada kelestarian lahan dan
lingkungan. Teknik pengendalian gulma yang umum dilakukan pada budidaya
pertanian dapat berupa mekanis, biologi dan kimiawi. Pengendalian gulma dengan
menggunakan teknik kimiawi (herbisida sintetik) dalam beberapa tahun terakhir
cenderung meningkat. Hal ini disebabkan karena pengendalian secara kimiawi
13

dipandang lebih efektif untuk mengendalikan gulma dibandingkan pengendalian


secara mekanis dan biologi, sehingga pengendalian kimiawi lebih banyak diterapkan
dan cenderung kurang memperhatikan residu dan efek samping dari penggunaan
herbisida tersebut.(Bostock,2014).

B.Hama

Pendefinisian hama merupakan pendefinisian yang bersifat "antroposentrik",


berpusat pada kebutuhan manusia. Pengetahuan tentang dasardasar biologi
menunjukkan bahwa herbivo jasad pemakan tumbuhan, merupakan Hama dalam
bahasa jawa sering disebut "omo'\ dalam bahasa lnggris disebut, ''pest'. Hubungannya
dengan pengendalian, racun hama disebut sebagai pestisida; sida berarti racun. Dalam
arti luas hama adalah organisme pengganggu tanaman, yang meliputi binatang
perusak, penyakit dan gulma. Mikro organisme patogen merupak:an penyebab
penyakit tanaman.

Beberapa istilah sering digunakan untuk menyebut hama, tergantung dari sudut
pandang yang berbeda. Berikut ini penggolongan hama berdasarkan berbagai macam
aspek.
1. Aspek arti Ekonomi
Penggolongan hama ditinjau dari aspek ekonomi maksudnya adalah setatus hama
tersebut maupun menyebabkan tingkat kerugian tertentu, atau dengan kata lain
kisaran bahaya yang diakibatkannya.

a. Rama utama atau hama kunci


Hama ut:;una (major pest) atau hama kunci (key pest) mempakan species hama
yang selalu menyerang tanaman deiigan intensitas serangan yang berat di suatu
daerah - sering kali dalam daerah yang luas - dalam kurun waktu yang lama sehingga
memerlukan usaha pengendalian.
b. Rama kadang kala atau hama minor
Hama kadang kala (occasional pest) atau hc1ma minor (minor pest), merupakan
species hama yang relatif kurang penting, karena perusakan yang diakibatkannya
14

masih dapat ditoleransi oleh tanaman. Kadang-kadang populasi hama ini meningkat
hingga di atas ambang toleransi, mungkin disebabkan karena proses pengendalian
alami terganggu keadaan iklim yang mendukung perkembangan hama, atau adanya
kesalahan manusia dalam pengelolaan ekosistem tanaman. Kelompok hama ini
responsif terhadap perlak:uan pengendalian yang ditunjukkan kepada hama utama,
maka perlu diwaspadai agar statusnya tidak berupa menjadi hama utama.
c. Hama Potensial
Hama potensial (potential pest) merupakan species hama yang dalam kondisi
normal dari ekosistem pertanian, tidak pemah menyebabkan kerugian berarti. Rama
ini kebanyakan adalah organisme-organisme herbivora yang saling berkompetisi
dalam mendapatkan inang. Golongan hama ini disebut hama potensial karena
kedudukannya dalam rantai makanan, mereka mempunyai potensi untuk berubah
menjadi hama yang membahayakan ketika terjadi perubahan kondisi ekosistern
pertanian yang mendukung perkembangannya akibat kesalahan pengelolaan oleh
manusia atau perubahan iklim.

d.Hama migran
Hama migran (migratory pest) adalah species hama yang mempunyai sjfat suka
migrasi. Hama ini tidak berasal dari ekosistem pertanian setempat, tetapi datang dari
luar karena sifatnya migran.

a. Hama primer
Golongan hama primer adalah species hama yang menyerang bagian tanaman
yang langsung dipanen, atau menyerang bagian vital tanaman. Species hama yang d
emikian seringjuga disebut sebagai hama langsung. Istilah hama primer, dalam hama
pasca panen juga sering digunakan untuk menyebut species serangga hama yang
mampu mnyerang, hidup, dan berkembang biak pada bebijian. Misalnya Stophitus
zeamais yang menyerang biji langsung.

b. Hama sekunder
Hama ini hidup pada sisa-sisa pakan dari hama primer. Misalnya Tribolium
15

castaneum, yang hidup pada bijijagung bekas serangan. Sitophilus zeamis. Selain itu
istilah hama sekunder, juga sering digunakan untuk menyebut nama lain· dari hama
sporadis; merupakan species hama yang pola serangannya sporadis.
(Leonberger,2016).
4. Aspek cara menyerang
a. Hama penggerah
Hama penggerak (borer) merupakan spesies seranga - hama yang menyerang
tanaman dengan cara melubangi atau mengebor dan hama tersebut masuk kedalam
bagian tanaman yang diserang yakni ubi, batang, buah, dan pucuk. Contohnya
penggerak ubi jalar (cylas formicarius), penggerak batang padi (chilo
incertulas),penggerak buah kopi (Hypothenemus hampei),penggerak pucuk tebu.
b. Hama pengorok daun
Hama pengorok daun (leaf miner) merupakan spesies serangga-hama yang
menyerang tanaman dengan cara melubangi hama tersebut masuk kedalam bagian
tanaman yang diserang takni daun. Contoh pengorok daun jeruk, pengorok daun
kelapa.

c. Hama pencucuk-pengisap
Golongan hama ini merupakan cpecies serangga hama yang menyerang tanaman
cengan cara menusukkan a!at mulut berupa style dan menghisap cairan tanaman
(plant sap). Contoh hama walang sangit (Leptocorixa acutal)menyerang padi masak
susu.
d. Hama pengisap
Golongan hama ini merupakan species serangga hama yang menyerang tanaman
dengan cara menusukkan alat mulut berupa belalai menghisap cairan tanaman (plant
sap). Contoh hama kutu j eruk yang sering menyerang di Kalimantan barat.
e. Hama pemakan

Hama ini rnerupakan species hama yang menyerang tanaman dengan cara
memakan bagian tanaman, yang d iserang misalnya daun (Tiwari,2017).
16

C.Pengendalian OPT
Beberapa teknik pengendalian OPT yang dapat dilakukan antara lain :

1.Pengendalian secara Kultur Teknik(Preventif)

Pengendalian tersebut merupakan pengendalian yang bersifat preventif, dilakukan


sebelum serangan hama terjadi dengan tujuan agar populasi OPT tidak
meningkat sampai melebihi ambang kendalinya. contohnya penggunaan varitas
unggul dan tahan terhadap hama dan penyakit.

2. Pemangkasan dan Penjarangan

Kegiatan pemangkasan terkait dengan kebersihan tanaman, sedangkan


penjarangan terkait dengan jarak tanam optimum suatu tanaman. Pemangkasan pada
beberapa tanaman terutama bagian yang terkena infeksi sehingga tidak menyebar ke
bagian tanaman yang lain.Penjarangan tanaman dapat meningkatkan produktifitas.
Jarak tanam dapat pula mempengaruhi populasi hama dan penyakit.

3.Pemupukan

Tindakan pemupukan juga dapat mempengaruhi keberadaan OPT.


Beberapa pengaruh pemupukan terhadap serangan OPT antara lain optimalisasi
pemupukan N dapat mengurangi serangan OPT karena pemupukan N yang
berlebihan akan menjadikan tanaman sukulen dan mudah terserang OPT. Pemberian
pupuk mikro dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan OPT.

4.Pengendalian Secara Hayati (Biological Methods)

Merupakan taktik pengelolaan hama yang dilakukan secara sengaja


memanfaatkan atau memanipulasikan musuh alami untuk menurunkan
atau mengendalikan populasi hama. Peningkatan populasi inang akan ditanggapi
secara numerik dengan meningkatkan jumlah predator dan respon fungsional
dengan meningkatkan daya makan per musuh alami.

Beberapa tindakan antara lain :


17

a.Pengendalian hayati dengan parasitoid dan predator, misalnya: 1) mengendalikan


hama tikus dengan memelihara burung hantu disekitar areal tanaman,Dengan
menggunakan mikroorganisme antagonis seperti Tricodherma sp

b.Pengendalian Secara Mekanik dan Fisik,Mengendalikan dengan menggunakan


tindakan-tindakan antara lain: mematikan hama, mengganggu aktivitas fisiologis
hama yang normal dengan cara non pestisida, mengubah lingkungan sedemikian rupa
sehingga lingkungan menjadi kurang sesuai bagi kehidupan OPT

c.Perangkap,Menggunakan alat perangkap yang disesuaikan berdasarkan jenis


hama dan fase hama yang akan ditangkap, misalnya; 1) Kepiting mati yang
diletakan di sekeliling pertanaman padi sambil menekan populasi walang sangit.
Bau busk yang ditimbulkan kepiting mati dapat menjadi penarik bagi walang
sangit. Dan apa bila sudah terkumpul, walang sangit dapat segera dimusnahkan,
2) Gadung atau jagung dapat dijadikan umpan untuk mengendalikan tikus. Tikus juga
dapat diperangkap dengan perangkap yang terbuat dari besi maupun bambu.

5.Perlakuan Panas

Faktor suhu dapat mempengaruhi penyebaran, frekuenditas, kecepatan


perkembangan, lama hidup dan mortalitas hama. Setiap perubahan faktor fisik
mempengaruhi berbagai parameter kehidupan tersebut.

6.Penggunaan Lampu Perangkap

Dipengaruhi oleh adanya daya tarik serangga terhadap cahaya lampu


fungsi utamalampu ini hanya menarik perhatian serangga yang selanjutnya
ketika sudah terkumpul dapat dikendalikan dengan ditangkap, misalnya: 1)
Pengendalian wereng hijau, 2) Lampu petromaks dapat dijadikan perangkap
penggerak batang padi putih.
18

7.Pengendalian Secara Kimiawi

Pengendalian dengan cara ini merupakan pengendalian yang biasanya


dilakukan sebagai alternatif terakhir. Karena kebanyakan masing
menggunakan bahan kimia sintetik yang membahayakan. Akan tetapi padadasarnya
penggunaan bahan kimia untuk pengendalian OPT tidak serta merta membasmi
keseluruhan OPT dengan membunuhnya. Bahan kimia yang banyak dikenal
untuk melakukan pemberantasan hama adalah pestisida. Di bidang pertanian
penggunaan pestisida mampu menekan kehilangan hasil tanaman akibat serangan
hama dan penyakit yang memungkinkan peningkatan produksi pertanian dapat
dicapai( Alemu,2015)
19

BAB III BAHAN DAN METODE

A.waktu dan tempat

Adapun waktu dan tempat yang digunakan untuk melaksanakan praktikum


Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman ialah pada hari kamis jam 09.20-11.00,di
Laboratorium Bioekologi Serangga.

B.Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan selama melaksanakan praktikum Dasar-Dasar


Perlindungan Tanaman ini ialah mikroskop,alat-alat tulis,proyektor,kamera
handphone ,buku gambar dan pewarna.Adapun bahan yang digunakan pada saat
praktikum ini ialah sampel tanaman yang terkena penyakit,hama pada tanaman,serta
bungkus dari pestisida untuk tanaman pertanian.

C.Cara kerja

C.1 penyakit pada tanaman

Adapun cara kerja pada materi penyakit tanaman ialah dicari sampel tanaman yang
terkena jamur,bakteri,virus,nematoda,dan gulma.kemudian kita mencari tanaman
yang terserang yang telah dibagi oleh asisten Praktikum.Setelah itu kita cari apa nama
mikroorganisme yang terdapat pada tanaman tersebut dan diidentifikasi apa nama
mikroorganisme yang ada pada tanaman tersebut lalu setelah itu bersama teman
kelompok presentasikan tanaman yang terkena penyakit yang dibawa.Lalu gambar
tanaman tersebut dibuku gambar.

C.2 Hama Pada Tanaman

Adapun cara kerja pada materi hama pada tanaman ialah mencari contoh-contoh
hama yang merusak tanaman pertanian seperti serangga yang telah dibagi per
kelompok leh asisten praktikum,lalu setelah itu dicari tahu hama yang akan kita cari
20

dan pelajari apa saja bagian-bagian dari tubuh hama tersebut,serta amati apa saja
bagian dari tanaman yang dirusak oleh hama tersebut,serta tipe mulut yang ada pada
hama itu.Setelah itu presentasikan hama yang telah dibawa oleh masing-masing
kelompok,dan setelah itu digambar hama yang telah dibawa di buku gambar.

C.3 Pengendalian OPT

Adapun cara kerja pada materi pengendalian organisme pengganggu Tanaman


(OPT) ialah dicari contoh dari bungkus pestisida yang telah ditentukan oleh asisten
dosen untuk masing-masing kelompok,setelah itu dibuat power point tentang
pestisida yang telah dicari.Setelah itu presentasikan power point yang telah dibuat
bersama dengan teman-teman sekelompok.
21

BAB IV HASIL PEMBAHASAN

A. Hasil
A.1 penyakit pada tanaman

Nama tanaman Penyakit/penyebab penyakit

Padi ( Oriza sativa) Penyakit hawar daun pada padi dan juga gosong
bulir padi,yang mana penyebab dari gosong
bulir padi adalah jamur Tiletia barclayana.

Rimbang ( Solanum Torvum) Tanaman Rimbang diserang oleh bakteri


Agrobacterium tumefaciens

Bandotan ( Ageratum Tanaman bandotan merupakan gulma yang


conyzoides) dapat mengganggu tanaman utama,karena akan
ada persaingan dalam memperoleh unsur hara.

Jeruk ( Citrus.sp) Jeruk ini diserang oleh virus psorosis yang


merupakan salah satu patogen yang ditularkan
melalui tunas.

B. hama pada tanaman

Hama Keterangan

Belalang Belalang dengan nama latin caelifera


yang berasal dari ordo Orthoptera
merupakan salah satu hama karena
belalang akan memakan daun
tanaman.
22

Udang Udang yang berasal dari ordo


arthropoda merupakan hewan yang
bukan termasuk kedalam serangga.

Lalat Lalat dengan nama latin Diptera dan


berasal dari ordo Diptera merupakan
penyebab penyakit

Larva kumbang koksi Kumbang koksi merupakan salah


satu hama yang dapat merusak daun
rimbang tetapi tidak merusak kualitas
dari Rimbang itu sendiri.

C.pengendalian opt

Pestisida Nama pestisida

Moluskisida BLUOTAN 60 WP,MUSI 67


WP,KENSIDA 70 WP

Insecta berbahan aktif bufrorezin LUGEN 100 EC dan APPLAUD 10


WP

B.Pembahasan

b.1 penyakit

b.1.1 jamur

Jamur merupakan sala satu dari penyebab penyakit pada tanaman.jamur


menyebkan gejala local atau gejala sistemik pada inangnya,dan gejala tersebut
mungkin terjadi secara terpisa pada inang yang berbeda ,secara bersamaan pada inang
23

yang sama .umumnya jamur menyebabkan nekrosis local atau necrosis umum atau
membunu jaringan tumbuhan.pada jamur yang kelompok kami cari yaitu jamur yang
terdapat pada tanaman padi yaitu jamur Tiletia barclayana yang merupakan jamur
penyebab gosong bulir padi.jamur ini bertahan hidup sebagai spora hitam dan
menggantikan bulir padi dan ditularkan melalui angin dan menginfeksi kembali malai
padi dalam suatu tanaman.

B.1.2 bakteri

Bakteri merupakan organisme yang paling sederhana dan paling banyak


jumlahnya di bumi. Sedangkan sitoplasma bakteri mengandung protein, karbohidrat,
lemak, ion organik, ribosom, kromatofora dan asam nukleat.Mengacu pada apa yang
terkandung didalam strukturnya, adalah hal yang lumrah jika bakteri juga memiliki
peranan yang penting bagi kehidupan.Bakteri yang didapat kelompok kami adalah
bakteri Agrobacterium tumefaciens yang menyerang tanaman Rimbang.gejalanya
dapat dilihat pada batang tanaman melalui luka yang terjadi pada permukaan tanah.

B.1.3 virus

Virus perlu ditularkan melaluivektor, paling seringseranggasepertiwereng. virus satu


kelas,Rhabdoviridae, telah diusulkan menjadi virus serangga yang telah berevolusi
untuk bereplikasi pada tanaman. Vektor serangga yang dipilih dari virus tanaman
akan sering menjadi faktor penentu dalam kisaran inang virus itu: ia hanya dapat
menginfeksi tanaman yang menjadi makanan vektor serangga. Ini ditunjukkan ketika
lalat putihdunia lama berhasil sampai ke Amerika Serikat, di mana ia mentransfer
banyak virus tanaman ke inang baru.

B.1.4 nematoda

Nematoda parasit tanaman dapat menyebabkan kerusakan hampir mencapai 100%.


Hal ini akan menyebabkan tanaman puso dan petani gagal panen. Nematoda yang
menyebabkan kerusakan pada tanaman hampir semuanya hidup didalam tanah, baik
yang hidup bebas didalam tanah bagian luar akar dan batang didalam tanah bahkan
24

ada beberapa parasit yang hidupnya bersifat menetap didalam akar dan batang.
Tumbuhan yang terinfeksi nematoda mengakibatkan munculnya gejala pada akar dan
juga pada bagian tumbuhan di atas permukaan tanah.

B.1.5 gulma

Gulma yang tumbuh pada setiap lahan budidaya pertanian akan berbeda jenisnya
dari satu lahan ke lahan yang lainnya dan juga bergantung pada jenis dan umur dari
tanaman pokoknya, begitu pula dengan lahan bekas budidaya tanaman tertentu.
Perbedaan ini disebabkan karena respon pertumbuhan gulma yang berbeda terhadap
perubahan lingkungan mikro. Gulma yang paling mudah ditemui adalah
bandotan,bandotan akan bersaing dengan tanaman utama dalam memperoleh unsur
hara.Namun disisi lain dari bandotan ia juga bermanfaat untuk mengobati luka.

B.2 hama

walaupun ham termasuk binatang perusak itu berada pada ekosistem tanaman,
sejauh populasinya rendah dan tidak mengganggu kepentingan manusia, maka tidak
dianggap sebagai harna, hama dengan populasi yang rendah dan tidak merugikan
dipandang sebagai organisme yang melakukan fungsi biologisnya dalarn rantai
makanan di alam dan berperan menjaga keseirnbangan ekosistem karena merupakan
mangsa atau inang musuh alami hama.Hama yang paling mudah didapat dan ditemui
adalah belalang,belalang sangat mudah ditemui terutama dalam daun padi,daun
merupakan makanan dari belalang namun dengan hal itu dapat merusak tanaman
namun tidak menurunkan produksi dari hasil tanaman tersebut,sama halnya dengan
kumbang koksi.Kumbang koksi memakan daun tanaman rimbang namun tidak akan
berpengaruh terhadap buah dari Rimbang tersebut.

B.3 pengendalian opt

Hama dan penyakit yang menyerang tanaman perlu dikendalikan agar tidak
terjadi kerugian bisa dilakukan secara alami maupun dengan cara menggunakan
pestisida,dalam hal ini kelompok kami membawa pestisida digunakan untuk
25

mengendalikan mollusca seperti keong yang terdapat pada sawah dan juga insectisida
yang berbahan aktif bufrorezin.Moluskisida merupakan pestisida yang digunakan
dalam mengendalikan mollusca, moluskisida ada yang berbahan dasar cair,padatan
atau juga ada yang berbentuk seperti serbuk.
26

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Penyakit tanaman merupakan penyakit yang terjadi pada tumbuhan yang


disebabkan oleh bakteri,virus,jamur ,nematoda dan juga gulma.Dalam ilmu penyakit
tumbuhan dipelajari organisme yang dapat menimbulkan penyakit bagi
tumbuhan/tanaman meliputi organisme dngan sifat-sifat atau cara hidup sebagai
parasit, baik sebagai parasit murni (obligat), atau parasit yang pada kondisi tertentu
dapat sebagai sprofit.

Dalam arti sempit, hama adalah binatang perusak yang mengganggu kepentingan
manusia. Dalam pengertian ini, walaupun binatang perusak itu berada pada ekosistem
tanaman, sejauh populasinya rendah dan tidak mengganggu kepentingan manusia,
maka tidak dianggap sebagai harna, hama dengan populasi yang rendah dan tidak
merugikan dipandang sebagai organisme yang melakukan fungsi biologisnya dalarn
rantai makanan di alam.

Pengendalian hama merupakan upaya rnanusia untuk mengusir, menghindari dan


membunuh secara langsung maupun tidak langsung terhadap spesies hama.
Pengendalian hama tidak bermaksud memusnahkan spesies hama, rnelainkan hanya
menekan sampai pada tingkat tertentu saja sehingga secara ekonomi clan ekologi
dapat dipertanggungjawabkan.

B.Saran

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini,


akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki.
Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis.Oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi
untuk ke depannya.
27

DAFTAR PUSTAKA

Alemu,K. 2015. The Role and Application of Bioinformatics in Plant Disease


Management. Adv. Lif. SciTech., p.28.Bostock, R.M., Pye, M.F.,
Roubtsova,T.V. 2014. Predispositionin Plant

Ellis SD, Boehm MJ, and Coplin D. 2012. Bacterial Diseases of Plants.

Fact Sheet Agriculture and Natural Resources, Department of Plant Pathology, Ohio
State University. PP-401.06
28

Holdenrieder, O., Pautasso, M., Weisberg, P.J., Lonsdale, D. 2011. Tree diseases and
landscape processes: The challenge of landscape pathology. Trends Ecol.
Evol., 19, 446–452

Lannou,C.2012.Variation and Selection of Quantitative traits in Plant Pathogens.


Annual Review of Phytopathology 50,319–338.

Leach, JE., Leung,H.,Tisserat, NA. 2014. Plant Disease and Resistance. USA
Encyclopedia of Agriculture and Food Systems, Elsevier Volume 4. P1-23

Leonberger, K., Jackson, K., Smith, R., Ward Gauthier, N. 2016. Plant Disease
Kentucky Master Gardener Manual Chapter 6; Agriculture and Natural
Resources Publications. 182.

Madden, L. V. 2006. Botanical epidemiology: some key advances and its continuing
role in disease management. Eur. J. Plant Pathol. 115, 3–23.

Newton, A.C.,Torrance,L.,Holden,N., et al., 2012.Climate changeanddefense against


pathogens in plants.Advances in AppliedMicrobiology 81,89–132.

Ristaino, J. B. 2012. Tracking historic migrations of the Irish potato famine pathogen,
Phytophthora infestans. Microbes Infect. 4, 1369–1377.

Schumann, G. L. 2012. Plant Diseases: Their Biology and Social Impact. APS Press,
St. Paul, MN.

Tiwari, et. al. 2017.Genomics Based Approaches Towards Management of Plant


Diseases with Emphasis on in silico Methods as a Prudent Approach.Journal of
Agricultural Science and Food Technology Vol. 3 (3), pp. 39-51.

Anda mungkin juga menyukai