BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang
A.1 Penyakit
Penyakit pada tanaman terjadi karena adanya interaksi antara tiga factor utama
yaitu factor tumbuhan atau inang, faktor organisme pengganggu tumbuhan atau pest
dan tentu saja lingkungan sekitar tanaman dan pest yang mempengaruhi langsung
terhadap perkembangaqn tumbuhan maupun pest sehingga terjadinya penyakit yang
selanjutnya disebut dengan segitiga penyakit. Faktor yang mempengaruhi terjadinya
penyakit pada tanaman serta memahami mengenai segitiga penyakit, sebenarnya juga
merupakan segitiga pertumbuhan tanaman. Dengan memahami segitiga penyakit ini
maka kita akan dapat meminimalisir terjadinya penyakit dan akan lebih memahami
mengenai pengendalian terhadap penyakit yang terjadi juga mengenai upaya-upaya
yang dapat dilakukan untuk menghindari terjadinya penyakit atau dengan kata lain
merupakan strategi untuk memaksimalkan pertumbuhan dan produksi tanaman yang
dibudidayakanOrganisme yang menyebabkan penyakit menular meliputi jamur,
oomycetes, bakteri, virus, viroid, organisme mirip virus, fitoplasma, protozoa,
nematoda dan tanaman parasit. Tidak termasuk ektoparasit seperti serangga, tungau,
vertebrata, atau hama lainnya yang mempengaruhi kesehatan tanaman dengan
mengkonsumsi jaringan tanaman. Patologi tanaman juga melibatkan studi identifikasi
patogen, etiologi penyakit, siklus penyakit, dampak ekonomi, epidemiologi penyakit
2
Hama dalam bahasa jawa sering disebut "omo'\ dalam bahasa lnggris disebut,
''pest'. Hubungannya dengan pengendalian, -racun hama disebut sebagai pestisida;
sida berarti racun. Dalam arti luas hama adalah organisme pengganggu tanaman, yang
meliputi binatang perusak, penyakit dan gulma. Mikro organisme patogen
merupak:an penyebab penyakit tanaman. Jika patogen tersebut adalah bakteri,
racunnya adalah bakterisida. Kalau jamur, racunnya adalah pungisida.
Masalah hama terjadi karena adanya sistem yang tidak seimbang.Beberapa hal
yang menyebabkan terjadinya permasalahan hama, yakni: Kebakaran, banjir dan
pembukaan lahan baru ,Penggunaan areal tanah yang luas hanya untuk satu jenis
tanaman (monokultur , Masuknya ham.a dari suatu daerah ke daerah lain , Punahnya
predator-predator hama dan pindahnya habitat predator hama karena penggunaan
pestisida Solusi pengendalian hama jangka panjang dibutuhkan untuk
mengembalikan keseimbangan alam di lahan pertanian, perkebunan dan lingkungan
alami. Ini tentu saja memerlukan waktu bertahun-tahun, sehingga PHT juga meliputi
solusi pengendalian hama jangka pendek, termasuk penggunaan pestisida alami.
dijelaskan sec Selain itu, sebelum kesalahan identifikasi ditemukan, biaya penelitian
dan penyelidikannya akan terbuang sia-sia saja, tidak menghasilkan sesuatu karena
toh pad.a awalnya telah terjadi kesalahan. Oleh karena itu identifikasi yang benar
sangat penting artinya dalam menghadapi permasalahan hama, dan ini hanya dapat
dicapai dengan pemahaman taksonomi yang tepat.
Pengendalian OPT tanaman secara fisik ialah pengendalian OPT dengan cara
mengubah faktor lingkungan fisik, seperti suhu, kelembapan, dan lain-lain
sedemikian sehingga dapat menimbulkan kematian dan penurunan populasi OPT.
Dasar pemikirannya adalah bahwa setiap organisme perusak tanaman (OPT)
mempunyai batas-batas toleransi terhadap faktor-faktor fisik tertentu. Lebih rendah
atau lebih tinggi daripada batas toleransi tersebut, OPT tidak dapat hidup dan
berkembang biak.Macam bentuk pengendalian OPT tanaman secara fisik, antara lain:
Banyak jenis hama, terutama imagonya, yang tertarik cahaya lampu di malam
hari. Sifat-sifat hama seperti ini dapat dijadikan salah satu bentuk siasat pengendalian,
seperti yang pernah dilakukan petani padi di Jalur Pantai Utara, Jawa Barat tahun
1990-1991. Mereka mengadakan gerakan massal pemasangan lampu petromak untuk
mengumpulkan ngengat penggerek ba-tang. Ternyata tiap malamnya bisa ditangkap
ratusan ribu ngengat.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum pada materi penyakit tanaman yaitu untuk
mengidentifikasi dan mengetahui penyebab penyakit yang ada pada tanaman,baik itu
yang disebabkan oleh virus,jamur,bakteri maupun nematoda.
Adapun tujuan dari praktikum pada materi penyakit tanaman ialah agar kita bisa
mengidentifikasi jenis-jenis hama yang ada pada tanaman,serta hewan apa saja yang
bisa menjadi hama pada tanaman pertanian.
Adapun tujuan dari praktikum pada materi pengendalian hama dan penyakit
tanaman ialah untuk mengetahui bagaimana cara-cara pengendalian hama dan
penyakit pada tanaman,serta bisa mencari solusi dari masalah penyakit dan hama
yang ada pada tanaman pertanian.
5
A.Penyakit
A1.jamur
Jamur terdiri dari struktur somatik atau vegetatif yaitu thallus yang merupakan
filament atau benang hifa, miselium merupakan jalinan hifa. Jamur terdiri dari dua
golongan yaitu yang bersifat unuseluler dikenal sebagai khamir atau ragi dan yang
bersifat multiseluler dikenal sebagai kapang. Sel khamir lebih besar dari pada
kebanyakan bakteri dengan ukuran beragam, biasanya berbentuk telur, memanjang
atau bola. Setiap spesies memiliki bentuk yang khas.Tubuh kapang pada dasarnya
terdiri dari dua bagian yaitu miselium dan spora. Miselium merupakan kumpulan
Hifa (filament)( Alemu,2015)
Jamur menyebabkan gejala local atau gejala sistemik pada inangnya, dan gejala
tersebut mungkin terjadi secara terpisah pada inang-inang yang berbeda, secara
bersamaan pada inang yang sama, atau yang satu mengikuti yang lain pada inang
yang sama. Umumnya jamur menyebabkan nekrosis local atau nekrosis umum atau
membunuh jaringan tumbuhan, hipotrofil, dan hipoplasia (kerdil) organ-organ
tumbuhan atau keseluruhan tumbuhan, dan hiperplansia (Pertumbuhan lebih) bagian
tumbuhan atau keseluruhan tumbuhan.Gejala nekrosis yang sangat umum adalah :
a. Bercak daun (leaf spot)- Luka atau noda yang bersifat lokal pada daun inang yang
terdiri atas sel-sel yang mati atau kolaps.
b. Hawar (Blight)- Organ daun, cabang, ranting, dan bunga menjadi coklat dengan
sangat cepat dan menyeluruh yang menyebabkan kematian.
c. Kanker-Luka nekrosis atau luka yang terlokalisasi, sering mencekung pada
permukaan batang jaringan tumbuhan berkayu.
d. Mati ujung (dieback)-Nekrosis ranting secara ekstensif yang berawal dari ujung
dan berkembang menuju pangkalnya.
e. Busuk akar-Hancur atau membusuknya sebagian atau seluruh system perakaran
tumbuhan.
6
f. Rebah kecambah atau patah rebah (damping off)-Kolaps dan mati dengan cepat
kecambah yang masih sangat muda pada pembibitan atau dilapangan.
g. Busuk batang bawah-Hancurnya batang bagian bawah.
h. Busuk basah dan busuk kering –terjadi maserasi (pembusukan) dan hancurnya
buah, akar, umbi, umbi lapis, dan daun yang berdaging.
i. Antraknosa –Luka nekrosis yang lekuk seperti mangkuk pada batang, daun, buah
atau bunga tumbuhan inang.
j. Kudis-Luka yang terlokalosasi pada buah, daun dan umbi, dan lain-lain, biasanya
sedikit menonjol dan puncaknya mencekung dan pecah, yang memberi bentuk seperti
kudis.
k. Decline-Tumbuhan yang tumbuh kurus; daun mengecil, kaku, menguning atau
merah; ada yang terdefolasi (menggugurkan daun) dan mati ujung (dieback).Hampir
semua gejala di atas mungkin dapat menyebabkan tumbuhan yang terinfeksi menjadi
sangat kerdil. Disamping itu, gejala yang lain seperti karat daun, embun (mildew),
layu daun bahkan penyakit tertentu menyebabkan hiperplansia pada beberapa
bagian.Organ tumbuhan, seperti akar pekuk (clubroot) mungkin menyebabkan
kekerdilan tumbuhan secara menyeluruh.Gejala-gejala yang berhubungan dengan
hipertrofi atau hiperplansia dan perubahan bentuk atau pemutaran (distorsi) bagian
tumbuh meliputi :
a. Akar pekuk – akar membesar terlihat seperti kumparan gada.
b. Bengkak atau puru – bagian tunbuhan membesar dan biasanya dipenuhi oleh
miselium jamur.
c. Kutil – Tonjolan seperti – kutil pada umbi dan batang.
a. Layu – Biasanya gejala sekunder yang menyeluruh yaitu daun atau tunas
kehilangan turgor dan merunduk karena terganggunya system vascular akar atau
batang.
7
b. Karat – Terdapat banyak luka-luka kecil pada daun atau batang, biasanya berwarna
seperti karat.
c. Mildew (embun) –Bagian daun, batang dan buah yang klorosis atau nekrosis,
biasanya ditutupi oleh miselium dan fruktifikasi jamur.
Pada banyak penyakit, pathogen tumbuh atau menghasilkan berbagai struktur pada
permukaan inang. Struktur tersebut, meliputi miselium, sklerotium,sporofor, tubuh
buah dan spora, yang disebut tanda (sign) dan dapat di bedakan dengan gejala
(symptoms), yaitu hanya berkenaan dengan penampakan tumbuhan atau jaringan
tumbuhan yang terinfeksi, misalnya, pada penyakit embun ( mildew) sebagai contoh,
orang melihat tanda-tanda terdiri dari miselium dan spora jamur keputih-putihan yang
tumbuh seperti bulu-bulu halus pada daun, buah atau batang tumbuhan, sedangkan
gejalanya terdiri dari luka nekrosis atau klorosis pada daun, buah dan batang,
menurunnya pertumbuhan tumbuhan dan sebagainya.
Cara-cara Penularan Penyakit
Pada tahun 1870 jamur Plasmopora viticola secara tidak sengaja terbawa dari
America Serikat ke eropa melalui bibitbibit anggur yang diimfort. Kapan dan
bagaimana penyakit ini masuk ke Indonesia masih belum jelas di ketahui, diduga
bersamaan dengan pembudidayaan tanaman anggur, sekitar tiga abad yang lalu.Selain
penularan penyakit melalui bibit, ternyata penularan penyakit dengan perantaraan
angin dan air lebih sering terjadi.Perlu ditambahkan bahwa di Negara beriklim sedang
jamur ini selama musim dingin dapat bertambah hidup dengan membentuk oospora
pada runtuhan daun dan buah yang berada di tanah, pada saat tersebut penularan
penyakit terhenti untuk sementara waktu sampai saat datangnya musim semi.
A.2 Bakteri
1.Dampak Menguntungkan
Ada beberapa bakteri yang berperan dalam industri makanan dan minuman,
diantaranya Lactobacillus plantarium untuk pembuatan asam laktat; lactobacillus
bulgaricus dan streptococcus thermophilus untuk pembuatan yoghurt; lactobacillus sp
yang dimanfaatkan untuk pembuatan asinan sayuran dan buah; Acetobacter xylinum
yang dimanfaatkan untuk membuat nata de coco; serta Acetobacter aceti yang
dimanfaatkan untuk menghasilkan asam cuka.
2.Dampak Merugikan.
Gejala awal yang ditimbulkan pada tanaman yang terserang bakteri ini adalah
tanaman mulai layu, kemudian menjalar ke daun bagian bawah. Gejala yang lebih
lanjut seluruh tanaman menjadi layu, daun menguning hingga berwarna cokelat
kehitam-hitaman dan akhirnya dapat menyebabkan kematian pada tanaman. Tidak
semua bakteri buruk bagi tanaman dan tanah. Faktanya, sebagian besar bermanfaat,
dan ada jutaan! Namun, ada kurang lebih 200 jenis bakteri penyebab penyakit pada
tanaman. Mereka paling aktif di lingkungan yang hangat dan lembap, jadi inilah saat
Anda akan melihat bukti kehadiran mereka paling banyak.
10
A.3 virus
Beberapa penyakit pada tumbuhan yang disebabkan oleh virus sebagai berikut:
1. Tungro
Virus tungro yang berasal dari famili Caulimoviridae dapat menyerang tanaman
padi yang menyebabkan sel-sel daun mati sehingga pertumbuhan terganggu dan
kerdil. Penyebaran virus ini melalui perantaraan wereng cokelat dan wereng hijau.Hal
11
ini dikarenakan virus tidak mempunyai alat gerak untuk berpindah dari suatu tempat
ke tempat lain.Tanaman padi yang terinfeksi virus tungro menunjukkan gejala
perubahan warna pada daun muda, yaitu menjadi kuning-oranye dan umumnya
perubahan warna daun dimulai dari ujung daun, jumlah anakan sedikit, dan
pertumbuhannya terhambat. Berat dan ringannya gejala yang yang tampak
menunjukkan tingkat keparahan penyakit pada tanaman padi yang terinfeksi.
2. Mosaik
Penyakit mosaik dapat terjadi pada daun tembakau, kacang tanah, pepaya, cabai,
tomat, dan kentang. Gejalanya adalah daun menjadi bercak kuning. Penyebaran virus
mosaik terjadi melalui perantaraan serangga.Pada tahun 1886, Adolf Meyer pertama
kali menunjukkan bahwa penyakit mosaik tembakau dapat menular seperti penyakit
bakteri.
3. Penyakit TYLCV
Tomato Yellow Leaf Curl Virus (TYLCV) adalah virus yang menyebabkan daun
tumbuhan tomat berwarna kuning dan menggulung sehingga menurunkan hasil
panen.Virus keriting daun kuning tomat (TYLCV) sudah banyak dilaporkan
mengakibatkan kehilangan hasil yang cukup besar pada berbagai komoditas sayuran
di banyak negara tropis dan subtropis di seluruh dunia.
A.4 Nematoda
Nematoda merupakan salah satu hewan mikroseluler yang paling banyak dan
mudah ditemukan. Banyak spesies nematoda yang diketahui hidup di tanaman dan
beberapa nematoda menyebabkan penyakit pada tanaman inangnya. Nematoda parasit
tanaman dapat menyebabkan kerusakan hampir mencapai 100%. Hal ini akan
menyebabkan tanaman puso dan petani gagal panen. Nematoda yang menyebabkan
kerusakan pada tanaman hampir semuanya hidup didalam tanah, baik yang hidup
bebas didalam tanah bagian luar akar dan batang didalam tanah bahkan ada beberapa
parasit yang hidupnya bersifat menetap didalam akar dan batang. Tumbuhan yang
12
terinfeksi nematoda mengakibatkan munculnya gejala pada akar dan juga pada bagian
tumbuhan di atas permukaan tanah. Gejala pada akar mungkin terlihat seperti puru
akar (root knot atau root gall), luka akar, akar bercabang lebih lebat, ujung akar rusak
dan akar membusuk apabila infeksi nematoda disertai oleh bakteri dan jamur
patogenik-tumbuhan atau saprofit (Bostock,2014).
Serangan nematoda dapat mempengaruhi proses fotosintesa dan transpirasi serta
status hara tanaman.Akibatnya pertumbuhan tanaman terhambat, warna daun kuning
klorosis dan akhirnya tanaman mati. Selain itu serangan nematoda dapat
menyebabkan tanaman lebih mudah terserang patogen atau OPT lainnya seperti
jamur, bakteri dan virus.Nematoda yang menyebabkan kerusakan pada tanaman
hampir semuanya hidup didalam tanah, baik yang hidup bebas didalam tanah bagian
luar akar dan batang didalam tanah bahkan ada beberapa parasit yang hidupnya
bersifat menetap didalam akar dan batang. Tumbuhan yang terinfeksi nematoda
mengakibatkan munculnya gejala pada akar dan juga pada bagian tumbuhan di atas
permukaan tanah (Leung,2014).
A.5 Gulma
Gulma adalah semua jenis vegetasi tumbuhan yang menimbulkan gangguan pada
lokasi tertentu terhadap tujuan yang diinginkan manusia. Gulma yang tumbuh pada
setiap lahan budidaya pertanian akan berbeda jenisnya dari satu lahan ke lahan yang
lainnya dan juga bergantung pada jenis dan umur dari tanaman pokoknya, begitu pula
dengan lahan bekas budidaya tanaman tertentu.(Leonberger,2016).
Pengendalian gulma merupakan salah satu komponen penting dalam setiap sistem
dan siklus produksi pertanian. Oleh karena itu pengelolaan gulma pra dan pasca
budidaya harus dilakukan dengan tepat dan bijaksana agar memberikan keuntungan
secara ekonomi dan tidak menimbulkan dampak negatif pada kelestarian lahan dan
lingkungan. Teknik pengendalian gulma yang umum dilakukan pada budidaya
pertanian dapat berupa mekanis, biologi dan kimiawi. Pengendalian gulma dengan
menggunakan teknik kimiawi (herbisida sintetik) dalam beberapa tahun terakhir
cenderung meningkat. Hal ini disebabkan karena pengendalian secara kimiawi
13
B.Hama
Beberapa istilah sering digunakan untuk menyebut hama, tergantung dari sudut
pandang yang berbeda. Berikut ini penggolongan hama berdasarkan berbagai macam
aspek.
1. Aspek arti Ekonomi
Penggolongan hama ditinjau dari aspek ekonomi maksudnya adalah setatus hama
tersebut maupun menyebabkan tingkat kerugian tertentu, atau dengan kata lain
kisaran bahaya yang diakibatkannya.
masih dapat ditoleransi oleh tanaman. Kadang-kadang populasi hama ini meningkat
hingga di atas ambang toleransi, mungkin disebabkan karena proses pengendalian
alami terganggu keadaan iklim yang mendukung perkembangan hama, atau adanya
kesalahan manusia dalam pengelolaan ekosistem tanaman. Kelompok hama ini
responsif terhadap perlak:uan pengendalian yang ditunjukkan kepada hama utama,
maka perlu diwaspadai agar statusnya tidak berupa menjadi hama utama.
c. Hama Potensial
Hama potensial (potential pest) merupakan species hama yang dalam kondisi
normal dari ekosistem pertanian, tidak pemah menyebabkan kerugian berarti. Rama
ini kebanyakan adalah organisme-organisme herbivora yang saling berkompetisi
dalam mendapatkan inang. Golongan hama ini disebut hama potensial karena
kedudukannya dalam rantai makanan, mereka mempunyai potensi untuk berubah
menjadi hama yang membahayakan ketika terjadi perubahan kondisi ekosistern
pertanian yang mendukung perkembangannya akibat kesalahan pengelolaan oleh
manusia atau perubahan iklim.
d.Hama migran
Hama migran (migratory pest) adalah species hama yang mempunyai sjfat suka
migrasi. Hama ini tidak berasal dari ekosistem pertanian setempat, tetapi datang dari
luar karena sifatnya migran.
a. Hama primer
Golongan hama primer adalah species hama yang menyerang bagian tanaman
yang langsung dipanen, atau menyerang bagian vital tanaman. Species hama yang d
emikian seringjuga disebut sebagai hama langsung. Istilah hama primer, dalam hama
pasca panen juga sering digunakan untuk menyebut species serangga hama yang
mampu mnyerang, hidup, dan berkembang biak pada bebijian. Misalnya Stophitus
zeamais yang menyerang biji langsung.
b. Hama sekunder
Hama ini hidup pada sisa-sisa pakan dari hama primer. Misalnya Tribolium
15
castaneum, yang hidup pada bijijagung bekas serangan. Sitophilus zeamis. Selain itu
istilah hama sekunder, juga sering digunakan untuk menyebut nama lain· dari hama
sporadis; merupakan species hama yang pola serangannya sporadis.
(Leonberger,2016).
4. Aspek cara menyerang
a. Hama penggerah
Hama penggerak (borer) merupakan spesies seranga - hama yang menyerang
tanaman dengan cara melubangi atau mengebor dan hama tersebut masuk kedalam
bagian tanaman yang diserang yakni ubi, batang, buah, dan pucuk. Contohnya
penggerak ubi jalar (cylas formicarius), penggerak batang padi (chilo
incertulas),penggerak buah kopi (Hypothenemus hampei),penggerak pucuk tebu.
b. Hama pengorok daun
Hama pengorok daun (leaf miner) merupakan spesies serangga-hama yang
menyerang tanaman dengan cara melubangi hama tersebut masuk kedalam bagian
tanaman yang diserang takni daun. Contoh pengorok daun jeruk, pengorok daun
kelapa.
c. Hama pencucuk-pengisap
Golongan hama ini merupakan cpecies serangga hama yang menyerang tanaman
cengan cara menusukkan a!at mulut berupa style dan menghisap cairan tanaman
(plant sap). Contoh hama walang sangit (Leptocorixa acutal)menyerang padi masak
susu.
d. Hama pengisap
Golongan hama ini merupakan species serangga hama yang menyerang tanaman
dengan cara menusukkan alat mulut berupa belalai menghisap cairan tanaman (plant
sap). Contoh hama kutu j eruk yang sering menyerang di Kalimantan barat.
e. Hama pemakan
Hama ini rnerupakan species hama yang menyerang tanaman dengan cara
memakan bagian tanaman, yang d iserang misalnya daun (Tiwari,2017).
16
C.Pengendalian OPT
Beberapa teknik pengendalian OPT yang dapat dilakukan antara lain :
3.Pemupukan
5.Perlakuan Panas
C.Cara kerja
Adapun cara kerja pada materi penyakit tanaman ialah dicari sampel tanaman yang
terkena jamur,bakteri,virus,nematoda,dan gulma.kemudian kita mencari tanaman
yang terserang yang telah dibagi oleh asisten Praktikum.Setelah itu kita cari apa nama
mikroorganisme yang terdapat pada tanaman tersebut dan diidentifikasi apa nama
mikroorganisme yang ada pada tanaman tersebut lalu setelah itu bersama teman
kelompok presentasikan tanaman yang terkena penyakit yang dibawa.Lalu gambar
tanaman tersebut dibuku gambar.
Adapun cara kerja pada materi hama pada tanaman ialah mencari contoh-contoh
hama yang merusak tanaman pertanian seperti serangga yang telah dibagi per
kelompok leh asisten praktikum,lalu setelah itu dicari tahu hama yang akan kita cari
20
dan pelajari apa saja bagian-bagian dari tubuh hama tersebut,serta amati apa saja
bagian dari tanaman yang dirusak oleh hama tersebut,serta tipe mulut yang ada pada
hama itu.Setelah itu presentasikan hama yang telah dibawa oleh masing-masing
kelompok,dan setelah itu digambar hama yang telah dibawa di buku gambar.
A. Hasil
A.1 penyakit pada tanaman
Padi ( Oriza sativa) Penyakit hawar daun pada padi dan juga gosong
bulir padi,yang mana penyebab dari gosong
bulir padi adalah jamur Tiletia barclayana.
Hama Keterangan
C.pengendalian opt
B.Pembahasan
b.1 penyakit
b.1.1 jamur
yang sama .umumnya jamur menyebabkan nekrosis local atau necrosis umum atau
membunu jaringan tumbuhan.pada jamur yang kelompok kami cari yaitu jamur yang
terdapat pada tanaman padi yaitu jamur Tiletia barclayana yang merupakan jamur
penyebab gosong bulir padi.jamur ini bertahan hidup sebagai spora hitam dan
menggantikan bulir padi dan ditularkan melalui angin dan menginfeksi kembali malai
padi dalam suatu tanaman.
B.1.2 bakteri
B.1.3 virus
B.1.4 nematoda
ada beberapa parasit yang hidupnya bersifat menetap didalam akar dan batang.
Tumbuhan yang terinfeksi nematoda mengakibatkan munculnya gejala pada akar dan
juga pada bagian tumbuhan di atas permukaan tanah.
B.1.5 gulma
Gulma yang tumbuh pada setiap lahan budidaya pertanian akan berbeda jenisnya
dari satu lahan ke lahan yang lainnya dan juga bergantung pada jenis dan umur dari
tanaman pokoknya, begitu pula dengan lahan bekas budidaya tanaman tertentu.
Perbedaan ini disebabkan karena respon pertumbuhan gulma yang berbeda terhadap
perubahan lingkungan mikro. Gulma yang paling mudah ditemui adalah
bandotan,bandotan akan bersaing dengan tanaman utama dalam memperoleh unsur
hara.Namun disisi lain dari bandotan ia juga bermanfaat untuk mengobati luka.
B.2 hama
walaupun ham termasuk binatang perusak itu berada pada ekosistem tanaman,
sejauh populasinya rendah dan tidak mengganggu kepentingan manusia, maka tidak
dianggap sebagai harna, hama dengan populasi yang rendah dan tidak merugikan
dipandang sebagai organisme yang melakukan fungsi biologisnya dalarn rantai
makanan di alam dan berperan menjaga keseirnbangan ekosistem karena merupakan
mangsa atau inang musuh alami hama.Hama yang paling mudah didapat dan ditemui
adalah belalang,belalang sangat mudah ditemui terutama dalam daun padi,daun
merupakan makanan dari belalang namun dengan hal itu dapat merusak tanaman
namun tidak menurunkan produksi dari hasil tanaman tersebut,sama halnya dengan
kumbang koksi.Kumbang koksi memakan daun tanaman rimbang namun tidak akan
berpengaruh terhadap buah dari Rimbang tersebut.
Hama dan penyakit yang menyerang tanaman perlu dikendalikan agar tidak
terjadi kerugian bisa dilakukan secara alami maupun dengan cara menggunakan
pestisida,dalam hal ini kelompok kami membawa pestisida digunakan untuk
25
mengendalikan mollusca seperti keong yang terdapat pada sawah dan juga insectisida
yang berbahan aktif bufrorezin.Moluskisida merupakan pestisida yang digunakan
dalam mengendalikan mollusca, moluskisida ada yang berbahan dasar cair,padatan
atau juga ada yang berbentuk seperti serbuk.
26
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam arti sempit, hama adalah binatang perusak yang mengganggu kepentingan
manusia. Dalam pengertian ini, walaupun binatang perusak itu berada pada ekosistem
tanaman, sejauh populasinya rendah dan tidak mengganggu kepentingan manusia,
maka tidak dianggap sebagai harna, hama dengan populasi yang rendah dan tidak
merugikan dipandang sebagai organisme yang melakukan fungsi biologisnya dalarn
rantai makanan di alam.
B.Saran
DAFTAR PUSTAKA
Ellis SD, Boehm MJ, and Coplin D. 2012. Bacterial Diseases of Plants.
Fact Sheet Agriculture and Natural Resources, Department of Plant Pathology, Ohio
State University. PP-401.06
28
Holdenrieder, O., Pautasso, M., Weisberg, P.J., Lonsdale, D. 2011. Tree diseases and
landscape processes: The challenge of landscape pathology. Trends Ecol.
Evol., 19, 446–452
Leach, JE., Leung,H.,Tisserat, NA. 2014. Plant Disease and Resistance. USA
Encyclopedia of Agriculture and Food Systems, Elsevier Volume 4. P1-23
Leonberger, K., Jackson, K., Smith, R., Ward Gauthier, N. 2016. Plant Disease
Kentucky Master Gardener Manual Chapter 6; Agriculture and Natural
Resources Publications. 182.
Madden, L. V. 2006. Botanical epidemiology: some key advances and its continuing
role in disease management. Eur. J. Plant Pathol. 115, 3–23.
Ristaino, J. B. 2012. Tracking historic migrations of the Irish potato famine pathogen,
Phytophthora infestans. Microbes Infect. 4, 1369–1377.
Schumann, G. L. 2012. Plant Diseases: Their Biology and Social Impact. APS Press,
St. Paul, MN.