Anda di halaman 1dari 64

KULIAH 3

JENIS OPT KARANTINA YANG


BELUM DAN SUDAH DILAPORKAN
TERDAPAT DI WILAYAH RI
TIM DOSEN PENGAMPU MATA
KULIAH KARANTINA TUMBUHAN
Definisi OPT dan OPTK
• Organisme pengganggu tumbuhan (OPT) adalah semua organisme
yang dapat merusak, mengganggu kehidupan, atau menyebabkan
kematian tumbuhan (PP 14/2002, Pasal 1 ayat 5).
• Organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) adalah semua
organisme pengganggu tumbuhan yang ditetapkan oleh menteri untuk
dicegah masuknya ke dalam dan tersebarnya di dalam wilayah negara
Republik Indonesia (PP 14/2002, Pasal 1 ayat 6).Definisi lama
• OPT penting (OPTP) adalah OPT selain OPTK yang keberadaannya pada benih tanaman
yang dilalulintaskan dapat menimbulkan pengaruh yang merugikan secara ekonomis
terhadap tujuan penggunaan benih tanaman tersebut dan ditetapkan oleh menteri
untuk dikenai tindakan karantina tumbuhan(PP 14/2002, Pasal 1 ayat 9).
• Pada tahun 2019, diterbitkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019 tentang Karantina
Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (UU 21/2019) yang menggantikan UU 16/1992. Dalam
Undang-Undang yang baru ini, definisi OPTK diubah menjadi "Organisme yang dapat
merusak, mengganggu kehidupan atau menyebabkan kematian tumbuhan,
menimbulkan kerugian sosioekonomi serta belum terdapat di wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia atau sudah terdapat di sebagian wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat untuk dicegah masuknya ke dalam
dan tersebarnya di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (UU 21/2019,
Pasal 1 ayat 5).Definisi baru
OPTK A1 dan OPTK A2
• Berdasarkan keberadaannya organisme pengganggu tumbuhan
karantina dikategorikan menjadi organisme pengganggu
tumbuhan karantina kategori A1 dan organisme pengganggu
tumbuhan karantina kategori A2 (Permentan 93/2011, Pasal 1 ayat
1).
• Organisme pengganggu tumbuhan karantina kategori A1
merupakan organisme pengganggu tumbuhan karantina yang
belum terdapat di Indonesia (Permentan 93/2011, Pasal 1 ayat 2 ).
• Organisme pengganggu tumbuhan karantina kategori A2
merupakan organisme pengganggu tumbuhan karantina yang
sudah terdapat di Indonesia, namun masih terbatas dan sedang
dikendalikan (Permentan 93/2011, Pasal 1 ayat 3)
OPTK Golongan I dan Golongan II
• Berdasarkan hasil tindakan karantina tumbuhan melalui perlakuan, organisme
pengganggu tumbuhan karantina digolongkan menjadi organisme pengganggu
tumbuhan karantina golongan I dan organisme pengganggu tumbuhan karantina
golongan II (Permentan 93/2011, Pasal 2 ayat 1).
• Organisme pengganggu tumbuhan karantina golongan I merupakan organisme
pengganggu tumbuhan karantina yang tidak dapat dibebaskan dari media pembawa
organisme pengganggu tumbuhan karantina (Permentan 93/2011, Pasal 2 ayat 2).
• Organisme pengganggu tumbuhan karantina golongan II merupakan organisme
pengganggu tumbuhan karantina yang dapat dibebaskan dari media pembawa
organisme pengganggu tumbuhan karantina (Permentan 93/2011, Pasal 2 ayat 3).
• Media Pembawa OPTK yang selanjutnya disebut Media Pembawa adalah tumbuhan,
produk tumbuhan, pangan, pakan, Produk Rekayasa Genetik (PRG), Sumber Daya
Genetik (SDG), agensia hayati, jenis asing invasif, tumbuhan liar, tumbuhan langka,
dan/atau media lain yang dapat membawa OPTK (Permentan 25/2020, pasal 1 ayat 3)
Sejumlah 831 jenis OPTK ditetapkan dalam Peraturan Menteri
Pertanian Nomor 25 Tahun 2020.
Jumlah
No. Organisme penyebab
OPTK A1 OPTK A2 Keseluruhan
1. Serangga (Insects) 229 45 274
2. Tungau (Mites) 23 7 30
3. Keong (Snails) 15 2 17
4. Siput (Slugs) 14 - 14
5. Nematoda (Nematodes) 66 10 76
6. Gulma parasitik (Parasitic weeds) 31 - 31
7. Gulma non-parasitik (Non-parasitic weeds) 7 4 11

8. Cendawan (Fungi/Fungal like organism 127 28 155


/Pseudofungi)
9. Bakteri (Bacteria) 56 12 68
10. Mycoplasma (Mollicute) 12 - 12
11. Virus (Viruses) 131 12 143
Jumlah 711 120 831
Contoh OPTK A1 Golongan II (SERANGGA)
Contoh OPTK A1
Golongan II
(SERANGGA)
Acraea acerata
(sweet potato butterfly)

The developmental stages of the sweet potato butterfly, Acraea acerata:


(A) eggs, (B) larva, (C) pupae, (D) adult male and female, and (E) adult male
with open wings. Photos: Courtesy of CIP.
Symptoms of sweet potato butterfly, Acraea acerata: (A)
larvae field infestation at early and (B) late crop stages,
and (C) during outbreaks. Photos: Courtesy of CIP.
Contoh OPTK A1 Golongan II (SERANGGA)
Contoh OPTK A1 Golongan II (SERANGGA)
Ceratitis capitata

(A) Pupa, larva and eggs of Ceratitis capitata (B) Adult C. capitata fruit fly (C)
Larva in citrus fruit. Photo Credits: (A) California Department of Food and
Agriculture (B) Scott Bauer, USDA (C) Animalia Life.
Contoh OPTK A1 Golongan II (Tungau/Mite)
Contoh OPTK A1 Golongan II
(Tungau/Mite)
Aculops lycopersici

(a) A. lycopersici jantan dan


betina yg punya 2 pasang
tungkai.
(b) Gambar SEM dari A.
lycopersici pada daun
tomat.
(c) Populasi A. lycopersici
sangat cepat bertamabah
pada batang dan daun
tomat
(d) Tanaman tomat terserang
berat (Greenhalgh et. al.,
2020).
Contoh OPTK A1 Golongan II (Keong/ Snails)
Contoh OPTK A1 Golongan II (Keong/Snail)

Achatina craveni
giant African snail
https://siniyej.ru/arhahatina_kraveni
Contoh OPTK A1 Golongan II (Siput / Slug)
OPTK A1 Golongan II (Siput/Slug)

Ariolimax columbianus (Pacific banana slug)


Contoh OPTK A1 Golongan I (Nematoda)
Contoh OPTK A1 Golongan I (Nematoda)

Bursaphelenchus cocophilus
(red ring nematode)

Estomatostilet ♂ Ekor ♂ (Greicy Andrea Sarria, 2020)


vektor

Rhynchophorus palmarum
OPTK A1 Golongan I (Nematoda)
Contoh OPTK A1 Golongan I (Nematoda)

Emerging cysts on rice roots.


Copyright : CABI, 2021

Cyst, broken cysts and nematodes


Copyright : CABI, 2021
(Mohanapriya, 2019)
Contoh OPTK A1 Golongan II (Gulma parasitik)
Contoh OPTK A1 Golongan II (Gulma parasitik)
Alectra fulminensis (root parasitic plant)

Seeds
Copyright : Vinicius C. Souza (ESALQ/USP). (Gallery FNWD,2015)
Contoh OPTK A1 Golongan II (Gulma parasitik)
Contoh OPTK A1 Golongan II (Gulma parasitik)
Cuscuta epithymum
OPTK A1 Golongan II (Gulma non-parasitik)
Contoh OPTK A1 Golongan II
(Gulma non-parasitik)

Agropyron repens (L.) Beauv. (1812);


(Syn. Elymus repens (L.) Gould 1947,
Elytrigia repens (L.) Nevski 1933,
Triticum repens L. (1753));
OPTK A1 Golongan I (Cendawan/ Fungal/ Fungal like organism/ Pseudofungi)
Contoh OPTK A1 Golongan I (Cendawan)
Aecidium cantense

Early symptoms of potato deforming rust Advanced symptoms of potato deforming rust
caused by A. cantense (Copyright:CIP) caused by A. cantense (Copyright:CIP)
Contoh OPTK A1 Golongan I (Cendawan)
OPTK A1 Golongan I
(Cendawan)

Hemileia coffeicola

H. coffeicola produces a dusty coating of pale-orange uredinia that cover


the underside of the leaf (Copyright:©AgrEvo) .
Contoh OPTK A1 Golongan I (Bakteri)
OPTK A1 Golongan I (Bakteri)

Acetobacter aceti (pink disease of pineapple)

Gram’s staining
reaction (-)(Kowser et.al., 2015)
(Joy and Sindhu, 2016)
Contoh OPTK A1 Golongan I (Bakteri)
OPTK A1 Golongan I (Bakteri)
Xanthomonas cassavae (cassava bacterial leaf spot)

Numerous water soaked angular leaf spots Small canker around the infection point and
coalesce into necrotic areas (Copyright H. necrotic lesion girdling the stem (Copyright:H.
Maraite/Universite Catholique de Louvain) Maraite/Universite Catholique de Louvain.
OPTK A1 Golongan 1(Mollicutes)
Contoh OPTK A1 Golongan I (Mollicutes)

Candidatus Phytoplasma palmae (lethal yellowing of coconut);


transmission electron micrograph (TEM) of phytoplasma in a sieve
tube element of lethal yellowing-diseased princess palm
(Dictyosperma album) Copyright:©University of Florida.

close up of a single
phytoplasma colony
Isolated from coconut lethal
yellowing symptom
(Contaldo et.al., 2019)
Candidatus Phytoplasma palmae (lethal yellowing of coconut);
late stage foliar discoloration symptoms on the Atlantic tall
coconut ecotype (Copyright:©N.A. Harrison).
OPTK A1 Golongan I (Virus)
Partikel ACMV
Contoh OPTK A1 Golongan I
(VIRUS)

African cassava mosaic virus


(ACMV)

Vektor Bemisia tabaci


OPTK A1 Golongan I (VirusViroid)
Contoh OPTK A1 Golongan I (VirusViroid)
Potato spindle tuber viroid (PSTVd)

Healthy Atlantic potato on left compared with shrivelled remnant


attacked by potato spindle tuber viroid (©2021 DPIRD)
Contoh OPTK A2
Golongan II
(Serangga)

Acanthoscelides obtectus (bean beetle)


Copyright: goldfinch4ever
Contoh OPTK A2 Golongan II (Tungau/Mites)
OPTK A2 Golongan II (Tungau/Mites)
Brevipalpus californicus (citrus flat mite)

Brevipalpus californicus, adult female. Sweet orange (Citrus sinensis) fruits, reduced
size (left) and non-infested (right) with B.
californicus.
Copyright : Nabil G. Iskander
Contoh OPTK A2 Golongan II (Keong/Snail)
Contoh OPTK A2
Golongan II (Keong/Snail)

Pila polita (Apple snail)


Contoh OPTK A2 Golongan I (Nematoda)
Contoh OPTK A2 Golongan I (Nematoda)
Globodera rostochiensis
Healthy potato plant on the left, damaged
plant on the right. Christopher Hogger, Swiss
Federal Research Station for Agroecology and
Agriculture, Bugwood.org.

Cysts of G. rostochiensis. Cysts go from white Second stage juvenile, anterior portion
through a golden yellow phase before turning showing stylet and rounded knob shape.
brown. ©CSL/Crown Copyright CopyrightJanet A. Rowe
Contoh OPTK A2 Golongan II (Gulma non-parasitik)
Contoh OPTK A2
Golongan II (Gulma non-
Parasitik)
Contoh OPTK A2 Golongan II (Cendawan)
Contoh OPTK A2 Golongan II
(Cendawan)

Balansia oryzae-sativae
(udbatta disease)

Conidia : Balansia oryzae-sativae


(CABI, 2007)
Contoh OPTK A2 Golongan I (Bakteri)
Contoh OPTK A2 Golongan I
(BAKTERI)

Dickeya zeae A, B. Symptoms of bacterial stalk rot produced by D. zeae (Kumar, 2015).
(bacterial stalk rot of maize)

Menurut Permentan 93/2011


D. zeae termasuk OPTK A1 Golongan I
berubah status menjadi OPTK A2
Golongan I Permentan 25/2020. ???

A, B. Purified single colony culture of D. zeae on King's B agar


plate (Kumar 2015). Electron microscopic image of D. zeae
(James Hutton Institute, 2017)
Contoh OPTK A2 Golongan I(Virus)
Contoh OPTKA A2 Golongan I (Virus)
Cacao Swollen Shoot Virus (CSSV)

Different symptoms of cacao


swollen shoot virus disease.
A & B: red veins and mottling
on young leaves, C: swelling
of branches (here, chupons),
D: swelling and atrophy of
roots, E: rounded and small-
sized pod (Babin, 2018)
Purified preparation of CSSV obtained after sucrose density
gradientcentrifugation. Bar represents 200 nm (Muller, 2016)
Antisipasi dan Pengelolaan OPTK
• AROPT (Analisis Risiko Organisme Pengganggu
Tumbuhan) kuliah ke 7
Persyaratan karantina tumbuhan impor
Persyaratan lalulintas tumbuhan dan
produknya dalam wilayah NKRI
Analisis Risiko Organisme Pengganggu Tumbuhan (AROPT)
• Analisis Risiko Organisme Pengganggu Tumbuhan yang selanjutnya disebut AROPT
adalah suatu proses untuk menetapkan bahwa suatu OPT merupakan OPTK atau OPTP
serta menentukan syarat-syarat dan tindakan karantina yang sesuai untuk mencegah
masuk dan tersebarnya OPT tersebut (Permentan 9/2009 pasal 1 ayat 11)
• Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati telah melakukan Analisis
Risiko Organisme Pengganggu Tumbuhan (AROPT) terhadap benih maupun produk
tumbuhan yang akan dimasukkan ke dalam wilayah Republik Indonesia untuk
pertamakalinya. Hasil AROPT akan dituangkan di dalam persyaratan teknis pemasukan
Media Pembawa ke dalam Wilayah Republik Indonesia.
• Badan Karantina Pertanian melakukan Analisis Risiko Organisme Pengganggu
Tumbuhan (AROPT) terhadap setiap media pembawa yang pertama kali dimasukkan
ke dalam wilayah negara Republik Indonesia. Badan Karantina Pertanian telah
melakukan AROPT terhadap lebih dari 500 media pembawa benih dan lebih dari 50
media pembawa non benih .
PERSYARATAN LALULINTAS TUMBUHAN DAN PRODUKNYA
DALAM WILAYAH NKRI
Persyaratan melalulintaskan tumbuhan dan bagiannya baik hidup maupun mati
antar area atau dalam negeri perlu diperhatikan sbb:
1. Tumbuhan dipastikan bersih, sehat, bebas dari hama penyakit
2. Pemilik melaporkan ke petugas karantina semua komoditas yang akan
dilalulintaskan dengan membawa identitas diri atau surat kuasa
3. Pemilik akan mendapatkan sertifikat kesehatan karantina setelah membayar
PNBP sesuai ketentuan. Besaran PNBP sesuai PP 35 th 2016, atau cek simulasinya
di kanal Badan Karantina Pertanian
4. Pemilik harus menyerahkan/ kembali melaporkan ke petugas karantina di tempat
kedatangan (bandara/ pelabuhan/ kantor pos/ PLNB atas pemasukan komoditas
tersebut beserta sertifikat karantina dari daerah asal
5. Setelah dinyatakan sehat dan sesuai, komoditas dapat dipelihara/bawa lebih
lanjut.
TERIMAKASIH
ATAS
PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai