BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kondisi topografi wilayah Indonesia yang memiliki daerah pegunungan,
berlembah, menambah beragamnya kondisi iklim di Indonesia, baik itu menurut
wilayah (ruang) maupun waktu. Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika atau BMKG (Ridwan, 2019) berdasarkan hasil analisis data rata-rata 30
tahun terakhir (1981-2010), secara klimatologis wilayah Indonesia memiliki 407
pola iklim. Banyaknya pola iklim di Indonesia berkaitan dengan curah hujan di
Indonesia, yang mana curah hujan disetiap daerah memiliki frekuensi yang
berbeda. Curah hujan merupakan jumlah air hujan yang jatuh dipermukaan tanah
horizontal, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir selama periode
tertentu diukur dengan satuan tinggi (mm).
Curah hujan merupakan salah satu parameter cuaca yang datanya sangat
penting untuk keperluan BMKG. Data curah hujan yang sudah terkumpul dan
dianalisa oleh BMKG digunakan sebagai referensi penyusunan prakiraan iklim
dan cuaca yang hampir dibutuhkan oleh semua sektor, seperti penentuan kalender
tanam, serta penyusunan rencana pembangunan infrastruktur, dan data pendukung
dalam kegiatan penelitian. Data curah hujan juga dapat digunakan untuk
mendeteksi terjadinya bencana banjir sehingga dapat dilakukan mitigasi bencana
lebih dini.
Curah hujan 1 (satu) milimeter, artinya dalam luasan satu meter persegi pada
tempat yang datar tertampung air setinggi 1 (satu) milimeter atau tertampung air
sebanyak 1 (satu) liter atau 1000ml. Alat untuk mengukur jumlah curah hujan
yang turun kepermukaan tanah per satuan luas, disebut penakar curah hujan.
Secara umum penakar hujan dibedakan menjadi dua, yaitu penakar curah hujan
manual dan penakar curah hujan otomatis (Sumardi, 2009).
Ombormeter/Observasi merupakan alat ukur curah hujan yang
pengukurannya menggunakan penggaris milimeter dan juga bisa menggunakan
Mistar biasa. Pada alat ini curah hujan dapat diukur dalam satuan tahunan,
bulanan, dan harian. Curah hujan yang tinggi dapat dipengaruhi oleh beberapa
2
faktor, contohnya bentuk medan/topografi, arah angin sejajar garis pantai, arah
kemiringan medan, dan jarak tempuh angin pada medan datar. (Cahyono, 2017).
Infiltrasi dimaksudkan sebagai proses masuknya air ke permukaan tanah. Ini
merupakan bagian yang sangat penting dalam daur hidrologi maupun dalam
proses pengalihragaman hujan menjadi aliran sungai. Pada saat air hujan jatuh
kepermukaan tanah, sebagian air tersebut tertahan di cekungan-cekungan,
sebagian air mengalir sebagai aliran permukaan (surface run off) dan sebagian
lainnya meresap kedalam tanah. Saat hujan mencapai permukaan lahan maka akan
terdapat bagian hujan yang mengisi ruang kosong (void) dalam tanah yang terisi
udara sampai mencapai kapasitas lapang (field capacity) dan berikutnya bergerak
ke bawah secara gravitasi akibat berat sendiri dan bergerak terus ke bawah
(perlocation) ke dalamdaerah jenuh (saturated zone) yang terdapat di bawah
permukaan air tanah (Rusli, 2008).
Laju infiltrasi dapat diukur di lapangan dengan mengukur curah hujan, aliran
permukaan dan menduga faktorfaktor lain dari siklus air, atau menghitung laju
infiltrasi dengan analisis hidrograf. Mengingat cara tersebut memerlukan biaya
yang relatif mahal, maka penetapan infiltrasi sering dilakukan pada luasan yang
sangat kecil dengan menggunakan suatu alat yang dinamai infiltrometer. Ada dua
bentuk ring infiltrometer, yaitu single ring infiltrometer dan double atau
concentricring infiltrometer. Penggunaan double-ring infiltrometer ditujukan
untuk mengurangi pengaruh rembesan lateral (Kurnia dkk, 2006).
Infiltrasi erat kaitannya dengan intensitas hujan, kapasitas infiltrasi, serta
aliran permukaan (run off) dan erosi. Jika intensitas hujan lebih besar
dibandingkan kapasitas infiltrasi, maka akan terjadi aliran permukaan. Aliran
permukaan yang berlebih akan menimbulkan erosi.
Pengembunan atau kondensasi merupakan proses perubahan zat yang
melepaskan kalor/ panas. Kondensasi atau pengembunan ini merupakan lawan
dari penguapan atau evaporasi yang melepaskan panas. Proses terjadinya
pengembunan atau kondensasi ini adalah saat uap air di udara melalui permukaan
yang lebih dingin dari titik embun uap air, maka uap air ini akan terkondensasi
menjadi titik – titik air atau embun. Proses kondensasi ini dapat dijumpai di alam
sekitar kita. Proses terbentuknya awan merupakan proses kondensasi. Uap air
3
yang naik akibat sinar matahari akan terkondensasi di udara, hal ini dikarenakan
udara di atas permukaan bumi lebih rendah dari titik embun uap air. Proses
kondensasi inilah yang menyebabkanmterjadinyanawan.
Kondensasi uap menjadi cairan adalah lawan dari penguapan (evaporasi) dan
merupakan proses eksothermik (melepas panas). Air yang terlihat di luar gelas air
yang dingin di hari yang panas adalah kondensasi. Kondensasi terjadi ketika uap
didinginkan menjadi cairan, tetapi dapat juga terjadi bila sebuah uap dikompresi
(yaitu, tekanan ditingkatkan) menjadi cairan, atau mengalami kombinasi dari
pendinginan dan kompresi. Cairan yang telah terkondensasi dari uap disebut
kondensat. Sebuah alat yang digunakan untuk mengkondensasi uap menjadi
cairan disebut kondenser. Kondenser umumnya adalah sebuah pendingin atau
penukar panas yang digunakan untuk berbagai tujuan, memiliki rancangan yang
bervariasi, dan banyak ukurannya dari yang dapat digenggam sampai yang sangat
besar.
Pembakaran adalah suatu runutan reaksi kimia antara suatu bahan bakar dan
suatu oksidan, disertai dengan produksi panas yang kadang disertai cahaya dalam
bentuk api yang menghasilkan karbondioksida, termal, air. Secara umum bahan
bakar melepaskan panas ketika oksidasi dan mengandung unsur-unsur karbon (C),
Oksigen (O), Hidrogen (H), Nitrogen (N), dan sulfur (S). Reaksi pembakaran
sempurna terjadi ketika bahan bakar bereaksi secara cepat karena oksigen dan
molekul bahan bakar bercampur ketika pembakaran terjadi.
Oksigen merupakan elemen penting bagi kehidupan di Bumi. Ini adalah
unsur yang paling berlimpah dan terdapat dalam tubuh manusia sampai sekitar
65% dari massa tubuh. Oksigen digunakan oleh hewan dan tumbuhan dalam
proses respirasi (pernapasan). Tabung oksigen digunakan untuk mengobati orang
yang memiliki masalah pernapasan. Mereka juga digunakan sebagai pendukung
kehidupan bagi astronot dan penyelam.
Udara dan bahan bakar yang dipanaskan akan menghasilkan pembakaran,
sehingga menghasilkan gaya yang diperlukan untuk memutarkan engine. Udara
yang mengandung bahan Oksigen diperlukan untuk membakar bahan bakar.
Sementara bahan bakar menghasilkan gaya. Ketika bahan bakar dikabutkan di
4
ruang bakar maka bahan bakar akan sangat mudah untuk dinyalakan dan akan
terbakar dengan effisien.
Tingkat curah hujan dan temperature merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap laju transpirasi tanaman. Laju transpirasi tanaman
bergantung pada curah hujan dimana tingginya curah hujan diikuti oleh
peningkatan laju transpirasi tanaman. Dalam proses transpirasi, air bergerak dari
daun yang mempunyai tingkat kelembaban yang lebih tinggi menuju atmosfir
yang lebih kering sehingga temperature udara mempunyai pengaruh terhadap laju
transpirasi. Temperature tanah juga merupakan faktor pembatas transpirasi
dimana pada suhu dibawah +80o C conductance stomata rendah dan permeabilitas
akar menurun sehingga menghambat laju transpirasi tanaman.
Transpirasi adalah kemampuan tanaman kehilangan air dalam bentuk uap
dari jaringan tumbuhan melalui stomata. Kemungkinan kehilangan air dari
jaringan tanaman melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi
kehilangan tersebut sangat kecil dibandingkan dengan yang hilang melalui
stomata. (Lakitan, 2007)
Fungsi transpirasi pada pertumbuhan tanaman untuk mengetahui kemampuan
fotosintesis tanaman dalam kepemilikan terhadap air tersedia dan membantu
proses transport unsur hara dan garam-garam mineral dari akar menuju batang dan
daun. Proses transpirasi dapat terjadi melalui proses membuka dan menutupnya
stomata. Pada kondisi yang memadai, transpirasi mampu menyediakan air yang
cukup. Apabila proses transpirasi terganggu maka laju transpirasi akan rendah dan
menurunkan turgor pada sel sehingga proses membuka dan menutupnya stomata
terhambat (Berg, 2007).
Menurut (Lakitan, 2007) penyebab air banyak yang hilang ke atmosfir
melalui tanaman yaitu bahan yang terkandung didalam tanaman sebagian besar
adalah senyawa kerangka karbon, di mana karbon tersebut berasal dari udara
dalam bentuk CO2. Tumbuhan menyerap CO2 tersebut melalui stomata. Jika
tumbuhan ingin menyerap lebih banyak CO2, maka stomata harus dibuka lebar.
Akibatnya jika stomata dibuka lebar maka tanaman akan lebih banyak kehilangan
air. Karena baik CO2 maupun uap air bergerak melalui stomata yang sama.
5
Cahaya matahari, suhu, CO2, air, dan nutrisi tanaman merupakan faktor
penunjang utama untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Akan tetapi,
pada karyatulis ini hanya akan dibahas satu parameter penting bagi syarat tumbuh
tanaman yaitu cahaya matahari atau radiasi matahari yang sangat menentukan
terhadap aktivitas organisme di alam, tanpa bermaksud untuk mengurangi
pentingnya unsur-unsur lainnya didalam mempengaruhi proses-proses fisiologi
tanaman.
Cahaya matahari merupakan sumber energy bagi segala aktivitas kehidupan
organisme hidup di permukaan bumi. Hampir 99% dari energy yang dipergunakan
bumi berasal dari cahaya matahari dan sisanya berasal dari aktivitas vulkanik,
proses penghancuran sisa-sisa organisme yang telah mati, proses fermentasi serta
pembakaran fosil-fosil yang tersimpan dalam tanah, seperti gas alam, minyak
bumi, batubara, mineral, panas bumi, air terjun dan lain sebagainya.
Pada kondisi lingkungan cahaya yang rendah, tanaman harus dapat menyerap
cahaya dengan cukup untuk dapat tetap hidup. Untuk dapat melakukan hal ini,
mereka harus memaksimumkan terhadap jumlah cahaya yang diserap. Sebaliknya,
pada kondisi lingkungan cahaya yang tinggi, selain tanaman harus
memaksimumkan kapasitas penggunaan cahaya, mereka juga harus mempunyai
kemampuan menangani kelebihan cahaya ketika cahaya matahari yang mereka
terima lebih besar dari kapasitas fotosintesisnya.
B. Tujuan Praktikum
Untuk melatih mahasiswa dalam pembuatan alat pengukur curah hujan
sederhana,dan untuk mengetahui cara pengukuran alat pengukur curah
hujan.Untuk mengetahui tentang infiltrasi,dapat menganalisi faktor-faktoryang
mempengruhi infiltrasi,dapat mengetahui apa saja yang mempengaruhi infiltrasi
dan bagaimana proses infiltrasi tersebut.Dan juga dapat menegtahui apa itu
rounoff.untuk mengetahui dan mempelajari Pengertian dan proses kondensasi
untuk mengetahui pengaruh oksigen terhadar pembakaran.Untuk mengetahui
proses respirasi dan transpirasi pada tumbuhan dan hewan.Untuk mengetahui
bagaimana respon cahaya terhadap pertumbuhan suatu tanaman.
6
C. Kondensasi
Asap cair merupakan suatu hasil Kondensası atau pengembunan dari uap
hasil pembakaran secara langsung maupun tidak langsung dari bahan-bahan yang
banyak mengandung lignin selulosa, hemirelulosa serta senyawa Karton
lainnya.asap cair bisa juga berarti hasil Pendinginan dan pancairan asam dari
tempurung kelapa yang dibakar dalam tabung tertutup. Asam yang semua partikel
Padat didinginkan dan kemudian menjadi cair itu disebut dengan nama asap cair
(kamulyan, B,2008).
Umumnya asap cair itu sendiri telah dikenal yang dibuat untuk bahan
sebelum menggoreng dilihat dari unsur -untur senyawa penyusun asap cair untur
fenol yang biasanya banyak dikandung oleh asap cair tersebut,Fenol digunakan
sebagai salah satu senyawa pembersih lantai dan disinfetion. Pada industri karet
baik itu ditingkat petani ataupun dipabrik karet nya, disamping itu menghilangkan
bau tak sedap yang di hasilkan Pada Proses pengolahannya menjadi crumb
rubber.ada juga yang beranggapan bahwa asar cair merupakan campuran larutan
dari disubse arap kayu dalam air Yang dibuat dengan proses kondensasi asap hasil
Pirolisis kayu (Huda frizudanto, 2007).
Proses kondensasi terjadi apabila uap air di udara melalui permukaan yang
telah dingin dari titik embun uap air contohnya embun dipagi hari.Proses
terjadinya pengembunan ataupun kondensasi tersebut terjadi ketika uap air
diudara melewati permukaan yang jauh lebih dingin dari sebuah titik embun uap
air,maka terjadilah uap air ini yang terkondensasi menjadi sebuah titik-titik air
atau embun.Proses terbektuknya adalah wujud dari proses kondensasi.Naiknya
uap air adlah akibat sinar matahari akan terkondensasi pada udara,hal ini
disebabkan udara diatas permukaan bumi jauh lebih rendah dari sebuah titik
embun uap air.
Peristiwa kondensasi identik dengan awan. Awan merupakan sekumpulan
titik air atau es yang melayang-layang di udara, yang terbentuk dari hasil proses
kondensasi. Udara selalu mengandung uap air. Apabila uap air ini meluap menjadi
titik-titik air, maka terbentuklah awan. Awan terbentuk jika volume udara lembap
mengalami pendinginan sampai di bawah temperatur titik embunnya.
9
E. Transpirasi
Transpirasi pada hakekatnya merupakan penguapan yang terjadi melalui
permukaan tumbuhan. Hal ini mengandung pengertian bahwa seluruh bagian
tumbuhan itu mengadakan transpirasi. Peristiwa itu biasanya berhubungan dengan
kehilangan air dalam melalui stomata, kutikula, atau lentisel.
Transpirasi sangat bermanfaat untuk membantu berlangsungnya
pengangkutan garam-garam mineral dari akar ke daun terutama lewat xylem dan
kecepatannya sangat dipengaruhi oleh kegiatan transpirasi. Proses transpirasi
dipengaruhi oleh faktor internal meliputi besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun,
berlapiskan lilin atau tidaknya daun, banyak sedikitnya rambut pada permukaan
daun, banyak sedikitnya stomata, serta bentuk dan lokasi stomata . Sementara itu,
terdapat pula faktor eksternal diantaranya cahaya matahari menyebabkan
membukanya stomata dan gelap menyebabkan menutupnya stomata. Jadi, banyak
cahaya matahari mempergiat transpirasi, karena cahaya mengandung energi panas
sehingga temperatur naik.
Kenaikan temperatur pada batas tertentu akan menyebabkan melebarnya
stomata sehingga memperbesar laju transpirasi,kemudian Kenaikan temperatur
menambah tekanan uap di dalam dan di luar daun. Namun, tekanan uap di dalam
daun lebih tinggi daripada tekanan uap di lingkungan karena di lingkungan
ruangnya tidak terbatas. Akibat dari perbedaan ini maka uap air mudah berdifusi
dari dalam daun ke udara bebas.Angin membawa pindah uap air yang tertimbun
dekat stomata. Dengan demikian, maka uap yang masih ada di dalam daun
mendapat kesempatan berdifusi keluar. Jadi, angin menambah lancarnya
transpirasi(Dahlia,2001).
Proses transpirasi ini selain mengakibatkan penarikan air melawan gaya
gravitasi bumi, juga dapat mendinginkan tanaman yang terus menerus berada di
bawah sinar matahari. Mereka tidak akan mudah mati karena terbakar oleh
teriknya panas matahari karena melalui proses transpirasi, terjadi penguapan air
dan penguapan akan membantu menurunkan suhu tanaman. Selain itu, melalui
proses transpirasi, tanaman juga akan terus mendapatkan air yang cukup untuk
melakukan fotosintesis agar kelangsungan hidup tanaman dapat terus terjamin
(Sitompul, 2005).
11
yang dinyalakan dan panci berisi air,lalu dibuat dua perlakuan ,loyang pertama
diberi angin menggunakan kipas yang mengarah pada penguapan air
dipanci,sedangkan loyang yang lain tidak diberi angin.Setelah itu amati peristiwa
yang terjadi.
Pengaruh Ketersediaan O2 Terhadap Pembakaran
Pertama sediakan alat dan bahan yang dibutuhkan,lalu nyalakan lilin dengan
korek api sesuai jumlah gelas,setelah itu ditutup menggunakan masing-masing
gelas pada waktu yang sama dengan menyalakan stopwatch,lalu amati peristiwa
yang terjadi.
Transpirasi
Pertama sediakan aalat dan bahan yang dibutuhkan .Lalu daun tanaman yang
telah disediakan ditimbang berat basahnya satu persatu menggunakan timbangan
analitik,kemudian daun disusun secara horizontal dan ditempel menggunakan
selotip pada 3 buah kertas hvs sesuai jenis perlakuan,lalu setelah satu minggu
daun ditimbang lagi untuk mendapatkan berat keringnya.
Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Pertama sediakan alat dan bahan yang akan digunakan,lalu tanaman didalam
pot disiram dengan air,setelah itu tanaman diikat dengan tali pada kayu yang
ditancapkan bersebelahan dengan tanaman agar tegak lurus.Lalu tanaman yang
telah tumbuh dalam pot kemudian ditutup dengan menggunakan plastik hitam
secara menyeluruh,kemudian pada satu sisi plastik dilubangi menggunakan pisau
sebagai tempat masuknya cahaya,selanjutnya diamati arah pertumbuhan selama 2
minggu,kemudian setelah dua minggu diukur derajat kemiringan tanaman yang
tumbuh mendekati cahaya.
15
tetes air kecil dan laju pengumpulan curah hujan yang terjadi tidak lebih dari 0,5
mm per jam.
Hasil Infiltrasi dan Run Off
Tanah bervegetasi
Aspek Pengamatan rerumputan Tanah gundul
Air pertama kali menetes
pada detik ke- 5,76 detik 16,64 detik
Tetesa air berhenti pada
detik ke- 36,60 detik 30,09 detik
Kecepatan Run Off Cepat Sangat cepat
Run Off atau aliran permukaan merupakan air yang berasal dari air hujan yang
menjulur dipermukaan tanah,air yang mengalir dalam saluran atau sungai dapat
berasal dari aliran permukaan atau dari air tanah pada aliran sungai disebut aliran
dasar bareflow,sementara aliran total aliran disebut debit run off.
Infiltrasi merupakan peristiwa atau proses masuknya air kedalam
tanah,umumnya (tetapi tidak mesti) melalui permukaan tanah secara vertikal,pada
beberapa kasus,air dapat masuk melalui jalur atau horizontal dari samping dan
lain sebagainya.
Pengertian infiltrasi (infiltration) sering dicampurkan-adukkan untuk
kepentingan praktis dengan pengertian perkolasi (percolation). Yang terakhir ini
merupakan proses aliran air dalam tanah secara vertical akibat gaya berat.
Memang keduanya saling berpengaruh akan tetapi hendaknya secara teoretik
pengertian keduanya dibedakan.
Dari praktikum yang telah dilakukan hasil yang didapatkan tidak sesuai
dengan data yang seharusnya.Dikarenakan pada tanah yang digunakan melalui
permasalahan yaitu pecah pada bagian tanah vegetasi (rumput) yang seharusnya
air lama untuk turun menjadi cepat,dan pada tanah gundul air yang dialirkan dari
atas seharusnya lebih cepat mengalir infiltrasi karena tidak ada vegetasi yang
menghambat jalan air.
17
Hasil Kondensasi
Waktu yang Waktu untuk Jumlah uap paling
Perlakuan dibutuhkan menetapnya uap banyak
terbentuknya air
embun
Batu es yang
dikasih kipas 27,18 detik 11,46 detik Banyak
angin
Batu es yang tidak Sangat banyak
pakai kipas angin 45,17 detik 07,38 detik
kipas angin dan juga jumlah uap yang dihasilkan pada perlakuan yang tidak pakai
angin lebih banyak dari pada yang pakai angin.
Pembakaran adalah reaksi kimia yang cepat antara oksigen dan bahan yang
dapaat terbakar,disertai timbulnya cahaya dan menghasilkan kalor.Pembakaran
spontan adalah pembakaran dimana bahan mengalami oksidasi perlahan-lahan
sehingga kalor yang dihasilkan tidak dapat dilepaskan akan tetapi dipakai untuk
menaikkan suhu bahan secara perlahan-lahan sampai mencapai suhu
nyala.Pembakaran sempurna adalah pembakaran dimana semua konstituen yang
dapat terbakar didalam bahan bakar membentuk gas CO2,air (H2O),dan gas
SO2,sehingga tidak adaa lagi bahan yang dapat terbakar tersisa.
Ada tiga komponen penting untuk terjadinya pembakaran.pertama
tersedianya bahan bakar,kedua panas yang meningkatkan temperatur bahan bakar
sehingga mancapai titik nyala,dan ketiga suplai oksigen yang cukup untuk
menjaga kelangsungan proses pembakaran.Ketiga komponen diatas membentuk
segitiga api.setiap komponen tersebut harus tersedia dalam waktu yang
bersamaan,jika tidak maka tidak akan ada api
Oksigen merupakan salah satu elemen bumi paling umum yang jumlahnya
mencapai 20,9 % dari udara.
19
Hasil Transpirasi
Selisih berat basah
Tanaman Berat Basah Berat Kering dan kering
Transpirasi adalah proses hilangnya uap air dari permukaan tubuh tumbuhan
akibat adanya penguapan (evaporasi). Transpirasi dari permukaan daun terutama
berlangsung melalui stomata. Peristiwa ini lazim dikenal sebagai transpirasi
stomatal. Selain itu, sebagian kecil uap air dapat juga hilang melalui kutikula
(transpirasi lentikuler). Berbeda dengan evaporasi, uap air pada transpirasi tidak
meninggalkan permukaan bebas, tetapi harus melewati epidermis atau stomata.
Daun merupakan organ pokok pada tumbuhan. Umumnya, daun berbentuk
pipih bilateral, berwarna hijau, dan merupakan tempat utama terjadinya
fotosintesis. Berkaitan dengan itu, daun memiliki struktur mulut daun yang
berguna untuk pertukaran gas O2 dan CO2 , dan uap air dari daun ke alam sekitar
dan sebaliknya.
Ketebalan daun yang berbeda pada masing-masing tanaman dipengaruhi oleh
banyaknya paparan cahaya matahari yang diterima.Ketebalan daun merupakan
salah satu faktor internal yang memengaruhi laju transpirasi. Ketebalan daun
menurun ketika transpirasi dimulai dan kemudian meningkat ketika menyerap air
dari batang dan tanah.
20
Dari hasil diatas dapat kita lihat yaitu pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh
cahaya matahari.Dimana saat percobaan yang dilakukan tumbuhnya tanaman
mengikuti arah cahaya matahari,dan itu dapat terlihat saat dilakukannya
percobaan.
Gerak pada tumbuhan terjadi karena proses tumbuh atau karena rangsangan
dari luar tubuh.Walaupun tidak memiliki alat indera tumbuhan tetap peka terhadap
lingkungannya disekitarnya.tumbuhan memberikan tanggapan terhadap
rangsangan yang berasal dari cahaya,gaya tarik bumi,dan juga air.Dan adapula
tumbuhan yang peka terhadap sentuhan dan zat kimia.Tanggapan-tanggapan
tumbuhan terhadap rangsangan disebut daya peka terhadap rangsangan.
Gerak pada bagian tumbuhan yang arahnya dipengaruhi oleh arah datangnya
ragsangan disebut tropisme.Gerak tropisme terjadi karena gerak tumbuh-
tumbuhan.Berdasaerkan jenis rangsangan yang diterima oleh tumbuhan,tropisme
dibedakan menjadi beberapa macam yaitu fototropisme,geotropisme,idrotropisme
21
BAB V.PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan selama 7 hari untuk
mengamati curah hujan dapat disimpulkan bahwa intensitas curah hujan yang
didapatkan ialah hujan rendah.Dimana hujan ringan adalah hujan yang
berintensitas rendah dengan tetes-tetes air kecil dan laju pengumpulan
curah hujan yang terjadi tidak lebih dari 0,5 mm per jam.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada materi infiltrasi dan run
off dapat disimpulkan bahwa hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan data yang
seharusnya.Dikarenakan pada tanah yang digunakan melalui permasalahan yaitu
pecah pada bagian tanah vegetasi (rumput) yang seharusnya air lama untuk turun
menjadi cepat,dan pada tanah gundul air yang dialirkan dari atas seharusnya lebih
cepat mengalir infiltrasi karena tidak ada vegetasi yang menghambat jalan air.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada materi kondensasi dapat
ditarik kesimpulan bahwa es batu yang dipanaskan dengan bantuan angin akan
membutuhkan waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan yang tidak
menggunakan angin untuk membentuk angin,sebaliknya dengan waktu untuk
menerapnya uap air pada perlakuan dengan bantuan kipas angin lebih lambat
menetapnya uap air dari pada yang tidak pakai kipas angin dan juga jumlah uap
yang dihasilkan pada perlakuan yang tidak pakai angin lebih banyak dari pada
yang pakai angin.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada materi pengaruh
ketersediaan oksigen terhadap pembakaran dapat disimpulkan bahwa oksigen
akan banyak terdapat pada ruang yang besar.Begitupun nyala api,api akan
22
bertahan lama apabila oksigen nya banyak dan oksigen akan banyak apabila
tempatnya luas .Jadi hubungan oksigen dengan nyala api ialah semakin banyak
oksigen maka nyala api akan bertahan lama.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada materi transpirasi dapat
disimpulkan bahwa berat basah dari daun mangga ialah 2,66 gram,manggis 3,99
gram,dan daun pokat 2,93 gram.Lalu berat kering pada daun mangga ialah 0,86
gram,daun manggis 2,16 gram,dan yang terakhir daun pokat 1,00 gram.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada materi pengaruh cahaya
terhadap pertumbuhan tanaman dapat diambil kesimpulan bahwa pertumbuhan
tanaman dipengaruhi oleh cahaya matahari.Dimana saat percobaan yang
dilakukan tumbuhnya tanaman mengikuti arah cahaya matahari,dan itu dapat
terlihat saat dilakukannya percobaan.
B. Saran
Sebaiknya untuk pratikum ini praktikan bisa lebih memahami materi dan cara
kerja dari pratikum ini,agar lebih mengerti dan jelas selama mengikuti
pratikum.dan sebaiknya jauh sebelum pratikum dilakukan para asisten lebih dulu
memberikan sedikit penjelasan mengenai pratikum yang akan dilakukan agar bisa
lebih kondusif selama mengerjakan pratikum.
23
DAFTAR PUSTAKA
Prasad, A., Kumar, S., Kaushik, K.H., Kumar, B., Krishna, S., & Krishna, V,
2015, Determination of Infiltration Parameter Estimation Rates in a
Small Region in Andhra Pradesh, International Journal of Earth
Sciences and Engineering, 8(2), 212-214.
Ridwan, M. (2019). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. Retrieved
fromhttps://www.bmkg.go.id:https://www.bmkg.go.id/iklim/prakiraanm
usim.bmkg.
Fauzan, A., dan Rusli H., 2017, Kajian Laju Infiltrasi pada DAS Air Timbalun
Kota Padang Ditinjau dari Perbedaan Litology, Kemiringan Lahan dan
Parameter Fisik Tanah, Jurnal Bina Tambang, 3(4), 1502-1512.
Rusli, M. 2008. Desain Sumur Resapan Dengan Konsep “ Zero Run Off”
Dikawasan Dusun Jaten Sleman Yogyakarta.Yogyakarta.
Sumardi. (2009). Penakar Curah Hujan Automatis menggunakan Mikrokontroler
ATMega 32. Jurnal Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
Triyudianto, H., Darmaji, P., 2007, “Pembuatan Asap Cair dari tempurung kelapa
Sawit”, Jurusan teknologi pangan dan hasil pertanian, Fakultas
Teknologi Pertanian Universitas Gajah Mada.
25
LAMPIRAN
mm= volume/luas
= 5 ml/452,16 = 0,01 mm
2. Selasa,24 April 2022 4. Kamis,26 April 2022
mm= volume /luas mm= volume/luas
= 12 ml/452,16 = 0,02 mm = 143 ml/452,16 mm
Dokumentasi
No. Hari/Tanggal Dokumentasi
1.
Rabu, 18 Mei 2022
2.
Kamis, 19 Mei 2022
3.
Jum'at, 20 Mei 2022
27
4.
Sabtu, 21 Mei 2022
5.
6.
Senin, 23 Mei 2022
7.
Selasa, 24 Mei 2022
28
Gambar Keterangan
C. Kondensasi
Gambar Keterangan
E. Transpirasi
Gambar Keterangan